“Ada Cerita Dibalik Langit Leworeng”
(KKN Reguler UIN Alauddin Makassar Angkatan 74)
Editor:
Dr. Hj. Asiqah Usman, Lc., M.Th.I.
Dr. H. Andi Muhammad Akmal, S.Ag., M.H.I.
Mu’arif Bachtiar (60200120034) Ummi Kalsum (604001200033) Putri Kanzah A.S. (50400120038) A.M.Fauzi Rahmad (102001200149) Nun Mutmainnah (4020012008) Ummul Husna (50900120007) Imam Hanafi (20100120011) ST. Sakina M. (10400120003) A. Syahrul R.R. (90500120112)
LEMBAR PENGESAHAN
Buku laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) pengabdian pada masyarakat oleh mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-74 di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang berjudul “Ada Cerita Dibalik Langit Leworeng”
telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :
Dosen Pembimbing, BP-KKN UIN Alauddin
Dr. Hj. Sitti Asiqah Usman Ali, Lc., M.Th.I NIP. 19740116 200003 2 003
Dr. H. Andi Muhammad Akmal, S.Ag., M.H.I.
NIP. 19760706 200212 1 006
Mengetahui:
Kepala PPM UIN Alauddin
Dr. H. M. Saleh Ridwan, M.Ag.
NIP. 19640601 199303 1 023
SAMBUTAN REKTOR UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan agenda rutin dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar dibawah bimbingan dosen pembimbing KKN yang di dampingi oleh badan pelaksanaan KKN.
Pelaksanaanya melibatkan seluruh mahsiswa dari berbagai fakultas dan jurusan dengan asumsi bahwa pelaksanaan KKN ini dalam melakukan program kerjanya dilakukan dengan multi disipliner approach, sehingga program kerja KKN bisa dilaksanakan dalam berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa yang ditempatkan di posko-posko KKN.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tentu diharapkan mampu mendekatkan teori-teori ilmu pengetahuan yng diperoleh di bangku kuliah dengan berbagai problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian ini, pihak Universitas memberikan tugas pokok kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), khususnya pada pusat pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Dalam pelaksanaanya, Rektor UIN Alauddin Makassar berharap agar pelaksanaan KKN bisa berjalan lancar dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmiahan dalam arti bahwa program yang dilakukan di lokasi KKN adalah program yang diangkat dari sebuah analisis ilmiah (hasil survey) dan dilaksanakan dengan langkah-langkah ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Atas nama pimpinan UIN Alauddin Makassar, Rektor menghanturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada ketua LP2M saudara Prof. Dr. Muhammad Ramli, M.Si terkhusus kepada kepala PPM saudara Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag. atas inisiatifnya untuk mempublikasikan dan mengabdikan karya-karya KKN dalam bentuk sebuah buku, sehingga proses dan hasil pelaksanaan KKN akan menjadi referensi pengabdian pada masa-masa yang akan datang.
Makassar, 2024 Rektor UIN Alauddin Makassar
Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., P.hD.
NIP. 19701231 199603 1 005
SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Dalam hal ini pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, KKN merupakan wadah pengabdian yang diharapkan memberikan bekal dan peluang kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan di kampus.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebelum memperoleh gelar sarjana dalam bidang disiplin ilmu masing-masing.
Pelaksanaan KKN harus dirancang, dilaksanakandan terlaporkan secara ilmiah sehingga dapat terukur pencapaiannya. Pada kerangka ini, LP2M UIN Alauddin Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan pelaksanaan KKN ini.
LP2M UIN Alauddin Makassar menginisiasi untuk mempublikasikan rancangan, pelaksanaan dan pelaporan KKN dengan melakukan analisis ilmiah terhadap setiap program- program kerja KKN yang dilakukan selama ber-KKN. Hal ini dilakukan agar segala capaian pelaksanaan KKN dapat terlaporkan dengan baik dan dapat terukur pencapaiannya, sehingga KKN yang merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswa dapat dilakukan secara sistematis dari masa ke masa.
Upaya pengabadian KKN yang dihasilkan dalam bentuk publikasi (laporan KKN), tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN. Ketua LP2M, menghanturkan penghargaan dan terima kasih kepada kepala pusat pengabdian kepada Masyarakat (PPM), yang telah mengawal upaya publikasi laporan pelaksanaan KKN, serta apresiasi tinggi atas upaya yang tak kenal lelah untuk melakukan inovasi di PPM, baik secara internal, maupun terbangunnya jaringan antar PPM sesama PTKIN.
Makassar, 2024 Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar
Dr. Rosmini Amin, S.Ag., M.Th.I.,
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN Alauddin Makassar senantiasa berusaha melakukan terobosan dan langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan kegiatankegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semakin baik dan inovatif. Upaya ini adalah wujud tanggung jawab pengabdian terhadap masyarakat dan UIN Alauddin Makassar, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat bisa semakin mendekatkan pihak civitas akademika UIN Alauddin dengan masyarakat dan mewujudkan keterlibatan langsung dalam pembangunan masyarakat.
Upaya membukukan dan publikasi laporan pelaksanaan KKN ini merupakan inovasi yang telah dilakukan oleh PPM UIN Alauddin sebagai upaya memudahkan kepada semua pihak untuk dapat mengakses hasilhasil pengabdian yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di bawah bimbingan dosen pembimbing. Dengan adanya publikasi ini, program-program KKN dapat diukur capaiannya dan jika suatu saat nanti lokasi yang yang ditempati ber-KKN itu kembali ditempati oleh mahasiswa angkatan berikutnya, maka akan mudah untuk menganalisis capaian yang telah ada untuk selanjutnya dibuatkan program-program yang berkesinambungan.
Publikasi laporan KKN ini diinspirasi dari hasil ‘kunjungan pendalaman’ ke beberapa PTKIN (Jakarta, Bandung, dan Cirebon) serta bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dan bimbingan Bapak Rektor, Ketua dan Sekretaris LP2M, serta seluruh staf LP2M. Terkhusus kepada seluruh dosen pembimbing dan anggota Badan Pelaksana KKN UIN Alauddin Makassar saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, berkat ketekunan dan kerjasamanya sehingga program publikasi laporan KKN ini bisa terlaksana.
Makassar, 2024 Kepala PPM UIN Alauddin Makassar
Dr. H. M. Saleh Ridwan, M. Ag.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah swt. atas berkat, rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Buku Laporan KKN UIN Alauddin angkatan 74 Desa Leworeng, Kecamatan Donri- Donri, Kabupaten Soppeng dapat dituntaskan oleh penulis. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw, kepada para keluarga serta sahabatnya yang senantiasa menjadi suri teladan kepada kita sebagai umat-Nya.
Buku ini adalah laporan akhir KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 74 Tahun 2024 di Desa Leworeng sebagai bentuk laporan pertanggung jawaban. Akan tetapi, kami menyadari bahwa buku laporan akhir KKN ini tentu tidak bisa terwujud tanpa partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis akan menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
2. Dr. Rosmini Amin, M.Th.I., selaku Ketua Lembaga Penelitian Dan Pegabdian Kepada Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan peluang untuk melaksanakan KKN di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
3. Dr. H. M. Saleh Ridwan, M.Ag., selaku Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan pembekalan dan membantu dalam proses penyelesaian KKN di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
4. Dr. Hj. Sitti Asiqah Usman Ali, Lc., M.Th.I., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dan tetap sabar meski kadang direpotkan dengan berbagai masalah yang dihadapi di lokasi KKN.
