• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Hasil Praktikum Pencemaran Air dan Udara

N/A
N/A
Bukan Mey

Academic year: 2025

Membagikan " Laporan Hasil Praktikum Pencemaran Air dan Udara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PENCEMARAN AIR DAN UDARA

Disusun Oleh:

Kelompok 2 (Dua)

Arniati Ngongo (20230301090) Oktavia Alkantra (20230301008) Wulan Syahlita Putri (20230301113) Aprilia Kurnia Sari (20210301005)

PROGRAM STUDI URBAN HEALTH FALKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

(2)

2024-2025

A. PENDAHULUAN

Pencemaran air dan udara adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Masyarakat di perkotaan saat ini. Masalah ini terjadi karena aktivitas manusia yang semakin meningkat, seperti pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang pesat, dan perkembangan industri. Dalam kehidupan sehari- hari, banyak aktivitas di kota-kota besar yang menghasilkan limbah dan polusi, baik yang masuk ke udara maupun ke sumber air. Akibatnya, kualitas air dan udara di lingkungan perkotaan semakin menurun.

Pencemaran udara ini terjadi ketika udara di sekitar kita tercemar oleh partikel-partikel berbahaya, seperti gas karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO₂), nitrogen dioksida (NO₂), dan material partikulat. Sebagian besar polutan ini berasal dari emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, pembakaran sampah, dan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil. Udara yang tercemar dapat memengaruhi kesehatan manusia, misalnya dengan meningkatkan risiko penyakit pernapasan, asma, hingga masalah kardiovaskular.

Sementara itu, pencemaran air terjadi ketika air di sungai, danau, atau sumber air lainnya tercemar oleh bahan kimia, limbah domestik, limbah industri, atau sampah. Sumber pencemaran air ini dapat berasal dari kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik, serta limbah cair industri yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan. Air yang sudah tercemar dapat berdampak buruk pada kesehatan, seperti menyebabkan diare, keracunan, infeksi kulit, dan gangguan organ dalam.

Pada pembelajaran terakait materi urban health, kualitas air dan udara sangat penting karena secara langsung memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Jika pencemaran ini terus berlangsung, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga oleh manusia yang tinggal di sekitarnya. Pembelajaran urban health ini bertujuan untuk memahami keterkaitan antara lingkungan perkotaan dan kesehatan masyarakat, sekaligus mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini. Oleh karena itu, laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi PH serta TDS air yang kita gunakan apakah sudah sesuai dengan standar atau belum dan juga untuk menilai kualitas udara di lingkungan sekitar kampus.

B. PEMBAHASAN

(3)

Pencemaran udara dan air merupakan dua masalah lingkungan yang sangat serius dan berdampak langsung pada kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, serta ekosistem secara keseluruhan. Pengamatan terhadap pencemaran ini bertujuan untuk menilai kualitas air dan udara yang ada di sekitar kita serta dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.

1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara ini terjadi ketika atmosfer tercemar oleh zat-zat berbahaya seperti gas beracun, partikel halus, dan senyawa kimia lainnya.

Parameter yang sering digunakan dalam pengamatan pencemaran udara meliputi PM2.5, PM10, karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), dan sulfur dioksida (SO₂).

Sumber utama pencemaran udara di kota-kota besar meliputi kendaraan bermotor, aktivitas industri, pembakaran sampah, dan penggunaan bahan bakar fosil. Misalnya, kendaraan bermotor mengeluarkan emisi berupa karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang dapat mencemari udara.

Polusi udara ini sangat berbahaya karena partikel seperti PM2.5 memiliki ukuran sangat kecil sehingga mudah masuk ke saluran pernapasan dan bahkan ke aliran darah. Partikel tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit seperti asma, bronkitis, dan penyakit kardiovaskular.

Selain berdampak pada kesehatan, pencemaran udara juga memengaruhi lingkungan. Polutan seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida dapat menyebabkan hujan asam yang merusak tumbuhan, tanah, dan bangunan.

