• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KASUS STEMI

N/A
N/A
yudha

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN KASUS STEMI "

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SLIDEOM

LAPORAN KASUS

STEMI

Residen Pembimbing dr. Amalia Kurnia Ekasari

1 C014222165 Ennia Yuniarti Br Bancin

2 C014222167 Andrea Melynda Panggalo

3 C014222160 Stevens Wijaya

4 C014222153 Yason Nikolaus Liyadi

5 C014222135 Irene Jessica Leonardy

6 C014222168 Wynne Elysia Suriady

7 C014222130 Michael Pinarto

Supervisor Pembimbing Dr. dr. Muzakkir Amir Sp.JP (K)

(2)

SLIDESMOM

Identitas Pasien

Tn. IAT 00-50-79-00

Tgl Lahir/Usia 07-04-1984 (39 tahun) DPJP Dr. dr. Abdul Hakim Alkatiri,

Sp.JP(K), FIHA

Perawatan CVCU PJT

Pekerjaan PNS

(3)

SLIDESMAOM

SUBJECTI VE

Pasien laki-laki usia 39 tahun dirujuk dari RS Primaya datang ke IGD PJT (28/10/2023) dengan keluhan nyeri dada hebat yang berlangsung terus menerus sejak 25 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada muncul kira-kira 20 menit setelah pasien bermain badminton (pukul 17.00-19.00 malam). Nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat, menjalar dari dada kiri ke bahu kiri dan rahang bawah. Nyeri disertai keringat dingin. Nyeri hanya meringan sedikit dengan istirahat. Riwayat nyeri dada sebelumnya ada sejak 1 tahun lalu, nyeri bersifat hilang timbul, memberat oleh aktivitas dan meringan oleh istirahat. Nyeri kepala tidak ada, demam tidak ada. Batuk tidak ada. Nyeri ulu hati tidak ada, mual dan muntah tidak ada, nafsu makan biasa, penurunan BB tidak diketahui.. BAB dan BAK kesan normal

Keluhan UTAMA: NYERI

DADA

(4)

SLIDESMOM

SUBJECTI

● Pasien riwayat dirawat selama 1 malam di RS Primaya (27/10/2023) karena

VE

keluhan yang sama, menerima terapi DAPT Clopidogrel loading 300mg + Aspillet loading 160mg, Cedocard 2mg/SP dilanjutkan Nitrokaf 2,5mg, Furosemide 40mg/IV, Bisoprolol 2,5mg/Oral, Ondansetron 4mg/Oral, Ranitidine 50mg/IV

● Pasien rutin minum ramipril 2x5mg, Atorvastatin 1x20mg, Bisoprolol 1x2,5mg, Lansoprazole 1x30mg

Riwayat Keluhan & Pengobatan

Sebelumnya:

(5)

SLIDEOM

SUBJECTI

Riwayat merokok (+), sejak ± 30 tahun terakhir (Sejak SD merokok 1

VE

batang/hari, dan saat mulai bekerja hingga 1 bungkus/hari), berhenti sejak 1 tahun lalu.

● Riwayat minum alkohol tidak ada

● Riwayat DM, penyakit hati, penyakit ginjal tidak ada

Riwayat Hipertensi (+), terdiagnosis ± 5 tahun lalu

Riwayat penyakit/keluhan sama dalam keluarga (+), ayah, ibu, dan kayak pasien menderita penyakit jantung koroner

Riwayat faktor Risiko

Kardiovaskuler:

(6)

SLIDESMOM SLIDESMOM

oBJECTI VE

Keadaan Umum: Sakit

Sedang/Compos Mentis (E4M6V5)

BB: 68 kg

TB: 164 cm

IMT: 25,2 kg/m2 (Obesitas grade

1)

Tanda-Tanda Vital:

TD: 107/59 mmHg

N: 107x/menit

P: 19x/menit S: 36,6 C

SpO2: 97% tanpa modalitas

NRS (RS Primaya): 7/10

NRS (IGD PJT): 2/10

(PEMERIKSAAN FISIK)

Kepala: Normocephal

Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik

(-/-)

