• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

Melisa Aida

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan yang diampu oleh:

Ir. Adina Sari Lubis ST., MT.

Oleh: Kelompok G

Melisa Aida (230404008)

Juan Octo Girsang (230404014)

Muhammad Bayuaji (230404020)

Amelia Falerina Br Sihombing (230404029)

Glenia Evelyn Girsang (230404057)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(2)

1 LAPORAN HASIL KEGIATAN

I. Nama Kegiatan : Pembuatan Lubang Resapan Biopori II. Tujuan Kegiatan :

• Memenuhi project akhir Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan

• Mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, membantu mencegah terjadinya banjir, dan meningkatkan jumlah air tanah.

III. Alat dan Bahan :

• Bor biopori atau bor tanah

Casing Biopori Ø 6 cm

• Sampah organik (misalnya, daun, rumput, kulit buah-buahan)

• Air tanah IV. Pelaksanaan :

• Tanggal kegiatan : Jumat, 8 Desember 2023

• Waktu : 9.40 – 11.20 WIB

• Lokasi : Pekarangan Selasar Gedung A Program Studi Sarjana Teknik Sipil

V. Tinjauan Pustaka

Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu produk dari teknologi sederhana yang dalam proses pembuatan dan pengerjaannya terhitung murah serta tidak membutuhkan lahan yang luas untuk penanamannya (Alit Widyastuty, Adnan, & Atrabina, 2019; Mulyaningsih, Purwanto, & Sasongko, 2014). Biopori terbagi menjadi dua yaitu biopori alam dan biopori buatan. Biopori alam terbentuk akibat adanya aktivitas oleh organisme hidup dalam tanah seperti cacing, rayap, dan pergerakan akar-akar tanaman. Aktivitas organisme hidup dalam tanah mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang kecil yang mampu dilalui oleh udara dan air. Sehingga, air akan lebih dahulu meresap ke dalam tanah akibat adanya biopori alami daripada memasuki saluran pembuangan air ketika turun hujan. Hasil dari resapan air hujan akan terkumpul menjadi air tanah (Karuniastuti, 2014).

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah wujud dari biopori buatan. LRB merupakan sebuah lubang silindris yang sengaja dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kisaran diameter 10-30 cm dan untuk kedalamannya tidak disarankan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang yang telah dibuat kemudian dapat

(3)

2 diisi oleh bahan organik (sampah serasah). Bahan organik dalam biopori akan didatangi oleh cacing tanah sehingga akan terjadi proses dekomposisi alami serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Adanya biopori buatan juga memberikan dampak positif pada tersedianya sumber cadangan air bawah tanah dan tumbuhan (Karuniastuti, 2014; Yohana, Griandini, & Muzambeq, 2017).

Hasil penelitian Brata (2006) menyebutkan bahwa LRB mampu menurunkan resiko banjir melalui kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sampah organik. Permasalahan lingkungan seperti ruang terbuka hijau (RTH) yang berkurang akibat bertambahnya volume penduduk serta alih fungsi lahan berdampak secara signifikan terhadap resapan air pada tanah secara alami.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air Hujan pasal 3 dijelaskan oleh Indriatmoko & Rahardjo (2018) di dalam Baguna, Tamnge, & Tamrin (2021) bahwa salah satu cara dalam melakukan pertanggungjawaban akibat mendirikan suatu bangunan yaitu wajib melakukan pemanfaatan air hujan. Hal ini, dapat melalui penggunaan biopori. Penjelasan tentang biopori juga tercantum pada Peraturan Menteri Kehutanan, 2008 Nomor P.70/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Baguna et al., 2021).

Pada pemanfaatan LRB tidak lepas dari sampah organik. Pembuatan sampah organik menjadi kompos dengan cara memasukkan berbagai sampah organik seperti dedaunan, sampah rumah tangga sayuran, sisa makanan ke dalam lubang yang berdiameter 10-30 cm ini. Hal ini tentu menjelaskan bahwa LRB tidak hanya sebagai resapan air, melainkan juga sebagai penyubur tanah, mengurangi penumpukan sampah yang menimbulkan berbagai masalah kesehatan (Ichsan &

Hulalata, 2018).

VI. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan A. Pembuatan LRB

Setelah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat Lubang Resapan Biopori, kemudian menentukan lokasi pembuatan LRB, lokasi yang dipilih merupakan lokasi dimana air mudah berkumpul di dekat pohon atau di lahan kosong (Pekarangan Selasar Gedung A Program Studi Sarjana Teknik Sipil telah memenuhi kriteria tersebut), setelah itu dilakukan pengeboran tanah

(4)

3 dengan menggunakan bor khusus biopori. Langkah pembuatan LRB sebagai berikut:

1. Tanah dilubangi menggunakan bor biopori dengan cara memutar ke satu arah lalu ditarik ke atas tanpa mengubah arah agar tanah tidak terlepas dari bor.

