LANDASAN IDEAL PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan dengan dosen pengampu : Ibu Dedah Ningrum, MKM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG TAHUN 2023-2024
LANDASAN IDEAL PENDIDIKAN
Disusun oleh : Aghniya Zhafira Dwi Putri, Silvi Indriani, Putri Wulan Indah Wangi Subagja, Sandrina Fitriani, Wulan Indriani Rahayu, Muhammad Sholahuddin Anshori, Dea Asmarani, Rosyiana Putri Lestari
ABSTRAK
Latar Belakang: Landasan ideal pendidikan merupakan dasar bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tujuan: Menganalisis, menjabarkan, serta menguraikan secara empiris artikel-artikel mengenai landasan ideal pendidikan. Metode Penelitian: Menggunakan metode library research atau studi kepustakaan. Pengumpulan data atau sumber literature pada penelitian ini melalui Google Scholar dengan menggunakan kata kunci ‘landasan ideal pendidikan’. Dari kata kunci tersebut terdapat 22.700 artikel, lalu didapatkan 10 literatur.
Kemudian analisis data dilakukan untuk mencari data yang sesuai dengan kriteria. Setelah dilakukan analisis, literatur yang sesuai dengan topik 'landasan ideal pendidikan' dari jurnal- jurnal dengan kredibilitas jurnal yang terakreditasi 1-5, dan dalam rentang waktu terbit antara tahun 2018-2023, didapatkan 5 artikel atau literatur yang sesuai dengan kriteria. Hasil dan Kesimpulan: Landasan pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk dan mengarahkan proses pendidikan. Landasan pendidikan memainkan peran sentral dalam membentuk visi, tujuan, dan praktik pendidikan, baik dalam konteks umum maupun khusus seperti pendidikan Islam dan pendidikan karakter.
Kata Kunci: landasan ideal pendidikan
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan berasal dari kata "didik." Jika diberi awalan "me-"
maka jadi "mendidik," yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, dan pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Definisi pendidikan menurut John Dewey adalah sebuah proses pengalaman. Baginya,
pendidikan membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia, karena proses pertumbuhan melibatkan penyesuaian pada tiap fase kecakapan seseorang (Sudarto, 2019).
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik (Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 263).
Landasan pendidikan adalah tumpuan, dasar, atau asas abstrak yang meliputi pendidikan secara keseluruhan. Biasanya, yang dibahas terkait dengan landasan pendidikan ini adalah hakikat manusia sebagai makhluk pembelajar, situasi, proses, perubahan sosial, aliran pelaksanaan, hingga permasalahan- permasalahan pendidikan (Pdarta, 1997).
Landasan berarti tumpuan, dasar, atau alas.
Oleh karena itu, landasan pendidikan merupakan tempat bertumpu, titik tolak, atau dasar pijakan dalam melaksanakan pendidikan (Yatimah, 2017: 354).
Landasan adalah dasar tempat dimulainya suatu perbuatan. Landasan disebut dengan istilah "foundation," yang dalam Bahasa Indonesia menjadi
"fondasi." Dalam membuat suatu bangunan, fondasi adalah bagian yang sangat penting agar bangunan itu bisa berdiri tegak, kokoh, dan kuat. Tiang, genting, kaca, dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan tidak akan bisa berdiri dan menempel tanpa ada fondasi tersebut (Abdullah. A.R.S, 1991: 44).
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita memiliki fondasi atau pijakan yang sangat kuat, karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita, diperlukan landasan pendidikan berupa hukum, landasan filsafat, landasan histori, landasan sosial budaya, landasan psikologis, beserta landasan sosiologis dan antropologis.