5. Dr. H. Andi Muhammad Akmal, S.Ag. M.H.I selaku BP KKN yang juga telah ikut membimbing kami dengan sabar selama di lokasi KKN.
6. Kepala Desa Leworeng Rusdi, S.Sos, beserta seluruh RT, Ketua BPD, Para Kader, imam dusun dan Imam Masjid di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang telah bersedia meluangkan waktu membantu kami dalam merampungkan program KKN di Desa Leworeng.
7. Bapak Posko 07 Dr. H. Djamaluddin, S. Sos., M.Pd., KKN UIN Alauddin Angkatan 74 Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
8. Seluruh masyarakat Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan program KKN.
9. Orangtua dan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
10. Kawan-kawan mahasiswa KKN UIN Alauddin Angkatan 74 yang mau berbagi dalam suka dan duka selama ber-KKN di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
Sehingga kami KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 74 tahun 2024 yang bertempat di Desa Leworeng, Kecamatan Soppeng, Kabupaten Soppeng menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas tingkah laku dan sikap kami selama ini kurang lebih 45 hari lamanya yang tidak berkenan di hati seluruh masyarakat Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng. Semoga Allah swt senantiasa meridhoi dan mendapat amalan apa yang kita lakukan.
Aamiin.
Gowa, 19 Maret 2024
Tim Penyusun Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 74
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SAMBUTAN REKTOR ... iv
SAMBUTAN KETUA LP2M ... v
KATA PENGANTAR KEPALA PPM ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABLE ... xi
MUQADDIMAH ... xii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Dasar Pemikiran ... 1
B. Gambaran Umum Desa ... 2
C. Permasalahan ... 2
D. Kompetensi Mahasiswa KKN Angkatan 74 Desa Leworeng ... 3
E. Fokus atau Prioritas Program... 5
F. Sasaran dan Target ... 5
G. Jadwal Pelaksanaan Program ... 11
H. Pendanaan dan Sumbangan ... 13
BAB II ... 14
METODE PELAKSANAAN PROGRAM ... 14
A. Metode Intervensi Sosial ... 14
B. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 17
BAB III ... 26
KONDISI DESA LEWORENG ... 26
A. Sejarah Singkat Desa Leworeng ... 26
B. Letak Geografis ... 26
C. Struktur Penduduk ... 27
D. Sarana dan Prasarana ... 28
BAB IV ... 29
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DESA LEWORENG... 29
A. Kerangka Pemecahan Masalah... 29
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat ... 32
C. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ... 34
BAB V PENUTUP ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Rekomendasi ... 36
TESTIMONI ... 37
A. Testimoni masyarakat Desa Leworeng ... 37
B. Testimoni Mahasiswa KKN Angkatan ke-74 ... 38
DOKUMENTASI ... 55
DAFTAR TABLE
Table 1 Fokus atau Prioritas Program KKN... 5
Table 2 Sasaran dan Target ... 5
Table 3 Jadwal Pelaksanaan Program Pra KKN ... 12
Table 4 Jadwal Pelaksanaan Program KKN ... 12
Table 5 Struktur Penduduk Desa Leworeng ... 28
Table 6 Tingkat Pendidikan Desa Leworeng ... 28
Table 7 Matriks SWOT 01 Bidang Pendidikan ... 30
Table 8 Matriks SWOT 02 Bidang Keagamaan ... 31
Table 9 Matriks SWOT 03 Bidang Lingkungan ... 31
Table 10 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Pendidikan ... 32
Table 11 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Keagamaan ... 33
Table 12 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Limgkungan ... 34
MUQADDIMAH
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari atas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat menggambarkan bagaimana proses belajar dan mahasiswa dituntut untuk memenuhi 3 aspek tersebut.
Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar angkatan 74 di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng beranggotakan 9 orang dari 8 Fakultas yang berbeda. Kedelapan fakultas tersebut adalah Fakultas tarbiyah dan keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam, Fakultas Syariah dan Hukum, fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Sains dan Teknologi dan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
KKN merupakan sarana pembelajaran yang nyata, KKN memberi ruang untuk mahasiswa merasakan pengalaman belajar sebagai sebuah pembelajaran di alam nyata, setelah kurang lebih 6 semester belajar di bangku kuliah. KKN adalah belajar di ruang kelas menuju ruang masyarakat.
Mahasiswa dituntut untuk mampu menghadapi segala kondisi kehidupan yang dihadapi di lokasi KKN. Bagi kami mahasiswa yang hebat adalah mahasiswa yang mampu menaklukkan alam, mahasiswa yang mampu memoles dan mewarnai kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Bukan mahasiswa yang memaksakan diri untuk bermanja-manja di tengah kerasnya kehidupan yang dihadapi masyarakat di lokasi KKN.
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari kurikulum di perguruan tinggi yang wajib diambil oleh mahasiswa. Program KKN dilaksanakan ditiap tahunnya dengan format yang berbeda-beda. Program kuliah kerja nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dalam pengabdian ini mahasiswa diberikan pengalaman belajar untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang merupakan salah satu cara mengaplikasikan apa yang sudah diterima selama di dalam perkuliahan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dikembangkan oleh fakultas dan jurusan sebagai salah satu bagian dari program pendidikan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar secara keseluruhan. KKN dapat dikatakan sebagai suatu wadah perkuliahan yang tidak mengutamakan teori lagi, akan tetapi lebih mengutamakan praktik dalam mengatasi problematika di masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Alauddin Makassar merupakan salah satu implikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. KKN bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat sasaran, kehadiran mahasiswa diharapkan mampu memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang pembangunan. Hal ini selaras dengan fungsi perguruan tinggi sebagai agen pembaharuan.
Mahasiswa juga dalam KKN ini diajak beradaptasi langsung dengan kondisi disaat yang jauh berbeda dengan kondisi perkotaan yang penuh dengan fasilitas sehingga ada ketergugahan nurani untuk berperan aktif dalam pembangunan ini, sehingga pengangguran intelektual yang kini menjadi beban Negara semakin berkurang dan para calon sarjana kini sadar bahwa banyak hal bisa diurusi dan dikerjakan di desa dan KKN adalah proses awalnya.
KKN diakui sebagai salah satu sarana untuk menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi secara lebih komprehensif. Oleh karena itu, diharapkan KKN dapat memberikan manfaat yang
lebih besar baik bagi masyarakat maupun mahasiswa. Mahasiswa pelaksana program KKN pun dapat memperoleh pengalaman nyata yang didapatkan langsung dari masyarakat sehingga dapat memperkaya pengalaman teoritis yang diperoleh di perguruan tinggi.
