• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK, FUNGSI DAN MODEL KEWIRAUSAHAAN

N/A
N/A
sely Nenabu

Academic year: 2023

Membagikan "KARAKTERISTIK, FUNGSI DAN MODEL KEWIRAUSAHAAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 2.

KARAKTERISTIK, FUNGSI DAN MODEL KEWIRAUSAHAAN

Kegiatan wirausaha tidak dapat dilepaskan dari unsur individu wirausahawan itu sendiri. Maju mundurnya usaha wirausahawan akan sangat ditentukan oleh inisiatif, gagsan dan inovasi, karya dan kreatifitas serta berfikir positif. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausahawan menggunakan gagasan terhadap produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk mengendalikan perubahan.

Ciri utama wirausahawan (Drucker, 1983) dalam purnomo (1999), adalahmereka yang selalu mencari perubahan , berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil keputusan alternative yang paling tinggiproduktivitasnya. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan ciri- ciri pribadi (personal traits) :

1. Dorongan prestasi yang tinggi, 2. Bekerja keras, tidak tinggal diam,

3. Memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa, 4. Bertanggung jawab penuh,

5. Berorientasi pada imbalan yang wajar, 6. Optimis,

7. Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented), 8. Mampu mengorganisasikan, dan

9. Berorientasi pada uang

Ada empat jenis kewirausahaan, yaitu kewirausahaan rutinitas tanpa perubahan, kewirausahaan arbitase, kewirausahaan birokrat, dan kewirausahaan inovatif. Jika dilihat dari intensitas pekerjaannya dan statusnya terdiri dari wirausaha part–time, wirausaha berdasarkan tempat tinggal (home based new venture), wirausaha keluarga, dan wirausaha patungan bersama.

Kewirausahaan memiliki dua fungsi yaitu fungsi makro dan fungsi mikro.

Sebagai fungsi makro, kewirausahaan berfungsi sebagai penggerak, pengendali,dan

(2)

penanggung resiko dalam ketidakpastian, pengkombinasi sumber-sumber dan pencipta nilai tambah. Sebagai innovator ia berperan dalam menciptakan produk baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru.

(3)

KEGIATAN BELAJAR 2.1.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan tersedianya sumber daya atau factor-faktor produksi juga diperlukan adanya jiwa kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Banyak para ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Ciri-ciri dan kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut;

2. Berani menanggung resiko;

3. Mau dan suka bekerja keras;

4. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa;

5. memiliki rasa percaya diri yang kuat;

6. Memiliki ketrampilan untuk memimpin orang lain;

7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.

2.1.1. PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangan tanpa menggunakan upaya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu perubahan. Seorang wirausahawan senantiasa berupaya melakukan inovasi untuk memperbaiki suatu keadaan. Dalam melakukan pencarian hal-hal yang baru dia selalu memperhatikan efektivitas dan efisiensi, serta kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.

Seorang wirausahawan memiliki beberapa ciri kepribadian sebagai berikut:

• Mengetahui target sasaran yang diinginkan

• Mempunyai daya ingat yang balk

• Tenang dalam reaksi

• Optimistis dalam berusaha

• Diplomatis dalam berbicara

• Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan

• Bersikap ramah dan sopan

(4)

• Berpengetahuan luas 2.1.2. PROFIL WIRAUSAHA

Selain kepribadian sebagaimana disebutkan di atas, ciri seorang wirausahawan juga ditunjukkan dengan profil pribadi sebagai berikut:

1. Mengejar Prestasi

2. Berani Mengambil Risiko

3. Mampu Memecahkan Permasalahan 4. Rendah Hati

5. Bersemangat

6. Memiliki Rasa Percaya Diri 7. Menghindari Sifat Cengeng 8. Mencari Kepuasan Diri

Profil wirausahawan secara ringkas dapat disajikan dalam Gambar 1-1 sebagai berikut:

Gambar 2.1

Profil Wirausaha Secara Ringkas

Profil Wirausahawan Sifat Kewirausahaan Mengejar prestasi Lebih memilih bekerja dengan pakar untuk

mencapai tujuan restasi

Berani mengambil risiko Tidak takut mengambil risiko dengan sedapat mungkin menghindari risiko besar.

Mampu memecahkan permasalahan

Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan.

Rendah hati Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status

Bersemangat Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha Percaya diri Mengandalkan kepercayaan diri untuk mencapai

keberhasilan

Menghindari sifat cengeng Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu keberhasilan bisnis.

Kepuasan diri Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam memenuhi keinginan

2.1.3. FAKTOR-FAKTOR PEMBAWA KEBERHASILAN

(5)

Wirausahawan mernpunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik daripada teman sekerja ataupun atasannya. Mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan kesuksesan.

