• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM METODE PENGAJIRAN DI PERKEBUNAN KOPI

N/A
N/A
Suhada Suhada

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN HASIL PRAKTIKUM METODE PENGAJIRAN DI PERKEBUNAN KOPI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM METODE PENGAJIRAN DI PERKEBUNAN KOPI

SUHADA 22723004

ANDIKA ARI PRATAMA 22723002

SEPTA ISWAHYUNI FATMAWATI 22723013

BINTANG FAHREZI 22723003

OPIA TRIANSARI 22723014

(2)

DAFTAR ISI

I. TINJAUAN PUSTAKA...3

1.1 Pengajiran...3

1.2 Tujuan praktik...3

II. METODE PRAKTIK...4

2.1 Waktu dan Tempat Praktik...4

2.2 Alat dan Bahan...4

2.3 Prosedur Kerja...5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN...7

3.1 Hasil dan pembahasan...7

IV. PENUTUP...8

4.1 Kesimpulan...8

4.2 Saran...8

DAFTAR PUSTAKA...9

(3)

I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1Pengajiran

Pengajiran merupakan suatu langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu areal yang akan diusahakan/ditanam dengan tanaman kopi.Pengajiran juga adalah suatu kegiatan untuk penentuan lubang tanam kopi dengan sistem jarak tanam yng direkomondasikan berdasarkan SOP dalam budidaya kopi. Dengan adanya pengajiran maka kita dapat mengetahui jarak tanaman kopi (2,5 m x 2,5 m atau 3 m x 3 m), akan diperoleh barisan tanaman lurus pada lahan-lahan datar atau agak miring dan atau barisan kontur pada lahan yang bergelombang.

1.2 Tujuan praktik

a. Mengatur jarak tanam di lapangan b. Mempermudah pembuatan lubang tanam

c. Membantu agar bibit yang ditanam terlihat rapih

(4)

II. METODE PRAKTIK

2.1 Waktu dan Tempat Praktik

Waktu praktikum Tempat praktikum

Tanggal 13 Mei 2023

Pukul 14.00 WIB

Lahan praktikum politeknik negeri lampung

2.2 Alat dan Bahan

Alat Bahan

 Parang

 Tali ravia

 Bila bambu untuk patok dan sebagai penggati meter

 Meter

 Pacul

 Skop

 Gergaji

 Paku

 Hamar

 Dan batu lot

Bibit Tanaman Kopi

(5)

2.3 Prosedur Kerja

A. Cara Pengajiran Menggunakan Alat Bila Bambu

a) Siapkan 2 bila bambu dengan ukuran sesuaikan dengan jarak tanam kopi 2,5 m x 2,5 m,atau 3 m x 3 m,

b) Siapkan 3 patok ajir dari bila bambu untuk tanda ketika belum kita gali

c) Siapkan tali ravia untuk meentukan sisi lahan yaang akan kita gunakan untuk budiaya kopi dari utara ke selatan dengan lurus agar sisi lahan yang diajir lurus

B. Cara Kerja Dan Penggunaan Bingkai A

a) Siapkan 3 bila bambu

b) Dibuatkan segitiga menyerupai huruf A Kemudia sudut segitiganya dipaku lalu usahakan bisa digerak bingkai yang akan kita gunakan dilahan

c) Ikat tali disudut segitiga dipaku yang kemudian kita ikat tali sebagai lot kemudian salah satu ujung tali kita ikat menggunakan batu, yang sebagai penentu jarak tanam atau lobang yang akan kita ajir

d) Cara penggunaanya kita pasangka dilahan dengan dua kaki dari bingkai A ini kita gunakan sebagai jarak tanam.

e) Gali lubang tanam kopi dengan lebar 40 cm x kedalaman lubang 40 cm

f) Pisahkan tanah galian 20 cm tanah paling atas ke sebelah kiri atau kanan disesuaikan itu diketahui merupakan tanah humus sedangkan tanah paling bawah yang 20 cm kita taru sebelah kiri lubang ini diketahui tanah kurang unsur humus/unsur haranya apabila kita melakukan penanaman maka kita akan masukan terlebih dahulu tanah yang sebelah kanan baru diikuti dengan tanah sebelah kiri yang sebelumnya kita campur dengan pupuk kandng/pupuk bokashi

g) Pada lahan datar pengajiran dilakukan secara larikan dengan arah barisan mengikuti mata angin. Ajir induk atau kepala ditempatkan pada arah utara-selatan sedangkan ajir anakan ( pengisi ) pada arah timur barat. Ajir induk ditempatkan di tengah apabila lahannya luas

(6)

i) Pengajiran dan jarak tanam harus disesuaikan dengan tipe perawakan kopi yang akan di tanam serta kemiringan lahan.Untuk varietas kopi S795 yang memiliki tajuk daun lebar di sarankan menggunakan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m,atau 3 m x 3 m, sedangkan untuk varietas kopi lain yang memiliki tajuk kurang lebar dan kesuburan tanah rendah menggunakan jarak tanam 2 m x 2 m.

(7)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Praktikum ini didapat hasil titik penanaman yang tepat berdasar panduan pada perkebuan.

Hasil pada praktikum ini selanjutnya akan digunakan untuk membuat lubang tanam tanaman kakao. Titik ajir pada lahan lahan kami berjumlah dua puluh dua titik penanaman yang baru.