Landasan ideal pendidikan adalah
seperangkat asumsi yang memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya mengenai pendidikan. Landasan ideal pendidikan meliputi landasan religious pendidikan, landasan filsafat pendidikan, landasan yuridis pendidikan (Kurniasih, 2020). Dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Maka dari itu tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk menganalisis, menjabarkan, serta menguraikan secara empiris artikel-artikel mengenai landadan ideal pendidikan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini kami menggunakan metode library research atau studi kepustakaan. Pengumpulan data atau sumber literature pada penelitian ini melalui Google Scholar dengan menggunakan kata kunci ‘landasan ideal pendidikan’. Dari kata kunci tersebut terdapat 22.700 artikel, lalu didapatkan 10 literatur. Kemudian analisis data dilakukan untuk mencari data yang sesuai dengan kriteria. Setelah dilakukan analisis, literatur yang sesuai dengan topik 'landasan ideal pendidikan' dari jurnal- jurnal dengan kredibilitas jurnal yang terakreditasi 1-5, dan dalam rentang waktu terbit antara tahun 2018-2023, didapatkan 5 artikel atau literatur yang sesuai dengan kriteria. Kemudian data atau informasi yang diperoleh dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan pada tabel ini,
N
o Penulis Judul Jurnal Subjek Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian 1. Dedy Yansyah,
Nasrudin Harahap, dan Nurul Hidayati Murtafiah
Implementasi Manajemen Pendidikan Islam pada Lembaga Pendidikan di
Masyaraka t
Library Research
Ada empat titik awal untuk membuat
manajemen seperti yang ditunjukkan oleh pandangan Islam, secara spesifik:
Era
Globalisasi kebenaran, keaslian,
kesungguhan, dan kemampuan. Seorang direktur harus memiliki empat kualitas utama ini agar administrasi yang dijalankannya mencapai hasil yang paling ekstrim. Hal utama dalam administrasi dalam pandangan Islam adalah harus ada perasaan administrasi.
Administrasi menurut Islam adalah titik sentral dalam gagasan manajemen.
Manajemen menurut pandangan Islam adalah manajemen yang adil.
Untuk menciptakan lulusan yang sangat bermutu di lembaga pendidikan Islam, harus didukung dengan manajemen yang baik.
Manajemen pendidikan merupakan proses penerapan prinsip dan teori manajemen dalam pengelolaan kegiatan di lembaga pendidikan formal untuk
mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan. Penerapan manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan harus dijunjung tinggi oleh sumber daya insani dan sumber daya lainnya yang digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan otoritatif pendidikan yang tinggi untuk mencapai kualitas lulusan yang dapat
diandalkan,
mengumpulkan personil ini dalam rangka memberi inspirasi, koordinasi dan
penggerak agar berjalan bersama dengan baik dan serasi. Ini harus diselesaikan untuk menjawab kesulitan zaman dalam era globalisasi yang sedang berlangsung.
2. Aan Hasanah, Bambang Samsul Arifin, Daryaman, Janatun Firdaus, dan Dhika Kameswara
Landasan Teori Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama Islam
Masyaraka t
Kualitatif Terminologi yang mendefinisikan mengenai perilaku manusia mempunyai beberapa macam varian.
Term tersebut ada yang menggunakan istilah karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika.
Akan tetapi dalam dunia pendidikan, terminologi karakter lebih populer
penggunaannya dibandingkan dengan term kata lain.
Pendidikan karakter harus dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan bersikap baik dalam pikiran peserta didik, penghayatan dan pemahaman dalam bentuk akal budi dan pengamalan dalam bentuk perilaku. Peserta didik diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri sebagai manusia yang menjungjung nilai-nilai karakter atau moral.
Landasan ontologi dalam pendidikan karakter lebih
menekankan pada aspek hakikat keberadaan, yang dimaksud keberadaan di sini adalah keberadaan pendidikan karakter.
Epistemologi pendidikan karakter merupakan pencarian metode dan model pendidikan karakter yang tepat
untuk diterapkan kepada peserta didik.
Landasan epistemologi pendidikan karakter merupakan
fenomenologi dengan segala persyaratan dan perangkatnya yang disebut sebagai komponen ilmu pendidikan karakter.
