• Tidak ada hasil yang ditemukan

lampiran merged

N/A
N/A
Rizki Febrian

Academic year: 2025

Membagikan "lampiran merged"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

(2)

2

DATA TES KETERAMPILAN BASKET SMA NEGERI 2 KOTA JAMBI

NO NAMA SHOOTING T-SCORE PASSING T-SCORE DRIBBLE T-SCORE

JUMLAH TOTAL T-SCORE 1 FIKRI 10 47,56888169 23 64,26718547 11,54 45,23026316 157,0663303 2 RENDY 18 79,98379254 20 51,29701686 10,58 41,28289474 172,5637041 3 HASBI 14 63,77633712 21 55,6204064 10,24 39,88486842 159,2816119 4 ZEFAN 10 47,56888169 19 46,97362732 13,2 52,05592105 146,5984301 5 VARENT 10 47,56888169 24 68,59057501 11,1 43,42105263 159,5805093 6 RAYHAN 10 47,56888169 18 42,65023779 17,56 69,98355263 160,2026721 7 REVKI 9 43,51701783 20 51,29701686 16,15 64,18585526 158,99989 8 REZA 8 39,46515397 19 46,97362732 11,34 44,40789474 130,846676 9 AUFA 10 47,56888169 20 51,29701686 11,56 45,3125 144,1783985 10 RIDHO 9 43,51701783 16 34,00345871 10,32 40,21381579 117,7342923 11 ADITYA 9 43,51701783 15 29,68006917 14,52 57,48355263 130,6806396 12 ELTON 10 47,56888169 19 46,97362732 10,78 42,10526316 136,6477722 13 ARSYAD 10 47,56888169 20 51,29701686 16,2 64,39144737 163,2573459 14 ARIEF 11 51,62074554 21 55,6204064 11,24 43,99671053 151,2378625 15 AUFREY 12 55,6726094 21 55,6204064 14,26 56,41447368 167,7074895

(3)

FREQUENCIES VARIABLES=Passing Dribbling Shooting /NTILES=4

/PERCENTILES=10.0 25.0 50.0 75.0 90.0

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM SKEWNESS SESKEW

KURTOSIS SEKURT /HISTOGRAM NORMAL /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 12-MAR-2020 11:46:50

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 15

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Passing

Dribbling Shooting /NTILES=4

/PERCENTILES=10.0 25.0 50.0 75.0 90.0 /STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM SKEWNESS SESKEW

KURTOSIS SEKURT /HISTOGRAM NORMAL /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:04,56

Elapsed Time 00:00:25,67

[DataSet0]

(4)

4

Statistics

Passing Dribbling Shooting

N Valid 15 15 15

Missing 0 0 0

Mean 19.7333 1027.6000 10.6667

Std. Error of Mean .59735 132.06304 .63746

Median 20.0000 1124.0000 10.0000

Mode 20.00 111.00a 10.00

Std. Deviation 2.31352 511.47794 2.46885

Variance 5.352 261609.686 6.095

Skewness -.305 -.863 2.185

Std. Error of Skewness .580 .580 .580

Kurtosis .677 .035 5.382

Std. Error of Kurtosis 1.121 1.121 1.121

Range 9.00 1645.00 10.00

Minimum 15.00 111.00 8.00

Maximum 24.00 1756.00 18.00

Sum 296.00 15414.00 160.00

Percentiles 10 15.6000 123.6000 8.6000

25 19.0000 1024.0000 9.0000

50 20.0000 1124.0000 10.0000

75 21.0000 1426.0000 11.0000

90 23.4000 1671.4000 15.6000

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

(5)

Frequency Table

Passing

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15.00 1 6.7 6.7 6.7

16.00 1 6.7 6.7 13.3

18.00 1 6.7 6.7 20.0

19.00 3 20.0 20.0 40.0

20.00 4 26.7 26.7 66.7

21.00 3 20.0 20.0 86.7

23.00 1 6.7 6.7 93.3

24.00 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

Dribbling

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 111.00 1 6.7 6.7 6.7

132.00 1 6.7 6.7 13.3

162.00 1 6.7 6.7 20.0

1024.00 1 6.7 6.7 26.7

1032.00 1 6.7 6.7 33.3

1058.00 1 6.7 6.7 40.0

1078.00 1 6.7 6.7 46.7

1124.00 1 6.7 6.7 53.3

1134.00 1 6.7 6.7 60.0

1154.00 1 6.7 6.7 66.7

1156.00 1 6.7 6.7 73.3

1426.00 1 6.7 6.7 80.0

1452.00 1 6.7 6.7 86.7

1615.00 1 6.7 6.7 93.3

1756.00 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

(6)

6

Shooting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.00 1 6.7 6.7 6.7

9.00 3 20.0 20.0 26.7

10.00 7 46.7 46.7 73.3

11.00 1 6.7 6.7 80.0

12.00 1 6.7 6.7 86.7

14.00 1 6.7 6.7 93.3

18.00 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

(7)

Histogram

(8)

8

(9)
(10)

10

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

SESI PEMANASAN

(11)

TES SHOOTING (UNDER SHOOT)

(12)

12

TES PASSING

(13)

TES DRIBBLE

(14)

14

(15)
(16)

16

(17)

(18)

1

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari uraian dan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa sebagian besar siswa peserta ekstrakurikuler bola basket di SMA N 2 Kota Jambi memiliki kategori tingkat keterampilan dasar bermain bola basket “baik”, yaitu sebanyak 6 dari 15 siswa peseta ekstrakurikuler atau sebesar (40.00%).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruhan keterampilan teknik dasar (passing, dribbling dan shooting) pada tim putra bola basket SMA N 2 Kota Jambi tahun 2020 dalam kategori “Cukup Baik” yang dimasukan dalam norma tes keterampilan bermain bola basket SLTA putra.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengemukakan beberapa saran, antara lain:

1. Untuk lembaga atau sekolah lebih memperhatikan aktifitas jasmani bagi siswa, seperti menyediakan sarana dan prasarana yang layak untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler sehingga siswa dapat termotivasi dalam proses kegiatan ekstrakrikuler bola basket.

2. Bagi pelatih ekstrakurikuler bola basket untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam memberikan materi. Metode yang digunakan dapat dimodifikasi agar siswa lebih tertarik sehingga lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dapat juga dengan memodifikasi permainan

(19)

bola basket agar lebih menyenangkan dan menarik tanpa merubah teknik dasar permainan bola basket.

3. Siswa yang ingin meningkatkan keterampilan dasar bermain bola basket tidak hanya mengandalkan latihan saat jam pelajaran pendidikan jasmani atau ekstrakurikuler saja. Tetapi juga harus latihan diluar jam pelajaran dan ekstrakurikuler. Sehingga dengan intensitas yang rutin keterampilan bermain bola basket siswa dapat meningkat.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian survei tingkat keterampilan dasar bermain bola basket dengan menambahkan atau mengganti variabel yang ada, meminimalkan keterbatasan dalam penelitian dan memperluas lingkup penelitian.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan basket SMA N 2 Kota Jambi tahun ajaran 2020. Penelitian ini dilaksanakan lebih kurang 3 minggu mulai bulan Februari s/d Maret 2020.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian desksriptif kuantitatif yaitu mengenai keterampilan bermain bola basket siswa, artinya dalam penelitian ini peneliti hanya ingin menggambarkan tingkat keterampilan bermain bola basket siswa putra di SMA N 2 Kota Jambi yang menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran.

Keterampilan permainan bola basket adalah kualitas hasil gerak atau kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerakan, teknik yang baik dalam permainan bola basket, yang meliputi: passing, dribbling dan shooting, yang kemudian akan diukur menggunakan tes johnson basketball test dengan reliabilitas 0,80 dan validitas 0,79.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tim basket putra yang mengikuti ekstrakurikuler basket di SMA N 2 Kota Jambi Tahun Ajaran 2020/2021 yang berjumlah 15 siswa dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler basket yaitu berjumlah 15 siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen peneliti adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2006: 148). Instrumen yang digunakan untuk

(21)

mengumpulkan data adalah tes kecakapan bermain bola basket dari Johnson Basket Ball Test, yaitu tes keterampilan dalam melakukan passing atau melemparkan bola pada acuan tertentu dengan tepat sasaran, tes keterampilan shooting atau menembak bola ke ring dengan tujuan menghitung berapa banyaknya bola masuk dalam waktu tertentu, tes keterampilan dribbling atau menggiring bola dengan tujuan menghitung banyaknya rintangan yang dapat dilewati. Tes ini disusun untuk pelajar dan bertujuan mengukur kecakapan bermain bola basket, menggolongkan dan sebagai salah satu dasar pemberian nilai pendidikan jasmani.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen peneliti adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2006: 148). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kecakapan bermain bola basket dari Johnson Basket Ball Test, yaitu tes keterampilan dalam melakukan passing atau melemparkan bola pada acuan tertentu dengan tepat sasaran, tes keterampilan shooting atau menembak bola ke ring dengan tujuan menghitung berapa banyaknya bola masuk dalam waktu tertentu, tes keterampilan dribbling atau menggiring bola dengan tujuan menghitung banyaknya rintangan yang dapat dilewati. Tes ini disusun untuk pelajar dan bertujuan mengukur kecakapan bermain bola basket, menggolongkan dan sebagai salah satu dasar pemberian nilai pendidikan jasmani.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka, teknik metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Johnson Basketball Test

Tes ini disusun untuk mengukur tingkat keterampilan dasar bola basket siswa SMP dan SMA. Pelaksanaan tes dilakukan dengan cara menilai keterampilan bermain bola basket siswa yang terdiri dari :

1) Menembakkan bola (shooting) ke ring Petunjuk pelaksanaan :

(22)

27

a) Tujuan: untuk mengukur ketepatan dan ketelitian menembak bola ke dalam ring basket.

b) Sarana dan Prasarana : 1) Bola basket

2) Lapangan basket dengan ring 3) Stopwatch dan Peluit

4) Blangko dan alat tulis

c) Petugas : pengambil waktu dan pencatat.

d) Pelaksanaan

Pada aba-aba “siap”, testi berdiri bebas di dekat ring basket dengan bola di tangan. Setelah aba-aba “ya”, peserta segera memasukkan bola ke dalam ring basket sebanyakbanyaknya selama 30 detik. Apabila bola tidak terkuasai lagi, maka bola segera diambil dan kembali secepat-cepatnya ke arah ring basket untuk melakukan kembali.

e) Penilaian

Setiap bola yang masuk ke dalam ring basket mendapat nilai satu. Jumlah bola yang masuk kedalam ring basket selama 30 detik merupakan nilai yang diperoleh. Apabila waktu aba-aba “stop” telah diberikan, sedangkan bola sudah lepas dari tangan dan masuk kedalam ring tetap mendapatkan nilai.

2) Melemparkan bola (passing) ke arah sasaran Petunjuk pelaksanaan :

a) Tujuan: untuk mengukur ketepatan mengoper bola.

b) Sarana dan prasarana 1) Bola basket

2) Sasaran pada tembok 3) Blangko dan alat tulis

c) Petugas : Pemberi aba-aba dan pencatat hasil d) Pelaksanaan

Pada aba-aba “siap”, peserta berdiri dibelakang garis batas menghadap ke sasaran atau tembok.Ketika aba-aba “ya”, Peserta melemparkan bola

menggunakan lemparan samping atau lemparan atas kepala.Peserta mendapatkan

(23)

40 inch

1 2 3

10 inch 25 inch 40

4inch

kesempatan melempar sebanyak 10 kali lemparan.Apabila bola jatuh diantara garis batas, maka diambil skor terbesar.

e) Penilaian

Penilaian sesuai dengan ketepatan peserta mengenai sasaran dengan nilai yang berbeda-beda.Nilai maksimal adalah 30, dan nilai terendah 0.

60inch

0

inch

12m

14 f

Gambar 8. Sasaran Lemparan Passing 3) Menggiring bola (dribble)

Petunjuk pelaksanaan :

a) Tujuan: untuk mengukur kecepatan dan kecakapan menggiring bola maupun kelincahan merubah arah.

b) Sarana dan prasarana 1) Lapangan bola basket 2) Bola

3) 5 buah bangku/alat lainnya

(24)

29

5 3 7 1 9 Gambar 9. Pelaksanaan Menggiring bola basket

Sumber: (Ngatman, 2001: 19 e) Penilaian

Waktu dimulai ketika aba-aba “ya”.Peserta melewati bangku sebanyak mungkin dalam waktu 30 detik

4) Stopwatch 5) Peluit 6) Blangko dan 7) alat tulis

c) Petugas : pengambil waktu dan pencatat d) Pelaksanaan

Pada aba-aba “siap”, peserta berdiri dibelakang garis start, bola berada di tangan peserta.Setelah aba-aba “ya”, peserta segera menggiring bola melewati bangku yang disediakan sesuai dengan arah atau yang ditentukan dalam gambar.Menggiring bola dilakukan selama 30 detik.Menggiring bola boleh berganti tangan sesuai dengan peraturan bola basket.Apabila saat menggiring bola mental jauh, ulangi tes tersebut dengan segera.

