• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN LOKAL DENGAN PENGEMBANGAN INOVASI PENDAMPINGAN UMKM 7 IN 1 O L E H : TAMRAN ISMAIL, S.SI., MP NIP. 197306161994031002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN LOKAL DENGAN PENGEMBANGAN INOVASI PENDAMPINGAN UMKM 7 IN 1 O L E H : TAMRAN ISMAIL, S.SI., MP NIP. 197306161994031002"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN LOKAL DENGAN PENGEMBANGAN INOVASI PENDAMPINGAN UMKM 7 IN 1

O L E H :

TAMRAN ISMAIL, S.SI., MP NIP. 197306161994031002

PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRASI ANGKATAN 5 NON KEMENTRIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAAN MANAJEMEN DAN KEPEMINPINAN PERTANIAN

CIAWI - BOGOR 2022

(2)

Peningkatan Daya Saing Produk Lokal dengan Pengembangan Inovasi Pendampingan UMKM 7 in 1

Oleh

Tamran Ismail, S.Si., MP

ABSTRAK

Produk Pangan Olahan yang paling banyak beredar adalah produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian rakyat serta memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dengan pemanfaatan sumber daya lokal dan harga produk yang terjangkau. Permasalahan yang terjadi di wilayah Balai POM di Kupang adalah masih banyaknya produk pangan olahan dengan kualitas rendah, tanpa ijin edar, sehingga belum dijamin keamanan, mutu dan gizinya. Balai POM di Kupang melaksanakan pendampingan UMKM dalam rangka mewujudkan UMKM berdaya saing melalui sertifikasi sarana produksi dan registrasi produk pangan olahan (pre market). Kegiatan ini sangat penting sebagai upaya pemerintah untuk membantu UMKM dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing dengan memberikan jaminan keamanan, mutu dan gizi pangan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Aksi perubahan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari inovasi pendampingan UMKM 7 in 1 terhadap kenaikan jumlah sarana produksi yang tersertifikasi CPPOB (Cara produksi Pangan Olahan yang Baik) dan produk UMKM yang memperoleh nomor izin edar dari Badan POM RI.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memberikan bimbingan teknis dan pendampingan langsung yang berkolaborasi dengan stakeholders terkait. Variabel independen dari penelitian adalah kegiatan pendampingan UMKM 7 in 1 yang terdiri atas pendampingan pembuatan NIB dan PB UMKU melalui OSS-RBA serta NPWP melalui pajak online, percepatan proses pemeriksaan sarana Balai, pendampingan proses e-sertifikasi dan e- registrasi, pendampingan akses permodalan, pelatihan dan konsultasi kewirausahaan, pelatihan dan konsultasi pemasaran, pendampingan akses sertifikasi Halal. Sedangkan Variabel dependen dari penelitian adalah kenaikan jumlah produk UMKM yang memperoleh nomor izin edar (NIE) dari Badan POM RI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang signifikan terhadap inovasi tersebut yaitu jumlah UMKM yang tersertifikasi CPPOB sebanyak 29 sarana dengan jumlah NIE yang terbit 19 dari 16 UMKM.

Dengan penambahan jumlah NIE menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah produk pangan olahan yang berdaya saing, meningkatkan pemenuhan hak konsumen untuk

(3)

mendapatkan produk yang aman, bermutu dan bergizi serta meningkatkan kepercayaan pelaku usaha untuk memperoduksi dan masyarakat untuk mengkonsumsi.

Kata kunci: Daya Saing, Produk Lokal, UMKM, Inovasi 7 in 1

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI Judul : Peningkatan Daya Saing Produk Pangan Lokal dengan

Pengembangan Inovasi Pendampingan UMKM 7 In 1 Nama : Tamran Ismail, S.Si., MP

NIP : 197306161994031002

Angkatan : V

No. Presensi : 22

Jabatan : Kepala Balai POM di Kupang Unit Kerja : B a l a i P O M d i K u p a n g

Telah diuji di depan penguji pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2022.

Mentor

Dra. Yunida Nugrahanti Soedarto, Apt, MP NIP. 196606061991032001

Pembimbing/Coach

DRH. Sumarno, M.M NIP. 195804121986031001 Penguji 1

Abdul Hani, S.P, M.M NIP. 1967 1231 198703 1 002

Penguji 2

Dea Christina Junnisa I.S, S.TP, M.AP, M.Agr.Sc NIP. 19820610 200604 2 001

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil'Alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga laporan aktualisasi aksi perubahan kinerja organisasi dengan judul “Peningkatan Daya Saing Produk Pangan Lokal dengan Mengembangkan Invovasi 7 in 1” dapat diselesaikan tepat waktu. Sebagai penulis, menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian rancangan aksi perubahan ini dapat terwujud atas bantuan dan dukungan berbagai pihak karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Penny Kusumastuti Lukito, MCP selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2. Bapak Emanuel M. Lakalena, S.Si.,Apt, selaku Wakil Ketua Komisi 9 DPR RI.

3. Ibu Dra. Rita Endang, Apt.,MKes selaku Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

4. Ir. Yusral Tahir, M.Agr selaku Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi-Bogor.

5. Drh. Sumarno, M.M selaku Coach dan Widya Iswara pada Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepeminpinan Kementerian Pertanian.

6. Dra. Yunida Nugrahanti Soedarto, Apt, MP, selaku Mentor dan Direktur PMPUPO Badan Pengawas Obat dan Makanan.

7. Ibu Da. Ema Setyawati, S.Si.,Apt.,ME, Selaku Direktur Registrasi Pangan Olahan beserta tim

8. Bapak Dr. Didik Pusrito, S.Pt,M/Si.,Selaku Plt. Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan beserta tim

9. Teman-teman kelompok PKA Angkatan V Non Kementrian Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepeminpinan Kementerian Pertanian Tahun 2022 yang selalu mendukung satu sama lain.

10. Stakeholders eksternal yang telah medukung dan membantu suksesnya implementasi aksi perubahan ini.

11. Tim Efektif aksi perubahan kinerja organisasi yang telah menyukseskan agenda ini.

12. Seluruh Pegawai Balai POM di Kupang yang telah memberikan semangat, masukan

(6)

dan dukungan selama penyusunan rancangan aksi perubahan ini.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah memberikan dukungan baik mateti maupun spiritual

Penulis menyadari bahwa rancangan aksi perubahan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan kedepan.

Kupang, 10 Agustus 2022 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul

Abstrak... i

Lembar Pengesahan... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Area dan Fokus... 2

C. Tujuan Aksi Perubahan ... 3

D. Manfaat Aksi Perubahan ... 3

E. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan ... 4

BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi... 8

B. Kinerja Organisasi Sekarang... 11

BAB III ANALISIS MASALAH A. Identifikasi Permasalahan ... 14

B. Penyebab Masalah ... 17

C. Solusi Mengatasi Masalah ... 21

D. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah... 22

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH A. Terobosan/Inovasi ... 23

B. Tahapan Kegiatan/Milestone ... 25

C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)... 37

D. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 43

(8)

BAB V PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN

A. Deskripsi Proses Kepemimpinan ... 45 B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan ... 54

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar LessonLearnt yang di adopsi dan diadaptasi ... 5