Karakter wirausahawan disajikan dalam Gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2.

Karakter Seorang Wirausahawan

Karakter Sifat yang berbeda dengan orang pada umumnya Pengendalian diri Menyukai pengendalian segala sesuatu yang mereka

kerjakan Tidak suka berpangku

tangan

Menyukai aktivitas yang berorientasi pada kemajuan Motivasi Termotivasi oleh hasrat untuk mencapai kesuksesan Mampu menganalisa

kesempatan

Menganalisa setiap opsi untuk menjamin keberhasilan dan mengurangi risiko

Pemikir yang kreatif Selalu mencari cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu

Percaya diri Menyadari arti kehidupan pribadi lebih penting dari kehidupan bisnis

Mampu memecahkan persoalan

Selalu memilih alternatif terbaik untuk memecahkan persoalan yang timbul

Pemikir yang obyektif Tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan

 Wirausahawan memiliki kepercayaan dan pengendalian diri pada saat mereka sedang melaksanakan pekerjaan. Mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cepat dan gigih dalam mengejar tujuan.

 Wirausahawan selalu mencari aktivitas. Mereka tidak dapat duduk menunggu aktivitas yang akan diberikan orang lain kepada mereka. Diam tanpa aktivitas bukan sifat mereka.

 Wirausahawan mampu mengendalikan diri. Dalam olahraga mereka pada umumnya lebih menyukai jenis olahraga perorangan daripada permainan tim.

Mereka menyukai permainan yang rnembuat otot dan otak mereka secara langsung berpengaruh pada hasil

(6)

Geoffrey G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan watak Kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri – cirri Watak

1. Percaya diri

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

3. Pengambilan Resiko 4. Kepemimpinan 5. Keorisinilan

6. Berorientasi ke masa depan

Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme;

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetic dan inisiatif;

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan;

Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

Inovatif dan kreatif serta fleksibel Pandangan ke depan, perspektif.

2.1.4. BERPIKIR KREATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN

Menurut Zimmerer (1996), untuk mengembangkan keterampilan berpikir, seseorang menggunakan otak sebelah kiri. Sedangkan untuk belajar mengembangkan keterampilan kreatif digunakan otak sebelah kanan, ciri-cirinya:

(1) Selalu bertanya, “Apakah ada cara yang lebih baik?”

(2) Selalu menantang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin.

(3) Berefleksi/merenungkan, berpikir dalam.

(4) Berani bermain mental, mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.

(5) Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar.

(6) Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai sukses.

(7) Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah umtuk menghasilkan pemecahan inovatif.

(8) Memiliki keterampilan helikopter (helicopter skill), yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.

(7)

Dengan menggunakan otak sebelah kiri, menurut Zimmerer (1996:76), ada tujuh langkah proses kreatif :

Tahap 1: Persiapan (Preparation). Persiapan menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif yang dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, penglaman, magang, dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi.

Tahap 2: Penyelidikan (Investigation). Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Seseorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang tertentu, seseorang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.

Tahap 3: Transformasi (Transformation). Transformasi ialah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul.

Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen (kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara data dan kejadian yang bermacam-macam) dan berpikir divergen (kemampuan untuk melihat perbedaan antara data dan kejadian yang beranekaragam).

Tahap 4: Penetasan (Incubation), yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul (allows the subconscious mind to reflect on the information collected). Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.

Tahap 5: Penerangan (Illumination). Penerangan akan muncul pada tahap inkubasi, yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang (occurs at some point during the incubation stage when a spontaneous breakthrough causes “the light bulb to go on”).

Pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif.

(8)

Tahap 6: Pengujian (Verification). Menyangkut validasi keakluratan dan manfaat ide-ide yang muncul (involves validating the idea as accurate and useful) yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran, membangun pilot project, membangun prototype, dan aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.

Tahap 7: Implementasi (Implementation). Mentransformasikan ide-ide ke dalam praktik bisnis (involves transforming the idea into a business reality).

Secara eksplisit, Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, meliputi:

(1) Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.

(2) Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.

(3) Berencana; mengorganisir.

(4) Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya.

(5) Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya.

(6) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

Dengan menggabungkan pandangan Timmons dan McClelland (1961), Thomas F. Zimmerer (1996: 6-8) memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil sebagai berikut:

(1) Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha.

(2) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha. Oleh karena itu, akan mawas diri secara internal.

(3) Opportunity obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari peluang.

Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.

(9)

(4) Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola risiko dengan cara mentransfer risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain-lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.

(5) Self confidence, yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

(6) Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan dan luwes. Salah satu kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.

(7) Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang segera. la selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu, dalam memperbaiki kinerjanya, ia selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan.