Mulut: Bibir pucat (-), karies dentis (-)

Leher: Tidak ada pembesaran KGB, JVP R+2

cmH20

Paru: Simetris, taktil fremitus normal, batas

paru normal, perkusi sonor kedua hemithorax,

BP vesikuler, ronchi (-/-). Wheezing (-/-)

(7)

SLIDEOM SLIDEOM

oBJECTI VE

Jantung:

Inspeksi: Ictus kordis tidak tampak Palpasi: Thrill tidak teraba

Perkusi: Batas jantung normal

Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni, reguler, murmur dan gallop (-)

Abdomen: Datar, peristaltik kesan normal, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani

Ekstremitas Superior: Akral hangat, CRT<2 detik, edema (-/-)

Ekstremitas Inferior: Akral hangat, CRT<2 detik, edema pretibial (-/-) Urine Output: 1000cc/12 jam (1,41 cc/kgBB/jam)

(PEMERIKSAAN FISIK)

(8)

SLIDESMOM SLIDESMOM

oBJECTI VE

RS Primaya 26/10/2023 -WBC : 17.63

-RBC : 5.2 jt -HGB : 15.8

-PLT : 309.000 -HCT : 46.3

-MCV : 89 -MCH : 30.4 -NEU : 71.7 -LYM : 19.2

-Glukosa : 105

-Troponin T : Positif titer 0.04 -Kreatinin : 0.9

(PEMERIKSAAN PENUNJANG)

Laboratorium

PJT RS Wahidin 27/10/2023 -WBC : 17.7

-RBC : 5.09 jt -HGB : 15.2

-PLT : 253.000 -HCT : 45

-MCV : 88 -MCH : 30 -NEU : 70.8 -LYM : 16.1

-Glukosa (GDS) : 131 -Hs Troponin : >50000 -Kreatinin : 0.9

-Trigliserida : 98 -Kreatinin : 0.88 -Ureum : 27

-SGOT : 603

-APPT : 27.4

-PT : 11.5

-Natrium : 135 -Kalium : 3.8 -Clorida : 101

-kolesterol (LDL) : 192 -kolesterol (HDL) : 40 -kolesterol total : 207

(9)

SLIDEOM SLIDEOM

oBJECT IVE

Sinus Rhytm, HR 106 Bpm, Reguler, Normoaxis, P wave 0,08 sec; PR interval 0,12 sec; QRS comp 0,06 sec; Q patologis V1-V2

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

EKG PJT 27/10/2023
(10)

SLIDESMOM SLIDESMOM

oBJECT IVE

Sinus Tachycardia, HR 107 Bpm, Normoaxis, P wave 0,08 sec; PR interval 0,16 sed; QRS comp 0,04 sec; ST elevation V5-V6, T wave inverted V1-V5

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

EKG PJT 28/10/2023
(11)

SLIDEOM SLIDEOM

oBJECT IVE

Sinus Rhytm, HR 88 Bpm, Normoaxis, P wave 0,08 sec; PR interval 0,16 sec; QRS comp 0,04 sec; T wave inverted V1-V4

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

EKG PJT 30/10/2023
(12)

SLIDESMOM SLIDESMOM

oBJECT IVE

Sinus Rhytm, HR

93Bpm, Normoaxis, P wave 0,04 sec;

PR interval 0,08 sec;

QRS comp 0,06 sec;

T wave inverted V1- V4 ST elevation V1- V3

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

EKG PJT 31/10/2023
(13)

SLIDEOM

Angiography koroner

(30/10/2023)

Left Main : Normal

Left Anterior Descending : Total oklusi di proximal, distal terisi dari ipsilateral

Left Circumflex : Stenosis 50% di osteal Right Coronary Artery : Stenosis 0% di

proximal, stenosis 50-70% di mid-distal

Kesimpulan : Coronary Artery Disease 2 Vessel Disease

(14)

SLIDESMOM

ECHOCARDIOGRAM (02/11/2023)

- MIldly abnormal LV systolic function, EF 46% (TEICH), EF 44%

(BIPLANE)

- Normal RV systolic function, TAPSE 1.9 cm, S’ lateral 14 cm/s - Mild aortic regurgitation