Tabel 2. Analisa masalah/isu menggunakan metode APKL ... 15

Tabel 3. Analisis Isu Utama ... 16

Tabel 4. Analisis Penyebab Masalah dengan USG ... 17

Tabel 5 Analisis Penyebab Masalah Spesifik ... 18

Tabel 6. Analisa penentuan solusi menggunakan metode Resbal ... 22

Tabel 7. Tahapan Kegiatan/Milestone Pendek ... 25

Tabel 8. Tahapan Kegiatan/Milestone Menengah ... 30

Tabel 9. Tahapan Kegiatan/Milestone Panjang ... 33

Tabel 10. RAB Pendampingan UMKM 7 In 1 ... 36

Tabel 11. Identfikasi Stakeholder ... 37

Tabel 12. Pemetaan Stakeholders ... 38

Tabel 13. Merancang Strategi Komunikasi ... 39

Tabel 14. Pola Peran Tim Efektif dan Stakeholders ... 41

Tabel 15. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 43

Tabel 16. Jenis Kegiataan dan Bnetuk Kolaborasi Pendampingan UMKM 7 in 1... 48

Tabel 17. Implementasi Pelaksanaan Nota Kesepakatan Baersama ... 49

Tabel 18. Pemetaan Stakeholders pasca Intervensi ... 52

Tabel 19. Capaian Aktualisasi Jangka Pendek ... 54

Tabel 20. Data UMKM yang akan didampingi dalam aksi perubahan... 61

Tabel 21. Jadwal kegiatan bersama stakeholder mendukung Inovasi Pendampingan UMKM 7 IN 1 ... 76

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai POM di Kupang... 10

Gambar 2. Pohon Masalah ... 19

Gambar 3. PembentukanTim Efektif ... 34

Gambar 4. Penandatangan Nota Kesepakatan Bersama KADIN dan APRINDO Provinsi NTT ... 49

Gambar 5. Piagam Penghargaan dan Sertifikat ... 54

Gambar 6. Proses Mentoring bersama Mentor ... 58

Gambar 7. Foto Rapat Pembentukan Tim Efektif ... 58

Gambar 8. Foto Rapat Pembahasan Agenda bersama Tim Efektif ... 59

Gambar 9. Koordinasi dengan stakeholder dalam rangka pengumpulan data UMKM ... 60

Gambar 10. Koordinasi dengan pelaku UMKM yang berkonsultasi ke Balai POM di Kupang dan Loka POM di Kabupaten Ende. ... 60

Gambar 11. Flyer kegiatan untuk mengumpulkan data UMKM ... 60

Gambar 12. Foto Rapat Persiapan Soft Launching Inovasi ... 62

Gambar 14 Foto Soft Launching Pendampingan UMKM 7 in 1 dan BIMTEK CPPOB secara Daring ... 62

Gambar 15. Pendampingan Pembuatan Akun E-sertifikasi ... 64

Gambar 16. Proses Pengisian Data Profil dan Upload Dokumen ... 65

Gambar 17. Pengajuan dan terbitnya Sertifikat CPPOB ... 66

Gambar 18. Pendampingan Akun E-registrasi... 67

Gambar 19. Proses Pengisian Data Profil dan Upload Dokumen ... 67

Gambar 20. Pengajuan dan Terbit Nomor Ijin Edar ... 68

Gambar 21. Memo dan Laporan Rapat Monev Zoom Meeting... 69

Gambar 22. Foto Kehadiran Rapat Monev Zoom Meeting ... 70

Gambar 23. Notulen Rapat Monev Zoom Meeting ... 71

Gambar 24. Absensi Kehadiran Rapat Monev Zoom Meeting... 71

Gambar 25. Penyerahan Sertifikt CPPOB dan NIE kepada Pelaku UMKM di NTT ... 72

(11)

Gambar 26. Penyerahan Sertifikat CPPOB dan NIE kepada Bupat Ende ... 73 Gambar 27. Penyerahan Sertifikat CPPOB dan NIE kepada Pelaku Usaha ... 73 Gambar 28. SKP Kepala Balai POM di Kupang 2022 ... 74 Gambar 29. Alokasi Dana untuk Program Sertifikasi dan pendampingan

UMKM 2022 ... 75 Tabel 30. Jadwal kegiatan bersama stakeholder mendukung Inovasi Pendampingan

UMKM 7 IN 1 ... 76

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. ...

Lampiran 2. ...

Lampiran 3. ...

Lampiran 4.

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang harus dikonsumsi oleh masyarakat.

Pangan yang beredar harus terjamin, mutu, keamanan, gizi serta pengelolaan dan peredarannya diatur dengan Undang Undang dan Peraturan yang berlaku, diantaranya: (1) Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 Tentang pangan, (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 tahun 1999 Tentang label dan Iklan Pangan, (3) Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2019 Tentang Keamanan Pangan, (4) Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan dan (5) Permendagri Nomor 41 tahun 2018 tentang Peningkatan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan makanan di daerah.

Kebutuhan akan pangan olahan yang aman, bermutu dan bergizi merupakan hak asasi setiap manusia. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan menegaskan bahwa masyarakat harus mendapatkan produk pangan yang memenuhi ketentuan perundang-undangan, untuk itu pelaku usaha (produsen) harus menjamin produk pangan olahan yang akan diedarkan aman, bermutu dan bergizi.

Produk Pangan Olahan yang paling banyak beredar adalah produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian rakyat serta memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dengan pemanfaatan sumber daya lokal dan harga produk yang terjangkau. UMKM juga didorong untuk turut berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional antara lain dengan mengembangkan dan melestarikan produk unggulan khas daerah; sebagai bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

(14)

UMKM pangan masih menghadapi beragam tantangan dalam menyediakan produk berkualitas dan berdaya saing. Tantangan tersebut antara lain (1) Masih banyak produk lokal yang belum memiliki izin edar (NIE), (2) Stakeholder terkait memiliki banyak UMKM binaan, tetapi belum sinergi, (3) keterbatasan pengetahuan pelaku UMKM dalam pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), (4) Modal usaha terbatas, (5) Kesulitan UMKM untuk mendapaatkan legalitas sarana (OSS RBA (Pengurusan NIB, PB UMKU), Pajak Online (pengurusan NPWP). (6) Kesulitan mengakses aplikasi e sertifikasi dan e registrasi pangan olahan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas UMKM untuk memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku perlu didukung agar masyarakat mendapatkan produk aman, bermutu, dan terjangkau.

Kegiatan pendampingan UMKM sangat penting sebagai upaya pemerintah untuk membantu UMKM dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Hal itu untuk menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan olahan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat, mengingat semakin tipisnya entry barrier antar wilayah dengan arus informasi dan teknologi yang demikian cepat serta akses transportasi yang semakin mudah sehingga peredaran produk pangan olahan semakin cepat dan meluas tidak terkecuali produk-produk UMKM. Permasalahan yang terjadi di Indonesia termasuk di wilayah Balai POM di Kupang adalah masih banyaknya produk pangan olahan dengan kualitas rendah, tanpa ijin edar, sehigga belum dijamin keamanan, mutu dan gizinya.

B. Area dan Fokus

Inovasi Pendampingan UMKM 7 in 1 merupakan program pendampingan komprehensif untuk pemenuhan perizinan UMKM sejak didirikan hingga pemasaran produk. Pendampingan ini dilakukan pada (1) pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB UMKU) pada aplikasi Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) dan NPWP online, (2) percepatan proses pemeriksaan sarana oleh Balai POM, (3) proses e-sertifikasi dan e- registrasi, (4) akses permodalan, (5) pelatihan dan konsultasi kewirausahaan, (6) pelatihan dan konsultasi pemasaran (7) Akses sertifiksi Halal.