Landasan aksiologis pendidikan karakter akan membekali para pendidik berpikir klarifikatif tentang hubungan antara tujuan- tujuan hidup dan pendidikan karakter sehingga akan mampu memberi bimbingan dalam mengembangkan suatu program
pendidikan yang berhubungan secara realitas dengan
konteks dunia global.
3. Firmansyah Tinjauan Filosofis Tujuan Pendidikan Islam
Library
Research Artikel ini secara mendalam membahas mengenai landasan ideal pendidikan Islam yang terdiri dari tiga hal utama, yaitu landasan teologis / keberagamaan yang berpijak pada tauhid, landasan antropo-sosiologi yang menghendaki adanya
kesadaran kemanusiaan dan empati sosial, serta landasan kosmologis terkait dengan pemanfaatan alam semesta. Ketiga landasan ideal tersebut harus dibangun di atas pondasi yang kokoh, yang tidak lain adalah Al-Quran dan Hadis Nabi sebagai sumber utama ajaran Islam, yang kemudian dilengkapi dan
dikembangkan dengan ijtihad dan pemikiran mendalam dari para ulama. Adapun tujuan ideal pendidikan Islam sendiri cenderung bersifat umum dan normatif, seperti pembentukan akhlak mulia, penyiapan generasi untuk kehidupan dunia dan akhirat, serta
pencapaian kebahagiaan hakiki dunia-akhirat.
Tujuan umum yang bersifat ideal tersebut pada gilirannya berfungsi sebagai motivasi dan sumber inspirirasi yang tiada henti untuk dirumuskan lebih lanjut ke dalam tujuan pendidikan Islam yang lebih spesifik, terukur,dan operasional.
4. Dhena Delviana Aulia, Roihatul Parida, Marjohan, Sholeh Hidayat, Ratna Sari Dewi
Landasan Filosofos Pendidikan
Masyaraka t
penelitian kajian pustaka
dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya. Filsafat pendidikan dan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.Filsafat mempersoalkan konsep
hukum, maka terbentuklah filsafat hukum, dan bidang filsafat ini tercipta ketika filsafat mendalami masalah pendidikan. Tiga pilar filosofi pendidikan ontologis,epistemologis , dan berbasis nilai.
Filsafat menantang gagasan hukum, yang mengarah pada
pengembangan filsafat hukum, dan subbidang filsafat ini lahir ketika filsafat menyelidiki masalah pendidikan.
Landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis membentuk tiga pilar filsafat pendidikan.
5. Husen Ali Badri, Aan Hasanah, Bambang Samsul Arifin
Landasan Teori Pendidikan Karakter
Masyaraka t
Library Research
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama baik segi kehidupan individu, masyarakat dan bangsa yang selalu berlandaskan ajaran dan keyakinan agama. Oleh karena itu nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan berdasarkan sumber agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Landasan Ontologi, pendidikan karakter didasari oleh beberapa landasan:
Pertama, tujuan.
Karakter positif dapat dibangun oleh
pendidikan karakter yang baik.
Pembentukan
kepribadian yang baik
dapat dilakukan dengan pengembangan
pendidikan moral yang tulus.
Kedua, peserta didik.
Pendidikan karakter hendaknya dapat mengakomdasi terhadap semua peserta didik dengan latar belakang yang berbeda dan beragam. Ini
menandakan bahwa pendidikan karakter haruslah bersifat multicultural dalam membentuk pribadi peserta didik.
Ketiga, pendidik.
Diharapkan seorang pendidik harus
memiliki inovasi dalam merancang
pembelajaran di kelas agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Landasan Epistemologi, pendidikan karakter memiliki landasan epistemologi yang terdiri dari syarat dan perangkat yang mendukungnya, yaitu:
Moral Knowing William Kilpatrick dalam (Febrianty, 2020) menyebut salah satu penyebab
ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral doing).