- LV concentric remodelling - Hypokinetic segmental

- Grade I LV diastolic dysfunction

Conclusion:

(15)

SLIDEOM

ASSESSMENT

● STEMI Anteroseptal onset >24 jam Killip I (TIMI Risk Score 5 points with estimated 30 day mortality 12.4%)

● Coronary Artery Disease 2 Vessel Disease

post PCI di LAD

(16)

SLIDESMOM

PlANNING

● Aspilet 80 mg/24 jam/oral

● Ticagrelol 90 mg/12 jam/oral

● Nitrokaf 2.5 mg/12 jam/oral

● Bisoprolol 2.5 mg/12 jam/oral

● Ramipril 2.5 mg/24 jam/oral

● Atorvastatin 40 mg/24 jam/oral

● Lansoprazole 30 mg/24 jam.oral

● Laxadyn syrup 30 cc/24 jam/oral

(17)

SLIDEOM

monitoring

● Pantau tanda-tanda vital dan hemodinamik

● Echocardiography Full study

● Rawat jalan ( 5/11/2023)

(18)

SLIDESMOM

DEFINISI

Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan suatu terminologi yang dipakai untuk menunjukkan sekumpulan gejala nyeri dada iskemik yang akut. SKA merupakan sindroma klinis akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, baik bersifat

intermitten maupun menetap akibat rupturnya plak atherosklerosis. Hal tersebut menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

Hamm, et. al. (2011). Guideline for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-segment elevation.

The European Society of Cardiology: Eur Heart Journal. 32, 3004-3022 Myrtha, R. (2012). Patofisiologi sindrom koroner akut. Jurnal Cermin Dunia

(19)

SLIDEOM

Berdasarkan RISKESDAS 2018

EPIDEMIOLOGI

● Penyakit jantung koroner sebagai etiologi utama sindrom koroner akut (SKA) di Indonesia sebesar 1,5%,

dengan peringkat prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara yaitu 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 2%, dan Gorontalo yaitu 2%.

● Delapan provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi

nasional Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%).

(20)

SLIDESMOM

Netter, Frank H. 2016. Atlas Anatomi Manusia Bahasa Latin/ Indonesia Edisi 6. Indonesia: Elsevier.

ANATOMI

(21)

SLIDEOM SLIDEOM

Non-

modifiable

Modifiable

FAKTOR RISIKO DAN ETIOLOGI

- Usia

- Jenis Kelamin - Ras/keturunan

- Merokok

- Dislipidemia - Hipertensi - Diabetes - Obesitas

- Diet tidak sehat - Stress

- Konsumsi alkohol

- Kurang beraktivitas fisik

(22)

SLIDESMOM

KLASIFIKASI

● Indikator oklusi total arteri koroner Keluhan berupa angina pektoris akut + elevasi

segmen ST yang persisten di 2 sadapan bersebelahan

● Peningkatan marka jantung.

● Angina pektoris akut tanpa elevasi segmen ST yang menetap di 2 sadapan bersebelahan.

● EKG dapat berupa depresi ST, T inverted, flat T

wave, gelombang T pseudo-normalisasi, atau tanpa perubahan.

Angina pEKTORIS

STABIL

Angina pEKTORIS STABIL

Non-ST elevation Myocardial Infarction/NSTEMI Unstable Angina Pectoris/UAP

(23)

SLIDEOM

PATOFISIOL

OGI

(24)

SLIDESMOM SLIDESMOM

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

DIAGNOSIS

● Angina Tipikal (keringat dingin, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak napas)

● Angina Atipikal (indigesti, sesak, lemah yg sulit diuraikan)

● Intermiten atau persisten (>20 menit)

● Faktor resiko (umur, HT, rokok, Dys, DM, riwayat PJK)

● Regurgitasi mitral akut

● Hipotensi

● Diaforesis

● Ronkhi basal halus

● Edema paru

(25)

SLIDEOM

pEMERIKSAAN PENUNJANG

PROGRESSION OF ECG CHANGES IN ACS

Gambaran yang sering ditemukan

● Elevasi segmen ST yg persisten (> 20 mnt) maupun tdk persisten, atau

depresi segmen ST dgn/tanpa inversi gelombang T

● Gelombang Q menetap

● Non-diagnostik

● Normal

(26)

SLIDESMOM

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes darah rutin, GDS, elektrolit, koagulasi,

fungsi ginjal, dan profil lipid

Untuk membuat diagnosis banding, identifikasi

komplikasi dan penyakit penyerta

LABORATO RIUM

FOTO POLOS

DADA

(27)

SLIDEOM

TATAKAL

SANA

(28)

SLIDESMOM

Prognosis dari SKA bergantung pada:

Sesegera apa SKA ditangani

Jumlah arteri yang tersumbat dan seberapa parah sumbatannya Apakah sudah ada kerusakan pada jantung, letak kerusakannya serta penjalaran kerusakan hingga kemana.

Secara umum, semakin cepat arteri yang tersumbat ditangani, semakin sedikit kerusakan pada jantung. Orang cenderung

mendapatkan hasil terbaik jika arteri yang tersumbat dibuka dalam beberapa jam sejak gejala mulai muncul.

PROGNOSIS

(29)

SLIDEOM

● Remodelling ventricular: ventrikel akan mengalami perubahan ukuran pada

bagian yang terkena infark dibandingkan dengan jaringan yang tidak mengalami infark yang dapat menyebabkan gangguan hemodinamika sehingga dapat

mencetus prognosis yang lebih buruk.

Gangguan hemodinamika dapat terjadi karena adanya kegagalan jantung dalam memompa darah yang disebabkan oleh perubahan struktur dan ukuran jantung akibat adanya perluasan jaringan nekrotik.

Syok kardiogenik ditandai dengan keadaan pasien yang menjadi sesak disertai dengan penurunan tekanan darah secara drastis.

Aritmia pasca STEMI dapat disebabkan oleh karena adanya gangguan elektrolit, perluasan zoan infark, gangguan saraf autonom, serta gangguan konduksi di zona iskemik.

Gangguan mekanik dapat berupa ruptur pada muskulus papilaris, ruptur septum ventriker, bahkan tuptur dinding ventrikel.

KOMPLIKASI

(30)

SLIDESMOM SLIDESMOM

● Mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan jantung. Contohnya seperti buah, sayur, gandum utuh, dan daging rendah lemah. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolestrol, untuk mencegah

kemungkinan tersumbatnya arteri.

Olahraga. Targetkan olahraga intensitas sedang 30 menit 3-5 kali seminggu.

Turunkan berat badan bila berlebihan.

Berhenti merokok.

Lakukan skrining pencegahan yang rutin. Periksa tekanan darah dan kolestrol secara rutin dan ketahui cara menjaga nilainya tetap normal.

Kontrol penyakit penyerta bila ada. Seperti hipertensi, kolestrol tinggi dan diabetes.

PENCEGAHAN

(31)

SLIDEOM

THANK

YOU

Referensi

Dokumen terkait

Sindroma Koroner Akut : Pasien yang di rawat inap dengan angina pektoris tak jjjjjjjjjjjjjjjjjjj stabil, non ST elevasi miokard infark dan ST elevasi ppppppppppp miokard

Infark Miokard Akut diklasifikasikan berdasar EKG 12 sandapan menjadi Infark miokard akut ST-elevasi (STEMI), yaitu oklusi total dari arteri koroner yang

Penyakit jantung koroner atau PJK merupakan suatu sindroma klinis yang terdiri dari angina pektoris tak stabil (APTS), infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)

Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah

sindroma koroner akut yang terdiri dari angina pektoris tak stabil, NSTEMI,

Hasil penelitian didapatkan 86 penderita sindrom koroner akut dimana jumlah penderita angina pektoris tidak stabil adalah 47 orang, jumlah penderita infark miokard akut tanpa

Infark Miokard Akut (IMA) disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner oleh trombus yang memberikan gambaran elevasi segmen-ST pada pemeriksaan

Infark miokard akut ST-elevasi (STEMI), adalah oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium,