• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA KISAH NABI IBRAHIM AS. DALAM AL QUR’AN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA KISAH NABI IBRAHIM AS. DALAM AL QUR’AN."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Nurul Ummy H K
  • Pengajar:
    • Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag
    • Drs. Munawir, M.Ag
    • Wahyuniati, M.Si
    • Zudan Rosyidi. SS. MA.
    • Dr. Hj.Jauharoti Alfin, S.Pd. M.Si
  • Sekolah: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
  • Mata Pelajaran: Pendidikan Islam
  • Topik: KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA KISAH NABI IBRAHIM AS. DALAM AL QUR’AN.
  • Tipe: Skripsi
  • Tahun: 2016
  • Kota: Surabaya

I. Latar Belakang Pendidikan Karakter

Bab ini mengupas tuntas mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam konteks pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Ditunjukkan betapa pentingnya membangun karakter yang kuat, khususnya nilai-nilai Islami, bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan globalisasi. Penulis menjelaskan urgensi pendidikan karakter sebagai upaya penyeimbang terhadap pengaruh negatif teknologi dan informasi yang dapat merusak moral generasi muda. Lebih lanjut, dibahas peran pendidikan dalam membangun karakter yang kuat, yang diintegrasikan dengan kecerdasan intelektual, sebagaimana diuraikan oleh Thomas Lickona tentang tiga unsur pokok karakter: mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Pendidikan sebagai proses penemuan hal penting dalam kehidupan untuk mencapai kebebasan sejati dari belenggu kemanusiaan juga dijelaskan.

1.1. Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter

Bagian ini menekankan peranan pendidikan sebagai wahana utama dalam membentuk karakter individu. Penulis menjelaskan betapa pendidikan, baik nasional maupun Islam, memiliki tanggung jawab besar dalam membina generasi muda dengan karakter yang kuat. Peran keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan tanggung jawab mereka dalam menanamkan nilai-nilai moral juga dibahas. Pendidikan karakter dijelaskan bukan sekadar pendidikan intelektual, tetapi juga mencakup pembentukan moral dan kepribadian sesuai ajaran Islam. Fokusnya pada bagaimana mengimbangi perkembangan teknologi dan informasi agar tidak merusak nilai-nilai karakter Islami.

1.2. Urgensi Pendidikan Karakter di Era Globalisasi

Sub-bab ini membahas tantangan era globalisasi yang mempengaruhi perkembangan karakter generasi muda. Penulis menyorot maraknya perilaku menyimpang dari nilai-nilai Islami dan dampaknya terhadap masa depan bangsa. Dengan begitu, ditekankan urgensi pendidikan karakter sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penulis membahas pentingnya mengembangkan pendidikan karakter sebagai penyeimbang kemajuan teknologi dan akses informasi yang mudah, yang berpotensi merusak moral anak. Keterkaitan antara karakter yang kuat dengan kesiapan menghadapi tantangan zaman juga menjadi fokus pembahasan.

1.3. Konsep Pendidikan Karakter dalam Islam

Penulis menjelaskan pendidikan karakter dalam perspektif Islam dengan menjabarkan sumber nilai-nilai moral yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis. Di sini diuraikan bagaimana konsep pendidikan karakter dalam Islam berfokus pada pembentukan karakter sesuai dengan ajaran Islam yang universal. Pembahasannya meliputi pentingnya meneladani tokoh-tokoh Islam seperti Nabi Ibrahim AS sebagai contoh teladan dalam membangun karakter yang mulia. Penulis menghubungkan antara konsep pendidikan karakter dalam Islam dengan kebutuhan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

II. Konsep Pendidikan Karakter dan Nilai-nilai Karakter

Bab ini memberikan definisi dan pemahaman mendalam tentang konsep pendidikan karakter, termasuk urgensi dan metode pelaksanaannya dalam konteks pendidikan Islam. Diskusi mencakup beragam definisi karakter dari berbagai perspektif, meliputi aspek etimologi, konseptual, dan terminologi. Disamping itu, dibahas juga nilai-nilai karakter yang relevan dengan pendidikan Islam, berdasarkan sumber-sumber utama seperti Al-Quran dan Hadis. Penulis membandingkan berbagai kerangka nilai karakter yang relevan, seperti sembilan pilar karakter mulia dan 18 nilai karakter Kementerian Pendidikan Nasional.

2.1. Definisi dan Perspektif Pendidikan Karakter

Sub bab ini menjabarkan berbagai definisi pendidikan karakter dari berbagai pakar dan perspektif. Penulis memaparkan definisi pendidikan karakter dari sudut pandang etimologi, konseptual, dan terminologi. Penjelasan mencakup berbagai pandangan tentang karakter, baik yang bersifat deterministik maupun dinamis. Selain itu, sub bab ini juga menyoroti tiga unsur pokok karakter menurut Ryan dan Bohlin yaitu mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Berbagai kerangka kerja pendidikan karakter dikaji secara komprehensif, dan dihubungkan dengan konsep Insan Kamil dalam pendidikan Islam.

2.2. Nilai-nilai Karakter dalam Pendidikan Islam

Bagian ini membahas nilai-nilai karakter utama dalam konteks pendidikan Islam, mengacu pada Al-Quran dan Hadis. Penulis mengkaji nilai-nilai ilahiyah dan insaniyah sebagai kerangka dasar nilai-nilai karakter. Nilai-nilai seperti iman, Islam, ihsan, taqwa, ikhlas, tawakkal, sabar, dan syukur dijelaskan secara detail. Penulis juga membahas nilai-nilai insaniyah seperti silaturahmi, ukhuwah, musawamah, dan adillah. Pembahasan juga mencakup perbandingan antara berbagai kerangka nilai karakter yang ada, seperti sembilan pilar karakter mulia dan 18 nilai karakter Kementerian Pendidikan Nasional.

2.3. Metode Pendidikan Karakter dalam Islam

Sub bab ini membahas berbagai metode efektif untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam pendidikan Islam. Penulis menjabarkan beberapa metode seperti metode hiwar (dialog), qishah (cerita), amtsal (perumpamaan), uswah (keteladanan), pembiasaan, ibrah dan mau’idah (pengajaran dan nasehat), serta targhib dan tarhib (janji dan ancaman). Keefektifan masing-masing metode dijelaskan dan dikaitkan dengan konteks pendidikan karakter dalam Islam. Penulis juga membahas bagaimana metode-metode ini dapat diimplementasikan secara praktis di berbagai lingkungan pendidikan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

III. Kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-Quran

Bab ini menganalisis kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-Quran secara mendalam, meliputi berbagai ayat yang relevan, penafsiran ayat, dan teori kisah dalam Al-Quran. Penulis mengidentifikasi berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS yang dapat dijadikan teladan dalam pendidikan karakter. Analisis mencakup berbagai aspek kehidupan Nabi Ibrahim AS, mulai dari keteguhan iman, kesabaran dalam menghadapi tantangan, hingga pengorbanan demi tauhid. Pembahasan juga mencakup teori kisah dalam Al-Quran dan fungsi kisah-kisah tersebut dalam membentuk karakter.

3.1. Kisah Nabi Ibrahim AS: Sebuah Analisis Ayat

Sub-bab ini memberikan analisis terperinci terhadap ayat-ayat Al-Quran yang menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS. Penulis mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS yang relevan dengan pendidikan karakter. Ayat-ayat yang dikaji dipilih berdasarkan relevansinya dengan tema penelitian, yang difokuskan pada aspek-aspek karakter yang dapat diteladani. Penafsiran ayat dilakukan secara sistematis dengan mempertimbangkan konteks sejarah dan budaya.

3.2. Pandangan Mufassir tentang Kisah Nabi Ibrahim AS

Sub bab ini membahas pandangan para mufassir terhadap kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-Quran. Penulis mengkaji berbagai interpretasi dan penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Ibrahim AS. Pembahasan dilakukan dengan komparasi pandangan berbagai mufassir yang berbeda untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. Penulis memberikan analisis kritis terhadap berbagai interpretasi tersebut, dan menghubungkannya dengan tema pendidikan karakter.

3.3. Teori Kisah dalam Al-Quran dan Relevansinya

Bagian ini menjelaskan teori kisah dalam Al-Quran dan kaitannya dengan pendidikan karakter. Penulis membahas definisi kisah Al-Quran, jenis-jenis kisah, dan tujuan penyebutan kisah dalam Al-Quran. Penulis juga menganalisis hikmah dan fungsi kisah-kisah tersebut dalam membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan manusia. Pembahasan dihubungkan dengan metode pendidikan karakter melalui metode qishah (cerita).

IV. Analisis Konsep Pendidikan Karakter dalam Kisah Nabi Ibrahim AS

Bab ini merupakan inti dari penelitian, yang menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan internalisasinya dalam pendidikan Islam. Penulis mengkaji berbagai nilai-nilai karakter yang tercermin dalam kisah Nabi Ibrahim AS, seperti religiusitas, kejujuran, toleransi, kerja keras, dan tanggung jawab. Analisis dilakukan secara sistematis dengan menghubungkan nilai-nilai tersebut dengan kerangka pendidikan karakter yang telah dibahas sebelumnya. Penulis juga membahas bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasikan dalam berbagai lingkungan pendidikan.

4.1. Analisis Nilai-nilai Karakter dalam Kisah Nabi Ibrahim AS

Sub bab ini menganalisis nilai-nilai karakter yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dalam kisahnya. Penulis mengidentifikasi dan menjelaskan nilai-nilai tersebut secara rinci, seperti keimanan, ketaatan, kesabaran, kejujuran, keberanian, dan keteguhan pendirian. Setiap nilai dijelaskan dengan contoh konkrit dari kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-Quran. Analisis ini menghubungkan nilai-nilai karakter tersebut dengan kerangka nilai karakter yang telah dibahas sebelumnya, seperti sembilan pilar karakter mulia dan 18 nilai karakter Kementerian Pendidikan Nasional.

4.2. Internalisasi Nilai-nilai Karakter dalam Berbagai Lingkungan

Sub-bab ini membahas strategi internalisasi nilai-nilai karakter dari kisah Nabi Ibrahim AS dalam berbagai lingkungan pendidikan, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penulis menguraikan metode-metode yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik. Metode-metode tersebut dikaitkan dengan metode pendidikan karakter dalam Islam yang telah dibahas sebelumnya. Penjelasan yang diberikan bersifat praktis dan aplikatif, sehingga dapat dengan mudah diimplementasikan oleh para pendidik.

4.3. Implikasi Pedagogis Nilai-nilai Karakter Nabi Ibrahim AS

Bagian ini membahas implikasi pedagogis dari nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim AS. Penulis menjelaskan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan dan diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Diskusi meliputi bagaimana nilai-nilai seperti keimanan, kesabaran, kejujuran, dan tanggung jawab dapat diajarkan secara efektif kepada peserta didik. Penulis menekankan pentingnya pendekatan holistik dan integratif dalam pendidikan karakter, yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran-saran untuk pengembangan pendidikan karakter ke depan. Kesimpulan dirumuskan berdasarkan analisis nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan implikasinya bagi pendidikan Islam. Penulis juga memberikan saran-saran praktis bagi orang tua, guru, dan lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik. Saran-saran tersebut mencakup aspek kurikulum, metode pembelajaran, dan evaluasi pendidikan karakter.

Referensi Dokumen

  • Ilmu Pendidikan Perspektif Islam ( Ahmad Tafsir )
  • Manajemen Pendidikan Karakter ( E Mulyasa )
  • Pendidikan Karakter Persfektif Islam ( Abdul Majid )
  • Prinsip-prinsip dan metode Pendidikan Islam ( Abdurrahman An-Nahlawi )

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Pesan-Pesan yang Terkandung dalam Ayat yang Menjelaskan Tentang Kisah Kelahiran Nabi Isa Putera Maryam

Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitik beratkan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para

Tidak aneh jika seruannya disambut antusias oleh kalangan bawah (arâdzil) yang merupakan mayoritas masyarakat. Sedangkan kisah Nabi Mûsâ as. mengajarkan bahwa ajaran

Nabi Ibrahim as adalah salah seorang dan 25 Rasul Allah yang telah diutus kepada ummat manusia sepanjang sejarah kehidupan ummat manusia yaitu mulai dan Nabi Adam

Perlu untuk ditegaskan bahwa bukan hanya agama Islam saja yang terdapat di dalamnya syari’at zakat, tetapi nabi-nabi yang diutus kepada umat-umat yang terdahulu ternyata juga

Adapun pesan teologi kisah Nabi Ibrahim dalam penafsiran keduanya, adalah bentuk pentauhidan yang secara sungguh-sunguh, yang tidak bercampur dengan kepercayan-kepercayaan lain yang

4 bercampur dengan berbagai macam versi kisah yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu.5 Maka dengan banyaknya kisah-kisah yang diceritakan atau dimuat dalam al-Qur‟an, terutama

Dari sini dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan pendidik adalah seseorang yang memelihara, membina, mendidik, mengajarkan, serta menasihati peserta didiknya agar menjadi insan