Tersebar pada jarak 2,5 m dalam barisan dan 7 m antar barisan.

3.2 Pembahasan

Pengajiran dilakukan untuk memperoleh tanaman yang rapi dan teratur dalam

penanamannya. Pengajiran ini penting sebab pada praktiknya lahan perkebunan tidak selalu rata, sehingga perlu adanya pengaturan jarak tanam yang sesuai. Pengajiran dipilih biasanya berdasarkan komoditi dan keadaan tanahnya. Keadaan tanah yang sering dipertimbangkan adalah mengenai kemiringan lahan.

Pengajiran yang kami gunakan pada praktikum ini adalah ajir jarak pagar. Teknik pengajiran ini pada dasarnya menerapkan prinsip pagar. Hal ini dapat kita lihat pada hasil pengajiran bahwa tanaman ditanam lebih rapat pada dalam barisan tanaman tersebut, selanjutnya pada tanaman antar barisan dialkukan dengan jarak yang lebih lebar. Teknik pengajiran ini dipilih berdasarkan pada keadaan kemiringan lahan yang digunakan saat praktikum, selain itu dengan metode ini diharapkan lahan lebih maksimal digunakan dari teknik pengajiran yang lain.

Jumlah titik ajir yang kami dapatkan dengan metode ajir jarak pagar 2,5m x 7 m adalah 22 titik. Pengajiran jarak pagar dapat digunakan untuk menjaga tanah sebab dengan teknik penanaman jarak pagar erosi tanah dapat dikurangi. Pengajiran jarak dapat mengoptimalkan daya fungsi tanah selain itu seperti yang kita ketahui bahwa tanaman kakao lebih optimal jika dilakukan pengajiran dengan metode ini sebab jumlah tanamannya lebih banyak dan dalam hal pemanenan akan lebih mudah nantinya saat tanaman sudah mulai menghasilakn.

Pemilihan pengajiran ini memudahkan pengontrolan.

(8)

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengajiran dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang rapi sesuai sudut kemiringan lahan yang digunakan dalam perkebunan. Pengajiran dipilih sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan dalam perkebunan tersebut. Teknik pengajiran yang dipilih pada praktikum ini adalah pengajiran dengan sistem jarak pagar. Hal ini dipilih berdasarkan kriteria tanaman kakao yang potensial mengunakan teknik pengajiaran tersebut.

4.2 Saran

Pengajiran dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang rapi sesuai sudut kemiringan lahan yang digunakan dalam perkebunan. Pengajiran dipilih sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan dalam perkebunan tersebut. Teknik pengajiran yang dipilih pada praktikum ini adalah pengajiran dengan sistem jarak pagar. Hal ini dipilih berdasarkan kriteria tanaman kakao yang potensial mengunakan teknik pengajiaran tersebut.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Hulufi, Retno. 2016. Kopi “Bahan Tanam Kopi”. Pusat Penelitian Kopi dan kakao Indonesia. Gajahmada University press.

Hartobudoyo, S. dan Soedarono. 1984. Kopi dan Kakao. Bahan Tanam Stek. Perkebunan Indosnesia.

Ritung, S., Wahyunti, F. Agus, dan H. Hidayat. 2007. “Panduan Evaluasi Lahan”. Pusat Penelitian dan Perkembangan Perkebunan. Bogor.

Siahaan, A., 2022. Budidaya Tanaman kopi Diberbagai Ketinggian Tempat. Penerbit Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.

Supriyadi, H., Dewi, Y., dan Ibrahim, M., S. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Kopi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Supriadi, H., Randriani, E., & Towaha, J. (2016). Korelasi Antara Ketinggian Tempat, Sifat Kimia Tanah, dan Mutu Fisik Biji 119 Kopi Arabika di Dataran Tinggi Garut. Jurnal Tanaman Industri Dan Penyegar, 3(1), 45-52.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan parit drainase dan mempertahankan tinggi muka air tanah pada kedalaman +40 cm merupakan hal utama yang harus dilakukan.Pada kasus perkebunan karet di

Tanah seluas 25 x 25 cm digali sampai kedalaman 25 cm, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik berkukuran 50x50 cm dan dibawa ke laboratorium untuk pengambilan,

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah yang diambil dari 6 titik (Gambar 4, lampiran) dengan kedalaman pengambilan sampel tanah 0 – 40 cm, dan bahan-bahan

Tanah yang diolah dibuat guludan dan pada pinggir guludan dibuat saluran drainase dengan lebar 40 cm dan kedalaman ± 10-15 cm, yang nantinya digunakan

Horizon kedua yakni horizon B dengan ukuran kedalaman 31-40 cm dengan warna 10 YR 2/2, yang memiliki tekstur lempung liat berpasir, struktur granular, konsistensi lembabnya

Kehilangan hara terbesar adalah pada perlakuan pemberian pangkasan kapulaga pada lapisan tanah paling atas (kedalaman 0-40 cm) yaitu sebesar 60%, sedangkan pemberian pangkasan

3.Ketiggian air: 40 cm 4.Jenis tanah: gambut 5.Kedalaman gambut: 1mtr 6.Jenis vegetasi: resam pakis sawit 7.Potensi kebakaran: Rendah E.GROUNDCHECK HOT SPOT