(15)

Untuk meningkatkan daya saing produk pangan olahan maka diperlukan pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas UMKM secara kolaboratif dengan berbagai stakeholders untuk mempercepat proses sertifikasi sarana dan registrasi produk pangan olahan. Untuk itu Balai POM di Kupang mengembangkan inovasi pendampingan UMKM 7 In 1. Konsep pendampingan UMKM 7 In 1 menjadi inovasi Transformer dalam melaksanakan aksi perubahan, dengan area perubahannya adalah Mindset & Cultureset Aparatur.

C. Tujuan Aksi Perubahan 1. Tujuan Jangka Pendek

a. Membantu terlaksananya sertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) untuk 10 UMKM di Provinsi NTT

b. Membantu diterbitkannya 10 Nomor Ijin Edar Produk Pangan Olahan Produksi UMKM di Provinsi NTT

2. Tujuan Jangka Menengah

a. Membantu terlaksananya ssertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) untuk 20 UMKM di Provinsi NTT

b. Membantu diterbitkannya 20 Nomor Ijin Edar Produk Pangan Olahan Produksi UMKM di Provinsi NTT

3. Tujuan Jangka Panjang

a. Membantu terlaksananya ssertifikasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) untuk 50 UMKM di Provinsi NTT

b. Membantu diterbitkannya 50 Nomor Ijin Edar Produk Pangan Olahan Produksi UMKM di Provinsi NTT

D. Manfaat Aksi Perubahan

Aksi perubahan ini akan memberikan manfaat untuk 1. Internal

Memastikan jaminan keamanan, mutu dan gizi pangan olahan yang beredar, membantu meningkatkan daya saing produk pangan olahan, memastikan

(16)

terpenuhinya hak konsumen untuk memperoleh produk pangan olahan yang berkualitas.

2. Eksternal Stakeholders

Memberikan jaminan mutu, keamanan dan gizi pangan olahan, meningkatkan daya saing produk, promosi dan akses pemasaran semakin luas dan meningkatkan perekonomian pelaku UMKM.

Masyarakat

Mendapatkan jaminan untuk memperoleh produk pangan olahan yang aman, bermutu dan bergizi dan memiliki beberapa alternative dalam memilih produk yang akan dikonsumsi.

Pelaksanaan aksi perubahan tersebut berdampak pada menigkatnya kesadaran pelaku usaha UMKM untuk (1) Memiliki legalitas sarana (2) menerapkan CPPOB (3) Memperoleh nomor ijin edar produk pangan olahan, (4) mereduksi peredaran pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan (tanpa ijin edar), (5) meningkatkan jaminan keamanan, mutu dan gizi pangan olahan.

E. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan

Konsep ini terinspirasi dari hasil studi lapangan di Kantor Balai Besar POM di Yogyakarta, BPKA dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Politeknik Pembanguna Pertanian Yogyakarta Magelang yang telah mengembangkan inovasi- inovasi untuk mempermudah pekerjaan baik internal maupun yang berhubungan dengan eksternal atau lintas sector. Inovasi Si Bakul dan Kulinerku OK memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap pelaku UMKM /masyarakat/stakeholders dengan sistem kolaborasi, dari suatu progam yang eksklusif menjadi inklusif dengan melibatkan beberapa stakeholder/masyarakat. Program tersebut akan diadopsi oleh Balai POM di Kupang, dan diadaptasikan pada program pendampingan UMKM di Provinsi NTT. Daftar Lessort Learnt yang diadopsi dan diadaptasi seperti pada Tabel 1,

(17)

Tabel 1, Daftar LessonLearnt yang di adopsi dan diadaptasi No Agenda

Pembelajaran

Kondisi Lokus Lesson Learnt Adopsi Adaptasi

1 Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan kepala BBPOM DIY dalam mewujudkan organisasi berkinerja tinggi disebabkan oleh vision and passion yang jelas, memberikan

keteladanan, dukungan terhadap inovasi, perlakuan humanis (human nature), memimpin dengan empati, berfikir

sistematis dan

merangkul sampai dengan tingkat grass root.

a. Memimpin dengan empati dan human nature, dimana beliau memberikan apresiasi untuk seluruh pegawai BBPOM DIY, melalui hal-hal kecil yang tidak dapat diukur dengan materi dan memimpin dengan perbuatan, dimana setiap apel pagi melakukan sharing dan memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai dengan saling menyapa dan mengingatkan tugas, pekerjaan dan dukungan kepada seluruh staff

a. Membangun motivasi melalui pendekatan informal dengan pegawai

b. Memberikan

rangsangan dan tantangan

intelektual agar pegawai dapat mengusulkan ide- ide inovatif termasuk PPNPN

a. Akan memberikan motivasi yang produktif kepada semua pegawai (terutama tim efektif) baik secara formal maupun non formal

b. Untuk diadaptasikan pada inovasi

exsisting BalaiPOM di Kupang yaitu Bidea (BPOM Idea and Improvement Award)

(18)

2 Komunikasi Efektif

Semua Pimpinan

Instansi Lokus menjalin komunikasi yang baik dengan pihak internal dan eksternal

a. Membangun komunikasi dengan semua pegawai (ASN dan PPNPN) sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah antara pimpinan dan staf

b. Membangun komunikasi dengan stakeholders dan UMKM termasuk pakar melalui WAG atau aplikasi sehingga dapat meningkatkan interaksi yang baik dengan pihak eksternal

Membangun sistem

yang dapat

memudahkan pimpinan dan staf berkomunikasi secara jelas dan terarah

Diadaptasikan pada tim efektif dan stakeholders terkait serta UMKM

dalam proses

pendampingan

3 Manajemen Kinerja

Dengan adanya aplikasi Tracer Study, SiBakul, akan memudahkan

pengukuran IKU

organisasi

Inovasi tersebut dapat mempermudah para pimpinan untuk memantau sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang lebih efektif

Memanfaatkan sistem seperti yang dibangun untuk bisa memantau kinerja organisasi secara realtime

Sudah tersedia aplikasi di Balai POM di Kupang ”Si Raja Validku”

(19)

4 Jejaring Kerja Menggunakan jejaring kerja terutama untuk pemeerintah Provinsi DI Y, CSR, pakar ,

penyuluh dan

stakeholder lain, bisa melalui MoU atau metode lainnya

Dengan adanya jejaring kerja yang efektif, akan memudahkan

pencapaian kinerja

Memanfaatkan jejaring kerja secara efektif untuk mencapai kinerja yang optimal

Diimplementasikan

pada inovasi

pendampingan UMKM yang bekerja sama dengan stakeholders terkait

(20)

BAB II

PROFIL KINERJA PELAYANAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) di Kupang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 80 tahun 2018 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan dan peraturan Badan POM Nomor 8 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 3 (tiga) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu Balai POM di Kupang, Loka Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Ende dan Loka Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Manggarai Barat.

Balai Pengawas Obat dan Makanan di Kupang memiliki 2 (dua) Pos Pengawas Obat dan Makanan yaitu Pos Pengawas Obat dan Makanan Atambua yang terletak di Kota Atambua Kab. Belu, Pulau Timor dan Pos Pengawas Obat dan Makanan di Sumba Timur yang terletak di Kota Waingapu Kab. Sumba Timur, Pulau Sumba.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Balai POM di Kupang melakukan pengawasan pada 16 (enam belas) kabupaten/kota di NTT yaitu : Kota Kupang, Kab. Belu, Kab. TTU, Kab. TTS, Kab. Kupang, Kab. Rote Ndao, Kab. Sabu Rai Jua, Kab. Alor, Kab. Lembata, Ka.

