• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan hasil penelitian calon dosen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan hasil penelitian calon dosen"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Alhamdulillahirabbil'alamin, atas rahmat dan hidayah Allah SWT, Laporan Penelitian Calon Dosen Tahun 2018 yang bertajuk “Pengalaman Perempuan Dalam Menentukan Hak Reproduksi dalam Pernikahan Dini” dapat terselesaikan. Selain dampak sosial dan psikologis, pernikahan dini juga berdampak pada kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan rinci mengenai pengalaman perempuan dalam menentukan hak-hak reproduksi pada saat pernikahan dini.

Rumusan Masalah

Konsep Pengalaman .1 Pengertian Pengalaman

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman

Pengalaman yang pada dasarnya dikatakan “alami” artinya mengalami, mengalami, melewati, menjumpai, mengarungi, memandang, menyeberang, bertahan, datang, mendalami, menikmati, untuk menikmati dan merasakan (Endarmoko, 2006). Pengalaman-pengalaman yang timbul dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan dijadikan sebagai pedoman dan pembelajaran manusia (Notoatmojo, 2012). Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda, walaupun melihat objek yang sama, hal ini terpengaruh olehnya.

Hak-hak Reproduksi Perempuan

  • Pengertian Hak-hak Reproduksi perempuan
  • Hak -hak Reproduksi Perempuan
  • Area Permasalahan Yang Menjadi Masalah Kesehatan Reproduksi
  • Permasalahan Dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
  • Hambatan Penerapan Hak-hak Reproduksi
  • Dasar Hukum Hak Reproduksi Perempuan

Hak-hak reproduksi perempuan tertuang dalam Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) dan Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo pada tahun 1994, dengan fokus pada kesehatan reproduksi perempuan, dan Konferensi Keempat tentang Perempuan di Beijing pada tahun 1995. Hak kebebasan berpikir tentang kesehatan reproduksi setelah Komunikasi, Informasi dan Pendidikan (KIE) atau advokasi profesional kesehatan. Undang-undang mengakui bahwa setiap orang mempunyai hak reproduksi, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36, Pasal 72 Tahun 2009 tentang kesehatan reproduksi.

Konsep Pernikahan .1 Pengertian Pernikahan

  • Usia Pernikahan yang Baik untuk Perempuan
  • Tujuan Pernikahan
  • Hak-hak istri atas suami
  • Hak-hak Suami Atas Istri

Artinya hidup dalam bentuk makanan, pengobatan, dekorasi dan belanja sesuai dengan kondisi sosial dan kemungkinan materi. Selain hak perempuan atas suami, terdapat hak yang jelas bagi suami atas istri.

Konsep Pernikahan Dini .1 Pengertian Pernikahan Dini

  • Dampak Pernikahan Dini

Patut diduga terjadi jual beli/pindah tangan antara kyai dengan orang tua anak yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal dalam kasus kehamilan dan persalinan dibandingkan anak perempuan berusia 20-24 tahun (WHO, 2014). Bayi yang lahir dari ibu yang menikah pada usia dini memiliki risiko kematian lebih tinggi dan dua kali lebih besar kemungkinan meninggal pada usia 1 tahun dibandingkan anak yang lahir dari ibu berusia 20-an.

Bayi yang lahir dari ibu yang menikah dini juga lebih besar kemungkinannya untuk lahir prematur dengan berat badan lahir rendah dan gizi buruk (Ray, 2010). Dalam keadaan demikian, orang tua anak perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak perempuan tersebut sudah tidak perawan lagi sehingga memalukan bagi keluarga. Keadaan pernikahan dini rentan terhadap permasalahan yang sangat besar di kemudian hari dimana pernikahan dini penuh dengan konflik.

Maraknya kehamilan di luar nikah, karena remaja mempunyai pergaulan yang melanggar norma sehingga memaksa mereka melakukan pernikahan dini, hingga memperjelas status anak yang dikandungnya. Permasalahan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab pernikahan dini, keluarga yang mengalami permasalahan ekonomi (miskin) akan cenderung menikahkan anaknya pada usia muda. Pernikahan dini merupakan solusi permasalahan ekonomi keluarga, mengurangi beban ekonomi keluarga, dan anak dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik.

Misalnya, keyakinan bahwa tidak boleh menolak lamaran seseorang kepada anak perempuannya meskipun usianya masih di bawah 18 tahun terkadang dianggap remeh dan menghina sehingga menyebabkan orang tua menikahkan anak perempuannya.

Pengalaman Perempuan Untuk Menentukan Hak-Hak Reproduksi Pada Pernikahan Dini

Kerangka Konseptual Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus
  • Manfaat Praktis

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman perempuan dalam menentukan hak reproduksi pada saat pernikahan dini. Analisis hak untuk memperoleh informasi, pendidikan dan konseling yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesehatan reproduksi. Sebagai dasar informasi akurat tentang pengalaman perempuan mengenai baik buruknya serta dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi.

Bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan bahan untuk memaksimalkan advokasi agar remaja putri memahami hak-hak kesehatan reproduksinya dan menghindari pernikahan dini. Pengalaman nyata remaja perempuan yang menikah pada usia dini dapat dijadikan sejarah oleh para profesional kesehatan dalam memberikan perawatan, bimbingan dan pendampingan kepada remaja perempuan mengenai hak-hak reproduksinya. Tujuan dari desain penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk mendeskripsikan segala sesuatu dengan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menafsirkan kondisi terkini mengenai pengalaman perempuan dalam menentukan hak-hak reproduksi dalam pernikahan dini.

Informan penelitian ini antara lain perempuan (perempuan), laki-laki (laki-laki), dan orang tua kandung (ibu/ayah kandung). Dalam penelitian ini, peneliti memilih beberapa orang yang dianggap mampu memberikan masukan mengenai pengalaman perempuan dalam menentukan hak reproduksi pada pernikahan dini. Hak untuk menentukan kehidupan reproduksi (hamil/melahirkan/melahirkan) dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan kekerasan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan harkat dan martabat manusia sesuai dengan norma agama.

Hak atas informasi, pendidikan dan konseling yang benar dan bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi.

PROSEDUR PENGUMPULAN DATA .1 Bahan Penelitian

Apabila informasi yang diperoleh kurang lengkap maka peneliti memperluasnya menjadi 3 kemudian mengembangkan lagi menjadi 4, begitu seterusnya hingga diperoleh atau informasi yang disampaikan dirasa cukup dan informan dihentikan (Sulistyaningsih, 2011). Hak untuk menentukan sendiri kapan (untuk hamil/melahirkan) dan seberapa sering ingin menghasilkan (menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan keluarga berencana/KB) yang sehat secara medis dan tidak bertentangan dengan norma agama. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada periode bulan Juni sampai dengan Desember 2018.

Hak untuk menentukan sendiri kapan (hamil/melahirkan) dan seberapa sering ingin menghasilkan (menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan KB/KB) yang sehat secara medis dan tidak bertentangan dengan norma agama . Rekomendasi penelitian akan disampaikan oleh peneliti kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) untuk mendapatkan rekomendasi pelaksanaan penelitian. Setelah mendapat rekomendasi, peneliti akan menyiapkan surat persetujuan yaitu informed consent kepada seluruh informan.

Alat perekam digunakan peneliti untuk merekam wawancara informan agar jawaban informan tepat dan lengkap guna menguatkan hasil penelitian dan menarik kesimpulan yang terjadi di lapangan penelitian. Peneliti mulai mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian pada informan hingga data yang dibutuhkan mencapai kejenuhan data. Setelah itu peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai pengalaman perempuan dalam penentuan hak reproduksi pada pernikahan dini.

Tabel 4.2 Tabel Metode Pengumpulan Data  Metode
Tabel 4.2 Tabel Metode Pengumpulan Data Metode

TEKNIK ANALISIS DATA

PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN

ETIKA PENELITIAN

  • DATA UMUM

Selama masa kehamilan ibu, laki-laki tidak pernah memaksa ibu untuk melakukan hubungan seksual, dan hubungan seksual bagi mereka disepakati bersama. Jika ibu lelah/sakit saat hamil dan tidak bisa berhubungan seksual dengan suaminya, maka suami tidak marah dan tidak ada kekerasan. Hubungan seksual ditunda sampai ibu siap melayani. Saat hamil ibu dalam keadaan lelah/sakit, pihak laki-laki tidak memaksa ibu untuk melakukan hubungan seksual dan pihak laki-laki sadar akan hal tersebut.

Pada masa nifas laki-laki tidak memaksa ibu untuk melakukan hubungan seksual dan laki-laki bersedia menunggu ibu selama 40 hari masa nifas. Ketika ibu nifas melakukan hubungan seksual dengan suaminya setelah 40 hari melahirkan, suami ingin menunggu sampai masa nifas selesai (40 hari) dan suami tidak meminta pelayanan karena ada saudara perempuannya yang meniduri ibu. untuk membantu merawat bayinya. Ketika seorang ibu hamil merasa lelah, suaminya rela pantang melakukan hubungan seksual hingga sang ibu siap.

Ibu dan suami tersebut melakukan hubungan seksual atas dasar suka sama suka karena ibu merasa hamil oleh suami sahnya. Ketika ibu tidak mau melayani suaminya dalam melakukan hubungan seksual, maka suami langsung memaksa ibu untuk melakukan hubungan seksual. Pada saat ibu selesai melahirkan/nifas, ibu tidak memperbolehkan suaminya melakukan hubungan seksual selama enam bulan karena ibu dan suami takut setelah melahirkan dan khawatir akan membahayakan kesehatan ibu.

Pada masa nifas terdapat tradisi hubungan seksual setelah 40 hari setelah ibu melahirkan, yang meyakini bahwa tradisi tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, tidak merendahkan harkat dan martabat ibu serta sesuai dengan ajaran agama Islam. . agama.