HASIL
Artikel 1 menjelaskan bahwa, ada empat titik awal untuk membuat manajemen seperti yang ditunjukkan oleh pandangan Islam, secara spesifik: kebenaran, keaslian, kesungguhan, dan kemampuan. Seorang direktur harus memiliki empat kualitas utama ini agar administrasi yang dijalankannya mencapai hasil yang paling ekstrim. Hal utama dalam administrasi dalam pandangan Islam adalah harus ada perasaan administrasi. Administrasi menurut Islam adalah titik sentral dalam gagasan manajemen. Manajemen menurut pandangan Islam adalah manajemen yang adil. Untuk menciptakan lulusan yang sangat bermutu di lembaga pendidikan Islam, harus didukung dengan manajemen yang baik. Manajemen pendidikan merupakan proses penerapan prinsip dan teori manajemen dalam pengelolaan kegiatan di lembaga pendidikan formal untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan.
Penerapan manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan harus dijunjung tinggi oleh sumber daya insani dan sumber daya lainnya yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan otoritatif pendidikan yang tinggi untuk mencapai kualitas lulusan yang dapat diandalkan, mengumpulkan personil ini dalam rangka memberi inspirasi, koordinasi dan penggerak agar berjalan bersama dengan baik dan serasi.
Ini harus diselesaikan untuk menjawab kesulitan zaman dalam era globalisasi yang sedang berlangsung.
Artikel 2 menjelaskan bahwa, Terminologi yang mendefinisikan mengenai perilaku manusia mempunyai beberapa macam varian. Term tersebut ada yang menggunakan istilah karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika.
Akan tetapi dalam dunia pendidikan, terminologi karakter lebih populer penggunaannya dibandingkan dengan term kata lain.
Pendidikan karakter harus dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan bersikap baik dalam pikiran peserta didik, penghayatan dan pemahaman dalam bentuk akal budi dan pengamalan dalam bentuk perilaku.
Peserta didik diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri sebagai manusia yang menjungjung nilai-nilai karakter atau moral.
Landasan ontologi dalam pendidikan karakter lebih menekankan pada aspek hakikat keberadaan, yang dimaksud keberadaan di sini adalah keberadaan pendidikan karakter.
Epistemologi pendidikan karakter merupakan pencarian metode dan model pendidikan karakter yang tepat untuk diterapkan kepada peserta didik.
Landasan epistemologi pendidikan karakter merupakan fenomenologi dengan segala persyaratan dan perangkatnya yang disebut sebagai komponen ilmu pendidikan karakter. Landasan aksiologis pendidikan karakter akan membekali para pendidik berpikir klarifikatif tentang hubungan antara tujuan-tujuan hidup dan pendidikan karakter sehingga akan mampu
memberi bimbingan dalam
mengembangkan suatu program pendidikan yang berhubungan secara realitas dengan konteks dunia global.
Artikel 3 menjelaskan bahwa, artikel ini secara mendalam membahas mengenai landasan ideal pendidikan Islam yang terdiri dari tiga hal utama, yaitu landasan teologis/ keberagamaan yang berpijak pada tauhid, landasan antropo-sosiologi yang menghendaki adanya kesadaran kemanusiaan dan empati sosial, serta landasan kosmologis terkait dengan pemanfaatan alam semesta.
Ketiga landasan ideal tersebut harus dibangun di atas pondasi yang kokoh, yang tidak lain adalah Al-Quran dan Hadis Nabi sebagai sumber utama
ajaran Islam, yang kemudian dilengkapi dan dikembangkan dengan ijtihad dan pemikiran mendalam dari para ulama.
Adapun tujuan ideal pendidikan Islam sendiri cenderung bersifat umum dan normatif, seperti pembentukan akhlak mulia, penyiapan generasi untuk kehidupan dunia dan akhirat, serta pencapaian kebahagiaan hakiki dunia- akhirat. Tujuan umum yang bersifat ideal tersebut pada gilirannya berfungsi sebagai motivasi dan sumber inspirirasi yang tiada henti untuk dirumuskan lebih lanjut ke dalam tujuan pendidikan Islam yang lebih spesifik, terukur, dan operasional.
Artikel 4 menjelaskan bahwa, Pengertian filsafat pendidikan adalah ilmu yang mendalami hakekat penyelenggaraan pendidikan, dikaitkan dengan tujuan, premis, metode, hasil dan hakikat ilmu pedagogik, dikaitkan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
Filsafat pendidikan dan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.Filsafat mempersoalkan konsep hukum, maka terbentuklah filsafat hukum, dan bidang filsafat ini tercipta ketika filsafat mendalami masalah pendidikan. Tiga pilar filosofi pendidikan ontologis,
Epistemologis, dan berbasis nilai.
Filsafat menantang gagasan hukum, yang mengarah pada pengembangan filsafat hukum, dan subbidang filsafat ini lahir ketika filsafat menyelidiki masalah pendidikan. Landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis membentuk tiga pilar filsafat pendidikan.
Artikel 5 menjelaskan bahwa, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama baik segi kehidupan individu, masyarakat dan bangsa yang selalu berlandaskan ajaran dan keyakinan agama. Oleh karena itu nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan berdasarkan sumber agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Landasan Ontologi, pendidikan karakter didasari oleh beberapa landasan:
Pertama, tujuan. Karakter positif dapat dibangun oleh pendidikan karakter yang baik. Pembentukan kepribadian yang baik dapat dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral yang tulus. Kedua, peserta didik. Pendidikan karakter hendaknya dapat mengakomdasi terhadap semua peserta didik dengan latar belakang yang berbeda dan beragam. Ini menandakan bahwa pendidikan karakter haruslah bersifat multicultural dalam membentuk pribadi peserta didik. Ketiga, pendidik. Diharapkan seorang pendidik harus memiliki inovasi dalam merancang pembelajaran di kelas agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Landasan Epistemologi,
pendidikan karakter memiliki landasan epistemologi yang terdiri dari syarat dan perangkat yang mendukungnya, yaitu:
Moral Knowing William Kilpatrick dalam (Febrianty, 2020) menyebut salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral doing)
PEMBAHASAN Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat
material (contoh: landasan pesawat terbang) dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang
sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan-landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.
Macam-Macam Landasan Pendidikan 1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari Bahasa Yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Berdasarkan Almuzani (2021) Dalam dunia pendidikan filsafat berperan penting sebagai latihan berpikir kritis, karena banyak yang bisa dipelajari dari mengenal filsafat, sehingga menjadi penunjang untuk dipakai sebagai bahan dalam dunia pendidikan. Seperti diskusi atau pertukaran, kegiatan ini membutuhkan penalaran kritis untuk menghidupkan forum. (Anwar, 2017) Tujuan filsafat pendidikan mengatakan:
Menginspirasi
Menginspirasi guru untuk
mengimplementasikan konsep pendidikan tertentu. Filsafat pendidikan adalah sarana yang digunakan para filsuf untuk mengungkapkan pemikiran mereka tentang apa itu pendidikan. Apa arah sekolah ini?
Siapa yang butuh pendidikan? dan apa fungsi pendidik?
Menganalisa
Analisis dalam filsafat pendidikan adalah studi yang cermat terhadap bagian-bagian
pendidikan untuk memahami dengan validitas yang tidak dapat disangkal. Hal ini diperlukan untuk mencegah gagasan pendidikan secara umum menjadi tidak
jelas, tumpang tindih, dan
membingungkan.
Resolusi
Uraian pendidikan dalam filsafat pendidikan mengacu pada upaya memperjelas atau mengarahkan pendidik melalui filsafat pendidikan.
