• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SEMINAR KASUS KEGAWATDARURATAN MATERNAL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG KEBIDANAN RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK

N/A
N/A
Avinia Awal Estetica

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN SEMINAR KASUS KEGAWATDARURATAN MATERNAL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG KEBIDANAN RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Kebidanan Ibu “Asuhan Kebidanan Ny. K dengan Retensi Plasenta Kebidanan RSUD Arosuka, Kabupaten Solok” disajikan dengan konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca memahami laporan ini. Dengan adanya laporan ini diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai asuhan kebidanan pada klien dengan diagnosa medis retensio plasenta.

Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis banyak mendapat bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Yang Terhormat Ibu Iin Prima Fitriah, S.Sit, M.Keb selaku dosen pembimbing dan Ibu Widiawati, S.Tr. Dosen Studi D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang yang telah banyak memberikan ilmu pendidikan kepada peneliti.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan seminar kasus ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan adanya kekurangan dan keterbatasan kemungkinan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Latar Belakang

Jika plasenta yang tersangkut di rahim tidak dikeluarkan, pembuluh darah tempat menempelnya organ tersebut akan terus mengeluarkan darah. Saat ini, belum ada tindakan yang sebenarnya bisa dilakukan untuk mencegah sisa plasenta di dalam rahim.

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan

Definisi Retensio Plasenta

Jenis Retensi Plasenta

Etiologi/Penyebab Retensio Plasenta

Retensio plasenta: tertahannya plasenta di dalam rongga rahim akibat penyempitan ostium uteri. C. Etiologi/penyebab retensi plasenta) Penyebab fungsional. Plasenta terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atonia uteri atau adanya penyempitan lingkaran pada pangkal rahim (akibat kesalahan penggunaan kala II), sehingga plasenta tidak dapat keluar (retained plasenta) 1 ) Bekas operasi caesar, seringkali plasenta tertanam di jaringan parut rahim. Ukuran plasenta sangat kecil, plasenta yang sulit dipisahkan akibat hal di atas disebut dengan plasenta lengket.

Plasenta melekat erat pada dinding rahim, karena vili korionik menembus desidua hingga ke miometrium dan di bawah rongga perut (plasenta akreta-perkreta).Jika plasenta sudah lepas dari dinding rahim, namun belum juga keluar, hal ini akibat tidak adanya upaya persalinan atau akibat penganiayaan kala III. Terdapat lingkaran penyempitan di bagian bawah rahim yang menghalangi keluarnya plasenta (obstruksi plasenta. Plasenta telah terlepas dari dinding rahim tetapi sudah belum keluar karena atonia uteri atau terdapat lingkaran penyempitan pada bagian bawah rahim (akibat penganiayaan kala dua), yang akan menghambat keluarnya plasenta (plasenta terkunci). Bila plasenta belum keluar sempurna lepas maka tidak terjadi pendarahan, tetapi bila sebagian plasenta sudah terlepas maka terjadi pendarahan.

Tanda dan gajala Retensio Plasenta

Komplikasi yang serius namun jarang terjadi adalah inversi uterus. Kondisi ini dapat terjadi secara spontan namun biasanya disebabkan oleh upaya untuk mengeluarkan plasenta.

Penegakan Diagnosis

Kelainan pada plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa, implantasi pada kornu dan plasenta akreta. Kesalahan dalam penatalaksanaan persalinan kala III, seperti manipulasi rahim yang tidak perlu sebelum pelepasan plasenta yang menyebabkan kontraksi aritmia, pemberian uterotonika yang tidak tepat yang juga dapat menyebabkan leher rahim berkontraksi dan menahan plasenta, serta pemberian anestesi, terutama yang melemahkan kontraksi rahim.

Patogenesis

Pembuluh darah pada rahim terletak di antara serabut otot miometrium yang saling bersilangan. Kontraksi serabut otot ini memberikan tekanan pada pembuluh darah dan retaknya otot tersebut mengakibatkan pembuluh darah terjepit dan pendarahan berhenti. Pengamatan persalinan kala III dengan menggunakan USG dinamis telah membuka perspektif baru mengenai mekanisme persalinan kala III.

Fase laten ditandai dengan penebalan lapisan rahim yang sudah lepas dari plasenta, namun dinding rahim tempat menempelnya plasenta masih tipis. Pelepasan plasenta disebabkan oleh adanya gaya antara plasenta pasif dan otot rahim yang aktif pada tempat perlekatan, sehingga mengurangi luas permukaan tempat menempelnya plasenta. Saat plasenta turun, area pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul di rongga rahim.

Dengan menggunakan USG pada tahap ketiga, 89% plasenta terpisah dalam waktu satu menit dari tempat implantasi. Tanda-tanda solusio plasenta adalah sering keluarnya darah secara tiba-tiba, rahim menjadi bulat dan konsistensinya menebal, rahim naik ke arah perut karena plasenta turun ke dalam vagina, dan tali pusat menonjol. lebih panjang.

Penatalaksanaan

Indikasi plasenta manual adalah: Perdarahan kala III persalinan sekitar 400 cc, retensi plasenta setelah 30 menit kelahiran anak, pasca persalinan buatan yang sulit seperti forceps tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan perlunya eksplorasi plasenta. jalan lahir, tali pusar putus. Tekniknya: tangan kiri diletakkan pada fundus uteri, tangan kanan diletakkan pada rongga rahim dengan mengikuti tali pusat sebagai pemandu. Jika tindakan manual pada plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat diangkat dengan forsep aborsi yang diikuti dengan kuretase sisa plasenta.

Kuretase harus dilakukan dengan hati-hati di rumah sakit karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan kuretase pada aborsi.Setelah prosedur pengangkatan sisa plasenta selesai dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau oral.

Prognosis

Komplikasi

Darah ibu di ruang antar vili berasal dari arteri spiralis yang terletak di desidua basalis. Pada sistol, darah dengan tekanan 70-80 mmHg disemprotkan seperti air mancur ke dalam ruang intervilus hingga mencapai lempeng korionik, pangkal kotiledon janin. Darah membasahi seluruh vili korial dan kembali perlahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena di desidua.

Berdasarkan data pengkajian diketahui bahwa ibu dengan retensio plasenta akan menjalani kuretase, pelayanan yang diberikan efektif, efisien dan dilakukan dengan aman.

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada

Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan