• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Ampas Sagu Fermentasi Terhadap Performans Domba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Ampas Sagu Fermentasi Terhadap Performans Domba"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi domba relatif cukup menggembirakan, namun dari sisi

produktivitas masih perlu ditingkatkan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh

usaha ternak domba adalah belum tercukupinya kebutuhan nutrisi terutama

protein pakan, hal ini mengakibatkan tumbuh kembang ternak belum sesuai

dengan yang diharapkan. Keadaan tersebut menuntut temuan sumber bahan pakan

baru (alternatif) yang mampu menjadi pakan andalan dalam jangka panjang.

Produk yang berpotensi sebagai bahan pakan alternatif yang tersedia dalam

jumlah besar dan tersedia sepanjang tahun umumnya dari limbah industri

pengolahan hasil pertanian, misalnya dalam produksi sagu.

Domba merino merupakan jenis penghasil wool, banyak dipelihara di

daerah bermusim empat, warna tubuh dominan adalah putih dengan bobot dewasa

sekitar 40-50 kg betina dan 60-70 kg jantan, dengan rataan jumlah anak

perkelahiran 1,23, tampilan bobot lahir dan bobot sapih berturut-turut 3,2 ± 0,54

kg dan 18,7 ± 1,1 kg. Walaupun tidak sesuai dipelihara di daerah tropis, ternyata

importasi dombe merino ke Indonesia sudah berlangsung sejak awal abad ke-19,

dan dilanjutkan pada masa pemerintahan orde baru.

Hamparan sagu liar di Indonesia memiliki luas 1,6 juta hektar, dari luasan

tersebut pada tahun 2005 dapat diproduksi sagu sebanyak 15 juta ton karena setiap

batang sagu menghasilkan 200 kg sagu (Prastowo 2007). Kertopermono (1996)

melaporkan bahwa penyebaran tanaman sagu di Indonesia adalah; Irian Jaya

1.406.469 ha, Maluku 41.949 ha, Sulawesi 45.540 ha, Kalimantan 2.795 ha, Jawa

(2)

Barat 292 ha, dan Sumatera 31.872 ha. Ampas sagu yang didapatakan pada proses

pengolahan tepung sagu, dimana menurut Rumalatu (1981) dalam proses

pengolahan tepung sagu diperoleh tepung dan ampas sagu dengan perbandingan

1: 6. Berdasarkan proporsi tersebut jumlah ampas sagu yang dihasilkan sebanyak

245.000 ton/hari.

Jumlah limbah yang banyak ini sampai saat ini belum termanfaatkan

secara optimal, hanya dibiarkan menumpuk dilokasi pengolahan tepung sagu

sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah/ampas sagu ini

cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia

termasuk domba.

Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada limbah sagu seperti; protein

kasar sebesar 3,36%, NDF 67,40%, ADF 42,11 dan energi kasar 3.738 Kkal/kg

(Nurkurnia 1989; Trisnowati 1991), relatif sebanding dengan zat nutrisi rumput.

Limbah sagu diperkirakan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok,

sehingga untuk pertumbuhan, bunting dan laktasi diperlukan pakan tambahan

untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi.

Pemanfaatan ampas sagu merupakan alternatif pakan domba. Walaupun

diketahui bahwa penggunaannya sebagai ransum mempunyai kendala antara lain

kecernaan dan kadar nutriennya rendah karena tingginya kadar serat kasar dan

rendahnya kadar protein. Untuk mengatasi kendala tersebut salah satu caranya

dengan melakukan fermentasi, Kandungan nutrisi ampas sagu dapat ditingkatkan.

Pakan fermentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mengolah limbah ampas sagu. Proses fermentasi hal ini bertujuan agar pakan

tidak mudah rusak dan busuk maupun untuk meningkatkan kecernaan dari ternak.

(3)

Menurut Susangka et al. (2005) limbah ampas sagu mempunyai serat kasar

sebesar 5-38%. . Serat kasar ini sangat tinggi dan dapat diturunkan dengan cara

fermentasi dengan EM4 (Effective Microorganism 4) dan. EM4 merupakan salah

satu mikroba yang dapat mendegradasi kandungan serat kasar karena memiliki

kemampuan untuk menghasilkan enzim laccases dan peroksidase yang dapat

merombak dan melarutkan lignin yang terkandung dalam bahan pakan yang

berperan sebagai sumber energi bagi ternak, disamping itu juga EM4 berperan

meningkatkan kecernaan, sintesa protein mikroba, mengurangi bau kotoran dan

ramah lingkungan.

Mengingat ampas sagu mempunyai potensi yang tinggi sebagai bahan

pakan ternak ruminansia termasuk domba, maka perlu dilakukan penelitian

penggunaan ampas sagu fermentasi terhadap pertmbahan bobot badan domba.

(4)

Tujuan Penelitian

Mengkaji kualitas ampas sagu yang difermentasi dengan EM4 terhadap

pertambahan bobot badan domba.

Hipotesis Penelitian

Penggunaan ampas sagu fermentasi dalam ransum domba memberikan

pengaruh positif terhadap meningkatkan konsumsi, pertambahan bobot badan

domba, serta menurunkan konversi pakan pada domba.

Kegunaan Penelitian

Sebagai landasan rekomendasi bagi masyarakat atau instansi terkait untuk

menggunakan pakan ternak yang berbasis penggunan ampas sagu fermentasi

terhadap pertumbuhan bobot badan domba.

Referensi

Dokumen terkait

The purposes of the study are: (1) to reveal whether PWIM is more effective than Guided Writing in teaching writing for the eighth grade students of SMP Negeri

atas paftisipasin_ya dalarn kegsatan L*kakary,ra Perintisan trLrinz Usaka Baru. melalui Pengembangan Ltntt Frsrfuksi dalam rarlgka R:rtrpatlttt

above findings, it can be concluded that inquiry based teaching is an effective method to teach grammar for the first semester students of the English

[r]

Sesuai dengan surat Wakil Walikota Tebing Tinggi Nomor : 100 / 501 / Pemer / 2013, tanggal 11 Januari 2013, perihal seperti pokok surat di atas. Berkenaan dengan hal tersebut

Apabila Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menemukan adanya bukti telah terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 oleh pelaku usaha maka KPPU

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan

Pengaturan makanan atlet yang berorientasi gizi seimbang penting dilakukan, mengingat pentingnya peranan masing-masing zat gizi bagi tubuh secara keseluruhan, terutama untuk