• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022

N/A
N/A
Resty Kurnia Dewi

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

No.36/05/Th. XXV, 09 Mei 2022

„ Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen

„ Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan

Keadaan

Ketenagakerjaan

Indonesia Februari 2022

(2)

„

Jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta orang dibanding Februari 2021. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,98 persen poin.

„

Penduduk yang bekerja sebanyak 135,61 juta orang, naik sebanyak 4,55 juta orang dari Februari 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen poin).

Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Jasa Lainnya (0,51 persen poin).

„

Sebanyak 81,33 juta orang (59,97 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,35 persen poin dibanding Februari 2021.

„

Persentase setengah pengangguran turun 0,85 persen poin, sementara persentase pekerja paruh waktu turun sebesar 0,15 persen poin dibandingkan Februari 2021.

„

Jumlah pekerja komuter pada Februari 2022 sebanyak 7,07 juta orang, jumlah pekerja komuter terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

„

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen, turun sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.

„

Terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,96 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,55 juta orang), sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (9,44 juta orang).

A. Keadaan Ketenagakerjaan

(3)

1. Perubahan Penimbang

Penimbang adalah faktor pengali sampel suatu survei untuk menghasilkan estimasi populasi penduduk. Pada Februari 2020 dan Februari 2021 penghitungan indikator ketenagakerjaan masih menggunakan penimbang hasil proyeksi Survei Penduduk Antar Sensus 2015 (SUPAS 2015). Sementara untuk Februari 2022 penghitungan indikator ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil proyeksi penduduk interim yang merupakan proyeksi sementara hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020).

2. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja

Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Penduduk usia kerja pada Februari 2022 sebanyak 208,54 juta orang, naik sebanyak 3,18 juta orang jika dibanding Februari 2021. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu 144,01 juta orang, sisanya termasuk bukan angkatan kerja sebesar 64,53 juta orang.

Komposisi angkatan kerja pada Februari 2022 terdiri dari 135,61 juta orang penduduk yang bekerja dan 8,40 juta orang pengangguran. Apabila dibandingkan Februari 2021, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 4,20 juta orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 4,55 juta orang, sementara pengangguran turun sebanyak 0,35 juta orang.

Tabel 1 Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja, Februari 2020—Februari 2022

Status Keadaan Ketenagakerjaan

Februari

20201) Februari

20211) Februari

20222) Perubahan

Feb 2020—Feb 2021 Perubahan Feb 2021—Feb 2022

juta orang juta orang juta orang juta orang persen juta orang persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Penduduk Usia Kerja (PUK) 202,60 205,36 208,54 2,76 1,36 3,18 1,55

Angkatan Kerja 140,22 139,81 144,01 -0,41 -0,29 4,20 3,00

- Bekerja 133,29 131,06 135,61 -2,23 -1,67 4,55 3,47

- Pengangguran 6,93 8,75 8,40 1,82 26,26 -0,35 -4,00

Bukan Angkatan Kerja 62,38 65,55 64,53 3,17 5,08 -1,02 -1,56

persen persen persen persen poin persen poin Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 69,21 68,08 69,06 -1,13 0,98

- Laki-Laki 83,94 82,14 83,65 -1,80 1,51

- Perempuan 54,48 54,03 54,27 -0,45 0,24

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

(4)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibanding Februari 2021.

TPAK pada Februari 2022 sebesar 69,06 persen, naik 0,98 persen poin dibanding Februari 2021. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah.

Berdasarkan jenis kelamin, pada Februari 2022, TPAK laki-laki sebesar 83,65 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 54,27 persen. Dibandingkan Februari 2021, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 1,51 persen poin dan 0,24 persen poin.

3. Karakteristik Penduduk yang Bekerja

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.

Untuk melihat struktur penduduk bekerja, maka perlu diperhatikan karakteristiknya.

Karakteristik penduduk bekerja akan disajikan berdasarkan lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, jumlah jam kerja selama seminggu yang lalu, dan aktivitas komuter.

3.1. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja. Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2022, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 29,96 persen; Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 19,03 persen;

dan Industri Pengolahan sebesar 13,77 persen. Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Februari 2021.

Persentase lapangan pekerjaan utama yang mengalami peningkatan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen poin); Industri Pengolahan (0,17 persen poin);

dan Transportasi dan Pergudangan (0,16 persen poin). Sementara tiga lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan persentase terbesar adalah Jasa Lainnya (0,51 persen poin);

Perdagangan Besar dan Eceran (0,17 persen poin); dan Administrasi Pemerintahan (0,13 persen poin) (Lampiran 1).