Oleh karena itu, pengendalian pencemaran udara sangat penting dilakukan dengan cara mengurangi emisi kendaraan, menerapan teknologi ramah lingkungan di industri, serta penanaman pohon untuk meningkatkan kualitas udara dan menjaga keseimbangan lingkungan.

2. Pencemaran Air

Pencemaran air terjadi ketika air di sungai, danau, atau laut tercemar oleh limbah dan bahan kimia yang berbahaya. Dalam pengamatan kualitas air, parameter seperti pH, TDS (Total Dissolved Solids), BOD (Biological Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand) digunakan untuk menilai tingkat pencemaran.

Sumber pencemaran air dapat berasal dari limbah domestik, seperti air limbah rumah tangga, serta limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya termasuk logam berat. Selain itu, limbah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk kimia juga sering mencemari air. Di daerah perkotaan, saluran air sering tercemar oleh sampah plastik, deterjen, dan minyak yang menyebabkan kualitas air menjadi sangat buruk.

(4)

Dampak dari pencemaran air terhadap kesehatan manusia sangat serius.

Air yang tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit kulit jika digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa pengolahan yang tepat. Selain itu, pencemaran air juga merusak ekosistem perairan. Ikan dan makhluk air lainnya terancam mati akibat kurangnya oksigen di air yang disebabkan oleh tingginya kadar bahan organik yang mencemari lingkungan perairan. Pencemaran ini juga dapat mengganggu rantai makanan dan mengurangi keberagaman hayati di dalam ekosistem air.

Untuk mengatasi masalah pencemaran udara dan air, diperlukan langkah-langkah konkret yang melibatkan berbagai pihak. Pengelolaan limbah dengan baik menjadi langkah utama, di mana limbah domestik harus melalui sistem pengolahan seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebelum dibuang ke lingkungan. Sementara itu, industri wajib menggunakan teknologi pengolahan limbah yang sesuai standar agar tidak mencemari air atau tanah. Pengurangan emisi kendaraan bermotor juga penting dilakukan, salah satunya dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik, transportasi umum berbasis energi terbarukan, dan pelaksanaan kebijakan seperti car-free day di kota-kota besar. Pemeliharaan kendaraan secara rutin juga dapat membantu menekan emisi gas berbahaya.

Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan perlu dilakukan melalui kampanye, edukasi di sekolah, dan program komunitas. Program daur ulang limbah dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai juga dapat mendukung upaya ini. Menanam lebih banyak pohon menjadi langkah penting lainnya karena pohon berfungsi menyaring polutan udara, menyerap karbon dioksida, dan menyediakan oksigen. Program penghijauan, seperti penambahan taman kota dan jalur hijau di kawasan perkotaan, harus terus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas udara, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman untuk kehidupan sehari-hari.

Pengembangan teknologi ramah lingkungan juga menjadi solusi yang efektif, misalnya dengan menggunakan bioreaktor untuk mengolah limbah organik menjadi energi atau pupuk, serta memanfaatkan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten dan melibatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pencemaran udara dan air dapat dikurangi, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

(5)

C. HASIL

Untuk hasil pengukuran partikulat udara dan TDS seta PH air dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini

Tabel 3.1 pengkuran parikulaat udara didalam kamar mandi dan diluar kamar mandi

Tempat Pengukuran Hasil

PM’10 PM’25

Dalam Kamar mandi 056 µg/m3 096 µg/m3 Diluar kamar mandi 004 µg/m3 007 µg/m3

Berdasarkan hasil pengukuran, kualitas udara di dalam kamar mandi dan di luar kamar mandi menunjukkan perbedaan yang signifikan.

1. Kondisi Udara di Dalam Kamar Mandi

 Konsentrasi PM10 sebesar 56 µg/m³ dan PM2.5 sebesar 96 µg/m³ menunjukkan bahwa kualitas udara di dalam kamar mandi berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No.

22 Tahun 2021 (PM10: 70 µg/m³, PM2.5: 35 µg/m³ untuk 24 jam).

 Hal ini mengindikasikan bahwa udara di dalam kamar mandi berbahaya bagi kesehatan.