Sebelum Sebelum kegiatan KKN dilaksanakan, terlebih dahulu mahasiswa melakukan observasi tempat yang akan digunakan untuk KKN. Untuk mendapatkan gambaran secara langsung mengenai kondisi dusun, baik secara geografis, budaya, maupun tentang penghasilannya, mahasiswa melakukan observasi langsung di dusun. Kegiatan observasi ini dilakukan agar mahasiswa memperoleh gambaran mengenai keadaan wilayah dan kegiatan yang akan dilakukan di dusun tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah laporan ini sebagai laporan akhir yang menggambarkan pelaksanaan KKN UIN Alauddin Makassar Reguler angkatan 74 tahun 2024 di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
B. Gambaran Umum Desa
Desa Leworeng adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Donri-Donri, kabupaten Soppeng. Luas wilayah desa sekitar 1300 Ha, dengan kondisi geografis ketinggian tanah 18 M dan curah hujan 23 Mm, serta Topografi Rendah, juga suhu rata-rata udara berkisar 24-32 derajat celsius. Kondisi desa ini lumayan subur dengan berbagai macam jenis perkebunan baik dari persawahan, perkebunan cabe, jagung, dan kemiri.
Desa leworeng memiliki pemandangan yang sering kita lewati yakni jajaran persawahan yang indah yang ada menghiasi jalan jalan yang dapat kita saksikan dengan mata. Selain itu, kegiatan keagamaan sering kali di lakukan didesa ini dengan salah satu kegiatan pembacaan rutin al-quran dan juga kegiatan olahraga yang rutin di lakukan pada pagi dan sore hari yakni bermain dengan permainan sepak bola serta senam sehat baik orang dewasa, remaja maupun kalangan anak-anak yang sangat pandai dalam bermain olahraga ini dan olahraga ini sudah melekat pada diri masyarakat setempat dan menjadi rutinitas di pagi dan sore hari.
C. Permasalahan
Dalam pelaksanaan program kerja kuliah nyata terlebih dahulu melaksanakan observasi di sekitar lokasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah yang terdapat dimasyarakat Desa Leworeng,
mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat mengenai permasalahan umum yang sering dan sedang dihadapi. Observasi lapangan pada tahap awal berada dilokasi KKN. Selama masa observasi lapangan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan
a. Kurangnya pemberian metode belajar yang lebih menarik.
b. Kurangnya tenaga pendidik dalam pengajar membaca tulis Al- Qur’an dari segi remaja masjid.
2. Bidang Keagamaan:
a. Memperkuat literasi agama dalam hal ini pembacaan al-quran pada hari hari tertentu.
b. Kekuatan dari segi agama pada guru TPA yang mengajarkan anak-anak pada desa Leworeng.
3. Bidang Lingkungan
a. Kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah akan gotong royong demi kebaikan bersama.
4. Bidang Tambahan (Opsional)
a. Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa beberapa sampah ataupun limbah dapat dilakukan tidak daur ulang menjadi barang yang berguna.
b. Tidak adanya papan penunjuk jalan pada tiap jalan dan lorong yang ada di desa leworeng.
D. Kompetensi Mahasiswa KKN Angkatan 74 Desa Leworeng
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu studi lapangan yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa mengingat itu adalah salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi salah satu syarat penyelesain di bangku kuliah SI, dengan cara berbaur secara langsung dengan kehidupan masyarakat di pedesaan. Maka dari itu diperlukan berbagai macam keterampilan dalam pelaksanaanya. Dalam hal ini, mahasiswa dituntut untuk memiliki keterampilan, seperti mengaji, berdakwah (ceramah/khutabah jum’at), mengajar, dan memasak. Dari ketentuan keterampilan tersebut maka diperlukan kerjasama antar mahasiswa yang memiliki keterampilan dan konsentrasi jurusan yang berbeda-beda, untuk melahirkan sebuah kerjasama tim yang sempurna dalam
pelaksanaan KKN. Kompetensi yang dimiliki tiap mahasiswa, pastilah berbeda- beda. Maka pembagian lokasi KKN ditentukan berdasarkan kompetensi yang mencakup keterampilan dan konsentrasi jurusan yang digeluti. Ada 8 (Delapan) fakultas yang terlibat dalam pelaksanaan KKN di Desa Leworeng ini, antara lain :
1. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 2. Fakultas Dakwah dan Komunikasi 3. Fakultas Sains dan Tekhnologi 4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 5. Fakultas Adab dan Humaniora 6. Fakultas Syariah dan Hukum 7. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 8. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Perpaduan ke-8 fakultas ini dapat membentuk kerjasama dan didukung jurusan yang beragam dapat membangun potensi yang berbeda-beda pula untuk melangsungkan KKN, yaitu:
1. Mu’arif Bachtiar koordinator desa merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Informatika sangat senang dengan inovasi pada bidang teknologi komputer.
2. Ummi Kalsum selaku sekretaris merupakan mahasiswa jurusan fisika.
3. Putri Kanza selaku bendahara merupakan mahasiswa jurusan Manajemen Dakwa.
4. Fauzi Rahmat selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Hukum Tata Negara.
5. Nun Mutmainnah selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Sejarah Peradaban Islam, yang Aktif sebagai ketua umum Komunitas Kultur Literasi x Pamatte id.
6. Iman Hanafi selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Pendidikan Agama Islam.
7. Ummul Husna selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Kesejahteraan Sosial,
8. Syahrul selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Perbankan Syariah.
9. Sakina selaku anggota merupakan mahasiswa dengan jurusan Ilmu Hukum.
E. Fokus atau Prioritas Program
Program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 74 Tahun 2024 meliputi bidang pendidikan, bidang keagamaan, bidang lingkungan.
Table 1 Fokus atau Prioritas Program KKN
FOKUS PERMASALAHAN
PRIORITAS
PROGRAM DAN KEGIATAN
Pendidikan KKN Mengajar (Target SD)
Seminar Edukasi (Target SMP) Piknik Edukasi (Perpustakaan Desa)
Keagamaan Mengajar Mengaji (TPA) (Masjid Desa)
Festival Mini Anak Shaleh (Lapangan)
Lingkungan Gotong Royong (Lingkungan Desa)
F. Sasaran dan Target
Berdasarkan hasil dari fokus permasalahan dan prioritas program dan kegiatan, maka berikut adalah sasaran dan target setiap program kerja:
Table 2 Sasaran dan Target BIDANG PENDIDIKAN
PROKER 1
Nama Kegiatan KKN MENGAJAR.
Tempat SDN 168 Kessing, SDN 43 Watan Leworeng, SDN 44 Sekkanyili, SMP Muhammadiyah Leworeng.
Durasi Pelaksanaan Pertemuan dalam sepekan yakni
- SDN 168 Kessing:
Senin (jam 09.30 – Selesai).
Rabu (jam 07.30 - Selesai).
- SDN 43 Watan Leworeng:
Senin – Sabtu (jam 08.00-11.30) - SDN 44 Sekkanyili:
(PHBS).
Selasa 20 Feb 2024 (07.30 – Selesai).
(Prakarya).
Kamis, 29 Feb 2024 (09.30 – Selesai).
- SMP Muhammadiyah Leworeng:
Senin - Jum’at (jam 08.00-11.30).
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Para siswa mampu menerima transfer ilmu dari
para mahasiswa KKN dan memotivasi mereka untuk menjadi pejuang pendidikan indonesia dimasa yang akan datang.