(8) High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif lama.

(9) Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. la selalu ingin lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ini muncul dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.

(10)Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih baik.

(10)

(11)Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal. la selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan.

(12)Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktator.

KEGIATAN BELAJAR 2.2.

FUNGSI DAN MODEL KEWIRAUSAHAAN

(11)

2.2.1. PROFIL WIRAUSAHA

Jika diperhatikan, entrepreneur yang ada di masyarakat, dijumpai berbagai macam profil wirausaha. Para ahli mengemukakan profil wirausaha dengan pengelompokkan yang berbeda-beda. Ada pengelompokkan berdasarkan pemilikannya, perkembangannya, dan pengelompokkan berdasarkan kegiatannya.

Zimmerer dan Scarborough (dalam Buchari Alma) mengelompokkan wirausaha sebagai berikut:

1. Woman Entrepreneur; ialah para wanita yang berkarir dalam bidang bisnis.

Mereka antara lain didorong oleh keinginan untuk memperlihatkan kemampuan prestasi, membantu ekonomi rumah tangga, ataupun frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya.

2. Minority Entrepreneur; ialah wirausaha yang berada di perantauan yang jumlahnya sedikit kemudian membentuk kelompok tersendiri dan mengembangkan usahanya.

3. Immigrant Entrepreneur; ialah kaum pendatang dari wilayah lain yang biasanya sulit memperoleh pekerjaan formal.

4. Part Time Entrepreneur; yaitu wirausaha yang melakukan usahanya hanya sebagian waktu saja sebagai hobby, kegiatan bisnis ini hanya bersifat sampingan.

5. Home-based Entrepreneur; yaitu orang yang melakukan bisnisnya berdasarkan asal tempat tinggalnya.

6. Family-owned Business; usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh anggota keluarganya secara turun temurun.

7. Copreneur; yakni usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerjasama sebagai pemilik bersama. Mereka sama-sama menjalankan usaha bersama.

Roopke (dalam Suryana) mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan peranannya, sebagai berikut:

(12)

1. Kewirausahaan Rutin (wirt), yaitu wirausaha yang melakukan kegiatan sehari- harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standart prestasi tradisional. Fungsi wirausaha ini adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalokasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi, mereka dibayar dalam bentuk gaji.

2. Kewirausahaan Arbitase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).

Kegiatan kewirausahaan rutin tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha. Kegiatannya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.

3. Wirausaha inovatif, yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda. Ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.

2.2.2 FUNGSI MAKRO DAN MIKRO WIRAUSAHA

Dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Menurut J.B Say (dalam Suryana), wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi dan berlimpah ruah. Oleh karenanya wirausahalah yang menghasilkan perubahan.

Secara mikro, peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya, menurut Marzuki Usman (dalam Suryana), secara umum wirausaha

(13)

memiliki dua peran, yaitu: sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).

Sebagai innovator, wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan:

a. Produk baru (the new product)

b. Technologi baru (the new technology) c. Ide-ide baru (the new image), dan

d. Organisasi usaha baru (the new organization)

Sebagai planner, wirausaha berperan dalam merancang:

a. Perencanaan perusahaan (corporate plan), b. Strategi perusahaan (corporate strategy), c. Ide-ide dalam perusahaan (corporate image), d. Organisasi perusahaan (corporate organization).

Menurut Zimmerer (dalam Suryana) fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. Namun Werner Shombart membagi fungsi entrepreneur menjadi tiga, yaitu:

1. Captain of industry, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu bidang keahlian, kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru, tidak sengaja mencarinya melainkan karena hasil temuan dan kehebatan daya cipta.

2. Pedagang (businessman), yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat, merangsang kebutuhan baru untuk mendapat langganan baru.

Perhatiannya yang paling utama adalah penjualan.

3. Pemimpin keuangan (financial leader), yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber- sumber keuangan.

Definisi-definisi tersebut di atas, secara umum dapat diartikan bahwa wirausaha adalah perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil

(14)

material, dan finansial untuk mencapai keberhasilan tertentu yang diinginkan.

Salah satu kunci keberhasilannya adalah memiliki tujuan dan visi untuk mencapai tujuan tersebut (Steinhoff dan Burgess, dalam Suryana)

2.2.3. TANTANGAN KEWIRAUSAHAAN DALAM KONTEKS GLOBAL Dalam konteks persaingan global, banyak tantangan yang harus dihadapi, setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan-keunggulan sumber dayanya masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya negara- negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber dayanya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak kemajuan yang dicapainya.

Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya (economic empowering) dan memberdayakan sumber daya manusianya (resources empowering) secara nyata.

Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki ketrampilan kreatif dan inovatif. Di Indonesia, sumber daya manusianya menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.4 Tantangan Utama Pengembangan Sumber Daya Manusia

TANTANGAN SUMBER

DAYA KEWIRAUSA

-HAAN Tantangan Persaingan Tantangan Global Persaingan Global

Tantangan Pengangguran Tantangan Pengangguran

Tantangan Tanggung Jawab

Sosial Tantangan Tanggung Jawab

Sosial

Tantangan Kemajuan Teknologi Tantangan Kemajuan Teknologi Tantangan Gaya

Hidup dan

Kecenderungannya Tantangan Gaya

Hidup dan

Kecenderungannya Tantangan

Etika Tantangan Etika

Tantangan Keanekara-gaman Angkatan Kerja

Tantangan Keanekara-gaman Angkatan Kerja

Tantangan Pertumbuhan

Penduduk Tantangan Pertumbuhan

Penduduk

(15)

Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, dan tantangan etika, tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya hidup beserta kecenderungan- kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait satu sama lain.

Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak bebas tanpa batas. Semua sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulan yang dapat eksis dalam persaingan.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya yang berkualitas yang dapat menciptkan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif (comparative advantage) maupun keunggulan kompetitif (competitive advantages), yang diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.

Gambar 2.5 Persyaratan Penting Dalam Persaingan Bebas

Diperlukan:

Ditentukan oleh:

Ditentukan oleh:

Ditentukan oleh:

Untuk membentuk:

Untuk menghasilkan:

Pasar Bebas dan Persaingan Global

Barang dan Jasa Unggul dan Berdaya Saing Tinggi

Kualitas Sumber Daya Manusia Profesional dan Terampil

Sistem Pendidikan Kewirausahaan (Pengetahuan, Ketrampilan,

Kemampuan) Kepribadian Kreatif dan Inovatif

Tingkat Efisiensi yang Tinggi

Barang dan Jasa Baru dan Berbeda

(16)

Untuk dapat bersaing di pasar bebas dan persaingan global sangat diperlukan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi ditentukan oleh tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualityas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya manusia yang professional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut hanya ditentukan oleh system pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif dan inovatif hanya terdapat pada wirausaha. Oleh sebab itu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan menciptaka sesuatu yang baru dan berbeda.

SENARAI

home based new venture : wirausaha berdasarkan tempat tinggal excellence oriented : berorientasi pada hasil karya yang baik

helicopter skill : yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah

financial leader : yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari, 2009, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Alfabeta, Bandung

Hisrich,Peters, Shepherd, 2008, Entrepreneurship, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2007"Ciri-ciri Wirausaha", ‘’Kewirausahaan’’, Alfabeta, Bandung

Machfoedz Mas’ud dan Machfoedz Mahmud, 2004, Kewirausahaan; Suatu Pendekatan Kontemporer, UPP AMP YKPM, Yogyakarta

Nitisusastro Mulyadi, 2009, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Alfabeta Bandung.

Suryana, 2003, Kewirausahaan; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Jakarta

Wahid Mudjiarto Aliaras, 2006, Membangun Karakter Kepribadian Kewirausahaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Zimmerer, Scarborough, 1998, Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagimana yang dikutip oleh Samani karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang

Gareng juga menyandang cacat fisik lain yaitu tangan yang ciker atau patah sebagai kiasan sifat pengabdi kebenaran yang tidak suka mengambil hak orang lain baik

6. Anak yang suka membaca selalu memiliki solusi dan alternatif dalam menghadapi masalah yang datang padanya. Berdasarkan uraian di atas maka tentunya para orang tua

Klus- ter berdasarkan sifat kuantitatif terlihat antar tipe tidak mengelompok dalam kluster yang berbeda, melainkan ber- baur, aksesi dari daerah lokal yang sa- ma umumnya

Karakter tokoh utama yakni Sarwono dalam novel dan film dapat dikatakan unik karena Sarwono memiliki sifat yang pada umumnya tidak dimiliki oleh laki-laki kebanyakan.. Sarwono

Fungsi karakteristik dari sebaran terbagi tak hingga dapat dikarakterisasi ke dalam suatu formula umum yang disebut sebagai representasi kanonik fungsi karakter- istik sebaran

Dapat dikatakan bahwa karakteristik individu adalah ciri khas atau sifat khusus yang dimiliki oleh seseorang yang dapat menjadikan dirinya memiliki kemampuan berbeda dengan

beradaptasi dengan job description, lingkungan kerja, rekan kerja dan para atasannya tetapi dirinya juga harus selalu beradaptasi dengan pelanggan yang berbeda karakter dan