LAPORAN FIELD LAB SEMESTER II
“DEMAM BERDARAH DENGUE”
DI PUSKESMAS PATIKRAJA
Preseptor Fakultas:
dr. Oei Stefani Yuanita Widodo, MD, DTMH., Ph.D NIP. 2160607
Preseptor Lapangan:
dr. Esti Haryati
NIP. 197303012007012010
Disusun oleh:
Muhammad Firdaus Nur Huda NIM. 2313010039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Field Lab ini dibuat oleh:
Nama : Muhammad Firdaus Nur Huda NIM : 2313010039
Preseptor FKUMP : dr. Oei Stefani Yuanita Widodo, MD, DTMH., Ph.D Preseptor Lapangan : dr. Esti Haryati
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto Telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor dan pihak berwenang.
Mengetahui
Preseptor Fakultas Preseptor Lapangan
dr. Oei Stefani Y.W, MD, DTMH., Ph.D dr. Esti Haryati
NIP.2160607 NIP. 197303012007012010
DAFTAR ISI
JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
DAFTAR ISI...Error! Bookmark not defined. A. IDENTITAS PASIEN...1
B. KELUHAN UTAMA... 1
C. SACRED SEVEN... 1
D. FUNDAMENTAL FOUR...2
E. PEMERIKSAAN FISIK... 2
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...3
G. ASSESMENT... 3
H. PLANNING...3
BAB II...4
DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN... 4
A. DEFINISI... 4
B. ETIOLOGI... 4
C. MANIFESTASI KLINIS...4
D. PATOFISIOLOGI...6
E. KOMPLIKASI... 6
F. PROGNOSIS...6
G. FAKTOR RESIKO...7
H. TATALAKSANA... 7
BAB III...9
KESIMPULAN DAN SARAN...9
A. KESIMPULAN... 9
B. SARAN... 9
DAFTAR PUSTAKA... 10
LAMPIRAN... 11
BAB 1 KASUS
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Juli 2024 di Puskesmas Patikraja.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 29 tahun
Alamat : Parung ponteng Rt1/1, Tasikmalaya
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
No. Telepon : -
B. KELUHAN UTAMA
Pusing
Demam
C. SACRED SEVEN
Lokasi : Kepala
Onset : Sejak Semalam
Kronologi : Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan demam sejak tadi malam dikarenakan kelelahan setelah pulang berdagang, demamnya terjadi secara terus menerus.
Kualitas : Demam terus menerus
Kuantitas : 9 (Sangat mengganggu aktivitas)
Faktor pemberat : Saat melakukan aktivitas
Faktor peringan : Setelah minum obat paracetamol dan istirahat
Keluhan lain : Batuk dan Pilek
D. FUNDAMENTAL FOUR
Riwayat Penyakit Sekarang : Bapil demam, lemas, pusing, batuk, pilek
Riwayat Penyakit Dahulu : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat Ekonomi dan Kebiasaan : o Merokok : Disangkal o Minum alkohol : Disangkal o Minum kopi : Sering o Tidur/Istirahat : Cukup o Makan dan minum : Teratur o Tinggal bersama : Keluarga o BPJS/UMUM : BPJS
o Lingkungan : Tetangganya meninggal sejak beberapa hari yang lalu dikarenakan demam berdarah dengue
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
o Status Kesadaran : Tampak lemah o Tanda Stress : Tidak ditemukan o Kebersihan Personal : Bersih o Cara Berpakaian : Normal
o Postur dan Cara Berjalan : Tampak lemas dan berjalan sambil dibantu o Cara Berbicara : Tidak gugup
Tanda Vital
o Tekanan darah : 150/111 mmHg o Nadi : 116 kali/menit
o RR : 22 kali/menit o Suhu : 37,1℃
o TB/BB : 150cm/50kg
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
NS1 (+)
IgG dan IgM (-)
G. ASSESMENT
Diagnosis Utama
Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Diagnosis Banding Tiphoid
Chikungunya
H. PLANNING
Diberikan Rujukan ke Rumah Sakit DKT.