Sasaran Anak-anak sekolah Desa Setempat.
Target Anak-anak sekolah Desa Setempat.
Deskripsi Kegiatan Para mahasiswa KKN akan mengajar sekolah tingkat SD Sebagai bentuk Implementasi Nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hasil Kegiatan Pengetahuan anak-anak menjadi bertambah
dengan hasil pengajaran yang lebih meningkat.
Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut.
PROKER 2
Nama Kegiatan SEMINAR EDUKASI
Tempat SMP Muhammadiyah Leworeng.
Durasi Pelaksanaan 1 kali pertemuan selama ber-KKN:
Dengan tema:
Literasi (“Merawat Kultur Meramu Aksara”)
Pendidikan (“Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Serta Stop Perundungan”)
Note : Menghadirkan Pemateri ahli pada bidangnya sehingga dapat berbagi ilmu dan pengalaman di bidang tersebut.
Selasa 29 Feb 2024, 14.00 – Selesai.
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Meningkat kemampuan literasi baik secara lisan
maupun tulisan Para siswa yang di didorong oleh para mahasiswa KKN dan memotivasi mereka untuk menjadi manusia yang membawa kebermanfaatan bagi sekitar.
Sasaran Anak-anak sekolah Desa Setempat.
Target Anak-anak sekolah Desa Setempat.
Deskripsi Kegiatan Para mahasiswa KKN akan mengajar dan
mendorong minat literasi sekolah tingkat SMP Sebagai bentuk Implementasi Nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hasil Kegiatan Pengetahuan anak-anak menjadi bertambah
dengan hasil pengajaran yang lebih meningkat.
Keberlanjutan Program Berlanjut (Kegiatan Literasi tiap beberapa hari di pagi hari sebelum masuk kelas).
PROKER 3
Nama Kegiatan PIKNIK EDUKASI
Tempat Perpustakaan Desa Leworeng.
Durasi Pelaksanaan 1 kali pertemuan dalam sepekan : - Sabtu (Jam 16.30 – 17.30)
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Meningkat kemampuan literasi Para anak anak
yang di didorong oleh para mahasiswa KKN dan memotivasi mereka untuk menjadi manusia yang cerdas dimasa depan.
Sasaran Anak-anak Desa Setempat.
Target Anak-anak Desa Setempat.
Deskripsi Kegiatan Para mahasiswa KKN akan mendorong minat literasi anak anak Sebagai bentuk Implementasi Nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hasil Kegiatan Pengetahuan anak-anak menjadi bertambah dengan hasil pengajaran yang lebih meningkat.
Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut.
BIDANG KEAGAMAAN PROKER 4
Nama kegiatan MENGAJAR MENGAJI (TPA)
Tempat Masjid Desa Setempat (Masjid Nurul Falah
Desa Leworeng).
Durasi Pelaksanaan 1 kali pertemuan dalam sepekan : - Jum’at (Jam 16.00 – 17.20)
- Minggu (Jam 16.00 – 17.20)
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Diharapkan agar para santri/santriwati mampu
membaca IQRO/Al-Qur’an dengan tartil yang baik.
Sasaran Anak-anak Desa Setempat
Target Anak-anak Desa Setempat
Deskripsi Kegiatan Mahasiswa KKN Berperan sebagai guru
mengaji buat santri/santriwati.
Hasil Kegiatan Pengetahuan anak-anak menjadi bertambah
dengan hasil pengajaran yang lebih meningkat.
Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut
PROKER 5
Nama kegiatan FESTIVAL MINI ANAK SHALEH
Tempat Masjid Desa Setempat (Masjid Nurul Huda Desa
Leworeng).
Durasi Pelaksanaan 1 kali pertemuan selama ber-KKN :
Dengan Tema :
“Mewujudkan Generasi Rabbani Berjiwa Dan Berakhlak Qurani”
Pada Tanggal 23 - 25 Februari 2024
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Diharapkan agar para santri/santriwati mampu
melanjutkan dan membuktikan ilmu yang mereka dapatkan di ajang kompetisi.
Sasaran Anak-anak Desa Setempat.
Target Anak-anak Desa Setempat.
Deskripsi Kegiatan Mahasiswa KKN Berperan sebagai panitia
lomba.
Hasil Kegiatan Meningkatkan Kemampuan dan pengalaman anak
anak menjadi miningkat sebagai hasil dari kegiatan perlombaan.
Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut
BIDANG LINGKUNGAN
PROKER 6
Nama kegiatan GOTONG ROYONG
Tempat Lapangan dan Taman Desa Leworeng.
Durasi Pelaksanaan Masing-masing 2 kali dilaksanakan selama ber KKN, yakni:
- Lapangan Desa Leworeng:
Jum’at, 2 Feb 2024 (07.00 – Selesai).
- Taman Desa Leworeng:
Jum’at, 1 Mar 2024 (07.00 – Selesai).
Pelaksana Mahasiswa KKN.
Tujuan Meningkatkan keakraban antar masyarakat dan
menciptakan komunikasi antar sesama warga dan mahasiswa KKN melalui kegiatan rutinitias desa Leworeng.
Sasaran Masyarakat Desa Leworeng.
Target Masyarakat Desa Leworeng.
Deskripsi Kegiatan Ialah kegiatan kenangan Mahasiswa KKN
Hasil Kegiatan Menciptakan Keakraban dan memperkuat
kegiatan rutinitas masyarakat.
Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut
G. Jadwal Pelaksanaan Program
Kegiatan ini dilaksanakan selama 45 hari pada:
Tanggal : 23 Januari - 8 Maret 2024
Tempat : Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
Secara spesifik waktu penerapan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 74 dapat dijabarlan sebagai berikut:
1. Pra KKN
Table 3 Jadwal Pelaksanaan Program Pra KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembekalan KKN. 10 - 12Januari
2024
2 Pembagian Lokasi KKN dan Posko oleh pembimbing KKN.
18Januari 2024
3 Pelepasan Mahasiswa KKN Angkatan 74 ke Kecematan Donri Donri, Kabupaten Soppeng.
23 Januari 2024
2. Kuliah Kerja Nyata
Table 4 Jadwal Pelaksanaan Program KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Penerimaan di Kantor Kecematan Donri Donri, Kabupaten Soppeng.
23 Januari 2024
2 Obersevasi dan Survey Lokasi KKN 24-39 Januari 2024
3 Seminar KKN 30 Januari 2024
4 Penerapan Program Kerja 1 Februari 2024 - Selesai
5 Kunjungan Pimpinan UIN Alauddin Makassar dan Dosen Pembimbing di Kecematan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
23 Januari 2024
&
6 Penarikan Mahasiswa KKN Angkatan 74 sektor Kecematan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
7 Maret 2024
H. Pendanaan dan Sumbangan
Pendanaan kegiatan program kerja yang ada di Kecamatan Donri-Donri, desa Leworeng berasal dari iuran mahasiswa KKN Uin Alauddin Makassar.
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Metode Intervensi Sosial
Intervensi sosial dapat diartikan sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat (individu, kelompok, dan komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.
Pekerjaan sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteran sosial. Pekerjaan sosial dan kesejahteran sosial adalah dua bidang yang bertujuan meningkatkan kesejahteran seseorang melalui upaya memfungsikan kembali fungsi sosialnya.
Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun komunitas. Dikatakan perubahan terencana agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi dan diukur keberhasilan. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini, individu, keluarga, dan kelompok. Keberfungsi sosial menunjuk pada kondisi dimana seseorang dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran dimilikinya.
KKN UIN Alauddin Angkatan ke-74 menggunakan metode intervensi sosial dalam melakukan pendekatan kepada warga masyarakat di Desa Leworeng sebagai salah satu metode dalam mengatasi masalah sosial dan sumber daya manusia (SDM). Melalui pendekatan inilah bisa diketahui kemampuan dan kebutuhan masyarakat desa.
Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan survey ke masyarakat. Berbaur bersama mereka dan mendengarkan segala keluh kesah mereka, Menanyakan informasi tentang kondisi ekonomi, pendidikan, serta sosial dan masyarakat desa. Dari informasi tersebut kemudian dapat diketahui kemampuan yang dimiliki dan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat dikembangkan. Kemudian direalisasi dengan membuat program kerja mencakup hal-hal yang dibutuhkan dengan menitik beratkan pada program keagamaan. Hal ini dilakukan dengan melihat masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan perintah Allah. Seperti mengajar
Dari pelaksanaan program-program itulah pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dan harapan mampu memberikan pengetahuan dan kemampuan yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan dan sumber daya manusia masyarakat Desa Leworeng.
1. Tujuan Intervensi Sosial
Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial orang (individu, kelompok, masyarakat) yang merupakan sasaran perubahan ketika fungsi sosial seseorang berfungsi baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahteraan akan, semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat terwujud manakalah jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui intervensi sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi sosial berupa memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi rill client.
2. Fungsi Intervensi
Fungsi dilakukan dalam pekerjaan sosial, di antaranya:
a. Mencari penyelesaian dari masalah secara langsung yang tentunya dengan metode pekerjaan sosial.
b. Menghubungkan klien dengan sistem sumber c. Membantu klien menghadapi masalah
d. Menggali potensi dari dalam diri klien sehingga bisa membantu untuk menyelesaikan masalahnya.
3. Tahap dalam intervensi
Allen Pincus dan Anne Minahan, intervensi sosial meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Penggalian masalah, merupakan tahap dimana pekerja sosial mendalami situasi dan masalah klien atau sasaran perubahan. Tujuan dari tahap penggalian masalah adalah membantu pekerja sosial dalam memahami, mengindetifikasi, dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi dan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara mencapai tujuan. Panggilan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara mencapai tujuan. Panggilan masalah terdiri dari beberapa konten, di antaranya:
1) Indentifikasi dan penentuan masalah
2) Analisis dinamika situasi sosial 3) Menentukan tugas dan strategi 4) Stabilitas upaya perubahan
b. Pengumpulan data, merupakan tahap dimana pekerjaan sosial mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait masalah yang akan diselesaikan. Dalam melakukan pengumpulan data, terhadap tiga cara yang dapat dilakukan yaitu: pertanyaan, observasi, dan penggunaan data tertulis
c. Melakukan kontak awal
d. Negosiasi kontak, merupakan tahap di mana pekerja sosial menyempurnakan tujuan melalui kontak pelibatan klien atau sasaran perubahan dalam upaya perubahan
e. Membentuk sistem aksi, merupakan tahap dimana pekerja sosial menentukan sistem aksi apa saja yang akan terlibat dalam upaya perubahan
f. Menjaga dan mengkoordinasikan sistem aksi, merupakan tahap dimana pekerja sosial melibarkan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perubahan
g. Memberikan pengaruh h. Terminasi
4. Jenis-jenis pelayanan yang diberikan adalah:
a. Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial diberikan kepada klien dalam rangka menciptakan hubungan sosial dan pelayanan sosial secara serasi dan harmonis di antara lansia, lansia dan keluarga, lansia dan petugas serta masyarakat sekitar.
b. Pelayanan fisik
Pelayanan fisik diberikan kepada klien dalam rangka memperkuat daya tahan fisik pelayanan ini diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan fisioterapi, penyelidikan menu makanan tambahan klinik lansia, kebugaran sarana dan prasarana hidup sehari- hari dan
B. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Adapun pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Leworeng, Kecamatan Donri- Donri, Kabupaten Soppeng. Pendekatan pemecahan masalah dalam pengembangan komunitas yang kami terapkan meliputi pendekatan masalah sebagai berikut.
1. Pengertian Problem Solving
Problem solving adalah suatu mental dan eloktual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap dan cermat.Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identification untuk ke tahap sintesis kemudian dianalisis yaitu pemilihan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selanjutnya compretion untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersiafat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
Pemberdayaan adalah upaya pemberian daya atau peningkatan keberdayaan, sedangkan Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan. Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Secara lebih luas, pemberdayaan masyarakat adalah upaya mengajak masyarakat untuk belajar dan berbuat bersama mencermati persoalan-persoalan kehidupan dan penghidupannya dalam rangka proses pencerdasan masyarakat serta menumbuh kembangkan kemampuan masyarakat untuk memahami dan memecahkan berbagai persoalan kehidupannya secara kreatif.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi masyarakat, tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada masyarakat, tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi tetapi juga nilai tambah sosial dan budaya.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua
kecenderungan, antara lain : Pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan Kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain: (Ife, 1996:59)
a. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi struktural secara fundamental, dan eliminasi structural atau sistem yang oppressive.
b. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya sesorang atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu ’rule of the game’ tertentu.
c. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur yang elitis.
d. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial.
Hakikat dari konseptualisasi empowerment berpusat pada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan kemanusiaan sebagai tolok ukur normatif, struktural, dan substansial.
Dengan demikian konsep pemberdayaan sebagai upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintah, negara, dan tata dunia di dalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable”
(Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata- mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang
gender equality and intergenerational equaty”. (Ginanjar K., “Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan : Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan”, 1997:55).
Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul karena adanya kegagalan sekaligus harapan.
Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan. Sedangkan harapan, muncul karena adanya alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, dan pertumbuhan ekonomi yang memadai.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).
Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah -langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana.
Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang sangat substansial adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber- sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.
Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga- lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi pada penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program- program umum yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.
Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.
Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi. Friedman (1992) menyatakan “The empowerment approach, which is fundamental to an alternative development, places the emphasis an autonomy in the decision marking of territorially organized communities, local self-reliance (but not autarchy), direct (participatory) democracy, and experiential social learning”.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang-berdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity).
Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
Kekurangtepatan pemilihan strategi pembangunan terhadap negara dan masyarakatnya telah menghasilkan paradoks dan tragedi pembangunan seperti yang terjadi pada negara sedang berkembang sebagai berikut :
a. Pembangunan tidak menghasilkan kemajuan, melainkan justru semakin meningkatkan keterbelakangan (the development of underdevelopment).
b. Melahirkan ketergantungan (dependency) negara sedang berkembang terhadap negara maju.
d. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat terhadap negara/pemerintah.
e. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat kecil (buruh, usaha kecil, tani, nelayan dll) terhadap pemilik modal.
