• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRONIS PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA SUKO POHJENTREK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KRONIS PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA SUKO POHJENTREK"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Riskesda pada tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk berusia ≥18 tahun. di Indonesia sekitar 25,8%. Hasil prevalensi pengukuran tekanan darah dari tahun 2013 hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%.

Rumusan Masalah

Hipertensi sebaiknya dideteksi sejak dini, yaitu dengan pengukuran tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan saat pemeriksaan kesehatan atau saat kunjungan dokter. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan memberikan konseling seperti menasihati klien untuk mengikuti aktivitas yang disesuaikan dengan keterbatasan kesehatan atau berdasarkan kemampuan seperti jalan kaki, lari, bersepeda atau berenang, perawat dapat mengajarkan klien untuk berhenti merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan hindari juga asupan garam berlebihan untuk menstabilkan tekanan darah.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Pola makan tinggi garam, terutama pada pasien dengan sensitivitas garam tinggi, berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi. 3 Maret 2021 Intoleransi terhadap aktivitas b.d Imobilitas d.d digugat karena sering lelah, tekanan darah tinggi dan rasa tidak nyaman setelah beraktivitas berlebihan.

Metode Penelitian

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

Peningkatan kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II atau endotelin berhubungan dengan peningkatan resistensi perifer total dan tekanan darah. Pada penelitian ini tidak terjadi gap karena klien mengonsumsi jeroan atau makanan yang banyak mengandung lemak. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan tidak terkendali.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit Hipertensi

  • Definisi Hipertensi
  • Anatomi Jantung
  • Etiologi Hipertensi
  • Klasifikasi Hipertensi
  • Manifestasi Klinis Hipertensi
  • Patofisiologi Hipertensi
  • Komplikasi Hipertensi
  • Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
  • Penatalaksanaan Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah berada pada nilai 140/90 mmHg atau lebih. Penyempitan aorta dapat menyumbat aliran darah sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area penyempitan tersebut.

Gambar 2.1 Anatomi Jantung normal dan sirkulasinya
Gambar 2.1 Anatomi Jantung normal dan sirkulasinya

Konsep Dasar Lansia

  • Definisi Lansia
  • Batasan Lansia
  • Klasifikasi Lansia
  • Karakteristik Lansia
  • Kebutuhan Dasar Lansia

Menurut data BPS Provinsi Sumatera Barat, jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.904.460 jiwa dan 5,6% diantaranya merupakan lansia (>65 tahun). Angka harapan hidup di Sumbar pada tahun 2011 sebesar 69,76 tahun, angka ini lebih tinggi dibandingkan data nasional yang sebesar 65,65 tahun (Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, 2018). Lansia nonpotensial adalah lansia yang tidak mampu mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Jumlah anggota keluarga tanggungan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk non-produktif (umur <15 tahun dan >65 tahun) dengan penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun). Kebutuhan lanjut usia merupakan kebutuhan manusia pada umumnya yaitu kebutuhan pangan, perlindungan pangan, perlindungan perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam menjalin hubungan dengan orang lain, hubungan timbal balik dalam keluarga, teman sebaya dan hubungan dengan organisasi sosial, beserta penjelasannya. . sebagai berikut. Kebutuhan sosial berupa peran dalam hubungan dengan orang lain, hubungan pribadi dengan keluarga, teman, dan organisasi sosial.

Hipertensi yang tinggi menurut usia disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi menyempit dan dinding pembuluh menjadi kaku, seiring peningkatan aliran darah sistolik.

Konsep Dampak Masalah

  • Pengkajian
    • Pengumpulan Data
    • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Pelaksanaan Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Berbagai pemicu stres (hubungan, keuangan, terkait pekerjaan). 2) Tanda : mood yang meledak-ledak, gelisah, perhatian terus menerus menyempit, tangis yang meledak-ledak. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres panas/dingin, terapi bermain). Dari yang kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari hingga bisa beraktivitas seperti biasa Output ekstra.

Pelajari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (misalnya psikologis, gaya hidup, seringnya kerja shift). Identifikasi potensi alergi obat, interaksi, dan kontraindikasi (misalnya disfagia, mual/muntah, radang usus, penurunan peristaltik, penurunan kesadaran, program olah raga).