BAB II
DASAR TEORI DAN PEMBAHASAN
A. DEFINISI
DHF atau DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diabetes hemoragik.
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit dengue hemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod bone virus atau virus yang disebarkan oleh Artropoda. Faktor utama penyakit DHF adalah nyamuk Aedes aegpy (didaerah perkotaan) dan aedes albovictus (didaerah perdesaan). Nyamuk yang menjadi faktor penyakit DHF adalah nyamuk yang menjadi infeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Menurut laporan terakhir, virus dapat pula ditularkan secara transovarial dari nyamuk ke telur telurnya. Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8 sampai 10 hari terutama dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4 sampai 6 hari dan tersebut akan mengalami sakit dengue hemorrhogic fever (DHF). Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada di dalam darah selama satu minggu.
C. MANIFESTASI KLINIS
1 Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus.
2 Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
3 Trombositopnia (Trombosit ≤ 100.000/mm3) 4 Hepatomegali
5 Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan permeabilitas vaskular yang ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:
6 Peningkatan hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline atau penurunan sebesar itu pada fase konvalesens
7 Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia/ hypoalbuminemia Pada dasarnya ada 4 sindrom klinis dengu, yaitu:
1 Silent dengue atau Undiffferentiated fever 2 Demam dengue klasik
3 Demam berdarah dengue (Dengue Hemorraghic Fever) 4 Dengue Shock Syndrome (DSS)
manifestasi klinis demam : nyeri otot atau nyeri sendi yang diserta leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DHF terjadi perembesaran plasma yang ditandai dengan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau pengumpulan cairan dirongga tubuh. Syndrome renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok.
Gambar 1 Fase demam berdarah
D. PATOFISIOLOGI
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh etiologi virus yang sama, namun memiliki patofisiologi berbeda sehingga memiliki gejala klinis yang berbeda pula. Perbedaan mendasar pada DD dan DBD adalah adanya kebocoran plasma (plasma leakage) pada DBD yang diduga disebabkan oleh karena proses imun.
Manifestasi klinis DBD terjadi karena efek reaksi tubuh yang dihinggapi virus di dalam peredaran darah dan digesti oleh makrofag. Pada dua hari awal gejala akan terjadi penumpukan material virus dalam darah (viremia) dan berakhir setelah lima hari timbul gejala demam. Setelah didigesti oleh Makrofag, makrofag tersebut secara otomatis menjadi antigen presenting cell (APC) dan mengaktifkan sel T- helper.
Setelah sel T-helper aktif, sel makrofag lain akan datang dan memfagosit lebih banyak virus dengue. Lebih lanjut, sel T-helper akan mengaktifkan sel T-sitotoksik dan akan menghancurkan (lisis) makrofag (yang memfagositosis virus) dan akhirnya mengaktifasi sel B untuk melepas antibodi. Seluruh rangkaian proses ini menyebabkan terlepasnya mediator-mediator inflamasi dan menyebabkan gejala sistemik seperti nyeri sendi, demam, malaise, nyeri otot, dan lain-lain. Pada demam dengue ini dapat terjadi perdarahan karena adanya agregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia.
E. KOMPLIKASI
• Gangguan keseimbangan elektrolit : biasanya dijumpai pada fase leakage/kritis dan yang paling sering adalah hiponatremia dan hipokalsemia, sedangkan hipokalemia sering pada fase konvalesen.
• Ensefalopati dengue
• Kelainan ginjal
• Udem paru dan
• Overhidrasi
F. PROGNOSIS
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan diberikan, umur, dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik.
DBD derajat III dan IV bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong.
Angka kematian pada syok yang tidak terkontrol sekitar 40-50% tetapi dengan terapi penggantian cairan yang baik bisa menjadi 1-2 %. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta memperlihatkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit DHF pada orang dewasa umumnya lebih ringan daripada anak-anak. Pada kasus- kasus DHF yang disertai komplikasi sepeti DIC dan ensefalopati prognosisnya buruk. DHF yang tidak diobati mungkin memiliki angka kematian 10% hingga 20%.
