ASKEP Ruptur Uteri dan ASKEP Plasenta
Previa
Pertemuan 3
Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat
Prodi Keperawatan. Fakultas ilmu-ilmu
Pengertian
Klasifikasi
Menurut keadaan robek
•
Ruptur uteri inkomplit
•
Ruptur uteri komplit
Menurut kapan terjadinya
•
Ruptur utreri pada waktu kehamilan
(rupture uteri gravidarum)
Lanjutan ……..
Menurut etiologinya
•
Ruptur uteri spontan
•
Ruptur uteri traumatika
TANDA DAN GEJALA
Dramatis
• Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak • Penghentian kontraksi uterus
disertai hilangnya rasa nyeri • Perdarahan vagina (dalam
jumlah sedikit atau hemoragi) • Terdapat tanda dan gejala
syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan nafas pendek (sesak)
• Temuan pada palpasi
abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
• Bagian presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
• Janin dapat tereposisi atau
terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
• Bagian janin lebih mudah dipalpasi
• Gejakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakan dan DJJ masih terdengar
• Lingkaran uterus dan
Lanjutan….
Tenang
•
Kemungkinan terjadi
muntah
•
Nyeri tekan meningkat
diseluruh abdomen
•
Nyeri berat pada
suprapubis
•
Kontraksi uterus hipotonik
•
Perkembangan persalinan
menurun
•
Perasaan ingin pingsan
•
Hematori (kadang-kadang
kencing darah)
•
Perdarahan vagina
(kadang-kadang)
•
Tanda tanda yang progresif
•
Kontraksi dapat berlanjut
dapat menimbulkan efek
pada serviks atau kontraksi
mungkin tidak dirasakan
Pengkajian
Pemeriksaan fisik
•
keadaan umum
•
tanda vital
•
pemeriksaan obstetrik (inspeksi,
Diagnosa Keperawatan
•
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perdarahan
pervagina
•
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
Rencana Tindakan
•
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perdarahan
pervagina
intervensi :
- Pantau intake dan output
- Setelah 24 jam anjurkan untuk minum
tiap pagi
Lanjutan …..
•
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus, terputusnya
kontinuitas jaringan dan syaraf pada dinding
uterus
intervensi :
- Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji
kontraksi uterus, hemoragic dan nyeri tekan
abdomen
-Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan
aktivitas (relaksasi) untuk mengalihkan nyeri
Panggul sempit
anjurkan bersalin dirumah sakit
Malposisi Kepala
cobalah lakukan reposisi, kalau kiranya sulit dan
tidak berhasil,
pikirkan untuk
melakukan sc primer saat inpartu
Perbaiki keadaan umum
•
Atasi syok dengan pemberian cairan dan darah
•
Berikan anti biotika
•
Oksigen
Laparatomi.
•
Histerektomi
•
Repair uterus
ASKEP PLASENTA PREVIA
Pertemuan 3
Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat
Prodi Keperawatan. Fakultas ilmu-ilmu
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal,
yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal plasenta berada pada bagian atas uterus
(Prawirohardjo, 2010).
Plasenta previa dapat dibedakan menjadi
beberapa tingkatan tergantung dimana lokasi
plasenta berinsersi, yakni antara lain : *Plasenta
Previa Totalis : Jika plasenta menutupi seluruh
ostium uteri internum
*Plasenta Previa Lateralis : Jika hanya sebagian
ostium uteri internum yang tertutupi oleh
plasenta
*Plasenta Previa Marginalis : Jika tepi plasenta
berada dipinggir ostium uteri internum
*Plasenta Previa Letak Rendah : Plasenta
tertanam di segmen bawah uterus sedemikian
sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak
mencapai ostium uteri internum tetapi berada di
dekatnya
Etiologi
1. Paritas
2. Usia Ibu
• Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
• Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
• Darah biasanya berwarna merah segar.
• Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
• Bagian terdepan janin tinggi (foating), sering dijumpai kelainan letak janin.
• Pendarahan pertama (frst bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
• Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
• Perdarahan antepartum akibat placenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek Karena lepasnya placenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari placenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal.
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :
Pada ibu dapat terjadi :
a. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
b. Anemia karena perdarahan
c. Plasentitis
d. Endometritis pasca persalinan
Pada janin dapat terjadi :
a. Persalinan premature
b. Asfksia berat
1.Sinar X
2.Vaginal
3.Laboratorium: - Darah lengkap ( trombosit, leukosit, eritrosit,
hemoglobin, hematocrit, laju endapan darah) - Urine lengkap
4.USG, untuk menilai letak/implantasi plasenta, usia kehamilan
dan keadaan janin secara keseluruhan.
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara
non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik (Prawirohardjo, 2010).
2. Terapi aktif
• Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak,
harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa (Prawirohardjo, 2010).
1.Anamnesa gejala klinis 2. Pemeriksaan Fisik
3. Diagnosa Keperawatan 4. Diagnosa Keperawatan
•Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan dan kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan dan manajemennya
•Resiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan hipoksia jaringan atau organ, profl darah abnormal, kerusakan sistem imun
• Itervensi Keperawatan dan Rasional
• Dx : Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan dan kurangnya
pengetahuan mengenai efek perdarahan dan manajemennya
• Intervensi :
• Terapi bersama pasangan dan menyatakan perasaan
• Rasional : kehadiran perawat dan pemahaman secara empati merupakan
alat terapi yang potensial yang mempersiapkan pasangan untuk menanggulangi perasaan yang tidak diharapkan
• Menentukan tingkat pemahaman pasangan tentang situasi dan manajemen
yang sudah direncanakan
• Rasional : hal yang diberikan perawat akan memperkuat penjelasan dokter dan untuk memberitahu dokter jika ada penjelasan yang penting
• Berikan pasangan informasi tentang manajemen yang sudah direncanakan • Rasional : pendidikan pasien yang diberikan merupakan cara yang efektif
mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan hal – hal yang tidak diketahui
• Dx :Resiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan hipoksia jaringan atau organ, profl darah abnormal, kerusakan sistem imun
• Intervensi :
• Kaji jumlah darah yang hilang dan pantau tanda gejala syok
Rasional : Hemoragi berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, KID, gagal ginjal atau nekrosis hipofsis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi • Catat suhu, hitung SDP dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan
kultur bila di butuhkan
Rasional : kehilangan darah berhubungan dengan penurunan Hb, meningkatkan resiko klien untuk terkena infeksi
• Catat masukan atau pengeluaran urine dan catat berat jenis urine Rasional : penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan
pengeluaran urin
• Kolaborasikan pemberian heparin bila diindikasikan
Rasional : heparin dapat digunakan pada KID dikasus kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple atau untuk memblok
DAFTAR PUSTAKA
•Prawirohardjo, Sarwono,2010,ilmu kebidanan, Edisi IX, Jakarta: PT Bina Pustaka.
•NANDA. (2012). Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. 2012-2014. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
•Manuaba, IBG 2003, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
•Hanafiah, TM 2004, Plasenta previa, diakses tanggal 9 September 2017, http://library.usu.ac.id
•Cunningham FG, dkk,. 2001. Obstetrical haemorrhage. Wiliam obstetrics 21th edition. Lange USA:
Prentice Hall International Inc Appleton.
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara
non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik (Prawirohardjo, 2010).
2. Terapi aktif
• Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak,
harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa (Prawirohardjo, 2010).
•
Pengertian
•
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya sebelum janin lahir diberi
beragam sebutan; abruption plasenta, accidental
haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio
plasenta biasanya merembes diantara selaput ketuban
dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan
perdarahan eksternal
. Yang lebih jarang, darah tidak
keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta
yang terlepas dn uterus serta menyebabkan
perdarahan yang tersembunyi
. Solusio plasenta dapat
total atau parsial.
• 3 Penyebab Solusio Plasenta
• Trauma langsung Abdomen
• Hipertensi ibu hamil
• Umbilicus pendek atau lilitan tali pusat
• Janin terlalu aktiv sehingga plasenta dapat terlepas
• Tekanan pada vena kafa inferior
• Preeklamsia/eklamsia
• Tindakan Versi luar
• Nyeri punggung.
• Kontraksi yang berlangsung cepat.
• Perdarahan pada vagina.
• Rahim terasa sakit.
• Nyeri perut.
• Gerakan bayi dalam kandungan yang kurang aktif atau tidak seperti biasanya
•
Syok pendarahan
•
Gagal ginjal
•
Kelainan pembekakan darah
1. Operasi
2. Melahirkan dengan menekan plesenta
1. Bedrest total/ istirahat total
2. Memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil
3. Persiapan biaya.