Pertemuan 5
Konsolidasi Pada Anak Perusahaan yang Dimiliki
Penuh Pertemuan 5
Konsolidasi Pada Anak Perusahaan yang Dimiliki
Penuh
Nama Kelompok:
1. Nur Fadila (041210022) 2. Popi Monika (041210003)
3. Zaskia Gita Fannyszah (041210027)
Dosen Pengampuh : Astro Yudha Kertarajasa, S.E., M.Si
Kertas Kerja untuk Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, 1 Januari 20x1, Tanggal Penggabungan Usaha Bisnis, 100% Pembelian pada
Nilai Buku
Akun PT Induk PT Anak Eliminasi Konsolidasi
Debit Kredit
Kas 50.000.000 50.000.000 100.000.000
Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 125.000.000
Persediaan 100.000.000 60.000.000 160.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan dan Peralatan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000
Invest pd saham PT Anak 300.000.000 1)300.000.000
Rp.1.500.000.00
0 800.000.000 Rp.2.000.000.000
Akm
Penyusuta 400.000.000 300.000.000 700.000.000
Utang usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Utang obligasi 200.000.000 100.000.000 300.000.000
Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 1)200.000.000 500.000.000
Laba ditahan 300.000.000 100.000.000 1)100.000.000 300.000.000
Rp.800.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 Rp.2.000.000.0000
Ayat Jurnal Eliminasi
Saham Biasa PT Anak 200.000.000 Saldo Laba 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak 300.000.000 (Mengeliminasi Saldo Investasi)
Kepemilikan penuh Dibeli di atas Nilai Buku
Harga saham suatu Perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset bersih, kemampuan laba Perusahaan dan kondisi pasar secara
umum. Pada saat sutu Perusahaan membeli Perusahaan lain, tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama dengan nilai buku saham yang dialuisisi. Proses yang digunakan untuk Menyusun neraca konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham Perusahaan dibeli pada harga yang berbeda dengan nilai bukunya.
Akuisisi Kepeilikan Penuh Di Atas Nilai Buku
PT Induk membeli semua saham biasa beredar PT Anak seharga Rp340.000.000 tunai pada tanggal 1 Januari 20x1. Dalam pembelian tersebut, PT Induk membayar Rp
40.000.000 lebih tinggi dari nilai buku saham. Situasi kepemilikian yang dihasilkan dari pembelian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Biaya perolehan investasi 34.000.000
1/1/x1 Nilai buku
100% Saham biasa – PT Anak 200.000.000 Saldo laba – PT Induk 100.000.000
Bagian PT Induk x 1,0 (300.000.000)
Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan 40.000.000
PT Induk mencatat akuisisi saham di pembukuannya pada tanggal kombinasi dengan ayat jurnal sebagai berikut :
1 Januari
Investasi pada Saham PT Anak 340.000.000(D)
Kas 340.000.000(K)
(Mencatat pembelian saham PT Anak)
I
A
● Pada saat harga beli lebih tinggi dari nilai buku yang dieliminasi. Ayat jurnal pertama termasuk debet ke dalam akun kliring untuk menyamakan jumlah debit dan kredit.
Akun kliring tersebut disebut selisih pembelian.
● Selisih merupakan selisih antara biaya perolehan investasi yang dicatat di
pembukuan induk Perusahaan dengan nilai buku saham yang diakuisisi berdasarkan akun ekuitas pemegang saham anak Perusahaan.
Ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi akun investasi PT Induk dan akun ekuitas pemegang saham PT Anak adalah sebagai berikut:
Saham biasa – PT Anak Rp200.000.000 Saldo Laba Rp100.000.000
Selisih Rp 40.000.000
Investasi pada saham PT Anak Rp340.000.000 (Mengeliminasi Saldo Investasi)
Perlakuan Selisih Positif
Ada beberapa alasan mengapa harga beli saham suatu Perusahaan lebih tinggi dari nilai buku saham tersebut yaitu adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan atau penghilang dari pembukuan anak Perusahaan
2. Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku dari asset bersih anak Perusahaan yang dapat diidentifikasi
3. Keberasdaan goodwill
Kesalahan dan Penghilang dari Pembukuan Anak Perusahaan
● Jika terdapat kesalahan atau penghilangan tersebut, harus dilakukan koreksi langsung di pembukuan anak Perusahaan pada tanggal akuisisi. Koreksi ini
diperlakukan sebagai penyeuaian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK 25,
‘’Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan’’.
● Setelah pembukuan anak Perusahaan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, maka tidak ada lagi bagian selisih yang disebabkan karena
adanya kesalahan atau penghilangan tersebut.
Selisih Lebih Nilai Wajar di atas Nilai Buku dari Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dapat Diindentifikasi
Penilaian ini dapat dicapai dengan salah satu dari dua cara :
1. Aset dan liabilitas anak Perusahaan direvaluasi langsung pada pembukukuan anak Perusahaan disebut push-down accounting
2. Dasar akuntansi anak Perusahaan tetap dipertahanakan dan revaluasi dilakukan tiap periode dalam kertas kerja konsolidasi
PT Induk mengakuisisi semua sahm PT Anak seharga Rp340.000.000 menimbulkan selisih debit Rp40.000.000. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang disusun sesaat setelah
akuisisi, maka ayat jurnal investasi yang muncul dalam kertas kerja konsolidasi adalah:
Saham biasa – PT Anak 200.000.000
Saldo laba 100.000.000
Selisih 40.000.000
Investasi pada saham PT Anak 340.000.000 (Mengeliminasi Saldo Investasi)
Jika nilai wajar tanah PT Anak ditentukan lebih besar Rp40.000.000 dari nilai buku, dan nilai wajar dari semua asset dan liabilitas lain sama dengan nilai bukunya, seluruh jumlah selisih dialokasikan ke anak Perusahaan, Maka ayat jurnal didalam kertas kerja konsolidasi adalah :
Tanah Rp40.000.000(D)
Selisih Rp40.000.000(K)
Keberadaan Goodwill
Pada saat suatu Perusahaan membeli anak Perusahaan pada harga di atas total nilai wajar aset bersih anak Perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya diperlakukan sebagai pembayaran untuk
kemampuan laba lebih tinggi (excess earning power) Perusahaan yang diakuisisi yang disebut ‘’goodwill’’. Karena itu, setelah asset Perusahaan yang dapat
diidentifikasi telah dinyatakan pada nilai wajar, sisa diferensial debi akan dialokasikan sebagai goodwill.
Jika pada contoh, PT Induk dan PT Anak nilai wajar aset dan kewajiban sama dengan nilai wajarnya, dan diferensial sebesar Rp40.000.000 dianggap merupakan pembayaran untuk goodwill, ayat jurnal eliminasi sbb:
Goodwill 40.000.000
Diferensial (mengalokasikan diferensial ke goodwill 40.000.000
Perlakuan Diferensial Debit
● Asumsikan bahwa nilai buku dan nilai wajar asset dan kewajiban PT Anak adalah nilai wajar persediaan dan tanah lebih tinggi dari nilai bukunya, sedangkan nilai wajar bangunan dan peralatan lebih rendah dari pada nilai bukunya
● Harga obligasi berfluktuasi jika ada perubahan tingkat bunga. Nilai utang obligasi PT Anak lebih tinggi dari nilai bukunya. Hal ini, mengindikaskan bahwa tingkat bunga nominal obligasi lebih tinggi dari tingkat bunga pasar saat ini dan
karenanya, investor bersedia membayar harga lebih tinggi dari nilai nominal obligasi tersebut.
Nilai buku (Rp.)
Nilai Wajar (Rp.)
Selisih antara nilai wajar dan nilai buku (Rp.)
Kas 50.000.000 50.000.000
Piutang Usaha 50.000.000 50.000.000
Persediaan 60.000.000 75.000.000 15.000.000
Tanah 40.000.000 100.000.000 60.000.000
Bangunan & Peralatan 600.000.000
Akm penyusutan (300.000.000) 300.000.000 290.000.000 (10.000.000)
Total aset 500.000.000 565.000.000
Utang usaha 100.000.000 100.000.000
Utang Obligasi 100.000.000 135.000.000 (35.000.000)
Saham Biasa 200.000.000
Saldo Laba 100.000.000
Total Kewajiban & ekuitas 500.000.000 235.000.000
Asumsikan PT Induk mengakuisisi semua saham biasa PT Anak seharga Rp.40.000.000 pada tanggal 1 Januari 20x1, dengan mengeluarkan obligasi dengan tingkat bunga 9% dan nilai nominal Rp.100.000.000 dan membayar tunai sebesar Rp.300.000.000. Situasi kepemilikan yang terjadi sbb:
Biaya perolehan investasi Rp400.000.000 Nilai Buku :
Saham Biasa – PT Anak Rp.200.000.000
1/1/x1 Saldo laba – PT Anak 100.000.000
100% Rp.300.000.000
Bagian dari induk x 1,0 (300.000.000) Perbedaan antara nilai Rp.100.000.000 buku dan harga perolehan
I
A
Hubungan antara total harga beli yang dibayarkan untuk saham PT Anak, nilai wajar asset bersih bersih dan nilai buku asset bersih PT Anak adalah sbb:
Akuisisi Kepemilikan Penuh Dibawah Nilai Wajar
● Terdapat banyak kasus dimana Perusahaan membeli saham biasa yang
diperdagangkan di pasar modal pada harga lebih rendah dari nilai wajar asetnya.
● Sering kali, Perusahaan-Perusahaan tersebut dijadikan target utama akuisisi.
● Harga akuisisi dari Perusahaan pengakuisisi mungkin kurang dari nilai wajar dari asset bersih karena transaksi merefleksikan penjualan yang terdesak di mana penjual butuh untuk menjual secara cepat dan tidak dapat memenuhi pasar dengan penjualan.
● Akuisisi kepemilikan penuh dibawah nilai wajar bisa diberlakukan dengan selisih diskon pembelian.
Utang dan Piutang Antar Perusahaan
● Seluruh bentuk utang piutang anytarperusahaan pelu dieliminasi Ketika menyiapkan laporan keuangan konsolidasi. Jika ayat jurnal eliminasi tidak dibuat, kedua asset
dan liabilitas konsolidasi kelebihan dicatat dengan jumlah yang sama.
● Jika terdapat bunga di utang/piutang antarperusahaan, seluruh akun yang terkait dengan klaim antarperusahaan harus dieliminasi dalam menyiapkan laporan
keuangan konsolidasian, termasuk utang/putang, pendapatn bunga, beban bunga, dan bunga akrual atas kalim antarperusahaan. Bentuk klaim antarperusahaan
seperti oblgasi.
● Jika seluruh kalim tersebut tifdak dihapus maka akan dapat menimbulkan distrorsi dalam saldo konsolidasi. Hasilnya besarnya utang dari gabungan kedua entitas tampak lebih besar dari yang seharusnya, rasio modal kerja menjadi tidak benar dan perbandinagn lainnya dapat terdistorsi.
Utang dan Piutang AntarPerusahaan
Jika suatu Perusahaan berutang kepada afi;iasi ebesar Rp1.000.000, Perusahaan yang satu menvcatat piutang Rp1.000.000 di pembukuannya yang terpisah, dan yang
lainnya memiliki utang dengan nilai yang sama. Maka ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja adalah:
Utang dagang 1.000.000(D)
Piutang Dagang 1.000.000(K)
Thank you! Thank you!
Do you have any questions?