(5)

Gambar 1 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2020—Februari 2022

0,26 0,32 0,35 0,72 1,36 1,01 1,37 1,66 4,08 4,13 4,67 5,33

6,09 6,80

14,04 18,58

29,23

D. Pengadaan Listrik dan Gas L. Real Estat E. Pengadaan Air J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan B. Pertambangan M, N. Jasa Perusahaan Q. Jasa Kesehatan O. Administrasi Pemerintahan H. Transportasi R,S,T,U. Jasa Lainnya P. Jasa Pendidikan F. Konstruksi I. Akomodasi dan Makan Minum C. Industri Pengolahan G. Perdagangan A. Pertanian

0,21 0,36 0,38 0,83 1,16 1,03 1,44 1,76 3,55

4,05 4,85 4,95 6,05

6,99 13,60

19,20 29,59

0,23 0,33 0,39 0,81 1,11 1,17 1,43 1,76 3,42

4,21 4,34 4,89 6,04

7,11 13,77

19,03 29,96

Februari 20211) Februari 20222)

Februari 20201)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

3.2. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Pada Februari 2022, penduduk bekerja paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 36,72 persen, sementara yang paling sedikit berstatus berusaha dibantu buruh tetap/dibayar yaitu sebesar 3,31 persen. Dibandingkan Februari 2021, status berusaha sendiri dan pekerja bebas pertanian mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,27 persen poin dan 0,24 persen poin. Status pekerjaan yang lain mengalami penurunan persentase dengan penurunan terbesar pada buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 0,30 persen poin (Lampiran 1).

Berdasarkan status pekerjaan utama, penduduk bekerja dapat dikategorikan menjadi kegiatan formal dan informal. Penduduk yang bekerja di kegiatan formal mencakup mereka dengan status berusaha dengan dibantu buruh tetap/dibayar dan buruh/karyawan/pegawai, sedangkan sisanya dikategorikan sebagai kegiatan informal (berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tak dibayar).

Pada Februari 2022, penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 81,33 juta orang (59,97 persen), sedangkan yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 54,28 juta orang (40,03 persen). Dibandingkan Februari 2021, persentase penduduk bekerja pada kegiatan informal mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen poin (Lampiran 1).

(6)

3.3. Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pada Februari 2022, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 39,10 persen. Sementara penduduk bekerja tamatan diploma I/II/III dan universitas sebesar 12,60 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Februari 2021.

Berusaha dibantu Buruh Tetap

3,68 3,74 4,42

13,06 16,59

18,83

39,68

Berusaha dibantu Buruh Tetap Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di Non Pertanian Pekerja Keluarga Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar

Berusaha Sendiri Buruh/Karyawan/Pegawai

3,36 3,82 5,11

14,63 16,49

19,57

37,02

3,31 4,06

5,10 14,54

16,43 19,84

36,72

KEGIATAN FORMAL/INFORMAL STATUSPEKERJAANUTAMA

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

40,03

59,97 40,38

59,62 43,36 56,64

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

Formal Informal Formal Informal Formal Informal

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Gambar 2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Kegiatan Formal/Informal, Februari 2020—Februari 2022

SD ke Bawah

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Diploma I/II/III

2,80 10,23

11,77 17,88 18,28

39,04

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 Diploma I/II/III

Universitas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas SD ke Bawah

2,74 10,18

12,33 18,54

18,80

37,41

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00

2,68 9,92

11,95 18,12

18,23

39,10

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 Februari 20211) Februari 20222)

Februari 20201)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Gambar 3 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2020—Februari 2022

(7)

Dibandingkan dengan Februari 2021, penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah mengalami peningkatan persentase sebesar 1,69 persen poin. Sementara penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan SMP, SMA, SMK, diploma I/II/III, dan universitas mengalami penurunan persentase, dengan penurunan terbesar pada pendidikan SMA, yakni sebesar 0,57 persen poin (Lampiran 1).

3.4. Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja

Sebagian besar penduduk bekerja sebagai pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu), dengan persentase sebesar 65,20 persen pada Februari 2022. Sementara 34,80 persen sisanya merupakan pekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam per minggu).

Pekerja tidak penuh dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu. Dibandingkan Februari 2021, pekerja tidak penuh mengalami penurunan sebesar 1,00 persen poin (Lampiran 1).

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Pekerja Paruh Waktu Setengah Pengangguran Pekerja Penuh

COPAS DARI LAMPIRAN DISINI Pekerja Paruh Waktu Pekerja Setengah Penganggur Pekerja Penuh

total

Hasil Peghitungan (Masih Raw) Pekerja Paruh Waktu Pekerja Setengah Penganggur Pekerja Penuh

total

FIX

Pekerja Paruh Waktu Pekerja Setengah Penganggur Pekerja tidak penuh

Pekerja Penuh

23,83 27,09 26,94

6,34 8,71 7,86

69,83 64,20 65,20

Februari 2020* Februari 2021* Februari 2022**

Pekerja Paruh Waktu Setengah Pengangguran Pekerja Penuh

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

Gambar 4 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja, Februari 2020—Februari 2022

3.4.1. Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin

Setengah pengangguran adalah mereka yang jam kerjanya di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam per minggu) dan masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan lain. Tingkat setengah pengangguran pada Februari 2022 adalah sebesar 7,86 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk bekerja terdapat sekitar delapan orang yang termasuk setengah pengangguran. Dibandingkan Februari 2021, tingkat setengah pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,85 persen poin (Lampiran 1).

Pada Februari 2022, tingkat setengah pengangguran laki-laki sebesar 8,22 persen, sedangkan tingkat setengah pengangguran perempuan sebesar 7,29 persen. Dibandingkan Februari 2021, tingkat setengah pengangguran laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing- masing sebesar 1,14 persen poin dan 0,46 persen poin.

