• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah 5 Jasa Lingkungan Wisata Alam

N/A
N/A
adorelaze

Academic year: 2025

Membagikan "Kuliah 5 Jasa Lingkungan Wisata Alam"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

JASA LINGKUNGAN WISATA ALAM

LIA KUSUMANINGRUM, S.HUT., M.SC.

(2)

JASA LINGKUNGAN WISATA ALAM

 Pariwisata alam saat ini sedang marak

didiskusikan sebagai salah satu jasa hutan yang layak dikembangkan

 Kepariwisataan yang termasuk ke dalam obyek dan daya tarik wisata alam adalah

taman nasional, taman wisata, taman hutan raya dan taman laut

 Pergeseran paradigma pemanfaatan hutan : Timber product oriented Recources based oriented

(3)

Kawasan hutan merupakan ecotipe tertentu, mengandung aspek pelestarian & pemanfaatan.

UU No. 41 tahun 1999 ttg Kehutanan :

HUTAN : kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi SDA hayati yang didominasi oleh pepohonan, yang saling terkait dengan

lingkungannya.

KAWASAN HUTAN : wilayah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan pemerintah untuk dipertahankan sebagai hutan tetap

HUTAN WISATA : kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara sebagai kawasan pariwisata dan atau wisata buru

Kawasan Hutan sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

(4)

DIMENSI PARIWISATA DALAM KAWASAN LINDUNG

Infrastruktur dan fasilitas pariwisata

Pengembangan produk wisata

Dampak kegiatan wisata / Penggunaan,

pemanfaatan SDA

Perlindungan, Konservasi alam

Kerangka kebijakan

Regulasi pengunjung

Dimensi lain untuk isu keberlanjutan

(5)

PP No. 18 Tahun 1994 Tentang :

Pengusahaan Pariwisata Alam

Di Zona Pemanfaatan Taman Nasional,

Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam

Syarat pengusahaan sarana pariwisata alam :

1. Luas kawasan yang dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan

prasarana pariwisata alam maksimum 10% dari luas zona pemanfaatan Taman Nasional, blok pemanfaatan tahura dan blok pemanfaatan wana wisata.

2. Bentuk bangunan bergaya arsitektur setempat 3. Tidak mengubah bentang alam yang ada

(6)

PP no. 36 tahun 2010 : Pengusahaan Pariwisata Alam

1. Pengusahaan pariwisata alam adalah suatu kegiatan untuk

mengusahakan usaha pariwisata alam di suaka margasatwa, taman

nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam berdasarkan rencana pengelolaan.

2. Usaha pariwisata alam adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan

pariwisata alam.

3. Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha yang terkait dengan wisata alam.

4. Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala\keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka

margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.

(7)

Pengelolaan Pariwisata Alam, dilakukan dengan:

• Sistem tiket 1 (satu) atap/pintu

• Prinsip Ekowisata dengan system full interpretasi obyek baik langsung (pemandu) maupun tidak langsung (papan informasi/nama di lapangan dan buku/leaflet/brosur)

• Bina dan bangun obyek wisata binaan/buatan yang ekowisata dan berbasis konservai dan pemberdayaan masyarakat lokal, disamping pengembangan

pengkemasan obyek wisata alamiahnya (panorama dan

fenomena alam).

(8)

EKOWISATA DALAM PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN

 Pengembangan pariwisata dengan

konsep ekowisata merupakan salah satu bentuk dalam upaya pemanfaatan

sumberdaya lokal secara optimal.

 Ekowisata memiliki konsep

penggabungan kegiatan perjalanan

wisata alam dengan kegiatan konservasi alam, sehingga kegiatankegiatan yang dilakukan dalam ekowisata tidak

terpisahkan dengan kegiatan untuk mendukung upaya konservasi.

EKOWISATA

KONSERVASI

PENDIDIKAN

PARIWISATA PEREKONOMI

AN PARTISIPASI MASYARAKAT

(9)

EKOWISATA & WISATA ALAM

EKOWISATA

1. Bentuk perjalanan wisata ke tempat yang alami dgn tujuan mengkonservasi lingkungan, melestarikan budaya dan mensejahterakan masyarakatnya.

2. Bentuk perjalanan yg bertanggungjawab ke area alami dan beretualang yg dpt menciptakan industri pariwisata.

3. Bentuk wisata berbasis alam dg mengikutsetakan aspek pendidikan, interpretasi lingkungan alam budaya

masyarakat dan pengelolaan kelestarian ekologi WISATA ALAM

Adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan

keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.

(10)

WISATA MINAT KHUSUS

WMK Bentuk lain dari EKOWISATA ( Black, 1999 ) Pertumbuhan ekonomi tinggi menciptakan kelompok

berpenghasilan tinggi dgn ekspektasi perjalanan wisata yg khusus. Mereka cenderung meninggalkan wisata konvensional dan memilih perjalanan wisata yg berkwalitas yang kemudian dikenal Wisata Minat Khusus.

Ciri Wisata Minat Khusus

a. Latar belakang intelktual lebih baik

b. Pemahaman dan kepekaan yg lebih terhadap etika, moralitas dan nilai tertentu

c. Perjalanan aktif dalam rangka pengembangan diri d. Bukan sekedar liburan biasa

e. Berinteraksi, berpartisipasi dan belajar T r e n d s

WMK tumbuh lebih baik melebihi wisata konvensional

(11)

Wisata Minat Khusus

KEUNTUNGAN WISATA MINAT KHUSUS 1. Terjadinya proses belajar ( learning )

2. Pemberian apresiasi terhadap alam ( rewarding ) 3. Pengkayaan pengetahuan ( enriching )

4. Petualangan ( adventure )

BIDANG YANG DIMINATI ASPEK BUDAYA DAN ASPEK ALAM

Caranya adventure atau petualangan dengan menguras tenaga kadang bahaya misalnya trikking, hiking, rafting, caving, berburu, mancing di laut.

Kehadiran dg kelompok kecil, long-stay, tinggal bersama masyarakat, fasilitas seadanya, makanan yang penting bersih dan bergizi.

(12)

FAKTOR PEMBATAS WISATA ALAM PADA HUTAN

• Aspek amenitas sumberdaya alam untuk pengembangan wisata seringkali susah untuk dikaji karena sifatnya yang latent (tersembunyi).

• Ketidakpahaman tentang potensi dan manajemen wisata alam berbasis sumberdaya hutan

• Ketidakpahaman segmentasi dan pendekatan promosi

yang dilakukan

(13)

P E R M A S A L A H A N

1. KONFLIK KEPENTINGAN

Di dalam dan sekitar hutan turun temurun tinggal

penduduk lokal yang mata pencahariannya dalam hutan.

Kawasan hutan diklaim sebagai hak ulayat (enclave)

Pengembangan sektor non-kehutanan oleh pemerintah daerah (tambang galian c)

2. PEMANAFAATAN KAWASAN KONSERVASI MASIH TERBATAS

Penelitian, pendidikan, budidaya dan pariwisata 3. DEGRADASI HUTAN SULIT DIKENDALIKAN

Sumber daya pengamanan terbatas

Lemah dalam kesepahaman

Bermasalah dalam koordinasi antar para pihak 4. KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN

5. PENCEMARAN LINGKUNGAN

(14)
(15)
(16)
(17)

ARAHAN KEBIJAKAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM

1. Pemanfaata Jasling Wisata Alam bertujuan pokok

mengembangkan perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan biodiversity.

2. Optimilisasi pengusahaan pariwisata alam bertujuan untuk:

• Meningkatkan kualitas SDA

• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

• Meningkatkan capacity building pegawai dan masyarakat

• Meniadakan pencemaran ekosistem

• Meningkatkan penerimaan PNBP

3. Pengusahaan pariwisata alam dilakukan optimal sepadan dengan potensi dan keunik-khasan SDA dan sesuai dengan daya dukung SDA. Harga sepadan dengannilai intrinsic, pelayanan dan sarana yang diberikan.

(18)

ARAHAN KEBIJAKAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM

4. Operasional teknis pengusahaan pariwisata alam memenuhi ketentuan 9 kebijakan operational, antara lain:

• Membangun base line data lingkungan sebagai alat evaluasi

• Membangun ketauladanan pendidikan lingkungan

• Berprinsip ekowisata, berbasis konservasi dan pemberdayaan masyarakat

• Menggunakan SDM yang kompetensi dan sertifikasi

• Mengangkat seni budaya masyarakat setempat

5. Mengembangkan promosi dan pemasaran bersinergi dengan UPT PHKA dan Onstansi Terkait (Pemda, Budpar, Assosiasi)

6. Membangun koordinasi peran dan tanggung jawab, dimana UPT PHKA sebagai pengelola dan pemegang IPPA sebagai pengusaha

(19)

ARAHAN KEBIJAKAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM

7. Melakukan konservasi SDA Terapan (Go Green) guna ketauladan bagi wisatawan dan masyarakat luas

• Hemat listrik dan menggunakan energi alternative

• Pemilihan, penetapan dan pembinaan pohon induk/pkus,

pengunduhan benih, persemaian, penanaman dan pemeliharaan

• Beternak lebah madu

• Pemanfaat organik dan Reduse, Reuse dan Recycle (3R)

• Penangkaran dan adopsi flora dan fauna endemic/lokal 8. Pelaksanaan dan pengendalian/evaluasi dilakukan dengan

mendasarkan pada ketentuan dan rencana yang telah tersurat pada SK IPPA, RKPPA, RKL dan RKT, serta secara periodic dilakukan evaluasi

berbasis base line data lingkungan (habitat/flora, populasi fauna, kesejahteraan masyarakat).

(20)

ARAHAN KEBIJAKAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM

9. Dalam operasional pengusahaan pariwisata alam, para pemegang ijin pariwisata alam selalu berkewajiban untuk:

• Mengembangkan manajemen pemanfaatan sampah yang dilakukab oleh semua pegawai, wisatawan, pedangan, operator transportasu, dll)

• Membina pegawai, pedagang, pemandu wisata dan tenaga fungsional kehutanan untuk melayani, memandu dan

menginterpretasikan konsidi lingkungan alam dan obyek rekreasi binaan, yang dengan mengedepankan penyadartahuan cinta alam berbasis ketauladanan/percontohan, kemandiriab peduli konservasi alam, dan ketauladan Go Green bagi masyrakat luas pasca/setelah berwisata alam

(21)

ARAHAN KEBIJAKAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM

10. Wisata alam tidak hanya mengandalkan obyek rekreasi alamiah saja, tetapi perlu dilakukan pengembangan obyek wisataa alam binaan

seperti:

• Taman koleksi tanaman obat dan tanaman hias

• Adopsi flora dan fauna

• Rumpon kapal besar bersejarah (ekosistem terumbu karang)

• Wisata petualangan/khusus dengan pemandu kompetensi

• Interpretasi obyek

• Permanen Sampel Plot (PSP) tipe hutan

• Penangkaran flora dan fauna endemik/lokal

(22)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan TWA Pangandaran tersebut memiliki berbagai obyek wisata ekologi yang unik dan me- narik dengan keanekaan flora dan fauna, nilai geologisgoa alam dan goa buatan Jepang,

Analsis terhadap kualitas ekologi menunjukkan bahwa kondisi ekologi pada jalur wisata alam TNGP relatif masih bagus, yang dicirikan oleh biodiversitas, kerapatan, penutupan lahan,

Pengembangan wisata alam antara lain: (1) pengembangan obyek daya tarik wisata alam dengan menjaga keaslian dan kelestarian kawasan, pembatasan pada blok pemanfaatan

dalam dengan beberapa tokoh kunci yang memiliki kompetensi di bidangnya, strategi pengelolaan wisata alam air panas Cangar. berkaitan dengan tiga aspek, yaitu:

1) Desa Sinar Sari dikelola dengan perbaikan aspek ekologi sehingga kelestarian lingkungan dapat bertahan lama. 2) Desa Sinar Sari yang memang sudah memiliki

Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa “Wisata Alam Jurang Jero: Pengembangan Ekologi-Wisata Kolaborasi Taman Nasional Gunung Merapi dan Masyarakat.”

Perancangan Kawasan Wisata Alam Danau Seran menjadi wilayah wisata berwawasan lingkungan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi alam yang dimiliki tapak. Kegiatan wisata

Sasaran yang hendak dicapai adalah membaiknya sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi terciptanya keseimbangan antara aspek pemanfaatan sumber