 Faktor utama yang menyebabkan buruknya kualitas udara tersebut adalah:

 Tidak optimalnya ventilasi, yang menyebabkan terbatasnya sirkulasi udara.

 Penggunaan pengharum ruangan, yang melepaskan senyawa kimia ke udara.

 Saluran udara yang tidak dibersihkan secara rutin, sehingga terjadi akumulasi debu dan partikulat.

2. Kondisi Udara di Luar Kamar Mandi

 Konsentrasi PM10 sebesar 4 µg/m³ dan PM2.5 sebesar 7 µg/m³ menunjukkan bahwa udara di luar kamar mandi tergolong sehat dan jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan.

 Hal ini terjadi karena:

a) Ventilasi yang baik, yang memungkinkan sirkulasi udara optimal.

b) Tidak adanya penggunaan pengharum ruangan.

c) Pembersihan rutin yang dilakukan, sehingga meminimalkan keberadaan debu dan partikulat.

Kualitas udara di dalam kamar mandi jauh lebih buruk dibandingkan dengan di luar kamar mandi. Faktor utama yang berkontribusi pada

(6)

perbedaan ini adalah kurangnya ventilasi, penggunaan pengharum ruangan, dan minimnya perawatan pada saluran pembuangan udara. Sebaliknya, kondisi udara luar kamar mandi yang bersih dan sehat disebabkan oleh adanya sirkulasi udara yang optimal dan pembersihan rutin. Untuk meningkatkan kualitas udara di dalam kamar mandi, disarankan untuk:

Memperbaiki ventilasi agar sirkulasi udara lebih lancar, Mengurangi atau mengganti pengharum ruangan dengan produk ramah lingkungan, Membersihkan saluran udara secara rutin untuk mencegah akumulasi polutan.

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran TDS,PH Air Minum Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pengukuran parameter Total Dissolved Solids (TDS) dan pH pada berbagai jenis air, berikut adalah interpretasi data:

1. Air Galon Isi Ulang

 TDS: 338 ppm (part per million), berada dalam kategori layak konsumsi, karena masih di bawah batas maksimum TDS untuk air minum menurut WHO, yaitu 500 ppm.

 pH: 8.6, sedikit basa, namun masih dalam kisaran aman untuk air minum (6.5–8.5). Hal ini menunjukkan bahwa air ini berpotensi memberikan rasa yang segar, namun sebaiknya tetap diperiksa untuk memastikan kualitasnya secara menyeluruh.

2. Air Mandi

 TDS: 39 ppm, sangat rendah dan termasuk kategori air lunak. Hal ini menunjukkan bahwa air ini bersih dari kandungan mineral berlebih, sehingga baik untuk penggunaan mandi.

 pH: 6.8, berada dalam kisaran netral, sesuai dengan standar air untuk penggunaan sehari-hari. pH ini aman untuk kulit dan tidak menyebabkan iritasi.

3. Air Keran

 TDS: 426 ppm, berada mendekati batas maksimum untuk air minum (500 ppm). Meskipun masih dalam batas aman, tingkat TDS ini menunjukkan adanya kandungan mineral yang cukup tinggi, yang mungkin mempengaruhi rasa air atau indikasi perlunya penyaringan tambahan sebelum dikonsumsi.

Jenis Air Hasil

TDS PH

Air Galon Isi Ulang 338 8.6

Air Mandi 039 6.8

Air Keran 426 9.1

Air 125 Tidak dihitung

(7)

 pH: 9.1, basa dan berada di atas standar pH air minum (maksimum 8.5). pH ini menunjukkan bahwa air keran ini tidak ideal untuk dikonsumsi langsung tanpa perlakuan lebih lanjut karena sifat basanya yang berlebihan.

4. Air Tidak Terspesifikasi (125)

 TDS: 125 ppm, termasuk kategori air dengan kandungan mineral rendah, yang menunjukkan bahwa air ini relatif bersih dan layak untuk penggunaan sehari-hari.

 pH: Tidak dihitung, sehingga analisis pH tidak dapat dilakukan untuk air ini. Untuk menentukan penggunaannya lebih lanjut, pengukuran pH sebaiknya dilakukan.

