LAPORAN AKHIR PENELITIAN UTAMA
POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH SAGU UNTUK PAKAN SAPI DI KABUPATEN KEPULAUAN
MERANTI
TIM PENGUSUL:
Ir. Latifa Siswati, MP. NIDN : 0025106301 (Ketua) Ir. Rini Nizar, M.Si NIDN : 0005096201 (Anggota) Desma Harmaidi, SE., M.Si NIDN : 1012208704 (Anggota)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
SEPTEMBER 2022
Kode / Rumpun Ilmu :185/
Agribisnis
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi di Kabupten Kepulauan Meranti
Peneliti/Pelaksana
Nama Lengkap : Ir.Latifa Siswati, MP
Fakultas : Pertanian
NIDN : 0025106301
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Program Studi : Agirbisnis
Nomor HP : 08127516304
Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1)
Nama Lengkap : Ir. Rini Nizar, M.Si
NIDN : 000509620
Fakultas : Pertanian/Agribisnis
Anggota (2)
Nama Lengkap : Desma Harmaidi, SE., M.Si
NIDN : 1012208704
Fakultas : Pertanian/Agribisnis
Biaya APBF : Rp. 5.000.000,-
Biaya dari Sumber Lain : -
Biaya Keseluruhan : Rp. 5.000.000,- Mengetahui,
Dekan Faperta
(Dr.Ir.Dedi Zargustin ,Msi) NIK. 8600042
Pekanbaru, September 2022 Ketua
(Ir.Latifa Siswati, MP) NIP : 1963102519890302002 Menyetujui,
Ketua LPPM
( Dr. David Setiawan, ST., MT ) NIP/NIK: 1101276
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi di Kabupaten Kepulauan Meranti
2. Tim Peneliti
N
o Nama Jabatan Bidang
Keahlian Fakultas
Asal Alokasi Waktu (Jam/Minggu)
1 Ir.Latifa Siswati, MP Ketua Pertanian 7
2 Ir. Rini Nizar, M.Si Anggota 1 Pertanian 7
3 Desma Harmaidi, SE., M.Si Anggota 2 Pertanian 7
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) : Kilang Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : April 2022
Berakhir : November 2022
5. Usulan Biaya : Rp 5.000.000,00
6. Lokasi Penelitian : Kabupaten Kepulauan Meranti
7. Instansi lain yang terlibat : -
8. Temuan yang ditargetkan : Potensi pemanfaatan ampas sagu sebagai pakan sapi
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu : Memudah peternak sapi dalam mendapatkan makanan yang potensial.
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal terakreditasi
11. Rencana luaran : Kajian Potensi
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi ampas sagu yang sebagai pakan alternatif ternak di Kabupaten Kepulauan Meranti. Potensi yang dilihat meliputi ketersediaan ampas sagu dan kandungan ampas sagu sebagai pakan alternatif. Selama ini ampas sagu yg didapatkan berasal kilang-kilang sagu yang ada pada Kabupaten Kepulauan Meranti belum dimanfaatkan secara optimal dan bahkan ampas sagu kumpulkan di suatu tempat atau lahan terbuka atau di buang ke aliran sungai yang ada di sekitaran kilang. Limbah berbentuk padat serta cair belum yang belum diolah secara maksimal tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran atau polusi lingkungan sekitar seperti terjadinya sedimentasi atau pendangkalan aliran sungai serta bau yang busuk. Penelitian ini menggunakan
analisis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey. Sebagai sampel penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena Desa Tanjung merupakan salah satu desa dengan luas kesesuaian lahan tanaman sagu terbesar di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yakni dari bulan Maret hingga Agusutus 2022. Hasil survey di formulasikan untuk menghitung potensi limbah sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti dan memperoleh hasil sebanyak 15.127,54 kg/hari atau 15,13 ton/hari ampas sagu dari 95 kilang. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa pemberian ampas sagu dengan urea dan tanpa pemberian urea menunjukkan perbedaan yang nyata P <
0,05 terhadap protein kasar dan serat kasar ampas sagu. Pemberian urea 5 % pada ampas sagu setelah fermentasi 3 hari, dapat meningkatkan kadar protein kasar dan menurunkan kadar serat kasar ampas sagu sehingga layak untuk dijadikan sebagai pakan ternak sapi.
Kata Kunci : Potensi, Sagu, Ampas, Pakan Ternak
PRAKATA
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulisan proposal Penelitian telah selesai kami kerjakan, adapun judul Penelitian yang kami laksanakan adalah “Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi”
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga proposal penelitian ini dapat kami selesaikan. Kami menyadari sepenuhnya didalam penyusunan proposal Penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan penelitian dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, April 2022
Tim Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM...ii
RINGKASAN...iii
PRAKATA...iv
DAFTAR ISI...v
DAFTAR GAMBAR...vi
DAFTAR TABEL...vii
BAB I. PENDAHULUAN...1
A. Rumusan Masalah...3
B. Tujuan dan Target Luaran...4
1. Tujuan...4
2. Target Luaran...4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...5
BAB III. METODE PENELITIAN...8
A. Obyek Kajian dan Metode...8
B. Data Kajian...8
C. Analisis Data...8
D. Waktu dan Tempat Penelitian...10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...11
BAB V. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN...16
A. Anggaran Biaya...16
B. Jadwal Penelitian...16
DAFTAR PUSTAKA...17
LAMPIRAN...18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses ekstraksi sagu pada kilang sagu di Kab. Kep. Meranti...2 Gambar 2. Salah satu kilang sagu masyarakat pinggiran sungai di Kab. Kep.
Meranti...3 Gambar 3. Pohon Industri Sagu...6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Areal, Jumlah Petani dan Produksi Komoditas Sagu Di Kab
Kepulauan Meranti...1
Tabel 2. Rencana Target Capaian...4
Tabel 3. Produksi Ampas Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti...12
Tabel 4. Rataan protein kasar ampas sagu yang diamoniasi...14
Tabel 5. Data Populasi Sapi Di Provinsi Riau 2019-2021...15
Tabel 6. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi...16
Tabel 7. Jadwal Penelitian Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi...16
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah penghasil Sagu (Metroxylon sp) terbesar di Indonesia, setelah Papua. Luas areal tanaman sagu rakyat di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah sekitar 41.051,00 Ha (Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kepulauan Meranti, 2021) yang tersebar di Pulau Merbau (Kecamatan Pulau Merbau), Pulau Tebing Tinggi (Kecamatan Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Barat, dan Tebing Tinggi Timur), Pulau Rangsang (Kecamatan Rangsang, Rangsang Barat, dan Rangsang Pesisir), serta Pulau Padang (Kecamatan Merbau dan Tasik Putri Puyu) seperti pada Tabel I. Saat ini, di Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat 95 unit kilang pengolahan sagu dengan produksi tepung sagu kering sebesar 247.013,8 ton/tahun (Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kepulauan Meranti, 2021).
Tabel 1. Luas Areal, Jumlah Petani dan Produksi Komoditas Sagu Di Kabupaten Kepulauan Meranti
Sumber : Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Kep. Meranti 2021
Pengusahaan tanaman sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti telah lama dilakukan masyarakat dan merupakan usaha kebun yang telah dilakukan secara turun temurun. Disamping itu, pada 2009 terdapat perkebunan swasta PT.
National Sago Prima yang telah mengembangan tanaman Sagu di Kabupaten
Kepulauan Meranti dengan luasan lahan sebesar + 14.000 hektar dari areal seluas 21.620 Ha ijin konsesi yang diperolehnya (Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kepulauan Meranti, 2021). Perusahaan tersebut telah melakukan pembangunan kebun sagu dengan teknologi budidaya yang lebih maju dibandingkan dengan kebun sagu rakyat.
Industri-industri sagu pengolahan terebar di Kabupaten Kepulauan Meranti mengolah sagu menjadi tepung sagu basah dan tepung sagu kering.
Tepung sagu basah di olah untuk dijadikan mie sagu dan produk olahan makanan lainnya, seperti kue, tepung sagu kering di ekspor ke Malaysia Batu Pahat. Total ekspor tepung sagu kering ke Malaysia sebanyak 4322 ton/thn, data dari Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2021.
Untuk mendapatkan tepung sagu dilakukan proses penghancuran empelur dan pemerasan atau ekstraksi dan dalam prosesnya membutuhkan air yang sangat banyak, air diperlukan untuk pemisahan pati sagu. Hasil ekstraksi tersebut selain menghasilkan pati sagu juga menghasilkan limbah padat berupa serat-serat sagu atau sering disebut dengan ampas sagu. Selama ini pemanfaatan tanaman sagu hanya terfokus pada ekstraksi patinya dimana pati yang dihasilkan hanya 20–30
% sedangkan 75–83 % berupa limbah ampas sagu (McClatchey dkk., 2006), sedangkan pemanfaatan ampas sagu masih sangat terbatas dan dibuang begitu saja sehingga dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan.
Gambar 1. Proses ekstraksi sagu pada kilang sagu di Kab. Kep. Meranti
Gambar 2. Salah satu kilang sagu masyarakat pinggiran sungai di Kab. Kep.
Meranti
Menurut Sangaji 2009, ampas sagu yang dihasilkan kaya akan karbohidrat dan bahan organik lainya. Ditinjau dari kandungan komponennya, ampas sagu memiliki kandungan bahan kering sebesar 86,4%, protein kasar sebesar 2,1%, lemak sebesar 1,8%, serat kasar sebesar 20,3%, abu sebesar 4,6%, selulosa sebesar 36,3%, hemiselulosa sebesar 14,6%, lignin sebesar 9,7%, dan silica sebesar 3,3%.
Oleh karena itu, metode-metode dalam pengelolaan limbah sagu sangat perlu dilakukan untuk penanganan limbah yang lebih berdaya guna dan tidak terlalu menimbulkan polusi terhadap lingkungan, seperti rusaknya biota sungai atau laut serta kesehatan masyarakat. Akan tetapi sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan limbah sagu, perlu dilakukan identifikasi potensi pemanfaatan limbah sagu untuk pakan ternak yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penilitian ini ialah sebagai berikut:
1. Berapa potensi limbah sagu yang belum dimanfaatkan
2. Berapa jumlah ternak sapi yang dapat dipenuhi dalam pemanfaatan limbah sagu di Desa Alahair Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti.
C. Tujuan dan Target Luaran 1. Tujuan
a. Memaparkan hasil identifikasi dan potensi pemanfaatan limbah Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.
b. Memperoleh berapa ternak yang dapat memanfaatkan limbah sagu 2. Target Luaran
Target luaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Rencana Target Capaian
No Jenis Luaran Indikator
Capaian 1 Publikasi ilmiah di jurnal ilmiah (ber ISSN) 1) Jurnal
2 Pemakalah dalam temu ilmiah 2) Nasional Draf Lokal Tidak ada
3 Bahan ajar 3) Modul Ajar
4
Luaran lainnya jika ada (Teknologi Tepat Guna, Model/Purwarupa/
Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial) 4)
Kajian Potensi
1) Isi dengan tidak ada, draf, submitted, reviewed, accepted, atau published
2) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan 3) Isi dengan tidak ada, draf, proses editing, atau sudah terbit 4) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1984 tentang perindustrian. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai tinggi untuk pengunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dalam sektor industri dibedakan atas tiga jenis industri yakni industri besar, industri sedang atau menengah, industri kecil dan rumah tangga. Dilihat dari segi jumlah tenaga kerja yang dimiliki, maka yang dimaksud dengan industri besar adalah yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang, industri sedang adalah industri yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 90 orang, industri kecil yang memiliki jumlah tenaganya 5 sampai 19 orang dan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 oarang disebut industri rumah tangga atau kerajinan rumah tangga. Industri pengolahan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti tergolong pada industri sedang dan kecil.
Limbah atau ampas sagu (Metroxylon sp) yang dihasilkan dari industri atau kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti belum dimanfaatkan secara optimal dan biasanya dibuang. Peningkatan jumlah produksi sagu berbanding lurus dengan peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah yang berasal dari pengolahan sagu terbagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Limbah berbentuk padat dan cair belum diolah secara maksimal dan masih menggunakan sistem sederhana yang langsung dialirkan ke dalam sungai yang mengalir di sekitar kawasan kilang sagu. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran disekitar sungai tersebut bahkan mengakibatkan kedangkalan sungai.
Penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto dan Siswari (2004) dengan judul Pengaruh Usaha Pengolahan Sagu Skala Kecil Terhadap Baku Mutu Air Anak Sungai (Studi Kasus Industri Pengolahan Sagu di Kelurahan Cibuluh, Kota Bogor). Dimana hasil penelitian adalah terjadinya bau yang tidak sedap dari industri pengolahan sagu ini diakibatkan terjadinya sisa bahan baku yang tidak diproses dan mengalami proses fermentasi yang akan menimbulkan bau asam dan air buangan yang berasal dari proses pengolahan sagu masuk golongan C yang masih dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Menurut Rusmono et al dalam Ikhwan (2011) Limbah hasil pertanian adalah bahan yang merupakan buangan dari proses perlakuan atau pengolahan dalam memperoleh hasil utama dan hasil samping. Namun yang dimaksud dengan limbah meliputi juga hasil samping, karena sulit memberi garis pemisah yang jelas antara limbah dengan hasil samping. Terkait dengan hasil samping atau produk samping ini sejalan dengan konsep pohon industri. Melalui konsep ini, suatu komoditas diidentifikasi hasil utama dan samping serta pemanfaatannya.
Sebagai contoh, pohon industri sagu adalah sebagai berikut : Gambar 3. Pohon Industri Sagu
Sumber : Bintoro et al (2010)
Melalui paradigma pohon industri ini, maka sejatinya tidak ada limbah, yang ada adalah produk utama dan produk sampingan. Selanjutnya semuanya bisa dimanfaatkan dan mampu memberikan nilai tambah. Dengan demikian limbah pertanian yang sebenarnya merupakan produk sampingan yang harus dikelola dengan sebaikbaiknya agar mampu memberikan nilai tambah.
Potensi limbah sagu dari segi kandungan gizi menurut Nuraini (2009), limbah sagu berpotensi cukup besar sebagai pakan sumber energi dengan kandungan BETN 72,59%, tetapi kandungan protein kasarnya rendah yaitu 3,29%
dan kandungan zat makanan lainnya adalah lemak kasar 0,97% dan serat kasar yang tinggi yaitu 18,50%. Limbah sagu mengandung lignoselulosa yang kaya
akan selulosa dan pati, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber karbon. Sagu mengandung 65,7% pati dan sisanya berupa serat kasar, protein kasar, lemak, dan abu. Ampas sagu mengandung lignin 21%, dan selulosanya 20%. Limbah sagu dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam medium fermentasi sekaligus dapat dijadikan pakan ternak, akan tetapi kandungan nitrogennya masih rendah sehingga diperlukan adanya penambahan sumber nitrogen seperti limbah/ampas.
Penelitian yang dilakukan oleh Rianza dkk (2019) Penggunaan ampas sagu fermentasi sebagai pakan ayam kampong super fase starter dimana tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui konsumsi, pertambahan berat badan, dan konversi ransum ayam kampung super yang diberi ampas sagu fermentasi. Ampas sagu fermentasi (ASF) dapat digunakan sebagai pakan alternatif unggas sekaligus sumber energi, hal ini terlihat dari kandungan energi metabolis ampas sagu mencapai 2340 Kkal/Kg, protein kasar 3,40%, dan serat kasar 11,61%.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap dan hasil dari penelitian terdapat konsumsi, dan pertambahan berat badan nyata lebih tinggi dan dengan kesimpulan bahwa ampas sagu fermentasi (ASF) bisa digunakan pada ransum ayam kampung super sampai taraf 30%.
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Data Kajian dan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data skunder dan data primer. Data sekunder meliputi referensi yang relevan dengan pemanfatan limbah sagu, hasil kajian terdahulu yang relevan, dan data-data yang relevan dari instansi terkait, yaitu lain BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Kepulauan Meranti, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Dinas K e t a h a n a n P a n g a n T a n a m a n P a n g a n d a n P e t e r n a k a n Kabupaten Kepulauan Meranti. Data primer diperoleh melui pengamatan di lapangan atau survey dan wawancara dengan stakeholders pertanian, yaitu petani, penyuluh, dan pejabat dinas Kabupaten Kepulauan Meranti.
Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti slema 6 bulan dari bulan Maret hingga Agustus 2022. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara purposive sampling (sengaja) dengan pertimbangan bahwa Desa Tanjung merupakan salah satu desa dengan luas kesesuaian lahan tanaman sagu terbesar di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan dengan poplasi sampel sebanyak 50 orang petani sagu.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan pada peniletian Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pemetaan luas dan penyebaran lahan sagu berdasarkan petunjuk dari masyarakat dengan menggunakan GPS yang dilakukan secara polygon tertutup atau dilakukan secara grid pada lahan sagu.
2. Setelah mendapat sebaran lahan sagu, dibuat blok sampel berukuran 100 x 100 m pada lahan yang luas dan atau 50 x 50 m pada lahan yang sempit, dibuat tegak lurus garis pantai. Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam blok, blok sampel berukuran 100 x 100 m dibagi menjadi 4 kuadran dengan ukuran masing-masing kuadran 50 x 50 m. Pada setiap kuadran dibuat jalur pengamatan dengan jarak antar jalur 10 m dan panjang jalur 50 m. Pada blok sampel yang berukuran 50 x 50 m, pengamatan dilakukan pada seluruh jalur.
3. Pengamatan secara intensif dalam blok sampel meliputi :
a) Pengamatan jenis sagu, jumlah fase pertumbuhan setiap rumpun (semai, sapihan,tiang, pohon, masak tebang, lewat masak tebang) dan jumlah rumpun.
b) Menghitung produksi pati basah per pohon. Untuk mengetahui produksi pati basah per pohon dilakukan penebangan pohon masak tebang yaitu pada fase jantung, selanjutnya :
1) Pohon sagu dipotong menjadi tual-tual berukuran 1 m.
2) Pengukuran diameter batang atau lingkaran batang, tinggi batang/pohon dan tebal korteks pada setiap tual.
3) Pengambilan sampel empulur sagu dengan menggunakan pipa besi berukuran diameter 10 cm (jari-jari 5 cm), tinggi 10 cm.
4) Sampel diambil pada setiap tual pada bagian bawah mulai dari tual pertama (bagian pangkal) sampai tual terakhir (bagian ujung).
5) Sampel diparut, diekstraksi, diendapkan selama kurang lebih 1 malam kemudian air endapan dibuang dan ditimbang berat pati basah dan ampas sagu.
6) Berdasarkan luas lahan sagu, jumlah pohon Tanaman Menghasilkan (TM) per hektar dan produksi pati basah per pohon (kg) dapat dihitung potensi produksi pati sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan persamaan :
P = Produksi pati (kg/ton)
LM = Luas lahan sagu menghasilkan (ha)
rTM = Rata-rata pohon tanaman menghasilkan/ha (pohon) Pp = Produksi pati basah/pohon (kg/ton)
4. Uji Laboratorium
Ampas sagu selanjutnya di uji dilaboratorium untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalam ampas sagu tersebut.
a. Metode Luff Schoorl untuk menentukan kandungan karbohidrat.
b. Metode Kjeldahl untuk menentukan kandungan protein.
c. Metode Soxhlet untuk menentukan kandungan lemak.
d. Metode Gravimetri untuk menentukan kandungan serat kasar.
e. Metode Gravimetri untuk menentukan kandungan abu.
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) produksi sagu dan pati; (2) produksi ampas sagu; (3) jenis sagu dan (4) kontribusi ampas sagu sebagai sumber pangan lokal. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.
P = LM x rTM x Pp
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Metode pelaksanaan penilitian ini dilakukan dengan:
4.1.1. Produksi Sagu
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan luas lahan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 40.151 ha dengan jumlah luas Tanaman Menghasilkan (TM) 27.121 dengan jumlah tegakan pohon sagu siap panen sebanyak 50 pohon/ha.
Untuk mengetahui produksi pati per pohon dilakukan penebangan tiga jenis pohon sagu yang dijadikan sebagai sampel yaitu sagu bemban, berduri dan sangke. Produksi pati per pohon selain tergantung kondisi lahan tempat tumbuh, juga tergantung pada diameter batang dan tinggi batang bebas daun (Flach and Schuiling, 1988; Louhenapessy, 1994). Hasil perhitungan didapati bahwa produksi pati basah sagu berduri rata-rata 60 kg kg/tual atau sebanyak 540 kg/pohon, dimana masa panen sagu di Meranti rata-rata setelah pohon sagu memiliki tinggi tegakan sepanjang 9 m. kemudian sagu bemban rata-rata 65 kg/tual atau 585 kg/pohon dan sagu sangke rata-rata 57 kg/tual atau 513 kg/pohon. Dengan demikian nilai rata-rata produksi pati basah per pohon adalah sebanyak 546 kg/pohon dan produksi pati sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 27.121 x 25 x 546 = 370.201.650 kg/ha pati basah (tepung sagu basah) atau 370.202 ton atau 247.013,87 ton pati kering (tepung sagu kering) dengan nilai rendemen dari tepung sagu basah menjadi sagu kering sebesar 1,5%.
Tabel 3. Hasil perhitungan kandungan pati sagi di Kabupaten Kepulauan Meranti
N o
Jenis Sagu
Rata-rata produksi pati sagu/tual (kg/tual)
Rata-rata jumlah tual dalam 1 kali
panen (Tual)
Jumlah Pati yang dihasilkan dalam 1 batang
a b c (bxc)
1 Sagu Bemban 65 9 585
2 Sagu Berduri 60 9 540
3 Sagu Sangke 55 9 513
Jumlah 1638
Rata-rata 546
4.1.2. Produksi Ampas Sagu
Hasil pengamatan dilapangan diperoleh bahwa setiap 1 tual sagu (potongan 1 m) menghasilkan ampas sagu rata-rata sebanyak 30 kg, sehingga apabila Kabupaten Kepulauan Meranti, memiliki kilang sagu sebanyak 95 unit yang tersebar di beberapa wilayah dan kecamatan dengan rincian diman 23 kilang sagu memproduksi sebanyak 98,70 tual/hari dan 72 kilang sagu memproduksi sebanyak 405,56 taul/hari, 23 unit kilang sagu tersebut akan menghasilkan ampas sagu sebanyak 2.960,87 ton/hari dan 72 kilang sagu tersebut akan menghasilkan ampas sagu sebanyak 12.166,67 ton/hari dengan rata-rata ampas sagu setiap tual sebanyak 30 kg/tual, maka dengan demikian total produksi ampas sagu yang dihasilkan per harinya sebanyak 15.127,54 kg/hari atau 15,13 ton/hari.
Tabel 4. Perhitungan Ampas Sagu yang dihasilkan N
o
Jenis Sagu
Rata-rata produksi pati sagu/tual (kg/tual)
Berat Kotor (kg)
Ampas Sagu yang dihasilkan (kg)
a b c (c-b)
1 Sagu Bemban 65 97,42 32,42
2 Sagu Berduri 60 89,92 29,92
3 Sagu Sangke 55 85,43 28,43
Jumlah 90,76
Rata-rata 30
Tabel 5. Produksi Ampas Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti No Jumlah Kilang
Pengolah Sagu (Unit)
Total Produksi
Perhari (Tual) Rata-rata Produksi (Tual/Hari)
Rata-rata ampas sagu yang dihasilkan (Kg/Hari)
1 23 Kilang 2.270 98,70 2.960,87
2 72 Kilang 29.200 405,56 12.166,67
JUMLAH 31.470 504,25 15.127,54
4.1.3. Kandungan Nutrisi Ampas Sagu
Salah satu alternatif adalah pemanfaatan limbah sagu yang kaya akan selulosa dan pati, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber karbon. Limbah sagu berupa ampas mengandung 65,7% pati dan sisanya berupa serat kasar, protein kasar, lemak, dan abu. Berdasarkan presentase tersebut ampas mengandung residu lignin sebesar 21%, sedangkan kandungan selulosanya
sebesar 20% dan sisanya merupakan abu. Selain itu, kulit batang sagu mengandung selulosa (57%) dan lignin yang lebih banyak (38%) dari pada ampas sagu (Kiat, 2006). Kandungan nutrisi ampas sagu adalah bahan kering (BK) 50,32%, protein kasar (PK) 0,77%, lemak kasar (LK) 0,33%, serat kasar (SK) 11,44%, dan BETN 84%. Kandungan fraksi serat ampas sagu ADF 8,66%, selulosa 4,99% dan ADL 2,01% (Desella, 2017). Dengan demikian ampas sagu dapat menjadi bahan pakan alternatif sumber energy karena mengandung Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) yang tinggi yaitu sebesar 84%, akan tetapi ampas sagu harus dilakukan pengolahan karena mmemiliki kandungan protein kasar yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas gizi ampas sagu perlu dilakukan pengolahan yaitu dengan metode fermentasi.
4.1.4. Ampas Sagu Sebagai Pakan Alternatif Ruminansia
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan ternak. Keterbatasan pakan dapat menyebabkan penurunan kapasitas ternak di wilayah tersebut dan dapat menyebabkan terganggunya produksi dan reproduksi normal. Masalah ini dapat diatasi jika potensi pertanian/industri dan limbahnya diperhitungkan dalam peternakan. Persediaan bahan pakan ternak harus mudah tersedia dan dalam jumlah banyak sehingga tidak sulit dan tidak memerlukan biaya yang signifikan. Berbagai hasil samping pertanian dan kehutanan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pakan, seperti limbah perkebunan maupun limbah industri pertanian yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, misalnya ampas sagu.
Meskipun ampas sagu memiliki potensi yang besar, namun pemanfaatannya sebagai pakan ternak masih terbatas karena kandungan serat kasarnya yang tinggi terutama lignin. Serat kasar adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna, umumnya serat kasar tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan lignin. Ketiga komponen tersebut, lignin adalah yang paling tidak dapat dicerna, sehingga kadar komponen ini dalam bahan pakan yang tinggi dapat mengurangi kegunaan bahan pakan tersebut. Oleh karena itu, perlu dicari cara untuk memecah ikatan lignoselulosa menjadi komponen-komponen individu. Diperlukan suatu proses pengolahan sebelum diberikan kepada ternak sebagai pakan untuk mengatasi masalah tersebut (Sangadji et al., 2019).
Salah satu proses pengolahan yang dapat dilakukan adalah pengolahan secara kimia. Metode kimia biasanya dilakukan pada serat yang bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi pakan dengan memecah komponen dinding sel atau memecah ikatan lignin dari senyawa karbohidrat yang terdapat pada sel tumbuhan. Pengolahan bahan pakan melalui penambahan urea merupakan proses pengolahan yang sering dilakukan terhadap bahan pakan berserat kasar tinggi. Fermentasi ampas sagu dengan metode kimia yaitu dengan penambahan urea memberikan pengaruh terhadap protein kasar dan serat kasar ampas sagu. Pemberian urea 5 % pada ampas sagu setelah fermentasi 3 hari, dapat meningkatkan kadar protein kasar dan menurunkan kadar serat kasar.
ampas sagu sehingga layak untuk dijadikan pakan sapi.
Tabel 6. Rataan protein kasar ampas sagu yang diamoniasi
Perlakuan Ulangan
Jumlah % Rataan ±
1 2 3 SD
P0 3,54 3,49 3,47 10,5 3,50±0,04a
P1 6,71 6,39 6,39 19,61 6,54±0,16b
P2 11,21 11,26 11,26 33,72 11,24±0,00c
P3 10,45 10,39 10,39 33,86 11,29±1,50c
Keterangan : Superskirp di belakang angka yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata (P<0,05); P0 = 1 kg ampas sagu +0% urea ; P1 = 1 kg ampas sagu +1% urea; P2 = 1 kg ampas sagu +3% urea dan P3 = 1 kg ampas sagu +5% urea, SD: standar deviasi
Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase protein kasar tertinggi diperoleh Pada perlakuan P3 (11,29 %), kemudiaan diikuti oleh perlakuan P2 (11,24 %), perlakuan P1 (6,54 %) dan perlakuan P0 (3,50 %). Kandungan protein kasar ampas sagu sebelum di fermentasi rendah dan setelah difermentasi kandungan protein kasarnya mengalami kenaikan. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan P0 berbeda nyata dengan P1, P2, dan P3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ampas sagu dengan urea 5 % dapat meningkatkan protein kasar pada ampas sagu tersebut.
Kenaikan Kenaikan kadar protein kasar yang tertinggi terlihat pada perlakuan P3 dengan penambahan urea (5 %), hal ini disebabkan karena adanya proses amoniasi. Hasil tersebut karena adanya penambahan urea yang menghasilkan amonia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Amin, Hasan, Yanuarianto, & Iqbal (2015) bahwa kenaikan kadar protein kasar yang diamoniasi
dengan urea adalah sebagai akibat dari adanya amonia hasil hidrolisis urea yang terfiksasi (terserap) ke dalam jaringan serat dan nitrogen yang terfiksasi akan terukur sebagai protein kasar.
Kelebihan amoniasi dengan urea dari perlakuan lainnya adalah mampu menyediakan nitrogen (N) untuk pertumbuhan mikroba rumen bila pakan berprotein rendah tersebut di konsumsi (Sangadji et al., 2019). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharyono, Hardani, & Wahyono (2015) bahwa ketersediaan protein dan NPN pada pakan akan didegradasi oleh mikroba menjadi NH3, peptida, dan asam amino sehingga akan membentuk protein mikroba. Peningkatan pertumbuhan mikroba sejalan dengan peningkatan kandungan protein, dikarenakan tubuh mikroba itu sendiri terdiri dari elemen yang mengandung nitrogen (Muhsafaat et al., 2015). Semakin banyak pertumbuhan mikroba maka kandungan protein substrat akan bertambah dari tubuh mikroba yang tumbuh, dimana pada proses fermentasi ditambahkan urea yang merupakan sumber (N) saat pembuatan pakan ternak (Saswika, Sumiyati, &
Santoso, 2015). Semakin tinggi konsentrasi urea yang digunakan, maka akan semakin banyak unsur nitrogen yang tersedia untuk pertumbuhan mikroba itu sendiri dan ini sejalan dengan peningkatan kandungan protein kasarnya.
4.1.5. Potensi Ampas Sagu Sebagai Pakan Sapi
Berdasarkan kajian diatas dengan potensi limbah sagu yang dihasilkan dari 95 kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti, ampas sagu yang dihasilkan sebanyak 15.127,54 kg/hari dengan demikian jika 1 (satu) ekor sapi membutuhkan 25 kg ampas sagu maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi sebanyak 605,10 ekor sapi/hari atau bisa memenuhi kebutuhan pakan sapi se Provinsi Riau dengan jumlah ternak sapi sebanyak 208.522 ekor.
Tabel 7. Data Populasi Sapi Di Provinsi Riau 2019-2021 No Kab Kota
Populasi Ternak (Ekor)
Sapi Perah Sapi Potong
2019 2020 2021 2019 2020 2021
1 Riau 85 84 84 166.306 204.433 208.522
2 Kuantan Singingi - - - 21.324 25.355 25.862
3 Indragiri Hulu - - - 26.180 37.370 38.117
No Kab Kota
Populasi Ternak (Ekor)
Sapi Perah Sapi Potong
2019 2020 2021 2019 2020 2021
4 Indragiri Hilir - - - 4.624 6.652 6.785
5 Pelalawan 66 67 67 6.858 12.248 12.493
6 Siak - - - 9.726 25.886 26.404
7 Kampar 7 11 11 24.860 28.461 29.030
8 Rokan Hulu - - - 31.334 22.153 22.596
9 Bengkalis - - - 15.210 16.673 17.007
10 Rokan Hilir - - - 14.650 16.823 17.160
11 Kepulauan
Meranti - - - 3.368 3.764 3.839
12 Pekanbaru - 5 5 4.186 3.806 3.882
13 Dumai 12 1 1 3.986 5.242 5.347
Sumber : BPS Provinsi Riau
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil kajian di lapangan Kabupaten Kepulauan Meranti sangat Berpotensi sebagai daerah penghasil pakan alternatif untuk sapi. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan dengan sepenuhnya seperti limbah sagu. Pada penelitian ini Kabupaten Kepulauan Meranti bisa menghasilkan ampas sagu sebanyak 15.127,54 kg/hari atau 15,13 ton/hari dari 96 unit kilang sagu yang ada di Kabupaten ini.
Selain potensi ampas sagu yang dihasilkan pada penelitian ini juga menghitung nutrisi dari ampas sagu agar ampas sagu tersebut dapat dikatakan layak sebagai pakai alternatif sapi. Berdasarkan hasil kajian diperoleh ampas sagu dengan perlakuan menunjukkan bahwa persentase protein kasar tertinggi diperoleh
Pada perlakuan P3 (11,29 %), kemudiaan diikuti oleh perlakuan P2 (11,24 %), perlakuan P1 (6,54 %) dan perlakuan P0 (3,50 %). Hasil uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan P0 berbeda nyata dengan P1, P2, dan P3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ampas sagu dengan urea 5 % dapat meningkatkan protein kasar pada ampas sagu tersebut sehingga dapat dikatanakan layak untuk dijadikan pakan alternatif sapi. Dimana hasil kajian ini diperoleh data sebagai berikut:
perbedaan nyata (P<0,05); P0 = 1 kg ampas sagu +0% urea ; P1 = 1 kg ampas sagu +1% urea; P2 = 1 kg ampas sagu + 3% urea dan P3 = 1 kg ampas sagu +5%
urea, SD: standar deviasi 5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada hasil dari kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Limbah sagu yang dihasilkan oleh kilang sagu seharunya lebih dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak.
2. Kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk pengelolaan limbah sagu agar lingkungan terjaga serta peningkatan ekonomi masyarkat dari pemanfaatan limbah sagu sebagai pakan sapi.
BAB VI.”BIAYA”DAN”JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya
Rencana anggaran”biaya yang akan digunakan”untuk penelitian ini adalah seperti pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 8. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi
.
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
(Rp)
1 Gaji dan Upah 1.000.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan 1.000.000
3 Perjalanan 1.500.000
4 Publikasi, seminar, laporan, Dokumentasi 1.500.000
Jumlah 5.000.000
B. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang akan dilaksanakan seperti pada”tabel 4 dibawah ini.
Tabel 9. Jadwal Penelitian Potensi Pemanfaatan Limbah Sagu untuk Pakan Sapi
No Jenis Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11
1. Persiapan
2. Pengambilan Data 3. Entry Data
4. Analisis Data 5. Pembuatan Laporan 6. Seminar
7. Perbanyak Laporan 8. Penggandaan laporan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. Populasi Ternak Provinsi Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.
Bintoro, H.M.H.,H.M.Yanuar, J.Purwanto, dan S. Amarilis. 2010. Sagu di Lahan Cambut. IPB Press. 169 hIm.
[DISBUNHORTI]. 2021. Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Kep.
Meranti. Statistik Perkebunan.
[DISPERINDAGKOP]. 2021. Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Kep. Meranti. Statistik Perdaganan.
Haryanto.B. Dan Siswari.E. 2004: Pengaruh Usaha Pengaruh Usaha Pengolahan Sagu Skala Kecil Terhadap Baku Mutu Air Anak Sungai (Studi Kasus Industri Pengolahan Sagu di Kelurahan Cibuluh, Kota Bogor) Jurnal.
Teknolgi. Lingkungan. P3TL-BPPT.5. (3): 221-226
https://www.goriau.com/berita/baca/moratorium-gambut-izin-kilang-sagu-di- kepulauan-meranti-terancam-dibekukan.html. Diakses pada tanggal 26 Mei 2022.
https://www.liputan6.com/regional/read/4203597/pandemi-covid-19-dan-
kegusaran-pengelola-belasan-kilang-sagu-di-meranti. Diakses pada tanggal 26 Mei 2022.
Ikhwan R. 2011. Identifikasi Potensi Dan Pemanfaatan Limbah Pertanian di Kabupaten Bekasi Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 2 No.
2 Juni 2011
McClachey Will. Manner, I. Harley, & Elevitch, R. Craig. (2006). Metroxylon sp. Ecology Papers Inc. Lonodon.
Nuraini. 2009. Performa broiler dengan ransum mengandung campuran ampas sagu dan ampas tahu yang difermentasi dengan Neurospora crasssa. Jurnal Media Peternakan 32 (3),Des 2009 :213-219. ISSN 0126-0472.
Rianza et al. 2019. Penggunaan ampas sagu fermentasi sebagai pakan ayam kampong super fase starter Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2019, 19(1):36-44 DOI: 10.24198/jit.v19i1.20012
Sangaji, I., (2009), Mengoptimalkan Pemanfaatan Ampas Sagu Sebagai Pakan Ruminansia Melalui Biofermentasi dengan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) dan Amoniasi, Disertasi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Pasal 1 Tahun 1984 tentang Perindustrian
LAMPIRAN”
1.”Biodata Ketua dan Anggota Pelaksana.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar) Ir. Latifa Siswati, MP
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP 19631025106301
5 NIDN 0025106301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Barulak Batusangkar 25 Oktober 1963
7 E- mail [email protected]
8 Nomor Telpon/HP 08127516304
9 Alamat Kantor Jl Yos Sudarso Km 8 Rumbai Pekanbaru 10 Nomor Telpon /fax 0761-54092
11 Lulusan yang telah dihasilkan
S 1 = 762 orang S-2 = -
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Metode Penelitian Sosial Ekonomi 2. Pembiayaan Agribisnis
3. System agribisnis 4. Ekonomi umum C. Riwayat Pendidikan
No
Thn Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp)
1 2020 Penjualan ternak sapi berbasis web APBU 5 2 2019
Pertanian terpadu sebagai sumber pendapatan saat kelapa sawit replanting
PTUPT Kemenristek
dikti 180
3 2018 Pertanian terpadu sebagai sumber pendapatan petani saat kelapa sawit
PTUPT
Kemenristek 201
S 1 S 2 S 3
Nama Perguruan Tinggi
UNAND UNAND
-
Bidang Ilmu Peternakan Pertanian -
Tahun Masuk 1982 1992 -
1987 1995 -
Judul skripsi / tesis
Pemanfaatan Berbagai litter Terhadap
Performan Ayam Broiler
Analisis Produktivitas Sapi Perah di Kota
Madya Padang Panjang - Nama
Pembimbing/
Promotor
Prof. DR. Ir. H. Hafil
Abbas,Msi. Prof. DR. Ir. H. Hafil
Abbas,Msi. -
Ir.Yusmaidi Yusuf, MP
Prof. DR. Ir. H. Rusdjdi
Saladdin, Msc -
Prof. DR. Ir. H. Rahmad
Syahni. Msc. -
replanting dikti 4 2017
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kebun Kelapa Sawit Dan Ternak Kerbau Dalam Rangka Swasembada Daging
MP3EI Kemenristek
DIKTI
140
5 2016
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kebun Kelapa Sawit Dan Ternak Kerbau Dalam Rangka Swasembada Daging
MP3EI Kemenristek
DIKTI 150
6 2016
Tata ruang pengembangan ternak sapi perah berbasis agribisnis di Kab.Pelalawan
Hibah Bersaing
DIKTI 50
7 2014 Kesejahteraan petani melalui Pertanian Terpadu tanaman Hortikultura dan Ternak
Hibah Bersaing
DIKTI
65
8 2013
Transformasi Budaya Masyarakat Untuk Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit Rakyat.
MP3EI DP2M DIKTI
150
9 2013
Pengembangan Pertanian Terpadu tanaman Hortikultura dan Ternak dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Petani
Hibah Bersaing
DIKTI
60
10 2012 Percepatan Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani Kebun Kelapa Sawit Rakyat
MP3EI DP2M DIKTI
175
11 2012 Model pertanian terpadu tanaman hortikultura dan ternak di Pekanbaru
Hibah Bersaing
DIKTI
45
12 2011
Model Pertanian Terpadu Pekebunan, Tanaman Pangan, Ternak sapi
KKP3T
Deptan 91,7
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahu Terakhir
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Thn Judul
Pendanaan
Sumber Jumlah (jt Rp) 1 2020 CSR PT.CHEVRON PASIFIC
INDONESIA CPI 1,04
2 2019
Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos di
kelurahan Tuah madani APBF 3
3 2018 IbCSR ; Pemberdayaan
Masyarakat sekitar perusahaan PT.IIS.
KEMENRIST
EKDIKTI 110
4 2017
IbCSR ; Pemberdayaan
Masyarakat sekitar perusahaan
PT.IIS. DP2M DIKTI 90
5 2016 IbCSR ; Pemberdayaan
Masyarakat sekitar perusahaan PT.IIS.
DP2M DIKTI 100
6 2015 IbM Kelompok Tani Kelurahan
Kulim Kota Pekanbaru DP2M DIKTI 44
7 2014 IbM Kelompok tani Sapi Perah
di Desa Makmur Kab.Pelalawan DP2M DIKTI 45 8 2012
Manajemen Ternak Kambing pada Kelompok Tani Makmur Kel.Umbansari Kec.Rumbai
LPPM
UNILAK 1,8
9 2013 Pengolahan susu sapi di desa Makmur Kec.Pangakalan Kerinci Kab.Pelalawan
LPPM
UNILAK 2,5
10 2013 Ibm Kelompok Tani Marpoyan
Indah dan Segar Indah Dp2M DIKTI 40
E. Publikasi Artikel Ilmiah dan Jurnal No
. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor Nama Jurnal 1 2016
Model Tanaman Hortikultura di UPT Universitas Lancang Kuning
Vol.12 no.2.Februari
2016
Jurnal Ilmiah Pertanian
2 2015
Pengaruh dana
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Pendapatan Anggota Kelompok pada Gapoktan Kelurahan Rejosari Kec.Tenayan Raya
Vol. 17 no.1 Desember 2015
Jurnal Agribisnis
Univ.
Lancang Kuning
3 2014
Peningkatan
Pemahaman Peternak Pengolahan Susu
Vol.11 no.1
Agustus 2014 Jurnal Ilmiah Pertanian 4 2014
Kajian Ketersediaan dan Pemanfaatan Kredit untuk petani
Vol.6. N0.3.
November Kredit untuk petani
PEKBIS Univ.Riau
5 2013
Alokasi Pendaatan dan Pola Konsumsi Pangan Rumah tangga di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
Vol.10.No. 2.
Februari 2013
Jurnal Ilmiah Pertanian
Univ.
Lancang Kuning 6 2013 Pengembangan Pertanian
Terpadu Hortikultura dan Vol.11.N0.1.
Agustus 2013
Jurnal Ilmiah Pertanian
No
. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nomor Nama Jurnal Ternak Model Zero
Waste untuk
Meningkatkan Pendapatan Petani
Univ.Lancang Kuning
7 2012
Ekonomi Rumah Tangga:
Model Pertanian Terpadu Perkebunan,Tanaman Pangan dan Ternak
Vol.1.No.2 Januari 2012
Pertanian Univ.
Lancang Kuning Tamansiswa
8 2012
Integrasi Perkebunan Kelapa Sawit dan Ternak Sapi untuk meningkatkan Pendapatan Petani di Kabupaten Bengkalis Riau
Vol.9.No.1
Agutus 2012 Jurnal Ilmiah Pertanian
9 2011
Peningkatan Pendapatan Masyarakat sekitar Hutan adat Buluh cina di Kabupaten Kampar melalui Pola
Diversifikasi Perkebunan, Tanaman Pangan dan Ternak
Vol.3. No. 2 Agustus 2011
Jurnal Ilmiah Pertanian
10 2010
Peningkatan Pendapatan Masyarakat sekitar Hutan adat Rumbio di
Kabupaten Kampar melalui Pola Diversifikasi
Perkebunan,Tanaman Pangan dan Ternak
-
Prosiding seminar nasional UIN
SUSKA
11 2010
Peningkatan Pendapatan Masyarakat sekitar Hutan adat di Kabupaten Kampar melalui Pola Diversifikasi
Perkebunan,Tanaman Pangan dan Ternak
Volume 2 No.1 Januari 2010
Jurnal peternakan
UNJA
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No .
Nama Pertemuan
Ilmiah Judul Artikel Tempat dan
Waktu 1 Seminar
Internasional
The Analysis Factors Which Influence Fish Purchasing
Pekanbaru , 20- 21 Juli,
No .
Nama Pertemuan
Ilmiah Judul Artikel Tempat dan
Waktu ICTEH, UTM
Seminar ICC. ISAE
Decision By Community At Tenayan Raya District Pekanbaru
2017 2 Seminar ICC ISAE Economic Value of oil Palm
leaf for Buffalo feed
Bali, 23-25 Agustus 2017 3 Seminar Nasional
UIN SUSKA RIAU
Strategi Pengembangan Ternak Sapi Perah Berbasis Pakan Di Kabupaten Pelalawan
Pekanbaru , 21- 22 September 2016 4 Seminar ICC .ISAE Economic Value of oil Palm
leaf for Buffalo feed Bali, 23-25 Agustus 2017 5 Seminar Nasional
PKMCSR di Padang
Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik dan biogas
Padang 27- 28 Oktober 2016 6 3rd International
Conference on Human
Sustainability
Protection Information Of International Household Institute Of Province Of Riau
Pekanbaru 15-16 November 2016 7 Seminar Hasil
Penelitian
Desentralisasi Tahun 2015
Kesejahteraan petani Tanaman
Hortikultura dan Ternak Padang ,18- 19 April 2015 8 International
Conference on Green Developmen in Tropical Region Held
Ecoturisme Development Villages in Sungai Mempura Distric Mempura Siak
Padang , 28- 31 Oktober 2015
9 Seminar Nasional PERHEPI
Peningkatan pendapatan Petani melalui Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak di Kota Pekanbaru
Pekanbaru, 9 September 2015 10 Seminar Nasional
Peternakan UNAND Padang
Pertanian terpadu ternak dan tanaman hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani
Padang, 20 November 2013 11 Seminar Penelitian
dan Pengabdian LPPM Unilak
Pengolahan Susu Sapi di Desa Makmur Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan
Unilak, Pekanbaru, 6 Maret 2013 12 Seminar antar
bangsa : Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan
Lingkungan di Alam Melayu
Strategi Pengembangan Ternak Sapi Perah Berbasis Pakan Di Kabupaten Pelalawan
Pekanbaru , 21- 22 September 2016
13 International Ecoturisme Development Padang , 28-
No .
Nama Pertemuan
Ilmiah Judul Artikel Tempat dan
Waktu Conference on
Green Developmen in Tropical Region Held
Villages in Sungai Mempura Distric Mempura Siak
31 Oktober 2015 14 Seminar Nasional
PERHEPI
Peningkatan pendapatan Petani melalui Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak di Kota Pekanbaru
Pekanbaru, 9 September 2015
15 Seminar Nasional Peternakan UNAND Padang
Pertanian terpadu ternak dan tanaman hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani
Padang, 20 November 2013 16 Seminar Penelitian
dan Pengabdian LPPM Unilak
Pengolahan Susu Sapi di Desa Makmur Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan
Unilak, Pekanbaru, 6 Maret 2013 17 Seminar antar
bangsa : Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan
Lingkungan di Alam Melayu
Keragaman Sistem Usahatani Terpadu model Zero Waste di Kota Pekanbaru
Univ. Riau Pekanbaru, Riau 8-9 Oktober 2012
18 Seminar Hasil Penelitian, DP2M DIKTI
Model Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura dan Ternak untuk Peningkatan Pendapatan Petani di Kota Pekanbaru
Medan .6-7 November 2012
19 Seminar PERHEPI, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perkebunan dalam Menunjang Daya Saing Komoditas Perkebunan di Indonesia
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perkebunan Kelapa Sawit dengan Ternak Sapi dalam Menunjang Peningkatan Pendapatan dan Daya Saing Komoditas Perkebunan di Indonesia
PERHEPI, Komda Riau, 12-13 Juni 2012
20 Seminar Nasional, Pemanfaatan Hasil Penelitian Bagi Masyarakat
Ekonomi Rumah Tangga;
Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani Model Pertanian Terpadu Kealapa Sawit dan Ternak Sapi
Padang, 2-3 Maret 2012
21 Seminar Penelitian dan Pengabdian LPPM Unilak
Manajemen Ternak Kambing pada Kelompok Tani Mekar Jaya Kecamatan Rumbai
Unilak, Pekanbaru Riau,
Oktober 2012
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Thn Judul Buku Jumlah
Halaman Penerbit 1 2014 Model Pertanian terpadu Tanaman
Hortikultura dan Ternak 81 Unilak Press 2 2016 Agribisnis Tanaman
Hortikultura dan Ternak 154 Unilak Press 3 2019
Pertanian Terpadu sebagai sumber pangan saat kelapa sawit
replanting 137 Unilak Press
H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
No Thn Judul/Tema HKI Jenis Nomor P/ ID
1 2016 Model Pertanian terpadu tanaman
hortikultura dan ternak buku 78665
2 - Pertanian Terpadu sebagai sumber pangan saat kelapa sawit replanting
I. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Intitusi pemberi
penghargaan Jenis Penghargaan Tahun
1 Presiden RI Satya Lencana Masa Bakti 20 tahun mengabdi
2011 2 Univ. Lancang
Kuning
Dosen berprestasi dan dosen teladan Unilak
2014
Semua data yang saya”isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat”dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam”pengajuan Program Penelitian utama.
Pekanbaru, April 2022 Pengusul,
Ir. Latifa Siswati, MP
2. Anggota Tim Pelaksana A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Ir. Rini Nizar, M.Si (P) 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 NIP/NIDN 19620509 199203 2001/0005096201
4 Tempat dan Tanggal Lahir Padang/ 09-05-1962
5 Alamat Rumah Jl. Pelangi No 1B, Aripin Ahmad, Pekanbaru
6 Nomor Telepon/Faks 0761-73407
7 Nomor HP 085274654180
8 Alamat Kantor Jl. Yos Sudarso Km 8 Rumbai Pekanbaru
9 Nomor Telepon/Faks 0761-54092
10 Alamat e-mail [email protected] 11 Mata kuliah yang diampu 1. Ekonomi Pertanian
2. Kewirausahaan 3. Ekonomi Mikro 4. Ekonomi Makro
5. Perdagangan Internasional B. Riwayat Pendidikan
No Program S 1 S 2
1 Perguruan Tinggi Univ. Lampung IPB
2 Bidang Ilmu Sosek Ekonomi Pertanian
3 Tahun Masuk 1982 1997
4 Tahun Lulus 1987 2004
5 Judul Skripsi Analisis biaya Produksi dan Penentuan Harga pokok Jagung di Kecamatan tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan
Analisis Permintaan dan Pengembalian Kredit Usahatani oleh Rumahtangga Petani di Sumatera Barat
6 Nama
Pembimbing
Ir. Ratna Winandi, Ms Ir. Umi Kalsum
Prof.Dr.Ir. H.
Kuntjoro
Prof.Dr.Ir.Hj. Sri Utami Kuntjoro,MS Dr.Ir.S.M.H
Tampubolon, MSc (alm)
C. Pengalaman Penelitian
No Thn Judul
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp) 1 2017 Analisis Agroindustri Kripik Ubikayu
Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru
Pendanaan APBF Faperta
5
2 2017 Analisis Efisiensi Alokatif Faktor- Faktor Produksi Usahatani ubi Kayu (manihot sp) Di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru
Pendanaan APBU Unilak
4.5
3 2017 Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian universitas Lancang Kuning
Pendanaan APBF Faperta
5
4 2017 Komparasi Antar Pola Pengelolaan Kelapa Sawit Rakyat : efisiensi produksi, kesenjangan teknologi dan upaya peingkatan produksi di
Kabupaten Kampar Provinsi Riau
PPT Kemenrist ek DIKTI
72.5
5 2018 Pertanian Terpadu sebagai model PTUPT 110
No Thn Judul
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp) Pemenuhan Kebutuhan Saat
Replanting tahun I
Kemenrist ek DIKTI 6 2018 Peranan Wanita Dalam Perekonomian
Keluarga Desa Hang Tuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar
Pendanaan APBF Faperta
5
7 2019 Pertanian Terpadu sebagai model Pemenuhan Kebutuhan Saat Replanting tahun II
PTUPT Kemenrist ek DIKTI
201,772
8 2019 Keputusan Pembelian telur oleh masyarakat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
APBU Unilak
5
9 2019 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Pertanian Terpadu Di Kelurahan Agrowisata Di Kec Rumbai Kota Pekanbaru
APBF Unilak
4
10 2020 Kecendrungan Mengkonsumsi Marjinal Masyarakat di Provinsi Riau
APBF Unilak
5 11 2021 Perilaku Konsumsi Masyarakat
Terhadap Pangan Dengan Bahan Baku Sagu Di Kota Pekanbaru
APBU Unilak
4.5
12 2021 Persepsi Konsumen Terhadap Produk Produk Kacang Pukul Sebagai Oleh- Oleh Khas Rokan Hilir
APBF unilak
5
D. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat
No Thn Judul
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp) 1 2017 Pengelolaan Teras Rumah (Pekarangan
Sempit) Dengan Hidroponik Sederhana di Pekanbaru
APBU Unilak
4
2 2017 Meningkatkan Peluang usaha
Kelompok Ibu-Ibu Melallui Informasi Akses Modal dari Lembaga Keuangan Di Desa Hang Tuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar
APBF Faperta
Unilak
5
3 2018 Aneka Pengolahan Singkong Di Kelurahan Sidomulyo Timur Kec.
Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
APBF Faperta
Unilak
4
No Thn Judul
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp) 4 2018 Pembuatan Pupuk Organik dari kotoran
sapi dan urine sapi di Desa Temusai Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak
APBF Faperta
Unilak
5
5 2018 Pelatihan manajemen keuangan usaha tepung mocaf
4 6 2019 Meningkatkan peran pemuda pada
kegiatan penghijauan di Kelurahan Bambu Kuning Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru
APBF Faperta
Unilak
4
7 2019 Pemanfaatan Pekarangan Dengan Tan Buah-Buahan Di Kelurahan Langgam Kec. Langgam Kab. Pelalawan
APBF Faperta
Unilak
4
8 2019 Membangun Jiwa Wirausaha Melalui Pelatihan Pengolahan Jamur Tiram Di Kelurahan Sidomulyo Timur
Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
APBU Unilak
5
9 2020 Pengolahan Sampah Rumahtangga Menjadi Kompos Di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
APBF Faperta
Unilak
5
10 2020 Meningkatkan Konsumsi Pangan Dengan Bahan Baku Sagu Sebagai Pangan Unggulan Prov Riau Di Kel.
Sidomulyoo Timur Kota Pekanbaru
APBU Unilak
4
11 2021 Manfaatkan Kotoran Sapi Menjadi Kompos Untuk Tanaman Masa Pandemic Di Kelurahan Umbansari Kota Pekanbaru
APBF Unilak
4
12 2021 Pemberdayaan Kelompok Arisan Ibu- ibu Perumahan Lancang Kuning melalui Pelatihan Pembuatan Nugget Jantung Pisang
APBF Unilak
4
E. Publikasi Ilmiah
Thn Judul Penerbit/Jurnal
2017 Analisis Agroindustri Nenas UD Berkat Bersama Di Desa Kualu Nenas
Jurnal Ilmiah Pertanian e-jurnal.unilak.ac.id
Thn Judul Penerbit/Jurnal Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar
Vol.13. No.2 (2017) 2017 Analisis Agroindustri Keripik Ubi
Kayu Di Kelurahan Kulim Kec.
Tenayan Raya Kota Pekanbaru
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.
14 No.1 (2017) 2017 Pemanfaatan Pekarangan Sempit
Dengan Hidroponik Sederhana di Pekanbaru
e-Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) Unimed Vol. 23 No. 2, 2017
2017 Allocative Efficency Analysys Production of Cassava Farming (Manihot, sp) In Tenayan Raya Sub- District of Pekanbaru City
Earth And Enviromental Science: IOP Conference Series. Volume 97, Conference 1
2019 Farmers’ Income During Palm Oil Replanting In Siak Regency: Finding An Alternative Sources
Latifa Siswati, Rini Nizar, Enny Insusanty
International Journal Of Scientific & Technology Research Volume 8, Issue 08, August 2019 Issn 2277-8616 2019 Keputusan Pembelian Telur Oleh
Masyarakat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
Prosiding Ummy Solok, ISSN: 978-602-52036-2-6, tanggal 4-5 September 2019 2020 Kecendrungan Mengkonsumsi
Marjinal Masyarakat Di Provinsi Riau
Jurnal Agribisnis Vol: 22 No:
2 Desember 2020 2020 Manfaatkan Kotoran Sapi Menjadi
Kompos Untuk Tanaman Masa Pandemic Di Kelurahan Umbansari Kota Pekanbaru
Jurnal Dinamisia, Vol 5 No 2 April 2021, hal 531-537
2021 Struktur Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Hortikultura pada Masa Pandemi di Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir
Jurnal Agri Sains Vol. 5 No.
1, Juni (2021)
2021 Perilaku Konsumsi Masyarakat Terhadap Pangan Berbahan Dasar Sagu Di Pekanbaru Indonesia
Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol.
18 (1). 29 Agustus 2021 2021 Pemberdayaan Kelompok Arisan Ibu-
ibu Perumahan Lancang Kuning melalui Pelatihan Pembuatan Nugget Jantung Pisang
Jurnal Dinamisiia. Vol 5 No.
6. (2021)
2022 Persepsi Konsumen Terhadap Produk Produk Kacang Pukul Sebagai Oleh- Oleh Khas Rokan Hilir
Jurnal Agribisnis. Vol 23 No 2. 27 jan 2022
F. Buku Yang Dihasilkan
No Judul Buku Penerbit Thn
1 Kebijakan Subsidi Pupuk (Teori dan Studi Empiris:
Kasus Riau): 81 Halaman
Unilak Press. ISBN No.
978-979-3185-10-1 2013 2 Model Pertanian Terpadu
Tanaman Hortikultura dan Ternak: 81 Halaman
Unilak Press. ISBN No.
978-979-3185-09-5 2013 3 Karekteristik Petani
Pengguna Pupuk Subsidi di Riau: Metode Cluster Analisis dan Biplot : 138 halaman
LPPM Universitas Lancang Kuning. ISBN No. 978-602-71209-4-5
2014
G. Penghargaan Yang Pernah Diraih
No Jenis Penghargaan Institusi/Penghargaan Tahun 1 Satya Lencana Karya satya
XX tahun
Presiden Republik Indonesia 2015
Semua data yang saya”isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat”dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam”pengajuan Program Penelitian utama.
Pekanbaru, April 2022 Pengusul,
Ir. Rini Nizar, M.Si
3. Anggota Tim Pelaksana A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Desma Harmadi, SE., M.Si 2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Status Dosen Agribisnis Unilak
5 NIDN 1020128704
6 Tempat dan Tanggal Lahir
Kampung Jawa, 20 Desember 1987 Kab. Kep.
Meranti Riau
7 E- mail [email protected]
8 Nomor Telpon/HP 082387229317
9 Alamat Jl. Bintara No 31 Kelurahan Labuh Baru Timur Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru 10 Bidang Profesi Sosial Ekonomi/Agribisnis
11 Spesialisasi Manajemen Agribisnis 12 Pendidikan: Penelitian:
S2 Universirtas Riau (UR) Jurusan Agribisnis
Analisis Efisiensi Produksi Petani Padi Sawah Peserta Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) di Kabupaten Rokan Hulu
S1 Institut Pertaian Bogor (IPB) Jurusan Agribisnis
Analisis Kepuasan Anggota Kelompok Badan Usaha Milik Petani (BUMP) terhadap Pelayanan Agribisnis Terpadu PT Padi Energi
Nusantara (PEN) (Kasus BUMP Kabupaten Kerawang, Rengasdengklok)
D3 Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Teknologi Industri Benih
Teknik Produksi Benih Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guenensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan
B. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Keterangan
1 2016
Analisis Efisiensi Produksi Petani Padi Peserta Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) di Kabupaten Rokan Hulu
PEKBIS (Jurnal Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis)
“Semua data yang saya”isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat”dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam”pengajuan Program Penelitian utama.”
Pekanbaru, April 2022 Pengusul,
Desma Harmaidi, SE., M.Si