(8)

6,69

9,36

8,22 5,81

7,75 7,29

6,34

8,71

7,86

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

Februari 2020* Februari 2021* Februari 2022**

Laki-Laki Perempuan Total

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

TPT Menurut Pendidikan

TPT Menurut Pendidikan

Gambar 5 Tren Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin (persen), Februari 2020–Februari 2022

3.4.2. Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin

Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Tingkat pekerja paruh waktu di Indonesia pada Februari 2022 sebesar 26,94 persen, artinya dari 100 orang penduduk bekerja terdapat sekitar 27 orang pekerja paruh waktu. Dibandingkan Februari 2021, tingkat pekerja paruh waktu mengalami penurunan sebesar 0,15 persen poin (Lampiran 1).

Pada Februari 2022, tingkat pekerja paruh waktu perempuan (37,10 persen) lebih tinggi dibanding pekerja paruh waktu laki-laki (20,36 persen). Dibandingkan Februari 2021, tingkat pekerja paruh waktu laki-laki mengalami penurunan sebesar 0,04 persen poin. Sementara tingkat pekerja paruh waktu perempuan tidak mengalami perubahan.

17,31 20,40 20,36

33,81 37,10 37,10

23,83

27,09 26,94

18,00 20,00 22,00 24,00 26,00 28,00

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00

Februari 2020* Februari 2021* Februari 2022**

Laki-Laki Perempuan Total

TPT Menurut Pendidikan

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Gambar 6 Tren Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin (persen), Februari 2020–Februari 2022

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

(9)

3.5. Penduduk Bekerja yang Beraktivitas Sebagai Komuter

Lokasi tempat kerja penduduk dapat berada di dalam atau luar kabupaten/kota tempat tinggalnya. Penduduk yang melakukan kegiatan bekerja di luar kabupaten/kota tempat tinggal dan secara rutin pergi dan pulang ke tempat tinggalnya pada hari yang sama disebut sebagai pekerja komuter. Pekerja komuter pada Februari 2022 berjumlah sebanyak 7,07 juta orang atau sekitar 5,22 persen dari keseluruhan penduduk yang bekerja. Jumlah pekerja komuter terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

9,03

8,01

7,07

Februari 2020 Februari 2021 Februari 2022

5,22

94,78

Komuter Nonkomuter Persentase Penduduk Bekerja

Menurut Status Komuter, Februari 20222) Jumlah Pekerja Komuter (juta orang), Februari 2020 Februari 2022

1) 1) 2)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Pada Februari 2022, jumlah pekerja komuter paling banyak berada di Pulau Jawa (73,34 persen), diikuti Pulau Bali-Nusa Tenggara (13,20 persen). Selama tiga tahun terakhir, perkembangan pekerja komuter menurut pulau bervariasi. Proporsi pekerja komuter terhadap penduduk bekerja di Pulau Jawa dan Bali-Nusa Tenggara memiliki pola yang sama dengan pola nasional, sedangkan proporsi pekerja komuter terhadap penduduk bekerja di Pulau Kalimantan dan Sulawesi memiliki pola yang berlawanan. Proporsi pekerja komuter terhadap penduduk bekerja di Pulau Sumatera dan Maluku-Papua memiliki pola tersendiri, yaitu meningkat pada Februari 2021 lalu menurun pada Februari 2022. Kontribusi jumlah pekerja komuter di Pulau Jawa terhadap jumlah pekerja komuter nasional sangat tinggi. Oleh karena itu, penurunan jumlah pekerja komuter di Pulau Jawa juga akan memengaruhi jumlah pekerja komuter nasional.

Gambar 7 Penduduk Bekerja dan Pekerja Komuter, Februari 2020—Februari 2022

13,20

73,34

4,81 3,54 4,76 0,35

Sebaran Pekerja Komuter menurut Pulau (%), Februari 2022

Sumatera Jawa Bali-Nusa Tenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku-Papua

0,56

3,52 3,05

4,27

6,78 3,23

1,06

3,51 2,85

4,66

7,95 4,15

0,94

3,28 2,73

5,19

9,18 3,92

Maluku- Papua Sulawesi Kalimantan Bali-Nusa Tenggara Jawa Sumatera

Proporsi Pekerja Komuter terhadap Penduduk Bekerja Menurut Pulau (%), Februari 2020—Februari 2022

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

2)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Gambar 8 Pekerja Komuter Menurut Pulau, Februari 2020—Februari 2022

(10)

Pada Februari 2022, pekerja komuter didominasi oleh pekerja laki-laki sebesar 72,14 persen.

Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pekerja komuter lulusan SMA, SMK, dan universitas memiliki persentase lebih dari dua puluh persen. Menurut jenis kegiatan formal/informal, pekerja komuter didominasi oleh penduduk yang bekerja pada kegiatan formal.

Untuk mendukung mobilitas dari/ke tempat kerja, terdapat beberapa moda transportasi yang digunakan oleh pekerja komuter, yaitu transportasi pribadi/dinas, transportasi umum, transportasi online, transportasi bersama, dan jalan kaki/tidak menggunakan kendaraan.

Selama tiga tahun terakhir, penggunaan transportasi pribadi/dinas terus meningkat. Sedangkan penggunaan transportasi umum menunjukkan tren yang menurun.