D. KESIMPULAN

 Dari hasil pengamatan mengenai “pencemaran air” yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa:

 Air galon isi ulang dapat dikonsumsi dengan kualitas yang cukup baik, namun perlu memperhatikan pH yang sedikit basa.

 Air mandi memenuhi syarat sebagai air bersih untuk keperluan mandi, dengan TDS rendah dan pH netral.

 Air keran memiliki TDS yang tinggi dan pH basa, sehingga sebaiknya difilter sebelum digunakan untuk konsumsi.

 Air dengan TDS 125 relatif aman untuk digunakan, namun informasi tambahan mengenai pH diperlukan untuk menentukan kualitasnya lebih jauh.

 Dari hasil pengamatan mengenai “pencemaran udara” yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa:

udara Konsentrasi PM10 sebesar 56 µg/m³ dan PM2.5 sebesar 96 µg/m³ menunjukkan bahwa kualitas udara di dalam kamar mandi berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 (PM10: 70 µg/m³, PM2.5: 35 µg/m³ untuk 24 jam). di dalam kamar mandi berbahaya bagi kesehatan.

Faktor utama yang menyebabkan buruknya kualitas udara seperti,Tidak optimalnya ventilasi, Penggunaan pengharum ruangan, yang melepaskan senyawa kimia ke udara serta Saluran udara yang tidak dibersihkan secara rutin. Namun berbanding terbalik dengan udara yang ada di luar ruangan, udara yang berada di luar ruangan memiliki Konsentrasi PM10 sebesar 4 µg/m³ dan PM2.5 sebesar 7 µg/m³ menunjukkan bahwa udara di luar kamar mandi tergolong sehat dan jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena adanya ventilasi yang baik, Tidak

(8)

adanya penggunaan pengharum ruangan dan Pembersihan rutin yang dilakukan, sehingga meminimalkan keberadaan debu dan partikulat. Untuk meningkatkan kualitas udara di dalam kamar mandi, disarankan untuk memperbaiki ventilasi agar sirkulasi udara lebih lancar, Mengurangi atau mengganti pengharum ruangan dengan produk ramah lingkungan, Membersihkan saluran udara secara rutin untuk mencegah akumulasi polutan.

E. SARAN

Dalam kehidupan sehari-hari udara bukanlah suatu hal yang asing di telinga kita, oleh karena itu lingkungan serta ruangan-ruangan haruslah kita jaga akan kebersihan nya supaya dapat memperoleh udara yang sehat dan bersih sehingga membuat kita sebagai manusia yang menghirup udara di lingkungan/ruangan tersebut bisa hidup lebih sehat. Serta kita harus tetap memperhatikan kondisi air yg akan kita minum/pakai untuk aktivitas lainnya, karna air yang kita minum/kita gunakan untuk mandi dll jika tidak memenuhi kriteria air yang baik untuk di minum/gunakan itu bisa berpotensi menimbulkan penyakit seperti sakit perut jika air yang di minum kandungan Ph terlalu asam dan bisa membuat alergi atau iritasi kulit, jika air untuk mandi terlalu asam dan basa. Point nya agar kita terhindar dari penyakit dan bisa hidup sehat adalah tetap harus selalu memperhatikan semua jenis air yang ingin kita gunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai persyaratan tugas akhir, Saya “Ivana Edlin Marissa” mahasiswa Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta, sedang melakukan

Saya mahasiswa dari Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta, pada saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul yang saai ini sedang melakukan pengambilan data untuk uji hedonik dan

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul yang saat ini sedang melakukan pengambilan data untuk uji hedonik dan

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul yang saat ini sedang melakukan pengambilan data untuk mengetahui FAKTOR

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL HUKUM DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI ACARA II BENTANG LAHAN VULKANIK

Portofolio praktikum Teknologi Informasi Kesehatan I untuk mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi

Laporan Praktikum Penentuan Berat Isi dan Rongga Udara pada Agregat