Untuk melihat gambar tes menggiring bola dapat dilihat pada gambar berikut.

4 6 2 8 10

3.6 m 1.8 m 1.8m 1.8m

tar

(25)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Untuk memberikan makna pada skor yang ada, digunakan teknik analisis deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2005:43):

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis, sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Untuk memberikan makna pada skor yang ada, kemudian hasil tes tersebut dimasukkan dalam t-score dengan rumusan t- score=50+10 (X-Mx/SD) Adapun untuk penentuan interval dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Anas Sudijono, 2005:175):

Tabel 1. Interval Kelas

Kategori Interval Kelas

Baik sekali Mean+ 1,5 SD ≤

Baik (mean + 0,5) ≤ X < (mean + 1,5 SD) Sedang (mean- 0,5 SD) ≤ X < (mean+ 0,5 SD) Kurang (mean- 1,5 SD) ≤ X<(mean- 0,5 SD) Kurang sekali ≤ mean- 1,5 SD

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Permainan Bola Basket

Olahraga bola basket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James A. Naismith seorang pastor asal kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa prefesional di YMCA (young Men’s Christian Association) sebuah wadah pemuda umat Kristen, di springfield, Massachusetts, harus membuat permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Karena dilakukan di dalam ruangan atau di gedung maka timbullah suatu pemikiran bahwa permainan hendaknya merupakan suatu permainan yang tidak begitu kasar, dengan tidak ada unsur- unsur menendang, dan menjegal, menarik, dan tidak terlalu susah untuk dipelajari.

Untuk itu perlu menghilangkan gawang dan menggantinya dengan keranjang yang tempatnya berada diatas sehingga untuk memasukan bola, arah bola harus membentuk parabola. Nismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai permainan bola basket pada 15 desember 1891. Dalam perkembangannya dua tahun kemudian James A. Naismith memutuskan bahwa jumlah terbaik dalam satu regu adalah 5 orang (Machfud Irsyada, 2000:1-2)

Hal Wissel (2000: 2), Permainan bola basket merupakan suatu kombinasi dari pertahanan dan penyerangan, untuk itu seorang pemainharuslah menguasai teknik dan keterampilan dasar bermain bola basket untuk bermain dengan baik.

Kelanjutan tingkatan prestasinya tinggal memperbanyak latihan ulang (drill) yang cukup, sehingga dapat menjadi gerakan otomatis. Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain tiap tim dengan tujuan mendapatkan nilai (score) dengan memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa.

(27)

pemain. PERBASI (2008: 1), Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk memasukkan bola ke keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan memasukkan bola. Pertandingan dikontrol oleh wasit, petugas meja dan seorang commissioner jika ada. Hal Wissel (2008: 2), Tujuan dari permainan bola basket adalah mendapatkan nilai atau skor dengan memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Imam Sodikun (1991: 75) dalam Purwantiningsih (2007: 19), Tujuan dari permainan bola basket adalah memasukkan bola ke sasaran diatas lantai setinggi 305 cm. Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan dengan baik pula.

Terampil bermain bola basket dapat dicapai apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik dasar) pada permainan bola basket harus efektif dan efisien Berdasarkan beberapa uraian tentang pengertian permainan bola basket dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket adalah suatu permainan pola berkelompok yang terdiri dari dua tim yang beranggotakan masing- masing lima pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukan bola ke keranjang lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai atau angka

2.2. Hakikat Keterampilan Bola basket

Istilah terampil digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Menurut Singer (Amung 2000:61) keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk, dan kemampuan menyesuaikan diri. Keterampilan seseorang yang tergambarkan dalam kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu dapat terlihat mutunya dari seberapa jauh orang tersebut mampu menampilkan tugasnya yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.

(28)

Setiap unsur-unsur gerak dapat memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak, karena seseorang yang memiliki keterampilan gerak adalah orang yang mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis.

Hal ini dijelaskan Abidin(1999:71), bahwa ”Untuk dapat memiliki keterampilan gerak yang baik, maka diperlukan proses belajar berlatih dalam jangka waktu relatife lama. Oleh sebab itu seseorang yang ingin terampil dalam permainan bola basket, maka diperlukan proses latihan yang benar dan didukung oleh unsur-unsur gerak yang baik pula”.

Untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan gerak seorang atlet, tentunya perlu dilakukan pengukuran terhadap komponen-komponen geraknya, dimana alat ukur yang digunakan terhadap komponen- komponen tersebut harus sesuai dan tepat dengan objek yang akan diukur, yaitu melalui pengetesan kondisi fisik yang dimiliki oleh setiap pemain basket, memegang peranan penting dalam menunjang program latihan, karena permainan bola basket adalah suatu permainan yang memerlukan kondisi fisik yang prima. Kondisi fisik memegang peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Seperti yang dikemukakan Abidin (1999:72) bahwa “Atlet yang memiliki kondisi fisik yang prima akan mampu untuk menghadapi intensitas kerja dan segala macam stress yang bakal terjadi di lapangan pertandingan”Untuk mencapai keterampilan yang baik memerlukan hal-hal sebagai berikut: (1) adanya kemauan dari individu, berupa motivasi untuk dapat menguasai keterampilan yang diajarkan, (2) proses belajar mengajar menunjukan kepada bagaimana kondisi belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan lingkungan sangat berperan dalam penguasaan keterampilan, (3) faktor situasional menunjukan kepada metode dan teknik dari latihan atau praktik yang dilakukan.

Permainan bola basket merupakan suatu kombinasi dari pertahanan dan penyerangan, untuk itu seorang pemain harus menguasai teknik dan keterampilan dasar bermain bolabsket untuk dapat bermain dengan baik. Kelanjutan tingkat prestasinya tinggal memperbanyak latihan ulang yang cukup, sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis.

(29)

yang baik, serta adanya latihan yang terus- menerus.

2.3. Keterampilan dasar bermain basket

Keterampilan merupakan kemampuan gerak seseorang dengan tingkat tertentu. Terampil menunjuk pada derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien yang ditentukan oleh kecepatan,ketepatan, bentuk dan kemampuan untuk beradaptasi.

Menurut Amung (1999) yang dikutip oleh Gusra Dwi Cahya (2012:8), keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk, dan kemampuan menyesuaikan diri. Keterampilan dapat diartikan sebagai indikator dan tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.Menurut Rusli Lutan (1998:95) mengartikan bahwa keterampilan sebagai kompetensi yang diperagakan oleh seseorang dalam menjalankan suatu tugas berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan.Semakin mampu seseorang mencapai tujuan yang diharapkan, maka orang itu disebut terampil.Dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu dengan kemudahan, kecepatan, dan ketepatan secara konsisten.