Kerangka Masalah

Respon : Klien mengatakan tidur siang : 2-3 jam (bangun saat timbul nyeri), tidur malam : ± 7-8 jam (bangun saat timbul nyeri). Kamis, 4 Maret S:P : Klien melaporkan bahwa nyeri sudah mulai mereda dan klien sudah dapat bergerak atau beraktivitas secara bertahap. Maret S:P : Klien mengatakan masih nyeri dan sulit bergerak atau beraktivitas saat nyeri timbul. Q: Sakitnya terasa mencekam.

March S : Klien menyatakan dapat bergerak secara bertahap pada saat nyeri muncul secara tiba-tiba dan klien mulai terbiasa pada saat nyeri muncul. Pantau kelelahan fisik dan emosional Respon: Klien menyatakan setelah beraktivitas berlebihan klien merasa pusing dan lelah. Memantau lokasi dan kenyamanan selama beraktivitas. Respon : Klien mengatakan letak nyerinya di daerah leher, 3).

Pantau pola dan jam tidur Respon : Klien menyatakan klien merasa pusing dan lelah setelah beraktivitas berlebihan, 7.).

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Identitas Umum
  • Struktur Keluarga
  • Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
  • Riwayat Kesehatan
  • Riwayat Tempat Tinggal
  • Rekreaai
  • Pola Fungsi Kesehatan
  • Pemeriksaan Fisik
  • Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif, Psikologis,

Irama jantung teratur, bunyi jantung tunggal S1 S2 Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis (JVP). Kelas C: Mandiri dalam segala hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan. Nilai D : Mandiri dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan. Nilai E: Mandiri dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian. Kelas F : Kemandirian dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, bergerak, dan satu fungsi tambahan. Tingkat G: Ketergantungan pada keenam fungsi ini.

Saya senang bisa meminta bantuan keluarga (teman) saya ketika ada sesuatu yang mengganggu saya. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya berbicara kepada saya tentang berbagai hal dan mengungkapkan masalah saya. Saya puas karena keluarga (teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arahan baru.

Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya mengekspresikan pengaruh saya dan menanggapi emosi saya, seperti kemarahan, kesedihan, atau cinta.

Tabel 3.1 Struktur Keluarga
Tabel 3.1 Struktur Keluarga

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

March S : Klien mengatakan nyeri datang secara tiba-tiba, ia sulit bergerak dan terbangun dari tidur saat nyeri datang. Pada pembahasan kali ini penulis akan memaparkan kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis hipertensi di Desa Suko Pohjentrek Pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Membangun hubungan saling percaya pada klien dan keluarga, daya tanggap: klien bekerjasama, memberikan umpan balik dan memberikan respon yang baik kepada perawat 2).

Sarankan kegiatan secara bertahap, Jawaban : Klien mengikuti anjuran perawat untuk bergerak secara bertahap 5.). Berdasarkan hasil pembahasan diatas “Keperawatan Lansia Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis di Desa Suko Pohjentrek Pasuruan” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Pengkajian. Sumber referensi dalam artikel ilmiah dapat digunakan untuk pengaturan serupa mengenai keperawatan hipertensi pada lansia dengan masalah nyeri kronik.

Aspiani Yuli Reny, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskular 2018 Aplikasi NIC & NOC.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Catatan Perkembangan

Evaluasi Keperawatan

PEMBAHASAN

Pengkajian

Sehingga klien merasakan nyeri, nyeri pada leher bagian belakang, pusing dan kesulitan bergerak saat nyeri tersebut terjadi. Menurut Dermawan (2016), klien penderita hipertensi menyukai makanan yang tinggi garam, tinggi kolesterol, tinggi lemak dan tinggi kalori. Tidak terdapat gap pada penelitian karena klien suka mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, kolesterol dan tinggi garam sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan.

Pada penelitian ini tidak terjadi interupsi karena klien mengalami sakit kepala berdasarkan tanda-tanda hipertensi. Pada penelitian ini tidak terjadi kesenjangan karena klien mengalami tanda dan gejala hipertensi. Menurut Dermawan (2016), pada klien hipertensi yang mengalami kesulitan bernapas, terdapat suara tambahan (retak/menngi) pada klien yang mengalami aktivitas/pekerjaan.