Flores Timur, Kab. Sikka, Kab. Sumba Barat, Kab. Sumba Timur, Kab. Tengah, Kab. Sumba Barat Daya dan Kab. Malaka. Berdasarkan Renstra Balai POM di Kupang 2020-2024 berisikan antara lain visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang mengacu pada Renstra Badan POM Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

Visi :

Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong

(21)

Misi :

Dalam rangka mewujudkan Visinya Badan POM memerlukan tindakan nyata sesuai dengan penguatan peran Balai POM di Kupang, Loka POM di Kabupaten Ende dan Manggarai Barat sebagai perpanjangan fungsi di Provinsi NTT yang dituangkan dalam Misi sebagai berikut:

1. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia

2. Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa

3. Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan serta penindakan kejahatan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga

4. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan

Untik mencapai visi dan misi tersebut diimplementasikan dalam perjanjian kinerja kepala UPT dengan sasaran kinerja Meningkatnya efektivitas pemeriksaan sarana obat dan Makanan serta pelayanan publik dengan indikator kinerja Persentase UMKM yang memenuhi standar produksi pangan olahan dan/atau pembuatan OT dan Kosmetik yang baik Sebagai bentuk peningkatkan efektivitas dan penguatan pengawasan obat dan makanan, maka dikeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.3 Tahun 2017. Kepala BPOM bertugas untuk :

1. menyusun dan menyempurnakan regulasi terkait pengawasan obat dan makanan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

2. melakukan sinergi dalam menyusun dan menyempurnakan tata kelola dan bisnis proses pengawasan obat dan makanan;

3. mengembangkan sistem pengawasan obat dan makanan;

(22)

4. menyusun pedoman untuk peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan;

5. melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan obat dan makanan; dan

6. mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan obat dan makanan dengan instansi terkait.

UPT Badan POM terdiri atas Balai Besar/Balai POM dan Loka POM yang disusun berdasarkan Peraturan Badan POM Nomor 22 Tahun 2020 tentang organisasi dan tata kerja Unit Peaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. UPT Badan POM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas penunjang tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan. UPT Badan POM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, yang secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Utama. Struktur Organisasi Balai POM di Kupang sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai POM di Kupang

Balai POM di Kupang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melakukan inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian

2. Sertifikasi produk obat dan makanan

3. Pengambilan contoh (sampling), dan pengujian Obat dan Makanan 4. Intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan obat dan makanan

(23)

5. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, pengaduan masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan

6. Koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan, 7. Pendampingan UMKM, serta

8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Dalam mengemban tugasnya sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Badan POM dengan UPTnya termasuk Balai POM di Kupang menghadapi banyak tantangan.

Keamanan obat dan makanan merupakan isu yang paling krusial saat ini. Untuk itu Balai POM di Kupang melaksanakan salah satu fungsinya yakni pendampingan UMKM dalam rangka mewujudkan UMKM berdaya saing melalui sertifikasi sarana produksi dan registrasi produk pangan olahan (pre market).

B. Kinerja Organisasi Sekarang

Produk pangan olahan yang beredar di wilayah kerja Balai POM di Kupang belum dapat dipastikan semuanya terjamin mutu, keamanan dan gizinya. Hal itu disebabkan karena beberapa parameter hasil pendampingan dan pengawasan, antara lain:

1. Masih ditemukan 75% dari 40 UMKM yang didampingi pada tahun 2020 dan 2021 yang memproduksi pangan olahan tetapi belum mendapatkan NIE MD dari Badan POM,

2. Masih ditemukan 60,71% sarana produksi pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) dari 28 sarana yang diperiksa pada tahun 2021,

3. Masih ditemukan 28,85% sarana distribusi pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) dari 357 sarana yang diperiksa tahun 2021,

4. Masih ditemukan 27,62% label pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) dari 478 label pangan olahan yang diperiksa tahun 2021 yaitu dengan mencantumkan informasi yang tidak sesuai dengan ketentuan label pangan olahan.

5. Masih ditemukan 7,29% iklan pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) dari 96 iklan pangan olahan yang diperiksa tahun 2021, dan

6. Masih ditemukan 12,14% hasil pengujian pangan olahan yang tidak memenuhi syarat (TMS) dari 478 sampel pangan olahan yang diperiksa tahun 2021.

(24)

Kinerja Organisasi yang diharapkan

Produk pangan olahan yang beredar di wilayah kerja Balai POM di Kupang dapat dipastikan semuanya terjamin mutu, keamanan dan gizinya. Hal itu dapat dinyatakan dengan beberapa indikator keberhasilan, antara lain:

1. Semua produk pangan olahan yg diproduksi UMKM telah mendapat NIE MD dr Badan BPOM

2. Semua sarana produksi yang diperiksa memenuhi ketentuan (TMK 0%) 3. Semua sarana distribusi yang diperiksa memenuhi ketentuan (TMK 0%) 4. Semua Label pangan olahan yang diawasi memenuhi ketentuan (TMK 0%) 5. Semua iklan pangan olahan yang diawasi memenuhi ketentuan (TMK 0%) 6. Semua sampel pangan olahan yang diuji memenuhi syarat (TMS 0%)

Berdasarkan UU 18 tahun 2012 tentang Pangan mengatakan bahwa Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan keketahanan pangan. Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi Pangan dan Gizi, serta keamanan Pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Penyelenggaraan

Tujuan Penyelenggaraan Pangan menurut UU 18 tahun 2012 tentang Pangan adalah:

a. meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri;

b. menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;

c. mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

(25)

d. mempermudah atau meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat rawan Pangan dan Gizi;

e. meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri;

f. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;

g. meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan; dan

h. melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya Pangan nasional.

(26)

BAB III

ANALISIS MASALAH A. Identifikasi Permasalahan

Untuk menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan olahan, Balai POM di Kupang masih mengalami beberapa masalah. Berdasarkan hasil analisa identifikasi masalah diperoleh 4 (empat) isu-isu sektoral (long list), antara lain :

1. Masih banyak produk lokal yang belum memiliki izin edar (NIE)

2. Keterbatasan pengetahuan pelaku UMKM dalam pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB)

3. Modal usaha terbatas

4. Kurangnya komitmen pelaku UMKM untuk mengurus NIE

Setelah isu di identifikasi kemudian menentukan isu yang akan diangkat menjadi isu utama dan menjadi dasar dari kegiatan yang akan dilakukan selama aktualisasi. Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL. Unsur – unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak.

A (Aktual) : Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan

P (Problematik) : Sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya

K (Kekhalayakan) : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak

L (layak) : Isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya

(27)

Berikut ini adalah isu aktual yang ada pada Balai POM di Kupang yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL.

Data hasil analisa identifikasi masalah menggunakan APKL, seperti pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Analisa masalah/isu menggunakan metode APKL

(28)

Dari hasil Analisa APKL didapat 3 (tiga) isu yang memenuhi syarat, selanjutnya dilakukan tapisan isu menggunakan metode Urgency, Seriousness dan Growth (USG) sehingga diperoleh isu untuk diselesaikan permasalahannya. Metode USG menggunakan interval score 1- 5 pada tiap unsurnya.

Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

Growth :Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Analisa Isu/Masalah menggunakan metode USG selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3, sebagai berikut:

Tabel 3. Analisis Isu Utama dengan USG

(29)

Berdasarkan hasil analisa isu utama menggunakan USG, dapat diketahui bahwa isu strategis yang harus dipecahkan masalahnya adalah

kurangnya komitmen pelaku UMKM untuk mengurus NIE”

B. Penyebab Masalah

Dari hasil Analisa USG diketahui bahwa isu strategis yang akan dicarikan solusinya adalah kurangnya komitmen pelaku UMKM untuk mengruus NIE. Hal itu disebabkan oleh beberapa masalah, yaitu:

1. Sarana UMKM yang belum mendapatkan NIE tidak menjadi prioritas pengawasan oleh Balai POM di Kupang 2. Proses pendampingan UMKM pangan olahan belum optimal

3. Sulit dilakukan pendampingan karena jumlah sarana UMKM Pangan olahan banyak

Untuk menentukan penyebab masalah yang paling utama dilakukan anlisa penyebab masalah menggunakan metode USG.. Data analisa penyebab masalah dengan USG dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Analisis Penyebab Masalah dengan USG

(30)

Berdasarkan hasil analisa penyebab masalah menggunakan USG, daapt diketahui bahwa penyebab masalahnya adalah proses pendampingan UMKM pangan olahan oleh Balai POM di Kupang belum optimal. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa fakor yaitu

1. Kurangnya inovasi dalam pendampingan UMKM 2. Jumlah UMKM banyak

3. Kurangnya kolaborasi dengan stakeholder 4. UMKM belum terdata dengan baik.

Dari 4 (empat) faktor penyebab tersebut dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab masalah spesifik atau akar masalahnya, dengan pendekatan metode USG seperti pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Analisis Penyebab Masalah Spesifik DENGAN USGdengan USG

(31)

Berdasarkan hasil Analisa USG diketahui dari 3 (tiga) isu strategis hasiL APKL disimpulkan bahwa isu strategis atau masalah potensialnya adalah “proses pendampingan UMKM pangan olahan belum optimal.

Selanjutnya dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab utama (akar masalah) yang hatus dicarikan solusinya. Pada rencana aksi perubahan ini, reformer menggunakan analisa “pohon masalah” untuk menentukan akar masalah. Identifikasi masalah menggunakan metode pohon masalah seperti pada Gambar 2.

(32)

Gambar 2. Pohon Masalah

Berdasarkan hasil Analisa penyebab masalah spesifik menggunakan USG diketahui bahwa akar masalahnya adalah “kurangnya inovasi dalam pendampingan UMKM.”

Secara umum analisa masalah dapat digabarkan menggunakan pohom masalah seperti pada Gambar 2, berikut.

(33)

Berdasarkan Analisa menggunakan pohon masalah didapatkan kesimpulan bahwa akar masalah penyebab belum optimalnya hasil pengawasan produk pangan olahan adalah “kurangnya inovasi dalam pendampingan UMKM”. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Pedoman pengawasan sarana produksi oleh Badan POM kurang flexible sehingga UMKM yang belum memperoleh NIE tidak menjadi Prioritas dalam pengawasan

2. Kurangnya koordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pendampingan UMKM khusus untuk pangan produksi Industri Rumah Tangga yang jumlahnya cukup banyak

3. Belum Up to Date inovasi pendampingan UMKM sesuai dengan regulasi terkini.

C. Solusi Mengatasi Masalah

Setelah diketahui akar masalah, maka diperlukan solusi untuk mengatasi maslaah tersebut. Berdasarkan hasil Analisa menggunakan metode pohom masalah, maka dapat diidentifikasi 3 (tiga) alternatif solusi mengatasi masalah, antara lain:

1. Pengembangan inovasi pendampingan UMKM 7 in 1

2. Mengajukan usulan untuk pengembangan pedoman pengawasan sarana produksi agar lebih flexibel

3. Berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota untuk melakukan pendampingan sarana produksi pangan indsutri rumah tangga.

Untuk menetukan solusi mengatasi masalah yang paling ideal, maka dilakukan analisa menggunakan analisa Resbal. Hasil analisa menggunakan metode Resbal seperti pada Tabel 4, berikut:

(34)

Tabel. 6. Analisa penentuan solusi menggunakan metode Resbal

D. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah

Berdasarkan hasil Analisa menggunakan metode Resbal dapat disimpulkan alternatif solusi mengatasi masalah adalah mengembangkan inovasi pendampingan UMKM dengan beberapa metode

(35)

BAB IV

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH A. Terobosan/Inovasi

Inovasi Pendampingan UMKM 7 in 1 merupakan program pendampingan komprehensif untuk pemenuhan perizinan UMKM sejak didirikan hingga pemasaran produk.

Pendampingan ini akan dilakukan pada beberapa pendekatan, antara lain:

1. Membantu Pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB UMKU) pada aplikasi Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) dan NPWP online,

2. Percepatan proses pemeriksaan sarana oleh Balai POM di Kupang, 3. Pendampingan proses e-sertifikasi dan e-registrasi,

4. Membantu akses permodalan, 5. Membantu akses pemasaran

6. Memberikan pelatihan dan konsultasi kewirausahaan, 7. Membantu akses sertifikasi halal

Persyaratan keamanan pangan adalah standar dan ketentuan-ketentuan lain yang harus dipenuhi untuk mencegah pangan dari kemungkinan adanya bahaya, baik karena cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia

Setiap pangan olahan yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki ijin edar. Kemasan eceran merupakan kemasan akhir pangan yang tidak boleh dibuka untuk dikemas kembali dan diperdagangkan.

Dalam industri pangan, terdapat beberapa peraturan dan regulasi yang harus dipenuhi sebelum pangan olahan diedarkan ke konsumen. Salah satu peraturan dan regulasi yang harus dipenuhi oleh industri pangan olahan adalah ‘MD’. MD (Makanan Dalam) merupakan izin

(36)

edar bagi produk pangan yang diproduksi oleh industri dalam negeri. Izin MD dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Sasaran izin MD adalah setiap usaha yang produk pangannya berbahan dasar asal hewani, nabati, produk dengan penambahan BTP, atau mengusung klaim tertentu. Proses memperoleh izin edar MD diperlukan tahapan agar produk pangan yang akan dijual dapat diedarkan secara resmi. Ijin edar MD diberikan kepada industri yang telah memiliki sertifikasi CPPOB. “Untuk memperoleh izin edar MD, perusahaan melakukan pendaftaran izin edar dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelumnya. Salah satu syarat pendaftaran yaitu memiliki sertifikasi CPPOB.

CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) merupakan pedoman yang menjelaskan bagaimana pangan olahan diproduksi agar produk yang dihasilkan aman, bermutu, dan layak dikonsumsi. Penerapan teknik CPPOB bertujuan agar pangan olahan yang diproduksi berkualitas dan layak dikonsumsi. Adanya tujuan tersebut mendorong industri agar lebih bertanggungjawab terhadap kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.

Melalui penerapan CPPOB di industri, akan tercipta produk yang aman dan berkualitas. Hal tersebut menjadi dasar diberikannya keluasan dalam registrasi izin edar MD bagi perusahaan yang telah menerapkan CPPOB. Sebaliknya, jika perusahaan belum mampu menerapkan CPPOB, kelayakan produk akan dipertanyakan kualitasnya bagi konsumen. Oleh karena itu, sertifikasi CPPOB penting dilakukan bagi perusahaan pangan yang ingin memperoleh izin edar MD.