Tabel 2 Karakteristik Pekerja Komuter, Februari 2020—Februari 2022

Karakteristik Pekerja Komuter

Februari

20201) Februari

20211) Februari

20222) Perubahan

Feb 2020—Feb 2021 Perubahan Feb 2021—Feb 2022

persen persen persen persen poin persen poin

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pekerja Komuter Menurut Jenis Kelamin

- Laki-laki 69,18 70,95 72,14 1,77 1,19

- Perempuan 30,82 29,05 27,86 -1,77 -1,19

Pekerja Komuter Menurut Tingkat Pendidikan

- SD ke Bawah 11,75 11,69 11,12 -0,06 -0,57

- Sekolah Menengah Pertama 12,00 12,33 11,47 0,33 -0,86

- Sekolah Menengah Atas 22,81 23,43 24,92 0,62 1,49

- Sekolah Menengah Kejuruan 22,16 22,52 22,66 0,36 0,14

- Diploma I/II/III 6,95 7,04 6,71 0,09 -0,33

- Universitas 24,33 22,99 23,12 -1,34 0,13

Pekerja Komuter Menurut Kegiatan Formal/Informal

- Formal 83,05 80,94 82,28 -2,11 1,34

- Informal 16,95 19,06 17,72 2,11 -1,34

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

(11)

4. Karakteristik Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. TPT hasil Sakernas Februari 2022 sebesar 5,83 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur. Pada Februari 2022, TPT mengalami penurunan sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.

Tabel 3 Karakteristik Pengangguran, Februari 2020—Februari 2022

Karakteristik Pengangguran

Februari

20201) Februari

20211) Februari

20222) Perubahan

Feb 2020—Feb 2021 Perubahan Feb 2021—Feb 2022

persen persen persen persen poin persen poin

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) 4,94 6,26 5,83 1,32 -0,43

TPT Menurut Jenis Kelamin

- Laki-laki 5,13 6,81 6,31 1,68 -0,50

- Perempuan 4,65 5,41 5,09 0,76 -0,32

TPT Menurut Daerah Tempat Tinggal

- Perkotaan 6,12 8,00 7,61 1,88 -0,39

- Perdesaan 3,49 4,11 3,72 0,62 -0,39

TPT Menurut Kelompok Umur

- 15–24 tahun 16,31 18,03 17,08 1,72 -0,95

- 25–59 tahun 3,14 4,57 4,29 1,43 -0,28

- 60 tahun ke atas 1,07 1,29 1,22 0,22 -0,07

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015 Moda Transportasi Februari 2020 Februari 2021 Februari 2022

Transportasi pribadi/dinas 83,69 89,97 92,00

Transportasi umum 11,45 8,74 7,15

Lainnya 4,86 1,29 0,85

100 100 100

83,69

11,45

4,86 89,97

8,74 1,29

92,00

7,15 0,85

Transportasi pribadi/dinas Transportasi umum Lainnya

Februari 2020 Februari 2021 Februari 2022

3)

Februari 20201) Februari 20211) Februari 20222)

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

3) Termasuk transportasi bersama, transportasi online, dan jalan kaki/tidak menggunakan kendaraan

Gambar 9 Persentase Pekerja Komuter Menurut Moda Transportasi yang Digunakan, Februari 2020-Februari 2022

(12)

Pada Februari 2022, TPT laki-laki sebesar 6,31 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 5,09 persen. TPT laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,50 persen poin dan 0,32 persen poin jika dibandingkan Februari 2021.

Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,61 persen) lebih tinggi hampir dua kali TPT di daerah perdesaan (3,72 persen). TPT menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama dengan TPT nasional yaitu turun dibandingkan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,39 persen poin.

Pada Februari 2022, TPT penduduk kelompok umur muda (15—24 tahun) merupakan TPT tertinggi yaitu mencapai 17,08 persen. Sementara itu, TPT penduduk kelompok umur tua (60 tahun ke atas) merupakan yang paling rendah, yaitu sebesar 1,22 persen. Pola TPT menurut kelompok umur tersebut juga sama dengan periode sebelumnya (Tabel 3). Dibandingkan Februari 2021, semua kelompok umur mengalami penurunan TPT, dengan penurunan TPT terbesar pada kelompok umur 15–24 tahun ke atas (0,95 persen poin).

Apabila dilihat berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, TPT pada Februari 2022 mempunyai pola yang hampir sama dengan Februari 2021. Pada Februari 2022, TPT dari tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 10,38 persen.

Sementara TPT yang paling rendah adalah pada pendidikan sekolah dasar (SD) ke bawah, yaitu sebesar 3,09 persen. Dibandingkan Februari 2021, penurunan TPT terjadi pada semua kategori pendidikan, dengan penurunan terbesar pada kategori pendidikan SMK yaitu sebesar 1,07 persen poin.

SMPSMA SMK

2,60

4,99

6,69

8,42

6,69

5,70 3,13

5,87

8,55

11,45

6,61 6,97

3,09

5,61

8,35

10,38

6,09 6,17

SD ke bawah SMP SMA SMK Diploma I/II/III Universitas

Februari 2020*Februari 20201) Februari 2021*Februari 20211) Februari 2022**Februari 20222) Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Gambar 10 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), Februari 2020—Februari 2022

(13)

Keterangan:

1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

3) Pengangguran karena COVID-19 adalah penganggur yang pernah berhenti bekerja karena COVID-19 sejak Februari 2020

4) Bukan angkatan kerja (BAK) karena COVID-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja dan pernah berhenti bekerja karena COVID-19 sejak Februari 2020

5) Sementara tidak bekerja karena COVID-19 adalah penduduk bekerja namun karena COVID-19 menjadi sementara tidak bekerja

Tabel 4 Dampak COVID-19 terhadap Penduduk Usia Kerja, Februari 2021—Februari 2022

Komponen

Februari

20211) Februari

20222) Perubahan

Feb 2021—Feb 2022 juta orang juta orang juta orang persen

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengangguran3) karena COVID-19 1,62 0,96 -0,66 -40,74

2. Bukan Angkatan Kerja (BAK)4) karena COVID-19 0,65 0,55 -0,10 -15,38 3. Sementara Tidak Bekerja5) karena COVID-19 1,11 0,58 -0,53 -47,75 4. Penduduk Bekerja Mengalami Pengurangan

Jam Kerja karena COVID-19 15,72 9,44 -6,28 -39,95

Total PUK Terdampak COVID-19 19,10 11,53 -7,57 -39,63

Penduduk Usia Kerja (PUK) 205,36 208,54 3,18 1,55

persen persen persen poin

Persentase PUK Terdampak COVID-19 Terhadap

PUK 9,30 5,53 -3,77

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 pada Februari 2022 sebanyak 11,53 juta orang, mengalami penurunan sebanyak 7,57 juta orang atau sebesar 39,63 persen dibandingkan dengan Februari 2021. Apabila dilihat dari komponen dampak COVID-19 terhadap penduduk usia kerja, sebanyak 0,96 juta orang merupakan pengangguran karena COVID-19; 0,55 juta orang bukan angkatan kerja (BAK) karena COVID-19; 0,58 juta orang sementara tidak bekerja karena COVID-19; dan 9,44 juta orang penduduk bekerja mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19.

5. Pandemi COVID-19 dan Ketenagakerjaan di Indonesia

Berdasarkan hasil Sakernas Februari 2022, penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu: (1) pengangguran karena COVID-19; (2) bukan angkatan kerja (BAK) karena COVID-19; (3) sementara tidak bekerja karena COVID-19; dan (4) penduduk bekerja mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19. Kondisi (1) dan (2) merupakan dampak pandemi COVID-19 pada mereka yang berhenti bekerja, sedangkan kondisi (3) dan (4) merupakan dampak pandemi COVID-19 yang dirasakan oleh mereka yang masih bekerja.

(14)

Lampiran 1 Karakteristik Penduduk Bekerja, Februari 2020—Februari 2022

Karakteristik Penduduk Bekerja

Februari

20201) Februari

20211) Februari

20222) Perubahan

Feb 2020—Feb 2021 Perubahan Feb 2021—Feb 2022 juta

orang persen

(%) juta

orang persen

(%) juta

orang persen

(%) juta

orang persen

poin3) juta

orang persen poin3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Lapangan Pekerjaan Utama A. Pertanian, Kehutanan,

Perikanan 38,96 29,23 38,78 29,59 40,64 29,96 -0,18 0,36 1,86 0,37

B. Pertambangan dan Penggalian 1,34 1,01 1,35 1,03 1,59 1,17 0,01 0,02 0,24 0,14

C. Industri Pengolahan 18,71 14,04 17,82 13,60 18,67 13,77 -0,89 -0,44 0,85 0,17

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,34 0,26 0,27 0,21 0,31 0,23 -0,07 -0,05 0,04 0,02

E. Pengadaan Air 0,46 0,35 0,50 0,38 0,53 0,39 0,04 0,03 0,03 0,01

F. Konstruksi 8,12 6,09 7,93 6,05 8,19 6,04 -0,19 -0,04 0,26 -0,01

G. Perdagangan Besar dan Eceran 24,77 18,58 25,16 19,20 25,80 19,03 0,39 0,62 0,64 -0,17

H. Transportasi dan Pergudangan 5,51 4,13 5,31 4,05 5,71 4,21 -0,20 -0,08 0,40 0,16

I. Akomodasi dan Makan Minum 9,06 6,80 9,17 6,99 9,64 7,11 0,11 0,19 0,47 0,12

J. Informasi dan Komunikasi 0,96 0,72 1,08 0,83 1,10 0,81 0,12 0,11 0,02 -0,02

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,82 1,36 1,51 1,16 1,51 1,11 -0,31 -0,20 0,00 -0,05

L. Real Estat 0,43 0,32 0,47 0,36 0,45 0,33 0,04 0,04 -0,02 -0,03

M, N. Jasa Perusahaan 1,82 1,37 1,89 1,44 1,94 1,43 0,07 0,07 0,05 -0,01

O. Administrasi Pemerintahan 5,44 4,08 4,66 3,55 4,63 3,42 -0,78 -0,53 -0,03 -0,13

P. Jasa Pendidikan 7,11 5,33 6,49 4,95 6,63 4,89 -0,62 -0,38 0,14 -0,06

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 2,22 1,66 2,31 1,76 2,38 1,76 0,09 0,10 0,07 0,00

