Penelitian ini membahas tentang bentuk kritik sosial yang muncul dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat dan paragraf percakapan dari novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie yang memuat tentang sosiologi sastra. Sumber data penelitian adalah novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie yang terbit pada tahun 2016.
Nabi yang membawa misi risalah Islam agar peneliti dapat membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Skripsi ini juga disusun dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai kritik sosial yang muncul dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Munirah, M.Sc. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang membekali peneliti dengan berbagai ilmu yang sangat bermanfaat.
Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan sahabat saya Askari Latif yang berbagi cinta, motivasi, bantuan dan segala koneksinya selama ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kritik sosial dalam karya sastra dengan demikian merupakan kritik terhadap baik buruknya aspek kehidupan sosial dalam masyarakat yang dituangkan dalam sebuah karya sastra. Novel ini bercerita tentang seorang anak kecil yang kehadirannya sangat dinanti-nantikan terutama oleh ayahnya. Dari pengalaman langsung para tokoh dalam novel ini, tokoh calabai dan bissu mengalami permasalahan berupa penolakan dari masyarakat sekitar.
Penolakan tersebut berupa penolakan dari orang tua, sahabat, masyarakat dan tokoh agama yang tidak menyukai kehadiran calabai dan bissu karena dianggap mempunyai ciri-ciri yang aneh yaitu laki-laki yang mempunyai ciri-ciri seperti perempuan dan kehadirannya dianggap sebagai sebuah keanehan. bentuk kutukan dari Allah dalam agama Islam. Arah kritik sosial dalam novel Calabai: Tubuh Perempuan dan Laki-Laki karya Pepi Al-Bayqunie adalah kritik terhadap orang tua, kritik terhadap masyarakat, dan kritik terhadap penganut agama. Peneliti tertarik untuk mempelajari novel ini karena terdapat berbagai jenis kritik terhadap tokoh utama dalam novel ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie dianalisis menggunakan tinjauan sosiologi literatur untuk mengetahui dan mendeskripsikan kritik sosial terkait apa yang dialami calabai dan bissu dalam novel ini.
Rumusan Masalh
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Penelitian Relevan
- Karya Sastra
- Puisi
- Prosa
- Pengertian Novel
- Unsur yang Membangun Novel
- Sosiologi Sastra
- Sosiologi Menurut Georg Simmel
- Novel Calabai Karya Pepi Al-Bayqunie
- Kritik Sosial
- Kedudukan Calabai di Masyarakat
- Pandangan Keagamaan tentang Calabai
- Peranan Bissu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Kalathida karya Seno Gumiro Ajidarma terdapat tiga belas kritik sosial yang terdiri dari kritik terhadap pemerintah Orde Baru dan lima kritik terhadap masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Maryam karya Okky Mandasari mempunyai gambaran tentang konflik sosial yang terjadi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik sosial adalah masyarakat yang terdiri dari sejumlah kelompok sosial.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Margaretha adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Margaretha hasil penelitiannya lebih fokus pada konflik sosial yang terjadi dalam novel, sedangkan hasil penelitian pada penelitian ini lebih fokus pada kritik sosial yang terjadi. dalam cerita pendek tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Prasetyo adalah penelitian ini fokus pada kritik sosial yang terjadi di masyarakat, sedangkan penelitian yang dilakukan Prasetyo lebih fokus pada permasalahan birokrasi, perang dan kejahatan. Pernyataan lebih rinci diungkapkan oleh Junus (dalam Setiyawan, 2012: 20) yang mengungkapkan bahwa dalam penelitian sosiologi sastra terdapat dua gaya, yaitu (1) pendekatan sosiologi sastra yang menggerakkan dan melihat pada faktor-faktor sosial yang menghasilkan karya sastra. pada waktu tertentu. spesifik.
Lebih lanjut Sangidu (dalam Akbar) menjelaskan perlunya teknik menggunakan metode dialektis (timbal balik) antara faktor sosial yang terdapat dalam karya sastra dengan faktor yang terdapat dalam masyarakat.Dalam penelitiannya tentang interaksi sosial tingkat mikro, Simmel mencoba menemukan bentuk-bentuk interaksi sosial tingkat mikro. atau pola interaksi sosial yang tidak bergantung pada isi interaksi. Jika hal ini terjadi, bentuk-bentuk sosial yang sesuai dengan jumlah yang terdapat pada berbagai subkelompok akan menjadi dominan.
Kerangka Pikir
Calabai karya Pepi Al-Bayqunie, khususnya di masyarakat Segeri Pangkep, terdapat kelompok Calabai yang sangat disegani oleh masyarakat setempat. Calabai yang dapat menjadi bissu adalah calabai yang dapat mengesampingkan nafsunya, dan seorang calabai harus dikekang untuk menjadi seorang bissu. Kerangkanya dimulai dari sebuah karya sastra yang terdiri dari tiga bagian, yaitu puisi, prosa, dan drama.
Novel ini akan dikaji dengan menggunakan teori sosiologi sastra untuk mengkaji kritik sosial dalam karya sastra. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana kritik sosial diungkapkan dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Bagan kerangka konseptual sebagaimana dijelaskan dapat dilihat di bawah ini.
Jenis Penelitian
Fokus Penelitian
Definisi Istilah
Data dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Desain Analisis Data
- Kedudukan Calabai di mata masyarakat dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie
- Pandangan keagaamaan tentang Calabai Data 16 K. 1
Seluruh data yang akan dianalisis didasarkan pada metode yang digunakan untuk mengungkap bentuk kritik sosial dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie dengan mengutip beberapa bagian yang menunjukkan kebenaran analisis. Kritik sosial yang terdapat dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie adalah kritik sosial dari berbagai kalangan terhadap Calabai dalam novel tersebut. Oleh karena itu, langkah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah mengklasifikasikan bentuk-bentuk kritik sosial yang muncul di dalamnya.