2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Gerak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan gerak.Faktor- faktor yang mempengaruhi keterampilan gerak berasal dari faktor internal dan eksternal individu. Menurut Greg Brittenham (1984: 44) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar gerak adalah (1) memahami apa yang harus dipelajari, (2)kesempatan untuk merespon, (3) adanya umpan balik dan (4)reinforcement (bantuan penguatan).

(30)

Setiap anak memiliki tingkat pencapaian keterampilan gerak yang berbeda-beda.Kesuksesan seseorang dalam menguasai keterampilan gerak ditentukan oleh kemampuan dan bakat dari orang tersebut. Menurut Singer dalam Amung (2000:72). Mengidentifikasikan sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan sebagai berikut; (1) ketajaman indera;(2) persepsi (3) intelegensi; (4) ukuran fisik; (5) pengalaman masa lalu; (6) kesanggupan; (7) emosi; (8) motivasi; (9) sikap; (10) faktor- faktor kepribadian yang lain; (11) jenis kelamin dan (12) usia.

https://4frizal.wordpress.com/ (diakses pada 24 maret 2019 )

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan gerak dapat dipengaruhi oleh proses pembelajaran, faktor situasional yang tertuju pada lingkungan dan faktor individu yang berupa kemampuan dan bakat seseorang tersebut.

2.3.2 Bola basket

Menurut Muhajir (2007: 16), bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing- masing regu terdiri atas lima orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai atau angka sebanyak- banyaknya dengan memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai.Dalam memainkan bola, pemain dapat mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan yang terbuka, melemparkan atau menggiring bola ke segala penjuru dalam lapangan permainan.

Bola basket adalah olahraga berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Permainan menggunakan lapangan persegi panjang dengan ukuran panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter.

Waktu yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 4 kali 10 menit dengan jeda istirahat antar babak sebanyak 10 menit.Pertandingan bola basket dipimpin oleh 2 orang wasit, wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.

(31)

olahraga bola basket. Menurut Jon Oliver (2007), keterampilan-keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribble, dan rebound serta kerja tim untuk menyerang dan bertahan, merupakan prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga bola basket.

Keterampilan dasar bola basket merupakan keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan permainan bola basket yang berhubungan dengan kemampuan seseorang memainkan bola.Teknik dasar dalam bermain bola basket mencakup teknik dasar mengoper bola (passing), teknik dasar menerima bola, menggiring(dribbling), teknik dasar menembak (shooting), teknik dasar olah kaki (footwork), dan pivot (Nuril Ahmadi, 1996: 13-21).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar bola basket adalah gerakan-gerakan dasar dalam permainan bola basket yang dilakukan dengan satu teknik secara efisien dan efektif untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Jadi keterampilan yang dimaksud dalam permainan bola basket adalah keterampilan passing, dribbling dan shooting.Adapun uraian keterampilan dasar bola basket sebagai berikut:

2.3.3.1. Mengoper bola (passing)

Mengoper bola adalah gerakan memberikan bola kepada teman sendiri dalam satu tim dengan menggunakan teknik tertentu yang digunakan sebagai teknik awal untuk melakukan serangan (Nuril Ahmadi, 2007: 13). Mengoper bola basket adalah gerakan memberikan bola kepada rekan satu tim dengan teknik dasar menggunakan kedua tangan untuk membentuk pola serangan ke daerah lawan. Adapun jenis-jenis passing dalam bola basket adalah sebagai berikut:

(32)

1) Umpan dada (chest pass)

Umpan dada (chest pass) adalah umpan yang diberikan dengan menggunakan dua tangan dari depan dada kepada teman. Chest pass merupakan teknik mengoper bola yang paling efektif digunakan ketika ingin mengumpan bola secepat mungkin sehingga sering digunakan dalam suatu permainan bola basket. Menurut Dedy Sumiyarsono (2002:14), jenis lemparan tolakan dada dengan dua tangan 80% digunakan dalam permainan bola basket dibandingkan dengan lemparan lainnya.

Gambar 1. Umpan dada (chest pass) Sumber: (Muhajir, 2006: 19) 2) Umpan pantul (bounce pass)

Umpan pantun (bounce pass) adalah umpan yang diberikan dengan menggunakan dua tangan melalui depan dada dan dipantulkan ke lantai hingga bola sampai kepada teman. Teknik mengoper bola ini biasa digunakan jika mengumpan bola rendah untuk melewati hadangan dari lawan. Jon Oliver (2007:37) mengatakan umpan pantul efektif digunakan jika perlu mengumpan bola rendah ke seorang rekan melewati seorang pemain bertahan.

Gambar 2. Umpan pantul (bounce pass) Sumber: (Muhajir, 2006: 20)

(33)

biasanya digunakan apabila pemain dalam posisi dijaga ketat oleh lawan.Yang perlu diperhatikan adalah sasaran tetap pada dada teman sehingga mudah untuk diterima. Jon Oliver (2007:38) mengatakan “overhead pass efektif digunakan ketika harus mengumpan bola ke seorang teman melewati kepala pemain bertahan”.

Gambar 3. Umpan melalui atas kepala (overhead pass) Sumber: (Muhajir, 2006: 19)

2.3.3.2 Menggiring Bola (dribbling)

Menggiring bola (dribbling) adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada, (Nuril Ahmadi, 2007: 17). Menurut Ambler Vic(1990:10)“Dribbling adalah membawa bola dengan cara memantul- mantulkannya”. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan kelantai. Jadi menggiring bola adalah membawa bola kedepan dengan cara memantulmantulkan dengan satu tangan dengan berjalan atau berlari untuk melewati lawan. Sesuai dengan kebutuhannya jenis menggiring bola ada dua cara yaitu: “(1) menggiring bola tinggi (setinggi pinggang),(2) menggiring bola rendah (setinggi lutut)”. menggiring bola setinggi pinggang digunakan untuk kebutuhan maju cepat ke depan lurus. Sedangkan

(34)

menggiring rendah digunakan untuk mengontrol atau menguasai bola, terurtama dalam melakukan terobosan ke dalam pertahanan lawan, (Nuril Ahmadi, 2007:17).

(1) (2)

Gambar 4. (1) Menggiring bola tinggi dan (2) menggiring bola rendah Sumber: (Muhajir, 2006: 23)

1) Dribble Crossover

Dribble Crossover membutuhkan pemindahan bola dengan cepat diantara dua tangan agar pemain bertahan kehilangan keseimbangan.