R,S,T,U. Jasa Lainnya 6,22 4,67 6,36 4,85 5,89 4,34 0,14 0,18 -0,47 -0,51

Jumlah 133,29 100,00 131,06 100,00 135,61 100,00 -2,23 4,55

Status Pekerjaan Utama

Berusaha sendiri 25,10 18,83 25,65 19,57 26,91 19,84 0,55 0,74 1,26 0,27

Berusaha dibantu buruh tidak

tetap 22,12 16,59 21,61 16,49 22,28 16,43 -0,51 -0,10 0,67 -0,06

Berusaha dibantu buruh tetap 4,91 3,68 4,40 3,36 4,48 3,31 -0,51 -0,32 0,08 -0,05

Buruh/karyawan/pegawai 52,88 39,68 48,52 37,02 49,80 36,72 -4,36 -2,66 1,28 -0,30

Pekerja bebas di pertanian 4,98 3,74 5,00 3,82 5,51 4,06 0,02 0,08 0,51 0,24

Pekerja bebas di nonpertanian 5,89 4,42 6,70 5,11 6,92 5,10 0,81 0,69 0,22 -0,01

Pekerja keluarga/tak dibayar 17,41 13,06 19,18 14,63 19,71 14,54 1,77 1,57 0,53 -0,09

Jumlah 133,29 100,00 131,06 100,00 135,61 100,00 -2,23 4,55

Status Pekerjaan Formal/Informal

Formal 57,79 43,36 52,92 40,38 54,28 40,03 -4,87 -2,98 1,36 -0,35

Informal 75,50 56,64 78,14 59,62 81,33 59,97 2,64 2,98 3,19 0,35

Jumlah 133,29 100,00 131,06 100,00 135,61 100,00 -2,23 4,55

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

SD ke Bawah 52,03 39,04 49,03 37,41 53,03 39,10 -3,00 -1,63 4,00 1,69

Sekolah Menengah Pertama 23,83 17,88 24,30 18,54 24,57 18,12 0,47 0,66 0,27 -0,42

Sekolah Menengah Atas 24,37 18,28 24,64 18,80 24,72 18,23 0,27 0,52 0,08 -0,57

Sekolah Menengah Kejuruan 15,69 11,77 16,16 12,33 16,20 11,95 0,47 0,56 0,04 -0,38

Diploma I/II/III 3,73 2,80 3,59 2,74 3,63 2,68 -0,14 -0,06 0,04 -0,06

Universitas 13,64 10,23 13,34 10,18 13,46 9,92 -0,30 -0,05 0,12 -0,26

Jumlah 133,29 100,00 131,06 100,00 135,61 100,00 -2,23 4,55

Pekerja Penuh/Tidak Penuh

Pekerja Penuh (≥ 35 jam4)) 93,08 69,83 84,14 64,20 88,42 65,20 -8,94 -5,63 4,28 1,00

Pekerja Tidak Penuh (1–34 jam) 40,21 30,17 46,92 35,80 47,19 34,80 6,71 5,63 0,27 -1,00

- Setengah Pengangguran 8,45 6,34 11,42 8,71 10,65 7,86 2,97 2,37 -0,77 -0,85

- Pekerja Paruh Waktu 31,76 23,83 35,50 27,09 36,54 26,94 3,74 3,26 1,04 -0,15

Jumlah 133,29 100,00 131,06 100,00 135,61 100,00 -2,23 4,55

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

3) Persen poin adalah perubahan persentase distribusi

4) Termasuk sementara tidak bekerja

Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2020, Februari 2021, dan Februari 2022

(15)

Lampiran 2 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi, Februari 2020—Februari 2022

Provinsi Februari

20201) Februari

20211) Februari 20222)