Perawatan suportif yang tepat mengurangi angka kematian menjadi sekitar 1%.
G. FAKTOR RESIKO
Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologik, yaitu adanya agen (agent), host dan lingkungan (environment).
• Faktor host (jenis kelamin)
• Lingkungan (perilaku 3M, keberadaan sumber air tergenang di dekat rumah, letak geografis, musim, lingkungan fisik (frekuensi pengurasan kontainer, tutup kontainer, kepadatan rumah)
• Lingkungan biologi (kepadatan vektor, keberadaan jentik pada kontainer,kepadatan rumah hunian)
• Penggunaan bubuk larvasida
• Status penggunaan insektisida nyamuk di rumah
• Keberadaan tanaman pengusir nyamuk
• Keberadaan jentik H. TATALAKSANA
1. Antikoagulan
Warfarin memiliki mekanisme kerja menghambat enzim vitamin K epoxy prdoktase kompleks satu sehingga mencegah sintesis faktor koagulasi, yang dihambat faktor IX, X, menghambat protrombin dan menghambat faktor pembekuan darah faktor 7.DOACs memiliki cara langsung menghambat pembekuan darah.
2. Antitrombotik
Obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan
3. Antiperioutik
Antipiretik adalah obat penurun panas.[1] Obat-obat antipiretik juga menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti mialgia, kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pasien bernama Ny. T dengan keluhan pusing, demam, datang ke puskesmas untuk periksa, keluhan dirasakan sejak semalam, lokasinya berada di kepala dan demam dirasakan secara terus menerus dan sangat mengganggu aktivitas sehari hari. Faktor memperberat saat kelelahan setelah bekerja dan keluhan memperingan setelah minum obat Paracetamol dan istirahat, keluhan tambahan ada batuk dan pilek. Untuk faktor lingkungan nya beberapa hari yang lalu tetangganya meninggal akibat DBD. Lalu di Puskesmas Patikraja dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan NS1 (+) dan igG dan igM (-) dan setelah didapatkan hasil laboratorium dokter merujuknya ke Rumah Sakit DKT Purwokerto untuk ditindak lanjuti lebih.
B. SARAN
Kegiatan field lab ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam menambah pengalaman dan mengasah keterampilan dan sebaiknya terus diadakan di tiap semester.Mengingat kami merupakan mahasiswa semester 2, tentu saja kami belum memiliki banyak pengalaman menangani pasien secara langsung, sehingga pada awal field lab kami merasa bingung harus berbuat apa dan terkadang kami merasa canggung dan takut salah dalam mempraktikannya.Solusinya adalah dengan memantapkan materi yang telah dipelajari,berusaha untuk tetap percaya diri dan senantiasa bertanya dengan dokter pembimbing jika mendapatkan kesulitan ataupun hal-hal yang membingungkan serta pemeriksa menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka agar dapat menggali informasi dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mulyarahma. (2021). Diagnosis dan Tatalaksana Dengue. Jurnal FK UI. 2(1) : 1-5 Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Padang Bulan Medan, Karya Tulis
Ilmiah, Politeknik Kesehatan Kemenkes, RI. Medan
Indriyani, Rendang DP, Gustawan, I. Manifestasi klinis dan penanganan demam berdarah dengue grade 1: sebuah tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis. 2020
Kemenkes.2021.Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja
Luvita Sari, L. (2022). Demam Berdarah Dengue. Jurnal UNIMED. 2(1) : 6-21 Syafiqah, N. (2020). Demam Berdarah Dengue. Jurnal FK Udayana. 2(1) : 2-5
Sakinah, N., 2019. Gambaran Hasil Serologis Pemeriksaan IgG dan IgM Pada Penderita World Health Organization. (2009). Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment, prevention,
and control. Geneva: World Health Organization.
LAMPIRAN