Gambar 1 menunjukkan penggalan kritik sosial yang terjadi dalam keluarga, karena peristiwa kritik sosial terjadi dalam komunitas keluarga. Kutipan baru di Data 3 MK.3 menunjukkan bahwa ayah Saidi sebenarnya tidak ingin anaknya menjadi calabai. Data.4 MK.4 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi di lingkungan keluarga, karena kejadian kritik sosial tersebut terjadi di lingkungan keluarga.
Kutipan novel Tanggal 5 MK.5 memperlihatkan kesedihan ayah Saidi yang mengetahui anaknya laki-laki namun lebih mirip perempuan atau kalabai. Gambar 8 menunjukkan penggalan kritik sosial yang terjadi dalam keluarga karena peristiwa kritik sosial terjadi dalam komunitas keluarga. Kutipan novel di Data 9 M.1 menunjukkan bagaimana Saidi merasa tidak bisa menjadi dirinya yang sebenarnya.
Kutipan baru di Data 10 M.2 menunjukkan bagaimana Saidi diperlakukan di sekolah karena dia calabai. Gambar 2 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar. Data.11.M.4 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar.
Data 11 M.5 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar. Data 11.M.6 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar, karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar. Data 11.M.7 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar, karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar.
Kutipan baru pada Data 18 K.3 menunjukkan bahwa bissu sangat dibenci bahkan ingin dimusnahkan karena dianggap penyembahan berhala.
Pembahasan Hasil Penelitian
Mereka tak menyangka kedua bissu ini menguasai sejarah Sulawesi Selatan yang biasa mereka baca di buku, khususnya tentang I Lagaligo. Kutipan baru di Data 28 B.10 menunjukkan bahwa bissu bukan hanya seseorang yang mampu melakukan kegiatan adat saja, namun ada juga bissu yang menguasai sebagian sejarah Sulawesi Selatan dan menjadi pelaku budaya lokal. Kritik sosial yang terjadi dalam keluarga terlihat dari cara orang tua mengetahui anaknya calabai, orang tua yang mengetahui anaknya calabai akan mendidiknya lebih keras lagi agar ia menjadi manusia yang bertakwa.
Tak hanya dari keluarga Calabai, kritik sosial juga terjadi di masyarakat sekitar. Pada Data 1 (MK.1, Data 2 (MK.2), Data 3 (MK.3), Data 6 (MK.6) dan Data 7 (MK.7) dihubungkan dengan pemikiran Simmel yang menyatakan bahwa masyarakat dapat disubordinasikan oleh individu, kelompok atau kekuatan obyektif.Pada Data 4 (MK.4) dan Data 5 (MK.5) hal ini dihubungkan dengan pemikiran Simmel yang mengatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang menganggap perubahan sosial tidak terjadi melalui suatu proses. Penyesuaian nilai-nilai yang ada membawa perubahan, namun muncul sebagai akibat konflik, yang mengakibatkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Kasus lain pada Data 8 (MK.8) terkait dengan pemikiran Simmel yang menyatakan bahwa interaksi sosial yang dilakukan orang asing dengan kelompok melibatkan kombinasi kedekatan dan jarak. Namun, Simmel tidak hanya memandang orang asing sebagai tipe sosial, ia memandang orang asing sebagai bentuk interaksi sosial. Kritik sosial yang terjadi di masyarakat terlihat dari sebagian penolakan masyarakat terhadap keberadaan labu siam yang dianggap membawa hal buruk bagi masyarakat disekitarnya.
Gambaran bagaimana pandangan keagamaan mengenai Calabai digambarkan dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Pandangan keagamaan tentang Calabai terlihat dari berbagai kritik sosial yang muncul dalam novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie tentang Calabai. Calabai dianggap sebagai orang yang akan dikutuk oleh Allah SWT karena Allah SWT sangat tidak menyukai laki-laki yang berpenampilan seperti perempuan atau perempuan yang berpenampilan seperti laki-laki.
Bissu merupakan seorang calabai yang biasa tinggal di kerajaan untuk menjaga peninggalan kerajaan. Bissu tidak hanya menjadi penyedia kegiatan tradisional bagi masyarakat Segeri, namun bissu juga mengetahui beberapa sejarah Sulawesi Selatan, dan bissu adalah praktisi budaya lokal.
SIMPULAN
Saran
Ayah Saidi berusaha keras agar anaknya bisa menjadi laki-laki seperti laki-laki lainnya. Gambar 1 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi di masyarakat sekitar karena peristiwa kritik sosial terjadi di masyarakat sekitar. Gambar 3 menunjukkan kutipan kritik sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar karena peristiwa kritik sosial tersebut terjadi pada masyarakat sekitar.
Orang tua itu kembali menghadap bissu dan berteriak dengan marah, "Mengapa ada calabai di sini?" Bissuen meminta Raja Segeri mengembalikan Rakkala ke Bone, namun Raja Segeri menolak. Karena takut pulang tanpa membawa pusaka kerajaan, akhirnya para Bissu memutuskan untuk tinggal di Segeri dan menjaga Rakkala hingga saat ini.
Kutipan dari novel tersebut menunjukkan bahwa awalnya para bissu tinggal di kerajaan Bones, namun Rakkala atau peninggalan kerajaan Bones tiba-tiba menghilang sehingga para bissu diutus untuk mencarinya. Bissu membawa Rakkala ke kerajaan Segeri, namun kerajaan Segeri tidak ingin Rakalla kembali, jadi bissu pun melakukannya.