Perubahan Perubahan

Feb 2020—Feb 2021 Feb 2021—Feb 2022

persen persen persen persen poin persen poin

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 5,40 6,30 5,97 0,90 -0,33

Sumatera Utara 4,71 6,01 5,47 1,30 -0,54

Sumatera Barat 5,25 6,67 6,17 1,42 -0,50

Riau 4,92 4,96 4,40 0,04 -0,56

Jambi 4,26 4,76 4,70 0,50 -0,06

Sumatera Selatan 3,90 5,17 4,74 1,27 -0,43

Bengkulu 3,08 3,72 3,39 0,64 -0,33

Lampung 4,26 4,54 4,31 0,28 -0,23

Kepulauan Bangka Belitung 3,35 5,04 4,18 1,69 -0,86

Kepulauan Riau 5,98 10,12 8,02 4,14 -2,10

DKI Jakarta 5,15 8,51 8,00 3,36 -0,51

Jawa Barat 7,71 8,92 8,35 1,21 -0,57

Jawa Tengah 4,20 5,96 5,75 1,76 -0,21

D.I. Yogyakarta 3,38 4,28 3,73 0,90 -0,55

Jawa Timur 3,60 5,17 4,81 1,57 -0,36

Banten 7,99 9,01 8,53 1,02 -0,48

Bali 1,25 5,42 4,84 4,17 -0,58

Nusa Tenggara Barat 3,04 3,97 3,92 0,93 -0,05

Nusa Tenggara Timur 2,64 3,38 3,30 0,74 -0,08

Kalimantan Barat 4,47 5,73 4,86 1,26 -0,87

Kalimantan Tengah 3,33 4,25 4,20 0,92 -0,05

Kalimantan Selatan 3,67 4,33 4,20 0,66 -0,13

Kalimantan Timur 6,72 6,81 6,77 0,09 -0,04

Kalimantan Utara 5,71 4,67 4,62 -1,04 -0,05

Sulawesi Utara 5,34 7,28 6,51 1,94 -0,77

Sulawesi Tengah 2,93 3,73 3,67 0,80 -0,06

Sulawesi Selatan 5,70 5,79 5,75 0,09 -0,04

Sulawesi Tenggara 3,10 4,22 3,86 1,12 -0,36

Gorontalo 3,29 3,41 3,25 0,12 -0,16

Sulawesi Barat 2,39 3,28 3,11 0,89 -0,17

Maluku 6,71 6,73 6,44 0,02 -0,29

Maluku Utara 4,09 5,06 4,98 0,97 -0,08

Papua Barat 6,78 6,18 5,78 -0,60 -0,40

Papua 3,42 3,77 3,60 0,35 -0,17

Indonesia 4,94 6,26 5,83 1,32 -0,43

Keterangan: 1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015

2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2020, Februari 2021, dan Februari 2022

(16)

Berita Resmi Statistik No. 36/05/Th. XXV, 9 Mei 2022

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA FEBRUARI 2022

Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal (persen), Februari 2020–Februari 2022

Februari 20222) Februari 20211)

Februari 20201) 4,94

6,26 5,83

TPT turun 0,43 persen poin dibanding Februari 2021

5,13 4,65 6,12

3,49

6,81 5,41

8,00

4,11

6,31 5,09

7,61

3,72

Pengangguran karena COVID-19

Bukan angkatan kerja (BAK) karena COVID-19

Sementara tidak bekerja karena COVID-19

Penduduk bekerja mengalami

pengurangan jam kerja karena COVID-19

Juta Orang0,96

Juta Orang0,55

Juta Orang0,58

Juta Orang9,44

Keterangan:

1) Pengangguran karena COVID-19 adalah penganggur yang pernah berhenti bekerja karena COVID-19 sejak Februari 2) Bukan angkatan kerja 2020

(BAK) karena COVID-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja dan pernah berhenti bekerja karena COVID-19 sejak Februari 2020 3) Sementara tidak bekerja

karena COVID-19 adalah penduduk bekerja namun karena COVID-19 menjadi sementara tidak bekerja

5,53 %

Dari total 208,54 juta orang

penduduk usia kerja, persentase penduduk yang terdampak Covid-19 sebesar

5,53 persen

11,53

Juta Orang

Keterangan:

1) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015 2) Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim

Penduduk Usia Kerja (PUK)

208,54 juta orang

Gambar 11 Infografis Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022

(17)

„

Rata-rata upah buruh pada Februari 2022 sebesar 2,89 juta rupiah.

„

Rata-rata upah buruh dari Februari 2021 ke Februari 2022 naik 1,12 persen dari 2,86 juta rupiah menjadi 2,89 juta rupiah.

„

Rata-rata upah buruh laki-laki sebesar 3,14 juta rupiah dan rata-rata upah buruh perempuan sebesar 2,43 juta rupiah.

„

Rata-rata upah buruh tertinggi berada di kategori Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar 4,86 juta rupiah, sedangkan terendah berada di kategori Jasa Lainnya yaitu sebesar 1,73 juta rupiah.

„

Terdapat 10 dari 17 kategori lapangan pekerjaan dengan rata-rata upah buruh lebih tinggi daripada rata-rata upah buruh nasional.

„

Rata-rata upah buruh berpendidikan universitas sebesar 4,37 juta rupiah, sedangkan rata-rata upah buruh berpendidikan SD ke bawah sebesar 1,81 juta rupiah.

„

Menurut kelompok umur, rata-rata upah buruh tertinggi sebesar 3,70 juta rupiah pada kelompok umur 50–54 tahun, sedangkan terendah sebesar 1,66 juta rupiah pada kelompok umur 15–19 tahun.

B. Rata-Rata Upah Buruh

(18)

1. Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin

Rata-rata upah/gaji buruh/karyawan/pegawai sebulan yang lalu yang selanjutnya disebut sebagai upah buruh, berdasarkan hasil Sakernas Februari 2022 sebesar 2,89 juta rupiah.

Upah buruh laki-laki sebesar 3,14 juta rupiah dan upah buruh perempuan sebesar 2,43 juta rupiah. Buruh pada kategori Informasi dan Komunikasi menerima upah tertinggi sebesar 4,86 juta rupiah, sedangkan buruh pada kategori Jasa Lainnya menerima upah terendah sebesar 1,73 juta rupiah.

Gambar 12 Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin (juta rupiah), Februari 2022

Upah buruh : imbalan dalam bentuk uang dan atau barang yang dibayarkan sesuai kesepakatan kepada seorang buruh/karyawan/pegawai yang bekerja pada orang lain/

perusahaan secara tetap.

*

1,40 1,33

1,79 2,14

2,20 2,80 2,36

5,47 3,30

4,48 3,51

3,38

4,24 4,57

5,63 4,40

5,49 2,43

2,25 2,09

2,39 2,71

3,04 2,71

3,14 2,92

3,51 3,35

3,51 4,18 4,19

4,32 4,47

4,84 4,63 3,14

1,73 1,94

2,12 2,52

2,52 2,72

2,85 2,99

3,37 3,41

3,51 3,96

4,20 4,33

4,61 4,68

4,86 2,89

R,S,T,U. Jasa Lainnya A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan I. Akomodasi dan Makan Minum G. Perdagangan Besar dan Eceran P. Jasa Pendidikan E. Pengadaan Air C. Industri Pengolahan F. Konstruksi Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

H. Transportasi dan Pergudangan M, N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan L. Real Estat B. Pertambangan dan Penggalian D. Pengadaan Listrik dan Gas K. Jasa Keuangan dan Asuransi J. Informasi dan Komunikasi Rata-rata Upah Buruh

Laki-laki+Perempuan Laki-Laki Perempuan Rata-rata Upah Buruh

Rata-rata Upah Buruh = 2,89

(19)

Buruh yang bekerja pada sepuluh dari tujuh belas kategori lapangan pekerjaan utama menerima upah lebih tinggi daripada rata-rata upah buruh nasional. Upah buruh tersebut secara berurutan pada masing-masing kategori sebagai berikut: Informasi dan Komunikasi sebesar 4,86 juta rupiah; Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,68 juta rupiah; Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 4,61 juta rupiah; Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,33 juta rupiah;

Real Estat sebesar 4,20 juta rupiah; Administrasi Pemerintahan sebesar 3,96 juta rupiah; Jasa Perusahaan sebesar 3,51 juta rupiah; Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,41 juta rupiah;

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 3,37 juta rupiah; dan Konstruksi sebesar 2,99 juta rupiah. Sementara buruh yang bekerja pada tujuh kategori lapangan pekerjaan utama lainnya menerima upah di bawah rata-rata upah buruh nasional, sebagaimana terlihat pada Gambar 12.

Variasi upah buruh juga terlihat menurut karakteristik jenis kelamin dan kategori lapangan pekerjaan. Upah buruh laki-laki tertinggi terdapat pada kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,84 juta rupiah, sedangkan upah buruh perempuan tertinggi terdapat pada kategori Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,63 juta rupiah. Buruh laki-laki pada kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memperoleh upah terendah sebesar 2,09 juta rupiah, begitu pula upah buruh perempuan terendah terdapat pada kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,33 juta rupiah.

Secara umum, upah buruh laki-laki lebih tinggi dibandingkan upah buruh perempuan. Namun, terdapat tujuh kategori lapangan pekerjaan di mana upah buruh perempuan lebih tinggi dibandingkan upah buruh laki-laki, yaitu pada kategori Informasi dan Komunikasi; Pengadaan Listrik dan Gas; Pertambangan dan Penggalian; Real Estat; Transportasi dan Pergudangan;

Konstruksi; serta Pengadaan Air.

2. Rata-Rata Upah Buruh Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin

Hasil Sakernas Februari 2022 menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan, upah buruh yang diperoleh juga meningkat. Buruh berpendidikan universitas menerima upah sebesar 4,37 juta rupiah, sedangkan buruh berpendidikan SD ke bawah menerima upah sebesar 1,81 juta rupiah. Hal ini dapat juga berarti bahwa buruh berpendidikan universitas menerima upah 2,4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan buruh berpendidikan SD ke bawah.

Jika dilihat menurut pendidikan dan jenis kelamin, terdapat perbedaan upah antara buruh laki-laki dan perempuan. Upah buruh laki-laki selalu lebih tinggi daripada perempuan di setiap jenjang pendidikan yang ditamatkan. Pada buruh berpendidikan SD ke bawah, upah buruh laki-laki sebesar 2,07 juta rupiah, sedangkan upah buruh perempuan sebesar 1,25 juta rupiah.

Pada buruh berpendidikan universitas, upah buruh laki-laki sebesar 5,17 juta rupiah, sedangkan upah buruh perempuan sebesar 3,56 juta rupiah. Selisih upah terbesar antara buruh laki-laki dan perempuan menurut jenjang pendidikan terdapat pada buruh berpendidikan universitas, yaitu sebesar 1,61 juta rupiah.

Gambar

Tabel 1  Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja, Februari 2020—Februari 2022
Gambar 1  Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,        Februari 2020—Februari 2022
Gambar 2  Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Kegiatan  Formal/Informal, Februari 2020—Februari 2022
Gambar 3  Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,  Februari 2020—Februari 2022
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi makro ketenagakerjaan Lampung pada semester awal (Februari - Agustus 2015) menunjukan jumlah angkatan kerja berkurang dari 4.060,7 ribu orang menjadi

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat pada bulan Februari 2015 ditandai dengan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja dan jumah

Kondisi ketenagakerjaan di Riau tahun 2011-2015 mengalami fluktuatif seperti meningkatnya jumlah angkatan kerja mencapai 16,15% dan meningkatnya jumlah pengangguran

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84 PERSEN  Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2016 mencapai 999,9 ribu orang, bertambah sebanyak 24,7 ribu orang atau

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2016 mencapai 3,66 persen, kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2015 (5,69 persen)

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Dekonsentrasi Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran

Neraca dan laporan rugi laba PT. Pancur Kalawar untuk periode Februari 2022 hingga Juli

Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2024 sebesar 4,82