Pada pokoknya, strategi pembangunan secara konvensional ini ditandai oleh transplantatif planning, top down, inductive, capital intensive, west-biased technological transfer, dan sejenisnya. Beberapa paradigma pendekatan pembangunan mulai mengalami pergeseran dari yang konvensional menuju pembangunan alternatif, yaitu :
a. Pembangunan wilayah (regional development)
b. Pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development).
c. Pembangunan berbasis komunitas (community-based development).
d. Pembangunan berpusat pada masyarakat (people-centered development).
e. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
f. Pembangunan berbasis kelembagaan (institution-based development).
Ciri mendasar yang membedakan pendekatan alternatif ini adalah penekanannya terhadap lokalitas, baik dalam pengertian kelembagaan, komunitas, lingkungan, maupun kultur. Implikasi kebijakan pendekatan ini adalah penekanan pada transformative and transactive planning, bottom up, community empowerment, dan participative, semuanya ini terkenal dengan Pembangunan Komunitas (Community Development).
Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemihakan dan pemberdayaan dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik masyarakat. Perubahan struktural yang diharapkan adalah proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan harus menikmati. Begitu pula sebaliknya, yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
Pemberdayaan masyarakat dapat dipandang sebagai jembatan bagi konsep-konsep pembangunan makro dan mikro. Dalam kerangka pemikiran itu berbagai input seperti dana, prasarana dan sarana yang dialokasikan kepada masyarakat melalui berbagai program pembangunan harus ditempatkan sebagai rangsangan untuk memacu percepatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Proses ini diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity
building) melalui pemupukan modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan pada gilirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh masyarakat. Dengan demikian, proses transformasi itu harus digerakkan oleh masyarakat sendiri.Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka strategi pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut; pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan apa yang dikehendaki dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, pendekatan ini berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit
dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien.
Implementasi program pembangunan yang menerapkan strategi pemberdayaan masyarakat tersebut merupakan suatu konsukensi dari pergeseran paradigma pembangunan nasional yang mengarah pada tercapainya upaya pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development).
3. Teknik Pemberdayaan Masyarakat secara Paritisipan
Lahirnya pemikiran pembangunan partisipasi dilatarbelakangi oleh program, proyek dan kegiatan pembangunan masyarakat yang datang dati atas atau dari luar komunitas. Faktanya, konsep pembangunan ini sering gagal dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Para praktisi pembangunan juga sering mengalami frustasi terhadap kegagalan program tersebut.
Karena itu, reorientasi terhadap strategi pembangunan masyarakat adalah keniscayaan.
menciptakan kondisi adanya keberdayaan masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.
Sebenarnya, masyarakat memiliki banyak potensi, baik dilihat dari sumber-sumber daya yang ada maupun dari sumber-sumber sosial-budaya. Masyarakat memiliki “kekuatan” yang bila digali dan disalurkan akan berubah menjadi energi yang besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami. Cara menggali dan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada di masyarakat inilah yang menjadi inti dari pemberdayaan masyarakat. Di dalam pemberdayaan masyarakat, faktor yang paling penting adalah bagaimana mendudukan masyarakat pada posisi pelaku (subyek) pembangunan yang aktif, bukan hanya penerima yang pasif. Konsep gerakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengutamakan inisiatif dan kreasi masyarakat dengan strategi pokok adalah memberi kekuatan (power) kepada masyarakat.
Masyarakat yang lebih memahami kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi harus diberdayakan agar mereka lebih mampu mengenali kebutuhan-kebutuhannya. Mereka juga dilatih untuk dapat merumuskan rencana-rencananya serta melaksanakan pembangunan secara mandiri dan swadaya. Dengan perkataan lain, gerakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
“dari, oleh dan untuk” masyarakat.
Partisipasi warga masyarakat dalam melaksanakan gerakan pembangunan tersebut harus selalu didorong dan ditumbuhkembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Jiwa partisipasi warga masyarakat adalah semangat solidaritas sosial, yaitu hubungan sosial yang selalu didasarkan pada perasaan moral, kepercayaan dan cita-cita bersama.
Karena itulah, seluruh warga masyarakat harus selalu bekerja sama, bahu-membahu, saling membantu dan mempunyai komitmen moral dan sosial yang tinggi dalam memasyarakatkan gerakan pemberdayaan tersebut dalam semua aspek dan tingkatan. Komitmen itu mencakup :
a. Perumusan konsep, b. Penyusunan model, c. Proses perencanaan,
d. Pelaksanaan gerakan perberdayaan,
e. Pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan, dan
f. Pengembangan pelestarian gerakan pemberdayaan.
Sementara itu, prinsip-prinsip penerapan teknik pemberdayaan masyarakat secara partisipatif yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : Masyarakat dipandang sebagai subyek, bukan obyek. Kader pemberdayaan Masyarakat berusaha menempatkan posisi sebagai “insider”, bukan “outsider”. Dalam menentukan parameter yang standar, lebih baik mendekati benar daripada benar-benar salah. Masyarakat yang membuat peta, model, diagram, pengurutan, memberi angka atau nilai, mengkaji atau menganalisis, memberikan contoh, mengidentifikasi masalah, menyeleksi priorias masalah, menyajikan hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kajian aksi. Pelaksanaan evaluasi, termasuk penentuan indikator keberhasilan dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat.
4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat lima kegiatan penting yang dapat dilakukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat:
a. Motivasi. Anggota masyarakat dapat memahami nilai kebersamaan, interaksi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai warga negara dan anggota masyarakat.
Masyarakat perlu didorong untuk membentuk kelompok yang merupakan mekanisme kelembagaan penting untuk mengorganisir dan melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat di desa atau kelurahannya. Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber-sumber dan kemampuan-kemampuan mereka sendiri.
b. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan. Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan dasar, pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi. Sedangkan keterampilan-keterampilan vokasional bisa dikembangkan melalui cara- cara partsipatif.
Pengetahuan lokal yang biasanya diperoleh melalui pengalaman dapat dikombinasikan dengan pengetahuan dari luar. Pelatihan semacam ini dapat membantu masyarakat untuk menciptakan mata pencaharian sendiri atau membantu meningkatkan keahlian mereka untuk mencari pekerjaan di luar wilayahnya.
c. Manajemen diri. Kelompok harus mampu memilih pemimpin mereka sendiri dan mengatur
manajemen kepemilikan masyarakat. Pada tahap awal, pendamping dari luar dapat membantu mereka dalam mengembangkan sebuah sistem. Kelompok kemudian dapat diberi wewenang penuh untuk melaksanakan dan mengatur sistem tersebut.
d. Mobilisasi sumber. Merupakan sebuah metode untuk menghimpun sumber-sumber individual melalui tabungan reguler dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal sosial. Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang memiliki sumbernya sendiri yang, jika dihimpun, dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi secara substansial.
Pengembangan sistem penghimpunan, pengalokasian dan penggunaan sumber perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota memiliki kesempatan yang sama. Hal ini dapat menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan jaringan. Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat.
BAB III
KONDISI DESA LEWORENG A. Sejarah Singkat Desa Leworeng
Leworeng begitulah salah satu nama desa yang ada di Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng. Desa leworeng memiliki pemandangan yang sering kita lewati yakni jajaran persawahan yang indah yang ada menghiasi jalan jalan yang dapat kita saksikan dengan mata. Selain itu, kegiatan keagamaan sering kali di lakukan didesa ini dengan salah satu kegiatan pembacaan rutin al-quran dan juga kegiatan olahraga yang rutin di lakukan pada pagi dan sore hari yakni bermain dengan permainan sepak bola serta senam sehat baik orang dewasa, remaja maupun kalangan anak-anak yang sangat pandai dalam bermain olahraga ini dan olahraga ini sudah melekat pada diri masyarakat setempat dan menjadi rutinitas di pagi dan sore hari.
B. Letak Geografis
Desa Leworeng adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Donri-Donri, kabupaten Soppeng. Luas wilayah desa sekitar 1300 Ha, dengan kondisi geografis ketinggian tanah 18 M dan curah hujan 23 Mm, serta, suhu rata-rata udara berkisar 24-32 derajat celsius. Dengan berbagai macam jenis perkebunan baik dari persawahan, perkebunan cabe, jagung, dan kemiri.
Topografi Leworeng terdiri dari daerah dataran rendah. Kondisi tanah kampung ini relatif subur hingga sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman. Baik tanaman jangka panjang, perkebunan ataupun semusim, persawahan dan holtikultura. Jarak dari Pemerintah Kecamatan ± 8 Km, jarak dari Ibu Kota Kabupaten ± 21 Km, jarak dari Ibu Kota Provinsi ± 157 Km.
Batas-batas administratif pemerintah Desa Leworeng sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Desa Lalabata Riaja
• Sebelah Selatan : Desa Labokong
• Sebelah Barat : Desa Tottong
• Sebelah Timur : Desa Kessing
Seperti wilayah lainnya di kabupaten Soppeng, desa Leworeng memiliki iklim tropis dengan dua musim, yaitu hujan dan musim kemarau. Hal ini menjadi faktor utama yang menjadikan desa daerah potensial pada bidang pertanian, perkebunan dan peternakan. Hal ini didukung oleh curah hujan, rata-rata pertahun 1500 mm dan keadaan suhu rata-rata 30°C.
C. Struktur Penduduk 1. Kendudukan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus menjadi
beban pembangunan jumlah penduduk desa Leworeng adalah :
Table 5 Struktur Penduduk Desa Leworeng
Laki-laki Perempuan Total
1.172 Jiwa 1.206 Jiwa 2.378 Jiwa
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat tergolong lumayan tinggi dalam hal ini terlihat pada jumlah masyarakat yang SMA. Walaupun tingkat tidak tamat sekolah masih tinggi, mayoritas pendidikan masyarakat desa Leworeng adalah tingkat SD, SMP, SMA dan Sarjana dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 6 Tingkat Pendidikan Desa Leworeng
TK SD SMP SMA Sarjana
598 Jiwa 873 Jiwa 429 Jiwa 644 Jiwa 289 Jiwa
3. Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk desa Leworeng adalah, rumah tangga, pertanian, wiraswasta, TNI, PNS, Karyawan Honorer, sopir, Karyawan Swasta, perdagangan, guru, pensiunan, Polri, karyawan BUMN , Nelayan, Bidan, Penata rias dan Wartawan serta Pelayaran.
D. Sarana dan Prasarana 1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan umum yang terdapat di Desa Leworeng yaitu:
a. Taman Kanak-kanak : 2 unit
b. Sekolah Dasar : 3 unit
c. Sekolah Menengah Pertama : 1 Unit 2. Sarana Ibadah
a. Masjid : 5 unit
29 BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DESA LEWORENG
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan dengan berlandaskan kepada Tri Darma Perguruan Tinggi yang terkhusus pada darma ke-3 yaitu “Pengabdian Pada Masyarakat”. Serta memenuhi salah satu Fungsi Mahasiswa yaitu “Social of Control” yaitu Sebagai Pengontrol Sosial yang mungkin akan sering dihadapi oleh masyarakat dan juga Mahasiswa.
Adapun tujuan utama dilaksanakannya KKN yaitu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama mengeyam bangku perkuliahan dan masyarakat dan lingkungannya menjadi rujukan pengaplikasian ilmu pengetahuan tersebut. Dalam proses pelaksanaan KKN mahasiswa dituntut untuk mampu menganalisa masalah, serta berpartisipasi dan memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi di suatu desa/kecamatan atau lokasi KKN.
Terdapat beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialami masyarakat desa/kecamatan, baik dari segi sosial, keagamaan, serta pendidikan. Salah satu metode yang seringkali digunakan yaitu kerja sama dan gotong royong yang terorganisir dan sistematis yang dibangun dalam balutan program kerja yang direncanakan. Selain itu, tahap- tahap analisis yang dibangun berdasarkan pokok permasalahannya adalah diawali dengan membuat suatu rancangan yang berisi empat pilar yang menentukan kelayakan suatu program kerja, antara lain (1) kekuatan; (2) kelemahan; (3) peluang; dan (4) ancaman. Keempat pilar tersebut dirangkum dalam satu konsep program kerja, dimana konsep tersebut akan dibahas bersama narasumber yang dianggap berkompeten, pada kegiatan seminar program kerja mahasiswa KKN bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda serta segenap masyarakat desa/kecamatan.
Tahapan analisis di atas, dinamakan Analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats). Berikut gambaran analisis SWOT yang dilakukan oleh mahasiswa KKN 74 UIN Alauddin Makassar di Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
Table 7 Matriks SWOT 01 Bidang Pendidikan
Matriks SWOT 01 Bidang Pendidikan Strenghts
(Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Opportunities (Peluang)
Threats
(Ancaman) Masyarakat desa
mendukung segala kegiatan yang diadakan oleh Mahasiswa KKN UINAM angkatan 74
Daya ingat anak-anak yang harus terus ditingkatkan pada saat
pemberian pengajaran terbaru.
Mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan mengajar di desa Leworeng merasa senang karena anak-
anak turut
berpartisipasi menunjukkan
keseriusan belajar yang tinggi serta keakraban anak-anak kepada mahasiswa KKN.
Peserta didik masih sering ribut dan kurang fokus pada proses
pembelajaran.
Dari matriks SWOT diatas, maka kelompok kami menyusun program-program sebagai berikut:
- Mengajar di SDN 168 Kessing (3x selama Sepekan)
- Mengajar di SDN 43 Watan Leworeng (3x selama Sepekan)
31
Table 8 Matriks SWOT 02 Bidang Keagamaan Matriks SWOT 02 Bidang Keagamaan Strenghts
(Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Opportunities (Peluang)
Threats
(Ancaman) Antusias warga
Sangatlah besar dalam proses pembinaan keagamaan
Daya ingat anak-anak yang harus terus ditingkatkan pada saat pemberian pengajaran terbaru
Tersedianya peluang dan juga tenaga pendidik yang memiliki potensi yang cukup baik.
Minimnya
perhatian kepada guru pada saat fokus akan hal lain.