2) Dribble diantara dua kaki

Dribble diantara dua kaki membutuhkan dribble cepat jenis gunting untuk memindahkan bola dari satu tangan ke tangan lainnya.

3) Dribble Jab-step

Dribble Jab-step memerlukan penggunaan jab-step yang efektif untuk membuat pemain bertahan bergerak.

4) Dribble Behind-the-back

Untuk melakukan dribble behind-the-back perlu menggunakan gerakan yang mirip dengan umpan behindthe-back.

5) Dribble Stop-n-Go

Dribble stop-n-go menggunakan perubahan kecepatan dribble untuk membuat pemain lawan kehilangan keseimbangan.

(35)

ada beberapa jenis menembakkan bola (shooting) dalam bola basket adalah sebagai berikut :

1) Tembakan satu tangan (one hand set shoot)

Tembakan satu tangan merupakan tembakan yang dilakukan dengan menggunakan satu tangan dengan sikap badan berdiri tegak, salah satu kaki berada didepan, sementara lutut ditekuk.Bola dipegang dengan salah satu tangan diatas kepala didepan dahi, siku kanan ditekuk kedepan dan tangan yang satu membantu memegang bola untuk menjaga keseimbangan serta pandangan tertuju pada keranjang sebagai sasaran.Kemudian secara serempak siku, badan dan lutut diluruskan dengan melepaskan bola, jarijari dan pergelangan tangan diaktifkan.

Gambar 5. Tembakan satu tangan Sumber: (Sodikin Chandra, 2010: 28) 2) Tembakan dua tangan

Tembakan dua tangan merupakan tembakan menggunakan kedua belah tangan, bola ditembakkan ke keranjang basket yang menjadi sasaran.

Bola ditembakkan dengan bantuan dorongan siku, badan dan lutut diluruskan serempak.

(36)

Gambar 6. Tembakan dua tangan Sumber: (Solikin Chandra, 2010: 29)

3) Tembakan lay up

Tembakan lay up atau yang bisa juga disebut tembakan tiga langkah adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, sehingga seolah-olah bola diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua langkah dan diikuti dengan langkah tolakan.

Gambar 7. Lay up

Sumber: (Solikin Chandra, 2010: 29)

(37)

alokasi waktu yang diatur secara sendiri berdasarkan pola kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan progam kurikuler atau kunjungan studi ketempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu. Menurut Yudha M. Saputra (1999: 8), Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu susunan progam diluar jam pelajaran sekolah yang dikembangkan untuk memperlancar progam kurikuler dengan arahan dan bimbingan dari guru atau pembina. Hal serupa dikemukakan oleh Moh. User Usman (1993: 23), ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran (tatap muka) baik diselenggarakan dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas pengetahuan maupun kemampuan dari berbagai bidang studi.

Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan dan minat masing- masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan da Kebudayaan (1995:3) sebagai berikut:

1) Pendidikan kepramukaan 2) Pasukan Pengibar Bendera 3) Palang Merah Remaja 4) Pasukan Keamanan Sekolah 5) Gema Pencinta Alam

6) Filateli

7) Koperasi Sekolah

8) Usaha Kesehatan Sekolah 9) Kelompok Ilmiah Remaja

(38)

10) Olahraga 11) Kesenian

Tujuan ekstrakurikuler Pendidikan Jasmani di sekolah menurut Yudha M.Saputra (1999: 16), antara lain:

a). Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa.

b). Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya pembinaan pribadi siswa.

c). Mengenalkan hubungan antara mata pelajaran dengan kehidupan masyarakat.

2.5 Karakteristik siswa SMA

Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa remaja adalah upaya menentukan jati dirinya (identitasnya) atau aktualisasi diri.

Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi oleh guru. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Selama di SMA, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMA mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.

Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Anak bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase- fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model latihan yang cocok agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

2.5.1 Perkembangan Aspek Psikomotorik

Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agusmanaji. 1994) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor seusia siswa SMA ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan

(39)

sehingga proporsi antar- anggota tubuh kelihatan tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk, sehingga terkadang menjadi kendala partisipasinya dalam aktivitas jasmani.

2.5.2 Perkembangan Aspek Kognitif

Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agusmanaji. 1994) menyatakan perkembangan kognitif pada siswa SMA meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapasitas memori dan bahasa, dan pemikiran konseptual.

Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat.

2.5.3 Perkembangan Aspek Afektif

Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agusmanaji. 1994) menyatakan perkembangan afektif siswa SMA mencakup proses belajar perilaku.

Pihak yang berpengaruh dalam proses sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya. Dari ketiganya pihak yang sangat berpengaruh adalah teman sebaya. Siswa juga mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pandangan orang lain.

Remaja menghabiskan waktu memikirkan penampilan, tindakan, perasaan dan perhatian. Siswa mengalami perubahan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa ia mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri

2.6. Penelitian yang Relevan

Untuk melengkapi dalam mempersiapkan penelitian ini maka peneliti mencari bahan acuan yang relevan dalam mendukung penelitian yang peneliti lakukan. Namun peneliti menemukan hasil penelitian yang serupa dengan

(40)

memuat komponen-komponen yang diteliti dalam penelitian ini. Dari beberapa penelitian tersebut khususnya tentang bola basket peneliti / penulis menemukan penelitian yang mengkaji tentang :

1. Priya Pandu Hardaya (2010), yang berjudul “Tingkat Keterampilan Bermain Bola basket Siswa Putri SMK N 1 Kalasan yang Mengikuti Ekstrakurikuler Tahun Ajaran 2009/2010” Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan bermain bola basket siswa putri SMK N 1 Kalasan yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket tahun ajaran 2009/2010 yang masuk dalam kategori tinggi sekali ada 1 siswa 3,33% kategori tinggi ada 10 sisswa atau 33,33%, kategori sedang ada 9 siswa atau 30%, kategori rendah ada 9 siswa atau 30%, dan kategori rendah sekali ada 1 siswa.

2. Dwi Sigit Waluyo (2009), yang berjudul “Tingkat Keterampilan Bermain Bola basket Siswa Putra Kelas X SMA N Pertahanan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2008/2009”, dengan populasi 55 orang dan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: Tingkat Keterampilan Bermain Bola basket Siswa Putra Kelas X SMA N Pertanahan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2008/2009 Yang masuk dalam kategori baik sekali ada 0 siswa atau 0,00%, kategori baik ada 2 siswa atau 3,64%, kategori cukup ada 13 siswa atau 23,63%, kategori sedang 34 siswa atau 61,82%, kategori kurang 4 siswa atau 7,27%, kategori kurang sekali 2 siswa atau 3,64%, dan yang masuk kategori jelek 0 siswa atau 0,00%.

3. Hendrik Novtiana Widiyantoro (2011) yang berjudul “ Tingkat Keterampilan Bermain Bola basket Siswa Putra-putri SMA Negeri 1 Purwareja Kelompok Banjarnegara”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra- putri SMA Negeri 1 Purwareja Klampok yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 10 siswa putri.

Teknik pengambilan data menggunakan tes kecakapan bermain bola basket dari STO Yogyakarta. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterampilan bermain bola basket siswa putra SMA Negeri 1 purwareja Klompak Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler adalah baik sekali sebanyak 1 siswa atau sebesar (10%),

(41)

bola basket siswi putri SMA Negeri 1 purwareja yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah baik sekali 1 siswi atau sebesar (10%), sebanyak 3 siswa atau sebesar (30%) termasuk kategori baik sebanyak 3 siswa atau sebesar (30%) termasuk kategori sedang, sebanyak 3 siswa atau sebesar (30%) termasuk kategori kurang, tidak ada siswa atau sebesar (0%) termasuk kategori kurang sekali.

4. Dwi Wahyu Utomo (2011), yang berjudul “ Tingkat Kemampuan Dasar Bermain Siawa Sekolah Sepakbola Putra Grabag Usia 10-12 tahun”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar bermain sepakbola. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran untuk pengumpulan data.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar bermain sepakbola untuk anak usia 10-12 tahun oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Sekertariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 yang terdiri dari 6 butir tes yaitu Dribbling, Short Pass, Throw in, Heading, Runing, Shooting. Populasi yang digunakan adalah siswa SSB putra grabag usia 10-12 tahun yang berjumlah 30 anak. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukan bhwa kemampuan dasr bermain sepakbola siswa SSB Putra Grabag adalah sebagian besar berada dalam kategori kurangsekali (KS) 0 anak, Kategori Kurang (K) sebanyak 3 anak (10%), Kategori sedang (S) sebanyak 25 anak (83,33%), Kategori baik (B) sebanyak 2 anak (6,67%) dan 0 anak (0%) yang masuk dalam kategori baik sekali (BS). Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan dasar bermain sepakbola Putra Grabag Usia 10-12 tahun sebagian besar berkategori sedang.

(42)

2.7. Kerangka Berpikir

Keterampilan bermain bola basket merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Menurut Singer yang dikutip oleh Asmawi (2006: 135), melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkap kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keterampilan bermain bola basket siswa dibutuhkan suatu tes keterampilan bermain bola basket yang dilengkapi dengan standar penilaian dan norma. Johnson Basket Ball Test adalah tes yang ada dalam penelitian tersebut diatas merupakan tes untuk mengetahui keterampilan bermain bola basket yang memenuhi nilai standar dan norma.

Dengan tes dan pengukuran yang baik diharapkan akan dapat melancarkan jalannya proses kegiatan ekstrakurikuler agar lebih berhasil di dalam mencapai tujuan. Ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain bola basket, yaitu: (1) teknik dasar mengoper bola (passing), (2) teknik dasar menggiring bola (dribbling), (3) teknik dasar menembak (shooting). Selain menguasai teknik dasar bola basket, para pemain juga harus memiliki keterampilan dalam memainkan permainan tersebut dengan tujuan untuk mencapai peluang mendapatkan nilai dan untuk mencegah lawan tidak mudah merebut bola sehingga lawan tidak menguasai permainan dan tidak mendapatkan kesempatan untuk mencetak nilai. Perkembangan olahraga bola basket sangatlah pesat termasuk juga pada pembelajaran olahraga bola basket di sekolah yang masih kurang, sehingga sekolah mengadakan ekstrakurikuler bola basket yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan bakat, minat dan keterampilan bola basket. Ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya harus mempunyai target dan tujuan tersendiri sehingga akan membentuk karakter siswa yang aktif, kreatif dan pantang menyerah didalam kehidupan sosial bermasyarakat.

(43)

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dalam melangsungkan kehidupan yang akan menjadikan seseorang mengerti akan harkat dan martabat mereka sendiri. Pendidikan mempunyai maksud untuk mengembangkan segala potensi yang mereka miliki yang sudah diberikan oleh sang Khalik sejak mereka dilahirkan. Potensi-potensi yang mereka miliki tersebut apabila tidak dikembangkan akan menjadi potensi yang terpendam dan sia-sia tanpa bisa dilihat dan dirasakan hasilnya. Melalui proses pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara aspek sosial dan aspek individual.

Pendidikan jasmani menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh, meliputi kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir, dan tindakan moral. Pendidikan Jasmani merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan aktivitas fisik yaitu belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Sehingga siswa diharapkan mempunyai pengalaman dan keterampilan gerak yang baik. Untuk itu, guru pendidikan jasmani perlu mengetahui informasi tentang keterampilan gerak yang baik secara individu maupun secara keseluruhan di sekolahnya. Untuk mencapai penguasaan keterampilan gerak yang baik tentunya membutuhkan waktu yang lebih dan dilakukan secara berulang-ulang. Apabila kita mengacu pada hal tersebut, tentu saja pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan sekolah sangatlah kurang, sehingga kebijakan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai aktivitas fisik untuk menambah pengalaman siswa dalam kegiatan olahraga.

Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membentuk sikap mental dan dedikasi sehingga dapat meningkatkan prestasi salah satu cabang olahraga tertentu dalam waktu yang lebih lama.

(44)

Kelas olahraga adalah sebuah kelas khusus yang melaksanakan berbagai kegiatan olahraga dengan tujuan membina dan mengembangkan bakat serta potensi atlet sejak dini agar konsisten di daerahnya dan memberikan kesempatan kepada para pelajar potensial untuk dibina dalam suatu wadah kelas olahraga unggulan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada dasarnya kelas olahraga memiliki kesamaan kurikulum pendidikan dengan kelas reguler dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas yang dilaksanakan pada pagi hari. Sehingga materi pelajaran yang diperoleh dan diajarkan sama dengan kelas reguler. Yang membedakan kelas olahraga dengan kelas yang lain adalah adanya kegiatan tambahan olahraga yang dilaksanakan pada sore hari dengan materi cabang olahraga tertentu sesuai ketentuan sekolah.

Siswa kelas olahraga adalah siswa yang telah diseleksi dan telah memenuhi kriteria khusus untuk masuk kelas olahraga tersebut.

Dasar pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga terdapat dalam petunjuk pelaksanaan ekstrakurikuler mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama yang berbunyi, “Mengingat terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam program kurikuler pada kelas Idan II serta tidak adanya program kurikuler untuk kelas III perlu disusun program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam sekolah”. Dalam Depdiknas (2004:

1) dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa yang bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan keterampilan serta untuk lebih memantapkan kepribadian siswa. Program ekstrakurikuler diperuntukan bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan kegemaran cabang olahraga serta lebih membiasakan hidup sehat.

Permainan bola basket adalah permainan olahraga yang populer dan mulai digemari oleh masyarakat termasuk pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah. Pada dasarnya, bola basket adalah permainan beregu namun para pemain juga dituntut untuk dapat bermain secara individu. Untuk mendapatkan prestasi yang optimal dalam permainan bola basket, selain setiap pemain harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelincahan,

(45)

dimiliki para pemain akan menentukan penampilannya dalam bermain bola basket karena daya tarik permainan bola basket terletak pada kealamian permainan tersebut. Permainan bola basket adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental para pemain. Setiap pemain harus melakukan gerakanyang terampil di bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan juga menghadapi lawan. Selain itu pemain juga harus mampu bermain secara individu dan bekerja sama dengan pemain lain secara baik. Dalam pelaksanaannya permainan bola basket dilakukan oleh beberapa orang sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan dasar dalam bermain bola basket setiap pemain berbeda-beda dengan pemain yang lain. Maka dari itu, keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh apabila dipelajari atau dilatih secara terus menerus dalam periode waktu tertentu.

Dalam permainan bola basket terdapat beberapa teknik yang dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain bola basket. Adapun teknik dasar yang dimaksud, meliputi: passing, dribble, shooting. Maka dari itu, setiap pemain harus menguasai teknik-teknik dasar bermain bola basket tersebut. Pemain yang menguasai teknik-teknik bermain lebih baik, maka pemain tersebut akan terlihat matang jika dibandingkan dengan pemain yang penguasaan tekniknya masih rendah. Dengan demikian, penguasaan keterampilan teknik dasar harus dikuasai oleh setiap pemain bola basket untuk menuju prestasi yang maksimal.

Hasil observasi pada tanggal 27 Januari 2020, Jika melihat dari segi prestasi yang ditorehkan oleh tim basket SMA Negeri 2 Kota Jambi pada tahun 2013 – 2017 cukup menorehkan prestasi yang baik dibuktikan pada tahun 2017 tim basket SMA N 2 Kota Jambi ini mendapatkan juara Ke-2 di ajang dispora cup ( PORSENI ) Se-Kota Jambi. Saat tahun ajaran baru 2018 hingga menjelang akhir tahun 2019 sampai sekarang tim basket di sekolah ini tidak mendapat prestasi lagi, Kenapa?

(46)

Hal ini mungkin dikarenakan latihan yang tidak rutin dan keinginan dari para siswa sudah sangat menurun untuk latihan lebih keras dan mengasah kemampuan serta keterampilan teknik masing-masing siswa. Jadwal latihan yang diberikan oleh pihak sekolah hanya 1 kali dalam seminggu sehingga menurut pelatih mereka sangat kurang, akhirnya menambah jadwal sendiri yaitu menjadi 3 kali seminggu, namun ternyata masih ada saja siswa yang sering beralasan untuk tidak mengikuti jam latihan yang sudah di atur dan disepakati. Diakui oleh sang pelatih, “ siswa yang sekarang lebih ingin dimengerti dan selalu ingin dimanja yang mungkin pengaruh zaman milenial yang serba teknologi yang membuat anak anak lebih malas dan lebih memilih untuk dirumah dibanding untuk latihan yang mengakibatkan metode latihan tidak teratur dan berdampak pada keterampilan masing-masing siswa serta kekuatan fisik mereka yang masih rendah, serta sangat kurangnya anggota tim atau player yang ada saat ini yang membuat prestasi kami sangat menurun”. Penggunaan lapangan basket sendiri juga harus sering harus berbagi dengan kegiatan lain di sekolah yang berdampak juga pada sesi latihan yang tidak optimal dan efisien yang kemungkinan sangat membuat keterampilan mereka tergolong rendah. serta jam bertanding atau jam terbang siswa dengan tim lain yang masih sedikit sehingga perlu dilakukan latih tanding dengan tim lain yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap mental para siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler juga digunakan untuk membantu siswa dalam penilaian akademik yang dibagikan pada tiap akhir semesternya. Oleh karena itu, siswa diwajibkan untuk mengikuti salah satu program kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah. Akan tetapi, bagi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket belum pernah dilakukan penilaian tentang keterampilan dasar bermain bola basket yang menggunakan tes pengukuran.

Artinya, dalam hal ini adalah penilaian keterampilan siswa dalam bermain bola basket didasarkan pada pengamatan saat bermain dan partisipasi siswa dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan dapat dikatakan kurang objektif walaupun melalui pengamatan dapat melihat siswa tersebut terampil maupun tidak dalambermain bola basket. Maka dari itu, perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui sejauh mana keterampilan dasar

(47)

membanggakan nama sekolah.

Berdasarkan pernyataan diatas peneliti ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat keterampilan dasar bermain bola basket peserta ekstrakurikuler putra SMA N 2 Kota Jambi dan diharapkan nantinya akan menjadi acuan untuk memilih pemain yang berbakat untuk cikal bakal menjadi pemain inti dalam tim tersebut di ajang turnamen berikutnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Masih kurangnya keinginan latihan dan tidak ada nya pengukuran keterampilan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket.

2. Tidak adanya prestasi apapun di 2 tahun terakhir yang berhasil didapatkan oleh tim basket SMA N 2 Kota Jambi

3. Kurangnya minat yang tinggi oleh siswa nya sendiri untuk latihan yang keras dan minimnya anggota yang ada.

4. Kurang nya jam latihan khusus yang diberikan untuk para pemain tim basket SMA N 2 Kota Jambi

5. Belum diketahui tingkat keterampilan dasar bola basket peserta ekstrakurikuler putra SMA N 2 Kota Jambi.

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan pada penelitian ini tidak menjadi luas, dan menjadi lebih fokus pada satu pokok bahasan saja maka perlu adanya batasan- batasan sehingga ruang lingkup penelitian menjadi jelas. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dan mengingat keterbatasan tenaga, biaya, pengalaman, serta waktu penelitian. Maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di batasi

(48)

pada: “Survei Keterampilan Dribbling, passing dan Shooting bermain Bola basket pada siswa Ekstrakurikuler Bola basket Putra SMA N 2 Kota Jambi”.

Keterampilan bermain bola basket yang diukur meliputi keterampilan Dribbling, Passing dan shoot under basket.

1.4. Definisi Operasional

Pelaksanaan tes dilakukan dengan cara menilai keterampilan bermain bola basket siswa yang terdiri dari :

1) Menembakkan bola (shooting) ke ring 2) Melemparkan bola (passing) ke arah sasaran 3) Menggiring bola (dribble) melewati penghalang

1.5. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keterampilan bermain basket siswa ekstrakulikuler bola basket SMA Negeri 2 Kota Jambi.

1.6. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui tingkat keterampilan dasar bola basket peserta Ekstrakurikuler putra SMA N 2 Kota Jambi”.

1.7. Manfaat Hasil Penelitian

Apabila hasil yang dicapai dalam penelitian ini cukup terandalkan kebenarannya, maka diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

(49)

b) Memberi sumbangan yang positif dalam dunia pendidikan pada umumnya dan di SMA Negeri 2 Kota Jambi lebih khusus ekstrakurikuler bola basket serta memperkaya khasanah pengetahuan untuk penulisan selanjutnya.

2. Secara Praktis a) Bagi Sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan program kegiatan khususnya pada pengukuran keterampilan bola basket.

b) Bagi Guru

Dapat menjadikan pembelajaran dan pelatihan bola basket tersebut dan dapat mengetahui seberapa besar bakat yang dimiliki siswanya.

c) Bagi Siswa

Dapat mengetahui tingkat keterampilan dasar bermain bola basket serta memotivasi untuk meningkatkan keterampilan bermain bola basket

(50)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Survei Keterampilan Dribbling, Passing Dan Shooting Bermain Bola Basket Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket Putra Sma Negeri 2 Kota Jambi” Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilannya sehingga penulis dapat menentukan pola latihan yang sesuai untuk para pemain dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga dan Kesehatan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Palmizal A, S.Pd., M.Pd sebagai ketua jurusan ilmu keolahragaan yang selalu memberikan dorongan kepada mahasiswa dalam hal belajar dan berkembang yang lebih baik saat perkuliahan.

2. Bapak Dr. Drs. Sukendro, M.kes yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan sekaligus Dosen Pembimbing I yang selalu memberi masukan, nasehat dan motivasi sehingga terciptanya proposal penelitian ini .

3. Bapak Roli Mardian S.Pd M.Pd yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan sekaligus ketua Prodi Pendidikan olahraga dan kesehatan dan sebagai Dosen pembimbing II yang turut menyempurnakan proposal penelitian ini.

4. Miss Sugih Suhartini S.Pd, M.Pd, serta keluarga besar ACFIK UNJA yang selama perkuliahan selalu memberikan ilmu yang bermanfaat saat proses perkuliahan berlangsung dan kegiatan-kegiatan yang penuh inspirasi yang sangat baik untuk bekal kehidupan saya untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, sekali lagi Terimakasih Banyak.

5. Ayah dan Ibu serta saudara dan keluarga besar yang telah memberikan doa, dan bantuan dana yang bersifat materi kepada saya dan memberikan semangat selama penyusunan skripsi ini.

(51)

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Jambi, January 2021 Penulis

(52)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dalam melangsungkan kehidupan yang akan menjadikan seseorang mengerti akan harkat dan martabat mereka sendiri. Pendidikan mempunyai maksud untuk mengembangkan segala potensi yang mereka miliki yang sudah diberikan oleh sang Khalik sejak mereka dilahirkan. Potensi-potensi yang mereka miliki tersebut apabila tidak dikembangkan akan menjadi potensi yang terpendam dan sia-sia tanpa bisa dilihat dan dirasakan hasilnya. Melalui proses pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara aspek sosial dan aspek individual.

Pendidikan jasmani menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh, meliputi kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir, dan tindakan moral. Pendidikan Jasmani merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan aktivitas fisik yaitu belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Sehingga siswa diharapkan mempunyai pengalaman dan keterampilan gerak yang baik. Untuk itu, guru pendidikan jasmani perlu mengetahui informasi tentang keterampilan gerak yang baik secara individu maupun secara keseluruhan di sekolahnya. Untuk mencapai penguasaan keterampilan gerak yang baik tentunya membutuhkan waktu yang lebih dan dilakukan secara berulang-ulang. Apabila kita mengacu pada hal tersebut, tentu saja pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan sekolah sangatlah kurang, sehingga kebijakan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai aktivitas fisik untuk menambah pengalaman siswa dalam kegiatan olahraga.

Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membentuk sikap mental dan dedikasi sehingga dapat meningkatkan prestasi salah satu cabang olahraga tertentu dalam waktu yang lebih lama.

(53)

kelas olahraga unggulan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada dasarnya kelas olahraga memiliki kesamaan kurikulum pendidikan dengan kelas reguler dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas yang dilaksanakan pada pagi hari. Sehingga materi pelajaran yang diperoleh dan diajarkan sama dengan kelas reguler. Yang membedakan kelas olahraga dengan kelas yang lain adalah adanya kegiatan tambahan olahraga yang dilaksanakan pada sore hari dengan materi cabang olahraga tertentu sesuai ketentuan sekolah.

Siswa kelas olahraga adalah siswa yang telah diseleksi dan telah memenuhi kriteria khusus untuk masuk kelas olahraga tersebut.

Dasar pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga terdapat dalam petunjuk pelaksanaan ekstrakurikuler mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama yang berbunyi, “Mengingat terbatasnya jumlah jam pelajaran setiap minggu yang tersedia dalam program kurikuler pada kelas Idan II serta tidak adanya program kurikuler untuk kelas III perlu disusun program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam sekolah”. Dalam Depdiknas (2004:

1) dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa yang bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan keterampilan serta untuk lebih memantapkan kepribadian siswa. Program ekstrakurikuler diperuntukan bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan kegemaran cabang olahraga serta lebih membiasakan hidup sehat.

Permainan bola basket adalah permainan olahraga yang populer dan mulai digemari oleh masyarakat termasuk pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah. Pada dasarnya, bola basket adalah permainan beregu namun para pemain juga dituntut untuk dapat bermain secara individu. Untuk mendapatkan prestasi yang optimal dalam permainan bola basket, selain setiap pemain harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelincahan,

Referensi

Dokumen terkait

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hadiratNya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis

vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia beliau penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan dan juga kekuatan, sehingga penulis dapat

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengendalian

vi KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,berkat serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.Penulis

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah senantiasa diurahkan kepada penulis, sehingga penulis