Menyelidiki
Untuk menyelidiki berarti untuk menguji atau memverifikasi kebenaran teori pedagogis. Pendidik tidak diperkenankan mempraktekkan konsep atau teori pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan dan pendidikan sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan, karena tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat yaitu kebijaksanaan (wisdom), dan alat filsafat adalah sarana pendidikan yaitu pencarian (inquiry) yang akan mengantarkan manusia kepada kebijaksanaan.
Landasan Sosiologis
Pengertian tentang landasan sosiologi adalah dimana suatu proses interaksi antar dua individu, bahkan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri. Sehingga melahirkan cabang-cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang di pelajari antara lain:
a. Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
1) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
2) Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan lain
3) Fungsi pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
4) Hubungan antar kelas sosial
5) Fungsional pendidikan formal yang mencakup hubungan dengan ras,
kebudayaan dan kelompok kelompok dalam masyarakat
b. Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologi sistem pendidikan nasional (sisdiknas)
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama antara lain:
1) Adanya interaksi antar warga- warganya
2) Pola tingkah laku yang diatur adat istiadat, hukum dan norma yang berlaku 3) Adanya rasa identitas yang mengikat pada warganya
Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan / dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupan formal. Landasan kultural merupakan sebuah kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
a. Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
b. Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Fisik, yakni benda hasil karya manusia
Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
Landasan psikologis merupakan pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendidikan. Dalam maksud itu, psikologi
menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan
pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. Seperti dikemukakan teori A.Maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
a. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya)
b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan
c. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
d. Kebutuhan akan alkuturasi diri:
kebutuhan akan potensi-potensi yang dimiliki
e. Kebutuhan untuk mengetahui dan dipahami: kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Landasan Ilmiah dan Teknologis
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah. Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa Mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan survey.
Landasan Pendidikan Islam
Bertolak dari pemikiran bahwa setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan haruslah mempunyai dasar dan landasan yang kuat, maka pendidikan Islam juga memiliki dasar dan landasan yang ideal sebagai
pijakannya. Menurut Said Ismail dalam Zubaedi, dasar pendidikan Islam terdiri atas enam hal, yaitu: Al-Quran, Sunnah, perkataan sahabat Nabi Saw (mazhab sahabi), kemaslahatan kemasyarakatan (masalihul mursalah), nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat (‘urf), dan hasil pemikiran cendekiawan muslim (ijtihad).
Ramayulis, membagi dasar pendidikan Islam ke dalam tiga kategori, yaitu:
(1) dasar pokok, (2) dasar tambahan, dan (3) dasar operasional. Dasar pokok pendidikan Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Sementara dasar tambahan pendidikan Islam adalah (a) perkataan, perbuatan, dan sikap para sahabat, (b) ijtihad, (c) mashlahah mursalah, dan (d)
‘urf (nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat). Sedangkan dasar operasional pendidikan Islam, yaitu:
(a) dasar historis, (b) dasar sosial, (c) dasar ekonomi, (d) dasar politik, (e) dasar psikologis, dan (f) dasar fisologis.
Menurut Ramayulis sistem pendidikan Islam dibangun dengan berlandaskan
kepada: (1) landasan
teologis/keberagamaan, (2) landasan antropo-sosiologi/kebersamaan, dan (3) landasan kosmologis/kesetaraan. Landasan teologis pendidikan Islam dimaknai dengan landasan keagamaan yang esensinya adalah tauhid.
Landasan antropo-sosiologi
Konsekuensi logis dari landasan teologis pendidikan Islam, yang menghendaki manusia memiliki kesadaran kemanusiaan sehingga memiliki apresiasi dan empati terhadap nilai hidup manusia.