Dari matriks SWOT diatas, maka kelompok kami menyusun program-program sebagai berikut:
- Membantu Mengajar TPA 2x selama Sepekan - Mengadakan lomba Festival Anak Shaleh
Table 9 Matriks SWOT 03 Bidang Lingkungan Matriks SWOT 03 Lingkungan
Strenghts (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Opportunities (Peluang)
Threats (Ancaman) - Mengajar di SDN 44 Sekkanyili (2x selama Ber-KKN)
- Mengajar di SMP Muhammadiyah Leworeng (3x selama Sepekan)
- Seminar Edukasi di SMP Muhammadiyah Leworeng (1x selama Ber-KKN) - Piknik Edukasi di Aula Kantor Desa Leworeng (1 selama Sepekan)
Masyarakat desa mendukung segala kegiatan yang diadakan oleh Mahasiswa KKN UINAM angkatan 74
Kurang komunikasi dengan masyarakat setempat terkait Kegiatan yang dilaksanakan.
Tersedianya sarana dan prasarana dalam kebutuhan melakukan pembersihan.
Masyarakat kurang berbaur dalam melakukan
pembersihan Masjid, Jalanan, Taman, Lapangan, dan lain-lain.
Dari matriks SWOT diatas, maka kelompok kami menyusun program-program sebagai berikut:
- Gotong Royong (Jum’at Bersih)
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Adapun kegiatan KKN kami sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Table 10 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Pendidikan
No Bidang Pendidikan
1 SDN 168 Kessing Tempat: Dusun
Leworeng
Waktu: 3x selama seminggu
Hasil: 9 pertemuan
2 SDN 43 Watan Leworeng Tempat: Dusun Leworeng
Waktu: 3x selama seminggu Hasil: 9 pertemuan
3 SDN 44 Sekkanyili Tempat: Dusun
33
Table 11 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Keagamaan
No Bidang Keagamaan
2 Mengajar Mengaji (TPA) Tempat: Masjid Nurul Falaq
Desa Leworeng
Waktu: 2x selama seminggu Hasil: 6 pertemuan
Abbanuange Waktu: 2x selama ber-KKN Hasil: 3 pertemuan
4 SMP Muhammadiyah Leworeng Tempat: Dusun Leworeng
Waktu: 3x selama seminggu
Hasil: 9 pertemuan 5 Seminar Edukasi di SMP Muhammadiyah Leworeng Tempat: Aula SMP
Muhammadiyah Leworeng Waktu: 1x selama ber- KKN
Hasil: 1 pertemuan
5 Piknik Edukasi di Aula Kantor Desa Leworeng Tempat: Aula Kantor Desa Waktu: 1x selama
seminggu
Hasil: 3 pertemuan
2 Festival Anak Shaleh Tempat: Masjid Nurul Huda Desa Leworeng
Waktu: 1x selama ber-KKN Hasil: 6 pertemuan
Table 12 Bentuk dan Hasil Kegiatan pada bidang Limgkungan
No Bidang
Lingkungan
1 Gotong Royong Tempat: Lapangan dan
Taman Desa Leworeng Waktu: 1x selama seminggu
Hasil: 2 pertemuan
C. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan. Terdapat faktor pendorong dan penghambat jalannya program pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Leworeng diantaranya :
1. Faktor Pendukung
Dalam menjalankan beberapa program kerja selama ber-KKN, ada beberapa pendukung, antara lain;
a. Dana dari iuran Mahasiswa KKN 74
b. Antusiasme Masyarakat Desa Leworeng semakin tinggi karena KKN UIN Alauddin Makassar merupakan kampus yang membawa nuansa-nuansa keislaman.
35 menjalankan program.
d. Keramahan dan keterbukaan masyarakat akan kedatangan Mahasiswa KKN.
2. Faktor Penghambat
Dalam menjalankan beberapa program kerja selama ber-KKN, ada beberapa hambatan mendasar yang kami hadapi, antara lain;
a. Kurangnya partisipasi masyarakat, khususnya pemuda, dan orang tua dalam pelaksanaan program kerja KKN.
b. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk terus melanjutkan program kebersihan dan pendidikan literasi.
Penyelesaian dari kendala-kendala di atas yaitu mahasiswa KKN Angkatan 74 berupaya berpartisipasi aktif dengan menjadikan beberapa masalah itu menjadi sebuah program kerja. Meski disadari keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan semua masalah yang ada.
Keaktifan dan keikutsertaan membantu program kerja Kepala Desa Leworeng, yang dimana disini kami berupaya melibatkan diri untuk menanamkan karya-karya yang akan dikenang oleh masyarakat. Beberapa program kerja yang telah disebutkan secara umum terlaksana dengan baik, berkat dukungan semua pihak yang ada.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kepada masyarakat di pedesaan tertentu yang mana dalam hal ini Desa Leworeng, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng menjadi salah satu tujuan lokasi KKN. Sebanyak 79 Mahasiswa diturunkan, yang terbagi ke dalam 9 kelompok dan dibagi pada 9 posko di Kecamatan Donri-Donri, yaitu 7 Mahasiswa di desa Donri-Donri, 9 Mahasiswa di desa Sering, 9 Mahasiswa di desa Pising, 9 Mahasiswa di desa Pesse, 9 Mahasiswa di desa Labokong, 9 Mahasiswa di Desa Tottong, 9 Mahasiswa di desa Leworeng, 9 Mahasiswa di desa Kessing dan 9 mahasiswa di desa Lalabata Riaja. Program kerja yang dilaksanakan merupakan kegiatan hasil survey dan potensi serta permasalahan yang ada di lokasi KKN. Program tersebut berkontribusi aktif dalam penyelesaian masalah dengan mencakup meningkatkan mutu pendidikan, sosial, keagamaan. Mahasiswa KKN telah memberi dampak positif terhadap masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang diidentifikasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilaksanakan selama 45 hari dari tanggal 23 Januari 2024 sampai 7 Maret 2024 maka kami merekomendasikan beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1. Rekomendasi Untuk Pemerintah Setempat
a. Disarankan kepada pemangku kebijakan untuk mengarahkan masyarakat agar kompak saat diadakannya bakti sosial dan kebersihan lapangan setelah digunakan.
b. Disarankan untuk pemerintah untuk meningkatkan tim pemuda di desa Leworeng.
2. Rekomendasi Untuk Masyarakat Desa
a. Pengabdian selanjutnya harus lebih giat lagi menyebarkan mengenai program kerjanya agar masyarakat senantiasa ikut serta dalam program kerja tersebut.
b. Masyarakat setempat masih sibuk dengan kerjaan mereka sebaiknya membuat program kerja
37
TESTIMONI A. Testimoni masyarakat Desa Leworeng
1. Bapak Rusdi, S.Sos. (Kepala Desa Leworeng)
Kedatangan mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar di Desa Leworeng telah membawa perubahan yang cukup signifikan dan memberikan bantuan yang berarti bagi masyarakat setempat.
Program-program yang dilaksanakan oleh mahasiswa tersebut, termasuk program pendidikan, keagamaan, dan kebersihan, dinilai sangat bermanfaat oleh warga. Meskipun waktu yang dimiliki mahasiswa KKN relatif singkat, kontribusi mereka dianggap berarti.
Kesan dan pesan warga desa Leworeng kepada KKN UIN Alauddin tahun ini terlihat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa KKN saat ini dinilai sangat ramah, dekat den