2. Tanah yang menempel di bor dilepaskan lalu diletakkan di tempat lain.

3. Lakukan sampai kedalaman lubang mencapai kondisi permukaan air tanah, permukaan air tanah yang telah didapatkan sedalam ± 40 cm dengan Ø 6 cm.

4. Jika sudah mencapai kondisi permukaan air tanah, sampah organik yang sudah disiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam LRB dengan ditekan- tekan sampai lubang tersebut penuh.

5. Setelah sampah organik penuh, beri casing biopori yang sudah dilubangi sebagai penutup lubang tersebut agar pelapukan sampah organik dalam suasana cukup oksigen (aerobik)

6. Bagian permukaan tanah di sekitar casing biopori diberi semen untuk memperkuat penutupnya.

B. Pemeliharaan LRB

1. Sampah organik, seperti daun, rumput, dan kulit buah-buahan, harus dicurah ke lubang resapan biopori secara berkala.

2. Setelah sampah organik dicurah ke lubang resapan biopori, beri waktu tertentu untuk memantau proses biodegradasi yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam tanah. Proses ini mungkin mengambil waktu sekitar 2-3 bulan.

3. Lubang resapan biopori harus membantu meningkatkan ketersediaan air tanah, yang dapat diamati dengan mengukur kadar air tanah di lubang resapan biopori.

4. Setelah proses biodegradasi selesai atau setelah waktu yang ditentukan, lubang resapan biopori dapat ditutup dengan casing biopori yang sudah dilubangi.

5. Setelah lubang resapan biopori matang, pupuk kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan pupuk tanaman di halaman rumah atau untuk keberbagai kegiatan rumah kaca.

(5)

4 VII. Penutup

1. Kesimpulan

a) Casing biopori Ø 6 cm dan lubang biopori Ø 6 cm dengan kedalaman lubang biopori ± 40 cm.

b) Lubang resapan biopori merupakan solusi yang efektif untuk mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, membantu mencegah terjadinya banjir, dan meningkatkan jumlah air tanah.

c) Pembuatan lubang resapan biopori menggunakan sampah organik sebagai bahan kompos, yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan lingkungan dan mengurangi pencemaran.

d) Lubang resapan biopori membantu meningkatkan ketersediaan air tanah, yang penting untuk menjaga kehidupan hidup di berbagai wilayah.

2. Saran:

a) Pembuatan lubang resapan biopori merupakan praktek yang mudah dapat diadopsi oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan dan mengurangi pencemaran.

b) Pentingnya pemanfaatan sampah organik dalam proses pembuatan lubang resapan biopori harus menjadi prioritas utama, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk mengurangi pencemaran dan menjaga kesehatan lingkungan.

c) Pembuatan lubang resapan biopori juga dapat menjadi peluang untuk mengembangkan usaha kompos dan menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat, terutama bagi peternak lapang.

(6)

5 DOKUMENTASI LAPORAN HASIL KEGIATAN

Gambar 1. Pembuatan Lubang pada Casing Biopori

Gambar 2. Pelubangan tanah menggunakan bor khusus biopori

(7)

6 Gambar 3. Hasil Pengerukan Tanah dengan Metode 1 Arah

Gambar 4. Hasil Pemasangan Casing Biopori

(8)

7 Gambar 5. Foto Bersama Kelompok G dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah

Rekayasa Lingkungan Ibu Ir. Adina Sari Lubis ST., MT.

Gambar 6. Foto Bersama Kelompok G

(9)

8 Gambar 7. Foto Bersama Kelompok G

Gambar 8. Foto Bersama TES A – Rekayasa Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Menanggulangi permasalahan banjir dan sampah yang kerap terjadi di Kota Bandung yaitu dengan cara memberi pemahaman tentang fungsi dan manfaat lubang resapan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju infiltrasi Lubang Resapan Biopori (LRB) berdasarkan perbedaan bahan organik, menghitung volume air yang terinfiltrasi ke

Untuk mengatasi permasalah tersebut antara lain dengan menerapkan sistem lubang resapan biopori tujuannya untuk mengetahui pengaruh lubang resapan biopori

Salah satu solusi baru yang ditawarkan di sini adalah pembuatan lubang resapan biopori (LRB). Solusi ini ditawarkan agar manusia mampu menabung air di dalam tanah untuk

Berdasarkan analisis rekapan lembar evaluasi topik belajar setelah dilakukan praktek pembuatan lubang resapan biopori maka diperoleh hasil tertinggi terdapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman lubang resapan biopori terhadap sifat fisik tanah dan pengaruh kedalaman lubang resapan biopori

Hal ini berlanjut pada terbentuknya porositas tanah pada dinding lubang resapan, sedangkan konsep lubang resapan biopori cacing tanah adalah proses alami yang dilakukan oleh

Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran perencanaan dalam pembuatan lubang resapan biopori di kawasan candi Muara Takus dengan melihat kondisi