Sedangkan landasan kosmologis merupakan derivasi dari dua landasan terdahulu, ia menghendaki agar manusia mampu mengelola alam dengan baik dengan cara memakmurkan dan melestarikannya, yang sekaligus mengambil manfaat dari alam, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Menurut (Rachman, 2018), tujuan pendidikan Islam adalah: (1) Kesempurnaan manusia yang berujung
taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah;
dan (2) Kesempurnaan manusia yang berujung kepada kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat. Sedangkan al- Abrasyi, merinci tujuan akhir Pendidikan Islam menjadi: (1) Pembinaan akhlak. (2) Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat. (3) Penguasaan ilmu. (4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
Maka jika dilihat lebih jauh dengan pengenalan tujuan pendidikan Islam yang dapat diuraikan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai satu dengan tujuan utama manusia yang diindikasikan oleh Islam, khususnya menjadi hamba Allah yang sejati yang dapat menyesuaikan kehidupan ucrowi dan kehidupan bersama.
Landasan Pendidikan Karakter
(Hasanah, 2012: 48) memberikan pengertian bahwa pendidikan karakter merupakan upaya sistematis untuk terus- menerus menanamkan sekaligus mengembangkan secara konsisten dan terus-menerus kualitas-kualitas karakter yang berbasis pada nilai-nilai agama, budaya dan falsafah negara yang diinternalisasikan oleh peserta didik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat dalam kehidupan kesehariannya sehingga akan membentuk perilaku karakter.
Landasan Ontologi, pendidikan karakter didasari oleh beberapa landasan: Pertama, tujuan. Karakter positif dapat dibangun oleh pendidikan karakter yang baik.
Pembentukan kepribadian yang baik dapat dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral yang tulus. Pendidik haruslah tulus dan ikhlas dalam mendidik dan membimbing semua peserta didik agar memiliki moral yang baik. Kedua, peserta didik. Pendidikan karakter hendaknya dapat mengakomodasi terhadap semua peserta didik dengan latar belakang yang berbeda dan beragam. Ketiga, pendidik.
Diharapkan seorang pendidik harus memiliki inovasi dalam merancang pembelajaran di kelas agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Keempat, alat pendidikan.
Pembelajaran akan berhasil tidak hanya ditentukan oleh factor kognitif dan psikomotorik saja, tetapi juga didorong oleh faktor lain yakni alat pendidikan.
Kelima, lingkungan. Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian peserta didik baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Lingkungan merupakan tempat dalam berinteraksi secara social bagi peserta didik, ia akan mencontoh dan meniru dalam terhadap apa yang ia lihat di sekitarnya.
Landasan Epistemologi
Pendidikan karakter memiliki landasan epistemologi yang terdiri dari syarat dan perangkat yang mendukungnya, yaitu: Moral Knowing William Kilpatrick dalam (Febrianty, 2020) menyebut salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral doing).
Moral Knowing sebagai aspek pertama memiliki enam unsur, yaitu:
(1) Kesadaran moral (moral awereness); (2) Pengetahuan tentang nilai- nilai moral (knowing moral values); (3) Penentuan sudut pandang (perspective taking); (4) Logika moral (moral reasoning); (5) Keberanian mengambil menentukan sikap (decision making); dan (6) Pengenalan diri (self knowledge).
Landasan Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Islam
Menurut Abdul Majid, karakter sama dengan akhlak dalam pandangan Islam. Akhlak dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Kepribadian itu komponennya tiga yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku (Majid, 2017: iv).
Dalam pandangan Islam, nilai-nilai akhlak atau karakter merupakan salah satu ajaran penting yang harus dimiliki oleh setiap individu umat Islam. Bahkan dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW
menegaskan misi utama beliau diutus oleh
Allah SWT adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Dalam Islam, karakter disebut juga al-khuluq, bentuk tunggalnya adalah akhlaq, yaitu kondisi batiniah (dalam) bukan al-sajiyah.
Khuluq yaitu kondisi (hay’ah) dalam jiwa (nafs) dan suci (rasikhah), dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktivitas yang mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu (Tim LPP SDM, 2010: 68). Pendidikan akhlak sebagaimana dirumuskan oleh Ibn Miskawaih merupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang. Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah merujuk pada Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran Islam (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2017: 10).
