• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)

C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)

Tabel 12. Pemetaan Stakeholders 13. Kepala Dinas Koperasi dan UMK Provinsi

dan Kabupaten/Kota

Pendukung Aksi Perubahan 14. CEO Motivasi Indonesia Pendukung Aksi Perubahan 15. Fasilitator PLUT NTT Pendukung Aksi Perubahan

16. Pelaku UMKM Target Pendampingan

17. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Pendukung Aksi Perubahan 18. Kepala Balai Besar/Balai POM seluruh

Indonesia

Pendukung Aksi Perubahan 19. Kepala Loka POM seluruh Indonesia Pendukung Aksi Perubahan

20. Pers Pendukung Aksi Perubahan

21. Ketua YLKI Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan 22. Pemilik Sarana Distribusi Pendukung Aksi Perubahan 23. Pemilik Usaha Ritel Pendukung Aksi Perubahan

24. PPSDM Badan POM Pendukung Aksi Perubahan

25. Inspektur Utama Badan POM Pengawas Internal

26. Ketua KADIN Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan 27. Ketua Aprindo Provinsi NTT Pendukung Aksi Perubahan

2. Membuat Peta Stakeholder

Pemangku kepentingan ( Stakeholder) adalah kelompok individu yang dapat mempengaruhi dan dipengruhi dalam pencapaian tujuan perencanaan dalam proses pengambilan keputusan masayakat, pemerintah atau swasta sesuai kepentingannya. Dalam proyek perubahan ini, penulis membagi kedalam 4 kelompok Stakeholder, yaitu (1) kelompok yang memiliki pengaruh dan kekuataan tinggi (Promoters), (2) kelompok yang memiliki pengaruh tinggi tetapi kekuatan rendah (Defenders), kelompok yang memiliki pengaruh rendah tetapi kekuatan tinggi (Lattents) dan kelompok yang memiliki pengaruh dan kekuataan rendah (Apathetics). Berikut ini Tabel matriks kelompok besar Stakeholder.

LATENTS

(Tinggi Pengaruh, Rendah Kepentingan)

PROMOTERS

(Tinggi Pengaruh, Tinggi Kepentingan) 1. Deputi Bidang Pengawasan

Pangan Olahan Badan POM RI 2. Gubernur NTT

3. Wakil Ketua Komisi IX

4. Ketua Dekranasda Provinsi NTT 5. Kepala Kantor Kementrian Agama

Provinsi NTT

6. Direktur Registrasi Pangan Olahan 7. Direktur Pengawasan Produksi 8. Kepala Dinas Koperasi dan UKM 9. Kepala Loka POM di Kabupaten

Ende

10. Kepala Loka POM di Kabupaten Manggarai Barat

1. Direktur PMPU Pangan Olahan 2. Direktur Utama Bank NTT

3. Kepala Kantor Wilayah BI Provinsi NTT

4. PPSDM Badan POM 5. Tim Efektif

6. Pers

Tabel 13. Merancang Strategi Komunikasi APATHETICS

(Rendah Pengaruh, Rendah Kepentingan)

DEFENDERS (Rendah Pengaruh, Tinggi

Kepentingan) 1. CEO Motivasi Indonesia

2. Pemilik sarana distribusi 3. Pemilik Sarana Ritel 4. Ketua Aprindo NTT 5. Ketua KADIN NTT 6. Fasilitator PLUT

7. Kepala Kantor PTSP Kab/Kota di NTT

8. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT

9. Kepala Balai Besar/Balai POM Seluruh Indonesia

10. Kepala LOKA POM Seluruh Indonesia

1. Pelaku usaha UMKM Pangan Olahan

2. YLKI Provinsi NTT

3. Inspektorat Utama Badan POM 4. Karyawan PPNPN BPOM Kupang 5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

NTT

3. Merancang Strategi Komunikasi

Seorang Transformer harus dapat mengajak seluruh stakeholdernya (internal dan eksternal) untuk dapat mendukung kegiatan inovasinya. Untuk dapat mengajak seluruh stakeholdernya memberikan dukungan, maka diperlukan strategi yang berbeda untuk tiap kelompok. Adapun straategi komunikasi seperti pada Tabel berikut.

Stakeholders Pola Peran Kekuatan Dukungan Strategi

Komunikasi

P L D A Pro Kon

tra Deputi Bidang

Pengawasan Pangan Olahan

Pengarah V V Komunikasi dan

Koordinasi yang aktif terkait ide/inovasi Direktur

Pengawasan Produksi Pangan Olahan

Penanggung jawab Sertifikasi CPPOB

V V Komunikasi dan

Koordinasi untuk terlibat langsung dalam kegiatan Pelatihan dan percepatan proses sertifikasi

CPPOB Direktur

Registasi Pangan Olahan

Penangung jawab NIE

V V Komunikasi dan

Koordinasi untuk terlibat langsung dalam kegiatan pelatihan dan Percepatan Proses Registrasi NIE

Ketua Pendukung Aktif V V Komunikasi dan

Dekranasda Provinsi NTT

Koordinasi aktif untuk terlibat langsung dalam proses

pendampingan UMKM 7 in 1 Kepala Kantor

Wilayah Kementrian Agama Provinsi NTT

Pendukung aktif karena memiliki program yang sama

V V Komunikasi,

koordinasi untuk berkolaborasi Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Pendukung V V Komunikasi,

koordinasi untuk berkolaborasi Kepala Dinas

PTSP

Kabupaten/Kota

Pendukung V V Komunikasi,

koordinasi Kepala Dinas

Koperasi dan UMK Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Pendukung aktif karena memiliki program yang sama

V V Komunikasi,

Koordinasi dan persuasif untuk berkolaborsi Fasilitator PLUT

NTT

Sinergi Program V V Pendekatan

Persuasif, Komunikasi dan Koordinasi Wakil Ketua

Komisi 9 DPRRI

Pendukung Aktif V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Bimtek dan Alokasikan Anggaran DIPA BPOM 2023, dst Kepala Loka

POM di

Kabupaten Ende

Memiliki Program yang sama

V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Proses Pendampingan dan mengadopsi diwilayah kerjanya Kepala Loka

POM di Kabupaten Manggarai Barat

Memiliki Program yang sama

V V Komunikasi dan

Koordinasi aktif untuk terlibat dalam Proses Pendampingan dan mengadopsi diwilayah kerjanya Pemilik Sarana

Ritel

Menjual produk UMKM

V V Pendekatan

Persuasif, Komunikasi dan Koordinasi untuk menjual produk UMKM

Ketua KADIN V V Pendekatan

Gambar 3. PembentukanTim Efektif

Tabel 14. Pola Peran Tim Efektif dan Stakeholders

NTT Persuasif,

Komunikasi dan Koordinasi bersinergi dalam pendampingan UMKM Keterangan: P: Promotor L: Latent D: Defender A: Apathetic

4. Pembentukan Tim Efektif

Salah satu kunci sukses dari proyek perubahan adalah tenaga kerja yang produktif, berkualitas dan bekerja dengan efektif, bentuk kerja yang dapat menghasilkan kinerja yang produktif, efektif dan berkualitas. Salah satu bentuk kerja tersebut adalah bekerja dalam tim (teamwork). Kerja sama dalam tim menjadi salah satu karakteristik yang memiliki kinerja tinggi karena saat ini tim menjadi tulang punggung yang dapat lebih cepat dan lebih banyak memecahkan suatu masalah yang dihadapi dibandingkan dengan apa yang dilakukan secara individual. Untuk mempermudah pelaksanaan proyek perubahan diperlukan tim efektif dengan skema sebagai berikut:

5. Deskriptif Tim Efektif

Dalam implementasinya reformer akan selalu berkoordinasi baik dengan coah, mentor, maupu stakeholders. Selain itu, komunikasi kepada stakeholder eksternal juga dapat dilakukan oleh tim efektuf yang sudah terbentuk. Pola peran Tim efektif dan Stakeholders dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.

No Jabatan Fungsi

1. Mentor memberikan arahan dan dukungan serta membimbing reformer

2. Reformer Menerima arahan dan bimbingan dari Mentor dan mendapatkan bimbingan dan pemantauan dari coach Mentor

Stakeholder Eksternal

Stakeholder Internal Reformer

Coach

Tim Kerja Efektif (Internal)

terhadap pelaksanaan aksi perubahan serta melakukan koordinasi dan kolaborasi terkait aksi perubahan.

3. Coach Memberi bimbingan dan memantau reformer dalam melaksanakan kontrak kerja aksi Perubahan

4. Tim Kerja Efektif - Bekerja sama dengan reformer dalam melaksanakan aksi perubahan.

- Berkoordinasi dengan stakeholder dan tim kerja eksternal untuk mengimplementasikan aksi perubahan

5. Stakeholder Internal Berkoordinasi dan berkolaborasi dalam mensukseskan aksi Perubahan

6. Stakeholder Eksternal Mendukung dan atau berkolaborasi dalam mensukseskan akdi perubahan

6. Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor kunci keberhasilan (key success factor) adalah beberapa unsur yang harus menjadi fokus reformer untuk mencapai tujuannya. Hal ini mungkin berupa kelemahan utama yang harus diperbaiki sebelum tujuan-tujuan lain dapat dicapai. Kadang-kadang disebut tema strategis atau faktor penentu keberhasilan (critical success factor). Dalam aksi perubahan ini, fakor kunci keberhasilan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Komitmen yang kuat semua pihak terutama Reformer b. Komunikasi dan koordinasi dengan mentor dan coach c. Perkuat kerjasama yang solid dengan tim efektif

d. Komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan stakeholder e. Laksanakan kegiatan sesuai timeschedule

Tabel 15. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan

Dokumen terkait