Terdapat gap pada penelitian ini dikarenakan pernafasan klien masih dalam batas normal yaitu 20x/menit.

Diagnosa Keperawatan

Sedangkan pada kasus perencanaan review menggunakan tujuan, dalam intervensi dengan alasan penulis ingin berusaha menjadikan klien dan keluarga mandiri dalam pelaksanaan asuhan keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (Kognitif), keterampilan yang berkaitan dengan masalah (Afektif) dan perubahan perilaku klien. (Psikomotor. ). Tidak ada gap dalam intervensi, karena rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tinjauan pustaka berdasarkan SIKI PPNI tahun 2018. Dalam tinjauan kasus saat ini dilakukan penilaian terkait nyeri muskuloskeletal kronik. . kondisi 3 x 110 menit karena tindakan yang tepat klien juga melakukan apa yang penulis ajarkan untuk mengatasi rasa sakitnya dan berhasil dilaksanakan serta kriteria tujuan dan hasil terpenuhi.

Diagnosa yang didapat adalah nyeri kronik berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan secara aktif keluarga dan klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien dan keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan sarana dan prasarana pelayanan keperawatan secara optimal, sehingga pengobatannya tidak terlalu lama.

Penambahan pengetahuan dan sebagai bahan dalam asuhan keperawatan gerontik, serta peningkatan lebih lanjut komunikasi terapeutik kepada keluarga dan pelaksanaan penyuluhan tentang kesehatan khususnya tentang hipertensi.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Doenges, Marilynn dkk, 2017, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian Pelayanan Pasien, Jakarta: EGC. Indonesische verpleegdiagnosestandaarden (SDKI): definitie en diagnostische indikatoren ((cetak III) 1 red.) Jakarta: DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Pengertian dan Tindakan Keperawatan ((cetak II) 1 red.) Jakarta: DPP PPNI.

Sebelum bertanda tangan di bawah ini, saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tugas pengambilan studi kasus ini dari seorang mahasiswa bernama Rizki aliyah jannah, proses pengambilan studi kasus ini dan saya memahami semua yang telah dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan telah menerima salinan formulir ini. Saya Solihatin, dengan ini saya menyatakan kesediaan saya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pelaksanaan studi kasus ini dengan baik.

Segala data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan studi kasus ini.

PENUTUP

Kesimpulan

S tampak tertawa karena ada sakit kepala, nyeri berdenyut di leher, seperti ditusuk, dan nyeri tiba-tiba skala 5. Klien juga sulit bergerak saat nyeri muncul. Klien mengatakan bahwa salah satu anggota keluarga klien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi yaitu ibu kandung. Tidak ada kesenjangan dalam rencana aksi, semua rencana aksi tinjauan kasus sama dengan tinjauan pustaka.

Beberapa tindakan mandiri pada klien dengan diagnosa hipertensi, menganjurkan keluarga untuk menjaga kondisi klien dan memperhatikannya terutama dalam pola makan dan gaya hidup, misalnya : olah raga teratur dan pola makan rendah garam.

Saran

Kami berharap para tenaga kesehatan semakin meningkatkan sumber daya manusia tenaga kesehatan dan menjaga hubungan kerja yang baik antara tim pelayanan kesehatan dengan pasien. Diharapkan keluarga pasien dapat mengenal dan memahami apa itu hipertensi sehingga dapat melakukan tindakan untuk memotivasi pasien dalam pengobatan farmakologis dan nonfarmakologis. Hafiz, 2016, Hubungan pola konsumsi natrium dan kalium serta aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Wahidin Hafiz, 2018, Hubungan pola konsumsi natrium dan kalium dan aktivitas fisik.

Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI): Pengertian dan Kriteria Hasil Keperawatan ((cetak II) 1 ed.) Jakarta: DPP PPNI.

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi Jantung normal dan sirkulasinya
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah
Tabel 3.1 Struktur Keluarga
Tabel 3.3 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
+5

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan tinjauan pustaka terdapat diagnosa keperawatan diantaranya yang sering muncul pada penderita hipertensi yaitu : 4.2.1 Nyeri akut berhubungan