Penulis mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan pemutakhiran dan pembiasaan yang berjudul “Optimalisasi Edukasi Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir dengan Video dan Leaflet di Ruang Bersalin dari RS RAA Tjokronegoro Kabupaten Purworejo”. Tolkha Amaruddin, Sp.THT-KL, M.Kes selaku Direktur RSUD RAA Tjokronegoro Kabupaten Purworejo yang berwenang melaksanakan laporan pemutakhiran dan pembiasaan. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya pada Kegiatan Diklat Dasar CPNS Kelas II Angkatan XLIV Tahun 2022.
Rekan-rekan paramedis RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama perencanaan update ini.
PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
Gambaran Umum Organisasi
- Dasar Hukum Organisasi
- Tugas Fungsi Organisasi
- Susunan / Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dasar
- Visi Misi Organisasi
- Tujuan Organisasi
- Nilai Nilai Budaya Organisai
Sehubungan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo dalam upaya mengusulkan dan menetapkan satuan kerja instansi pemerintah untuk melaksanakan PPK-BLU merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang juga wajib memenuhi persyaratan tersebut. persyaratan. peraturan ini. Dengan adanya pengelolaan pada suatu instansi pemerintah diharapkan RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo dapat lebih mampu bersaing dengan kompetitor yang saat ini sudah jauh lebih maju, serta lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen usaha untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang ada. menuntut pelayanan prima dan lengkap. Rumah Sakit Umum Daerah RAA Tjokronegoro merupakan lembaga teknis daerah yang merupakan pembantu Pemerintah Kabupaten Purworejo, berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Rumah Sakit Kabupaten Purworejo yang mempunyai misi memberikan pelayanan. Menyelesaikan pelayanan kesehatan perseorangan dan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, RSUD R.A.A Tjokronegoro menyelenggarakan fungsi.
Bertugas mengkoordinasikan, memberikan pelayanan teknis dan pelayanan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan RSUD R.A.A Tjokronegoro serta menyiapkan koordinasi, memfasilitasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan, kegiatan penyusunan anggaran, keuangan, verifikasi dan akuntansi, mobilisasi dana, evaluasi dan pelaporan, umum dan personil.
Tugas Jabatan Peserta
Dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini serta memberikan pelayanan yang sederhana, terjangkau dan memuaskan. Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, sistem keuangan yang jelas, transparan/akuntabel. Bekerja sesuai sistem dan prosedur yang berlaku, selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik dan menyampaikan pendapat secara terbuka.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
Role Model
Sebagai wujud keteladanan beliau, saya berusaha melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada pasien dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. Dalam upayanya memberikan pelayanan kesehatan, beliau mempunyai sikap (kolaboratif), yang salah satunya adalah selalu terbuka untuk bekerja sama sehingga menghasilkan nilai tambah guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Beliau selalu meningkatkan kompetensinya untuk menjawab tantangan dunia kesehatan yang selalu berubah guna meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien (Kompeten).
Beliau merupakan salah satu bidan yang selalu mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan pelayanan prima kepada pasien (Adaptif).
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Identifikasi dan Deskripsi Isu
Belum optimalnya pelatihan penggunaan masker yang benar pada pasien di ruang obstetrik RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo. Belum optimalnya penyuluhan tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir pada pasien di bangsal obstetri RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo. Belum tersedia media edukasi khusus perawatan tali pusat pada bayi di ruang obstetri RSUD RAA Tjokronegoro.
Tidak terdapat area khusus untuk mencuci alat kesehatan di ruang bersalin RSUD R.A.A Tjokronegoro Puworejo. Sumber: Satuan Kerja.
Analisis Isu
Keseriusan adalah seberapa serius suatu masalah perlu dibicarakan dan dikaitkan dengan akibat tertundanya penyelesaian masalah yang menyebabkan masalah tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain jika masalah yang menyebabkan masalah tersebut tidak diselesaikan. Pertumbuhan adalah seberapa besar kemungkinan suatu masalah berkembang, terkait dengan kemungkinan bahwa masalah yang menyebabkan masalah tersebut akan bertambah buruk jika dibiarkan. Belum optimalnya pengajaran tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di ruang obstetri.
Berdasarkan hasil analisis masalah dengan pendekatan USG maka permasalahan prioritas yang ingin diselesaikan adalah “Edukasi yang belum memadai tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di ruang bersalin RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo”.
Analisis Penyebab Isu
Dampak Isu Bila Tidak Diselesaikan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKB adalah dengan memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayinya. Dampak jika informasi mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru lahir tidak optimal adalah informasi yang disampaikan tidak dapat diterima secara maksimal oleh ibu. Sementara itu, program edukasi memberikan dampak yang signifikan dalam mencapai tujuan peningkatan pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayinya.
Selain itu, program edukasi ini juga meningkatkan persepsi diri dan self efikasi, karena dengan memiliki pengetahuan tentang perawatan tali pusat pada bayi akan meningkatkan kemampuan ibu dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayinya.
Gagasan Pemecah Isu
Perawatan pusar yang baik dan benar akan memberikan dampak positif yaitu tali pusat akan lepas pada hari ke 5 dan 7 tanpa komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan pusar yang tidak tepat adalah anak akan mengalami tetanus neonatal. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh spora tetanus yang masuk ke dalam tubuh melalui tali pusat baik dari alat, penggunaan obat, bedak atau daun yang ditaburkan pada tali pusat sehingga dapat menyebabkan penyakit tetanus. infeksi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Melakukan sosialisasi SPO dan media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dalam bentuk video dan leaflet kepada tenaga kesehatan.
Edukasi pasien tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir Mengatasi penyebabnya: Masih adanya informasi yang salah tentang perawatan tali pusat di masyarakat (Lingkungan).
Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
SPO pengajaran perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang mudah dipahami dan diterapkan. Penyusunan SPO edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang mudah dipahami dan dapat dilaksanakan, turut mendukung dan mendukung visi organisasi yaitu terwujudnya rumah sakit umum daerah yang andal, modern, dan berbudaya. Pengembangan SPO edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang mudah dipahami dan dapat digunakan.
Masukan dan saran pengelola mengenai rancangan SOP edukasi perawatan tali pusat bayi baru lahir. Adanya leaflet dan video perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berkontribusi terhadap visi organisasi untuk mewujudkan rumah sakit umum daerah yang handal, modern dan berbudaya. Terkait Agenda II: Saya mencetak leaflet dan membuat link video sebagai media untuk membantu orang lain belajar (secara kompeten) tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Saya mencetak brosur tersebut dengan teliti dan bertanggung jawab (accountably) menggunakan printer ruang kebidanan RS 3. SPO dan media edukasi perawatan tali pusat bayi baru lahir bagi petugas kesehatan. Ada sosialisasi agar petugas paham. penggunaan media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Sosialisasi dilakukan agar petugas memahami SOP dan penggunaan media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Adanya edukasi pasien agar pasien paham dan mampu melakukan perawatan tali pusat pada bayinya. Edukasi pasien tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dengan menggunakan media video atau leaflet.
Jadwal Rancangan Aktualisasi
Melakukan sosialisasi SPO dan media edukasi perawatan tali pusat bayi baru lahir kepada tenaga kesehatan. 3. Mendistribusikan SPO dan media edukasi perawatan tali pusat bayi baru lahir kepada tenaga kesehatan.
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal
Bukti pada tahap penyusunan rencana awal kegiatan sosialisasi berupa foto, video, dan lembar absensi. Bukti pada tahap pelaksanaan sosialisasi dan media edukasi petugas kesehatan tentang perawatan tali pusat neonatal berupa video dan leaflet bagi tenaga kesehatan pada awalnya berupa foto, video, dan lembar absensi.
Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi
Penyusunan SPO edukasi perawatan tali pusat yang telah disetujui oleh Direktur RSUD R.A.A Tjokronegoro pada 12 Mei 2022. F. Tahapan kegiatan yang saya lakukan pada kegiatan 1 (satu) adalah sebagai berikut: . 1) Menemukan materi terkait perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Kegiatan ini bertujuan untuk menyempurnakan rancangan SOP Perawatan Tali Pusat yang telah mendapat review dari atasan.
Nama kegiatan : Membuat media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dalam bentuk video dan leaflet. Nama Kegiatan : Mendistribusikan SPO dan media edukasi perawatan tali pusat bayi baru lahir kepada tenaga kesehatan. Adanya sosialisasi agar bidan memahami tentang SOP dan penggunaan media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana kegiatan sosialisasi SPO dan media edukasi perawatan tali pusat. Adanya sosialisasi agar petugas memahami SOP dan penggunaan media edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir memperkuat tercapainya nilai-nilai organisasi yang profesional dan inovatif. Meningkatkan pemahaman atau pengetahuan pasien tentang perawatan tali pusat pada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi. F.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan tali pusat sebelum diberikan edukasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang perawatan tali pusat pada bayinya melalui video dan leaflet. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan pasien setelah diberikan edukasi perawatan tali pusat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil kegiatan edukasi yang dilakukan kepada pasien mengenai perawatan tali pusat. Kegiatan ini rencananya akan selesai pada tanggal 2 Juni 2022 dan akan terealisasi sesuai jadwal yaitu tanggal 2 Juni 2022.
Kondisi Sebelum dan Sesudah
Kontribusi/manfaat kegiatan kepada pihak lain dan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan serta penguatan nilai-nilai organisasi. Kegiatan evaluasi dapat dijadikan acuan rekan sejawat untuk mengetahui hasil edukasi yang dilakukan terhadap pasien. 2) Manfaat bagi Visi dan Misi serta Nilai -Nilai Organisasi. Melaksanakan kegiatan evaluasi agar diketahui tingkat pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayinya berkontribusi terhadap visi organisasi yaitu terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya. Melaksanakan kegiatan evaluasi agar diketahui tingkat pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan tali pusat pada bayinya semakin menguatkan tercapainya nilai-nilai organisasi yang akuntabel dan profesional.
Tenaga kesehatan yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai pedoman atau pedoman kerja sebagai landasan hukum dalam melakukan tindakan dan tidak ada media yang dapat digunakan untuk kegiatan edukasi kepada pasien. Tenaga kesehatan yang berada di ruangan mengetahui dan memahami SOP perawatan tali pusat serta media yang dapat dijadikan bahan edukasi kepada pasien. Kegiatan penjangkauan SPO dan media edukasi berjalan dengan baik, membantu petugas kesehatan memahami SPO dan media edukasi perawatan tali pusat.
Kegiatan edukasi tentang perawatan tali pusat pada bayi tidak menggunakan leaflet atau media lainnya. Kegiatan edukasi terkait perawatan tali pusat menggunakan media berupa video, sedangkan untuk pasien tanpa tali pusat menggunakan media leaflet. Kegiatan edukasi kepada pasien tentang perawatan tali pusat dengan menggunakan media video atau leaflet sudah baik dilakukan.
Penilaian tidak dilakukan, penilaian keefektifan edukasi dilakukan dengan menggunakan lembar pre-test dan post-test sehingga terlihat jelas perbedaan pengetahuan pasien sebelum dan sesudah diberikan edukasi.
KESIMPULAN
Unit kerja : Unit kerja mempunyai instruksi kerja dalam melakukan tindakan dan mempunyai alternatif media edukasi yang dapat digunakan untuk kegiatan edukasi kepada pasien. Hubungan dengan moralitas dan mata. dan media edukasi perawatan tali pusat pada bidan IGD dan perawat perinatologi. Berkoordinasi dengan tim PKRS RSUD R.A.A Tjokronegoro untuk mengunggah video Perawatan Tali Pusar ke channel YouTube Rumah Sakit.
Terdapat SPO edukasi perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang mudah dipahami dan dapat digunakan. Materi sosialisasi meliputi SOP perawatan tali pusat dan media edukasi perawatan tali pusat dalam bentuk video dan leaflet. Tautan video tersebut nantinya akan disimpan di dalam ruangan gadget, yang akan digunakan sebagai media edukasi bagi pasien yang memiliki telepon genggam.
Bagi bayi yang terpisah atau berada di ruang perinatologi, edukasi akan diberikan oleh perawat taman kanak-kanak pada saat anak diperbolehkan pulang oleh DPJP jika tali pusat belum lepas. Hasil pre dan post test kegiatan edukasi perawatan tali pusat dengan menggunakan media video dan leaflet.