Agar UMKM Pangan Olahan dapat menerapkan CPPOB dan mendapatkan NIE diperlukan pendampingan yang aktif dan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah yang dilaksnaakan secara sinergi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Program pendampingan UMKM 7 in 1 merupakan langkah strategis dalam mengimplementasikan Inpres No. 3 tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan dan dengan kehadiran stakeholders eksternal terutama dari unsur pemerintah daerah merupakan langkah awal dalam melaksanakan Permendagri No. 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah

khususnya di Proviinsi Nusa Tenggara Timur.

(37)

Tabel 7. Tahapan Kegiatan/Milestone Pendek B. Tahapan Kegiatan/Milestone

Milestone selalu digunakan dalam manajemen perubahan untuk mempermudah estimasi waktu penyelesaian pengerjaan. Dengan adanya milestone, reformer dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan durasi atau waktu yang ditentukan. Dalam suatu aksi perubahan, milestone menjadi tolok ukur waktu yang berupa aktivitas kerja atau dapat dikatakan proyeksi waktu pengerjaan. Dalam tahapan pelaksanaan milestone ini akan dilaksanakan pendampingan diawali dengan sosialisasi pendampingan UMKM 7 in 1 dan BIMTEK CPPOB untuk minimal 15 UMKM dari beberapa Kabupaten/Kota di Nusa Tneggara Timur yang memiliki UMKM pangan olahan yang akan ditingkatkan statusnya (Naik Kelas) dari PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi MD ( Makanan Dalam Negeri) yang diterbitkan dari Badan POM atau UMKM baru yang belum mendapatkan NIE sebelumnya dengan metode Hybrid/Offline dan Online.

Adapun jenis pangan olahan yang bisa didaftarkan NIE MD adalah semua jenis pangan dengan masa simpan lebih dari 7 hari sesuai dengan Peraturan Badan POM No.

27 tahun 2017 tentang Pendaftaran pangan Olahan. Narasumber pada kegiatan Bimtek adalah Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan di Kupang, Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan, Direktur Registrasi Pangan Olahan Badan POM, dan Stakeholders lainnya. Tahapan kegiatan dalam rancangan aksi perubahan ini dilaksanakan dalam 7 tahapan dan dapat dilihat pada Tabel. 5 berikut.

No Milestone Kegiatan Output Stakeholder terlibat Minggu

Bukti Fisik J A N G K A P E N D E K

Terlaksananya Pendampingan UMKM 7 In 1 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Konsultasi Dengan Mentor Konsultasi dan koordinasi terkait tema aksi perubahan

Arahan Mentor Reformer dan Direktur PMPUPO

Dokumen hasil rapat

(notulen/rekaman) Tabel 6. Tahapan Kegiatan/Milestone jangka Menengah

(38)

2 Adanya Tim Efektif

Rapat Pembentukan Tim Terlaksananya Rapat,

Rancangan SK Tim Rancangan

Pembagian Tugas Rancangan Jadwal Kegiatan

Reformer dan staf Balai POM di Kupang

- Undangan, Daftar Hadir

- Notulen, Foto/Dok

- KAK

- Undangan Bimtek

Pengesahan SK Tim Tersedia SK Tim Kepala Balai POM di Kupang

SK tim yang sudah

ditandatangani Pengesahan jadwal kegiatan Tersedianya jadwal

kegiatan aktualisasi aksi perubahan

Kepala Balai POM di Kupang

Jadwal kegiatan yang sudah ditandatangani termasuk undangan dan KAK

3. Pengumpulan Data UMKM pangan olahan

Koordinasi dengan stakeholders Data UMKM dampingan masing- masing stakeholders

Dinas KUMKM, KPH, Dekranasda, PLUT, Disperindag, Dinkes,dll

Tim Efektif

 

DaftarPelaku

UMKM

(39)

Koordinasi dengan pelaku UMKM

Data Pelaku UMKM yang mendaftarkan secara mandiri atau yang didata oleh Balai POM di Kupang

Tim Efektif

 

Daftar Pelaku UMKM

Penetapan pelaku UMKM yang akan didampingi

Data minimal 15 UMKM

Tim Efektif

 

Daftar Pelaku

UMKM terpilih

4.

Pelaksanaan Sosialisasi Inovasi Pendampingan UMKM 7 In 1 dan Pelatihan CPPOB

Undangan Bimtek pada peserta dan narasumber

Terkirimnya undangan

Minimal 15 pelaku UMKM dan Narasumber

Tim Efektif

 

Surat Undangan dan

KAK yang sudah ditandatangani Kegiatan Bimtek Pendampingan

UMKM 7 In 1 dan CPPOB

Sertifikat Sosialisasi dan Pelatihan CPPOB

Minimal 15 pelaku UMKM dan Narasumber

Tim Efektif

 

- - Materi Foto kegiatan - Daftar Hadir

5.

Pendampingan proses sertifikasi sarana produksi

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e sertfikasi

Terbitnya Akun Perusahaan

- 10 pelaku UMKM - Tim Efektif

-Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

    

- Dokumen data dukung

(40)

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e sertfikasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

-10 pelaku UMKM - Tim Efektif

- Direktur Pengawasan Produksi

Pangan Olahan

    

- Dokumen Data dukung

- Screenshot progress sertifikasi pada aplikasi e- sertfikasi Memantau progress

proses sertifikasi

Terbitnya Sertifikat CPPOB

Pelaku UMKM Tim Efektif

Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

Kepala Balai POM di Kupang

    

- Screenshot progress sertifikasi pada aplikasi e sertfikasi

6.

Pendampingan proses registrasi produk

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e registraasi

Terbitnya Akun Perusahaan

-10 pelaku UMKM - Tim Efektif

- Direktur Registrasi Pangan Olahan

    

- Dokumen data dukung

(41)

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e registraasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

- 10 pelaku UMKM - Tim Efektif

- Direktur Registrasi Pangan Olahan

    

- Dokumen data dukung

- - Screenshot progress sertifikasi pada aplikasi e sertfikasi Memantau progress

proses registrasi

Terbitnya NIE - Pelaku UMKM - Tim Efektif

- Direktur Registrasi Pangan Olahan

 

 

 

 

- Screenshot

progress registrasi pada aplikasi e registrasi 7. Monitoring dan Evaluasi Melakukan pemantauan terhadap

seluruh tahapan proses

Laporan Progres Pendampingan

Tim Efeketif

   

 

 

 

 

Laporan Pendampingan

(42)

Tabel 8. Tahapan Kegiatan/Milestone Menengah

No Milestone Kegiatan Output Stakeholder terlibat Bulan

Bukti Fisik J A N G K A MENENGAH

Terlaksananya Pendampingan UMKM 7 In 1

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Konsultasi Dengan Mentor Konsultasi dan koordinasi terkait tema aksi perubahan

Terlaksananya konsultasi Reformer dan Direktur

PMPUPO

Dokumen hasil rapat

(notulen/rekam an)

2.

Pendampingans proses sertifikasi sarana produksi

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e sertfikasi

Terbitnya Akun Perusahaan -20 pelaku UMKM - Tim Efeketif

-Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

        

-Dokumen data dukung

(43)

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e sertfikasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

-20 pelaku UMKM - Tim Efeketif

-Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

        

- Dokumen Data dukung - Screenshot

progress sertifikasi pada aplikasi e- sertfikasi Memantau progress

proses sertifikasi

Terbitnya Sertifikat CPPOB Tim Efeketif

- Kepala Balai POM di Kupang

-Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

        

- Screenshot progress registrasi pada aplikasi e registrasi

(44)

3.

Pendampingan proses registrasi produk

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e registraasi

Terbitnya Akun Perusahaan - 20 pelaku UMKM - Tim Efeketif

- Direktorat Registrasi Pangan Olahan

        

- Dokumen data dukung

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e registraasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

-20 pelaku UMKM - Tim Efektif

- Direktur Registrasi Pangan Olahan

        

- Dokumen data dukung - Screenshot

progress sertifikasi pada aplikasi e sertfikasi Memantau progress

proses registrasi

Terbitnya NIE - Pelaku UMKM

- Tim Efektif - Direktur Registrasi

Pangan Olahan

        

- Screenshot progress registrasi pada aplikasi e registrasi

(45)

4. Monitoring dan Evaluasi Melakukan pemantauan terhadap seluruh tahapan proses

Laporan Progres Pendampingan

Tim Efeketif

        

Laporan

Pendampingan

No Milestone Kegiatan Output Stakeholder terlibat Tahun

Bukti Fisik J A N G K A PANJANG

Terlaksananya Pendampingan UMKM 7 In 1

2023 (TW)

2024 (TW) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Konsultasi Dengan Mentor Konsultasi dan koordinasi terkait

tema aksi perubahan

Terlaksananya konsultasi Reformer dan Direktur

PMPUPO

       

Dokumen hasil rapat

(notulen/rekaman)

2. Pengumpulan Data UMKM pangan olahan

Koordinasi dengan stakeholders Data UMKM dampingan masing-masing stakeholders

Dinas KUMKM, KPH, Dekranasda, PLUT, Disperindag, Dinkes,dll

   

DaftarPelaku UMKM

Koordinasi dengan pelaku UMKM

Data Pelaku UMKM yang mendaftarkan secara mandiri

Pelaku UMKM

Tim Efektif

   

Daftar Pelaku UMKM

Penetapan pelaku UMKM yang

akan didampingi Data 50 UMKM

Tim Efektif

   

Daftar Pelaku UMKM

terpilih Tabel 6. Tahapan Kegiatan/Milestone jangka Menengah

Tabel 9. Tahapan Kegiatan/Milestone Jangka Panjang

(46)

3.

Pelaksanaan Sosialisasi Inovasi Pendampingan UMKM 7 In 1 dan Pelatihan CPPOB

Undangan Sosialisasi pada peserta dan narasumber

Terkirimnya undangan 50 pelaku UMKM dan

Narasumber

 

Surat Undangan dan KAK yang sudah ditandatangani Kegiatan Sosialisasi

Pendampingan UMKM 7 In 1 dan CPPOB

Terlaksananya kegiatan Sosialisasi

50 pelaku UMKM dan

Narasumber

 

- Materi - Foto kegiatan - Daftar Hadir

4.

Pendampingans proses sertifikasi sarana produksi

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e sertfikasi

Terbitnya Akun Perusahaan -50 pelaku UMKM - Tim Efeketif

- Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan

      

- Dokumen data dukung

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e sertfikasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

-50 pelaku UMKM - Tim Efeketif

- Direktur Pengawasan

Produksi Pangan Olahan

      

- Dokumen Data dukung

- Screenshot

progress sertifikasi pada aplikasi e- sertfikasi

(47)

Memantau progress proses sertifikasi

Terbitnya Sertifikat CPPOB - Tim Efektif

- Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan - Kepala Balai POM di Kupang

      

- Screenshot progress sertifikasi pada aplikasi e sertfikasi

5.

Pendampingan proses registrasi produk

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran akun perusahaan pada aplikasi e registraasi

Terbitnya Akun Perusahaan -50 pelaku UMKM - Tim Efektif

-Direktur Registrasi Pangan Olahan

      

- Dokumen data dukung

Membantu menginput/bersama- sama melakukan pendaftaran di aplikasi e registraasi

Terlaksannya pendaftaran Teruploadnya data dukung

-50 pelaku UMKM - Tim Efektif

-Direktur Registrasi Pangan Olahan

      

DaftarPelaku UMKM

Memantau progress proses registrasi

Terbitnya NIE - Pelaku UMKM

- Tim Efektif - Direktur Registrasi Pangan Olahan

      

- Screenshot progress registrasi pada aplikasi e registrasi 6. Monitoring dan Evaluasi Melakukan pemantauan terhadap

seluruh tahapan proses

Laporan Progres Pendampingan

Tim Efeketif

      

Laporan Pendampingan

(48)

Rancangan Anggaran dan Biaya Pendampingan UMKM 7 IN 1

O RAB PENDAMPINGAN UMKM 7 IN 1 Rp92.550.000

Sosialisasi Inovasi 7 in 1 dan Bimtek CPPOB Rp15.750.000

521211 Rp6.100.000

30 OK 100.000 Rp3.000.000

35 OK 20.000 Rp700.000

35 OK 40.000 Rp1.400.000

Biaya Pulsa untuk peserta Luar Kota 10 OK 100.000 Rp1.000.000

521213 Rp1.050.000

1 OK 300.000 Rp300.000

1 OK 350.000 Rp350.000

1 OK 400.000 Rp400.000

524119 Rp4.800.000

30 OH 150.000 Rp4.500.000

2 OH 150.000 Rp300.000

521213 Rp3.800.000

2 OJ 1.000.000 Rp2.000.000

2 OK 900.000 Rp1.800.000

Pendampingan dan PSB Rp76.800.000

524119 Rp72.300.000

20 OH 400.000 Rp8.000.000

20 OK 1.700.000 Rp34.000.000

60 OH 430.000 Rp25.800.000

Transport Lokal Nara Sumber Anggota

Ketua

Penanggung Jawab Belanja Bahan

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Transpot Lokal Peserta

Perlengkapan Peserta Snack

Konsumsi

Belanja Honor Output Kegiatan

Belanja Honor Output Kegiatan

Belanja Perjalanan Dinas Luar Kota Penginapan Petugas ( 2 OR x 10 TR) Transport Petugas

Uang Harian Petugas (2 x 3 hr x 10 TR) Honor Nara sumber External Eselon 2

Honor Nara sumber External Eselon 3 kebawah

Tabel 10. RAB Pendampingan UMKM 7 In 1

(49)

C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) 1. Identifikasi Stakeholders

Adapun stakeholder dalam aksi perubahan ini, melibatkan pihak-pihak lain baik internal maupun eksternal. Agar aksi perubahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan, maka perlu adanya identifikasi pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung sebagai pemangku kepentingan ( Stakeholder) untuk mengetahui pengaruh (influence), dukungan/

kepentingan (interest), kemungkinan adanya hambatan/penolakan (resistance) seberapa besar pengaruhnya terhadap aksi perubahan ini, baik hubungan formal maupun informal. Pada aksi perubahan ini terdapat stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal adalah koordinator kelompok substansi pada Balai POM di Kupang dan staf, sedangkan stakeholder eksternal terdiri atas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan, Direktur Registasi Pangan Olahan, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan, Pemerintah Provinsi NTT, Dekranasda Provinsi NTT, Bank NTT, Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi NTT, Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi NTT, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (16 Kab/kota) dan Pelaku UMKM, dengan rincian sebagai berikut:

No Identifikasi Stakeholder Peran Stakeholder A. Stakeholder Internal

1 Koordinator Kelompok Substansi pada Balai POM di Kupang

Tim Efektif dan Pendukung 2 Staf Balai POM di Kupang Tim Efektif dan Pendukung B. Stakeholder Eksternal

1. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Pengarah Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan

Pelaku Usaha Pangan Olahan

Pembimbing dan Mentor 2. Direktur Pengawasan Produksi Pangan

Olahan

Koordinasi dalam penerbitan Sertifikat CPPOB

3. Direktur Registasi Pangan Olahan Koordinasi dalam penerbitan NIE

5. Gubernur NTT Pendukung Aksi Perubahan

6. Ketua Dekranasda Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan 7. Direktur Utama Bank NTT Pendukung Aksi Perubahan 8. Kepala Kantor Wilayah Kementrian

Agama Provinsi NTT

Pendukung Aksi Perubahan 9. Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia

Provinsi NTT

Pendukung Aksi Perubahan 10. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan

Kabupaten/Kota (16 Kab/kota)

Pendukung Aksi Perubahan 11. Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pendukung Aksi Perubahan 12. Kepala Dinas PTSP Kabupaten/Kota Pendukung Aksi Perubahan

Tabel 11. Identfikasi Stakeholder

(50)

Tabel 12. Pemetaan Stakeholders 13. Kepala Dinas Koperasi dan UMK Provinsi

dan Kabupaten/Kota

Pendukung Aksi Perubahan 14. CEO Motivasi Indonesia Pendukung Aksi Perubahan 15. Fasilitator PLUT NTT Pendukung Aksi Perubahan

16. Pelaku UMKM Target Pendampingan

17. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Pendukung Aksi Perubahan 18. Kepala Balai Besar/Balai POM seluruh

Indonesia

Pendukung Aksi Perubahan 19. Kepala Loka POM seluruh Indonesia Pendukung Aksi Perubahan

20. Pers Pendukung Aksi Perubahan

21. Ketua YLKI Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan 22. Pemilik Sarana Distribusi Pendukung Aksi Perubahan 23. Pemilik Usaha Ritel Pendukung Aksi Perubahan

24. PPSDM Badan POM Pendukung Aksi Perubahan

25. Inspektur Utama Badan POM Pengawas Internal

26. Ketua KADIN Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan 27. Ketua Aprindo Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan

2. Membuat Peta Stakeholder

Pemangku kepentingan ( Stakeholder) adalah kelompok individu yang dapat mempengaruhi dan dipengruhi dalam pencapaian tujuan perencanaan dalam proses pengambilan keputusan masayakat, pemerintah atau swasta sesuai kepentingannya. Dalam proyek perubahan ini, penulis membagi kedalam 4 kelompok Stakeholder, yaitu (1) kelompok yang memiliki pengaruh dan kekuataan tinggi (Promoters), (2) kelompok yang memiliki pengaruh tinggi tetapi kekuatan rendah (Defenders), kelompok yang memiliki pengaruh rendah tetapi kekuatan tinggi (Lattents) dan kelompok yang memiliki pengaruh dan kekuataan rendah (Apathetics). Berikut ini Tabel matriks kelompok besar Stakeholder.

LATENTS

(Tinggi Pengaruh, Rendah Kepentingan)

PROMOTERS

(Tinggi Pengaruh, Tinggi Kepentingan) 1. Deputi Bidang Pengawasan

Pangan Olahan Badan POM RI 2. Gubernur NTT

3. Wakil Ketua Komisi IX

4. Ketua Dekranasda Provinsi NTT 5. Kepala Kantor Kementrian Agama

Provinsi NTT

6. Direktur Registrasi Pangan Olahan 7. Direktur Pengawasan Produksi 8. Kepala Dinas Koperasi dan UKM 9. Kepala Loka POM di Kabupaten

Ende

10. Kepala Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat

1. Direktur PMPU Pangan Olahan 2. Direktur Utama Bank NTT

3. Kepala Kantor Wilayah BI Provinsi NTT

4. PPSDM Badan POM 5. Tim Efektif

6. Pers

(51)

Tabel 13. Merancang Strategi Komunikasi APATHETICS

(Rendah Pengaruh, Rendah Kepentingan)

DEFENDERS (Rendah Pengaruh, Tinggi

Kepentingan) 1. CEO Motivasi Indonesia

2. Pemilik sarana distribusi 3. Pemilik Sarana Ritel 4. Ketua Aprindo NTT 5. Ketua KADIN NTT 6. Fasilitator PLUT

7. Kepala Kantor PTSP Kab/Kota di NTT

8. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT

9. Kepala Balai Besar/Balai POM Seluruh Indonesia

10. Kepala LOKA POM Seluruh Indonesia

1. Pelaku usaha UMKM Pangan Olahan

2. YLKI Provinsi NTT

3. Inspektorat Utama Badan POM 4. Karyawan PPNPN BPOM Kupang 5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

NTT

3. Merancang Strategi Komunikasi

Seorang Transformer harus dapat mengajak seluruh stakeholdernya (internal dan eksternal) untuk dapat mendukung kegiatan inovasinya. Untuk dapat mengajak seluruh stakeholdernya memberikan dukungan, maka diperlukan strategi yang berbeda untuk tiap kelompok. Adapun straategi komunikasi seperti pada Tabel berikut.

Stakeholders Pola Peran Kekuatan Dukungan Strategi

Komunikasi

P L D A Pro Kon

tra Deputi Bidang

Pengawasan Pangan Olahan

Pengarah V V Komunikasi dan

Koordinasi yang aktif terkait ide/inovasi Direktur

Pengawasan Produksi Pangan Olahan

Penanggung jawab Sertifikasi CPPOB

V V Komunikasi dan

Koordinasi untuk terlibat langsung dalam kegiatan Pelatihan dan percepatan proses sertifikasi

CPPOB Direktur

Registasi Pangan Olahan

Penangung jawab NIE

V V Komunikasi dan

Koordinasi untuk terlibat langsung dalam kegiatan pelatihan dan Percepatan Proses Registrasi NIE

Ketua Pendukung Aktif V V Komunikasi dan

(52)

Dekranasda Provinsi NTT

Koordinasi aktif untuk terlibat langsung dalam proses

pendampingan UMKM 7 in 1 Kepala Kantor

Wilayah Kementrian Agama Provinsi NTT

Pendukung aktif karena memiliki program yang sama

V V Komunikasi,

koordinasi untuk berkolaborasi Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pendukung V V Komunikasi,

koordinasi untuk berkolaborasi Kepala Dinas

PTSP

Kabupaten/Kota

Pendukung V V Komunikasi,

koordinasi Kepala Dinas

Koperasi dan UMK Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Pendukung aktif karena memiliki program yang sama

V V Komunikasi,

Koordinasi dan persuasif untuk berkolaborsi Fasilitator PLUT

NTT

Sinergi Program V V Pendekatan

Persuasif, Komunikasi dan Koordinasi Wakil Ketua

Komisi 9 DPRRI

Pendukung Aktif V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Bimtek dan Alokasikan Anggaran DIPA BPOM 2023, dst Kepala Loka

POM di

Kabupaten Ende

Memiliki Program yang sama

V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Proses Pendampingan dan mengadopsi diwilayah kerjanya Kepala Loka

POM di Kabupaten Manggarai Barat

Memiliki Program yang sama

V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Proses Pendampingan dan mengadopsi diwilayah kerjanya Pemilik Sarana

Ritel

Menjual produk UMKM

V V Pendekatan

Persuasif, Komunikasi dan Koordinasi untuk menjual produk UMKM

Ketua KADIN V V Pendekatan

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai POM di Kupang
Tabel 2.  Analisa masalah/isu menggunakan metode APKL
Tabel 3. Analisis Isu Utama  dengan USG
Tabel 4.  Analisis Penyebab Masalah dengan USG
+7

Referensi

Dokumen terkait