Dalam referensi islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat mencerminkan akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad SAW: 1) Sidiq yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah SAW berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar dan berjuang untuk menegakkan kebenaran. 2) Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya oleh siapa pun baik kaum muslimin maupun kaum non muslim. 3) Fatonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan, terampil, dan professional. Artinya perilaku Rasulullah dapat dipertanggung jawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. 4) Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa pun yang menjadi lawan bicara Rasulullah, maka orang tersebut akan mudah memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh Rasulullah (Dharma Kesuma, dkk, 2013: 11-12).
KESIMPULAN
Landasan pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk dan mengarahkan proses pendidikan. Landasan filosofis memberikan dasar konseptual, landasan sosiologis mempertimbangkan interaksi sosial, landasan kultural menyoroti hubungan antara kebudayaan dan pendidikan, landasan psikologis mencakup aspek kejiwaan, dan landasan ilmiah dan teknologis menyoroti kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi.
Dalam konteks pendidikan Islam, landasan pendidikan karakter ditempatkan
pada nilai-nilai agama, budaya, dan falsafah negara. Tujuan pendidikan Islam melibatkan kesempurnaan manusia secara spiritual dan moral, dengan penekanan pada pembinaan akhlak, keterampilan bekerja dalam masyarakat, dan penguasaan ilmu.
Penting untuk memahami bahwa landasan pendidikan memainkan peran sentral dalam membentuk visi, tujuan, dan praktik pendidikan, baik dalam konteks umum maupun khusus seperti pendidikan Islam dan pendidikan karakter.
DAFTAR PUSTAKA
Dedy Yansyah, Nasrudin Harahap, Nurul Hidayati Murtafiah, dkk. 2023. Implementasi Manajemen Pendidikan Islam pada Lembaga Pendidikan di Era Globalisasi https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/4042,
Aan Hasanah, Bambang Samsul Arifin, Daryaman, Janatun Firdaus, Dhika Kameswara.
2021.
Landasan Teori Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Agama Islam.
https://www.riset-iaid.net/index.php/bestari/article/view/637, Firmansyah, 2022. Tinjauan Filosofis Tujuan Pendidikan Islam.
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/talim/article/view/2857,
Dhena Delviana Aulia, Roihatul Parida, Marjohan, Sholeh Hidayat, Ratna Sari Dewi. 2022.
Landasan Filosofos Pendidikan, https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/630, Husen Ali Badri, Aan Hasanah, Bambang Samsul Arifin, 2023. Landasan Teori Pendidikan
Karakter. https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/BuanaIlmu/article/view/6013, Cucu sutianah, Landasan Pendidikan, 2021. CV. Penerbit Qiara,
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=By9eEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA4&dq=landasan+pendidikan+yan g+ideal+menurut+para+ahli&ots=Fq6B5XHNDw&sig=ElxE7w5MYd8piJiq35oEQ8 kKpWM&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false,
Hamzah B. Uno, Nina lamatenggo, 2016. Landasan Pendidikan. PT Bumi Aksara https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=9DxlEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=landasan+pendidikan&ots=
PF_vn6WOA_&sig=KcJZQkyMAWyJZS2uskEkJ4rb6UQ&redir_esc=y#v=onepage
&q=landasan%20pendidikan&f=false,
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd. 2021. Landsan Pendidikan, Scopindo Media Pustaka https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=rpxxEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA38&dq=landasan+pendidikan+me nurut+para+ahli&ots=ZLni9pS7wg&sig=s00m83ABTYg98nukmCdax54vrk&redir_e sc=y#v=onepage&q=landasan%20pendidikan%20menurut%20para%20ahli&f=true, Abdul Rasid. 2018. Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hamidiyah Bangkalan. https://www.jurnal.alhamidiyah.ac.id/index.php/al- fikrah/article/view/20,