PEMBAHASAN

  • DATA UMUM
  • DATA KHUSUS

Hampir seluruh responden telah menyadari hak keibuannya atas kehidupan reproduksi (kehamilan/persalinan/nifas) dan kehidupan seksual yang sehat, aman dan tanpa paksaan atau kekerasan dengan pasangan sahnya (suami). Sebagian kecil responden tidak menyadari hak ibu atas kehidupan reproduksi (hamil/melahirkan/nifas) dan kehidupan seksual yang sehat, aman dan tidak bersifat paksaan atau kekerasan dengan pasangan sah (suami). Muhammad pada tahun 2015 tentang undang-undang kesehatan “pasal 72 a tentang kesehatan reproduksi” bahwa dalam undang-undang ini ibu mempunyai hak, namun ibu tidak terpenuhi haknya karena adanya paksaan dari suami dalam melakukan hubungan seksual.

Muhammad pada tahun 2015 tentang peranan kebijakan hukum dalam rumusan undang-undang kesehatan “Kesehatan Reproduksi, Pasal 72 b” adalah hak untuk menentukan kehidupan reproduksi seseorang (kehamilan/persalinan/nifas) dan tanpa diskriminasi, paksaan dan kekerasan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur. nilai-nilai yang tidak merendahkan harkat dan martabat manusia sesuai dengan norma agama. Kendala masyarakat dalam mewujudkan hak reproduksi perempuan adalah masih banyaknya adat istiadat yang mempunyai risiko tinggi terhadap kesehatan reproduksi, yang lebih banyak didasarkan pada kebiasaan dan keyakinan (Kartono, 2001). Muhammad pada tahun 2015 tentang peran kebijakan hukum dalam perumusan undang-undang kesehatan “Pasal 72 C tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri kapan (hamil/melahirkan) dan seberapa sering ia ingin melahirkan (menetapkan jumlah anak, jarak kelahiran dan keluarga berencana/KB) yang sehat secara medis dan tidak bertentangan dengan norma agama.

Sangat sedikit responden yang tidak terpenuhi haknya dalam menentukan kapan (hamil/melahirkan) dan seberapa sering ingin berproduksi (menentukan jumlah anak, jarak kelahiran dan keluarga berencana), yang dulu secara medis tidak mungkin dilakukan. sehat dan tidak bertentangan dengan norma agama. Contoh responden 4 yang terpenuhi haknya adalah: 'Ibu telah mendapatkan informasi, pendidikan dan nasehat yang benar dan bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksi dari. Muhammad pada tahun 2015 tentang peran politik hukum dalam pembentukan undang-undang kesehatan “Pasal 72 D tentang kesehatan reproduksi berarti perempuan berhak atas informasi, pendidikan dan nasihat mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan bertanggung jawab.

Muhammad pada tahun 2015 tentang peran politik hukum dalam pembentukan undang-undang kesehatan “Pasal 72 D tentang kesehatan reproduksi berarti perempuan berhak atas informasi, pendidikan dan nasihat mengenai kesehatan reproduksi yang akurat dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Saran

Pernikahan dini di beberapa provinsi di Indonesia: Dampak kelebihan penduduk, akar permasalahan dan peran institusi di daerah. Faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini pada pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Nurhayati, E., Psikologi perempuan dalam perspektif berbeda, Yogyakarta, Pustaka Mahasiswa Perempuan dan budaya patriarki dalam politik (studi kasus kegagalan caleg perempuan pada pemilu legislatif 2014).

Komite Etika Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan Malang mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Desember 2018 untuk membahas protokol penelitian. Komite Etik Politeknik Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang mengadakan pertemuan pada tanggal 21 Desember 2018 untuk membahas protokol penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman perempuan dalam menentukan hak reproduksi pada saat pernikahan dini.

Jika Anda tidak setuju atau memilih untuk tidak berpartisipasi sama sekali dalam penelitian ini, tidak ada sanksi yang akan dikenakan. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menerima penjelasan secara rinci dan memahami penelitian yang akan dilakukan oleh Suster Ita Yuliani yang berjudul Pengalaman Perempuan dalam Menentukan Hak Reproduksi dalam Pernikahan Dini. Jika saya ingin mengundurkan diri selama penyelidikan ini, saya dapat melakukannya kapan saja tanpa penalti apa pun.

Gambar

Gambar  2.1  Kerangka  konsep  Pengalaman  Perempuan  Untuk  Menentukan  Hak-Hak  Reproduksi Pada Pernikahan Dini
Tabel 4.2 Tabel Metode Pengumpulan Data  Metode
Gambar 3.2 Proses Analisa Data Kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

4.6 HYPOTHESES TESTING Table 4.6 shows the data of the Pearson Correlation Correlation Time saving Cost-saving Perceived usefulness Prior Online purchase experience Mean for online