Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perguruan Tinggi dalam Pelaksanaan KKN Tematik Infrastruktur permukiman
Laporan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Infrastruktur Permukiman
Desa: Sibetan Kecamatan: Bebandem Kab/Kota: Karangasem
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Udayana
iii
TIM PENYUSUN LAPORAN
Nama Mahasiswa Fakultas Jurusan
Tim Inti
I Wayan Ariantha Sentanu MIPA Ilmu Komputer
Ivan Anshori FISIP Sosiologi
Fitrotul Imaniyah Kedokteran Fisioterapi
I Gusti Ayu Intan Purnamaningrat
Hukum Ilmu Hukum
Tim Pendukung
Ardini Mulyadi Sastra dan Budaya Sastra Indonesia
Ida Ayu Inten Ratna Keswari
Kedokteran Ilmu Keperawatan
Meyske Margareth Kaiba Teknik Teknik Sipil
R.m Satrio Gumulya U Pertanian Agribisnis
Sandi Yuantoro Pertanian Arsitektur Pertamanan
Intan Maharani Widari Ekonomi dan Bisnis Manajemen
Tanniya Purnama Sari Ekonomi dan Bisnis Akuntasi
Desak Made Ayu Pradnya Puspitha
Ekonomi dan Bisnis Akuntasi
Eka Suweantara MIPA Ilmu Komputer
I Gede Yogi Wikrama Yuda Teknologi Pertanian Teknologi Industri Pertanian
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan
Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman di Desa Sibetan
Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem dapat terselesaikan dengan baik.
Proses Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman telah dilakukan secara
partisipatif yang melibatkan kelompok kaya, miskin, laki-laki dan pberbagai kelompok serta
pembelajaran langsung kepada masyarakat.
Hasil proses tersebut kemudian disusun dalam suatu rencana pembangunan jangka
menengah program pengembangan infrastruktur permukiman, yang merupakan bagian dari
RPJM Desa/Kelurahan.
Dokumen laporan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk melengkapi tugas
kelompok KKN dan berharap untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Desa Sibetan, 27 Agustus 2016
Penyusun,
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan... ii
Tim Penyusun Laporan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Bab I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Profil Desa Sibetan ... 2
Bab II Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi ... 5
2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman ... 5
2.2 Permasalahan Infrastruktur Permukiman ... 8
2.3 Peluang dan Potensi ... 13
Bab III Rencana Kerja Masyarakat ... 14
3.1 Rancangan Rinci Kegiatan Pelatihan di Tingkat Masyarakat ... 14
3.2 Rancangan Rinci Kegiatan Rehabilitasi Sarana Air Minum di Masyarakat Perdesaan ... 14
3.3 Rancangan Rinci Kegiatan Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal di Masyarakat Peri Urban ... 15
3.4 Rencana Kegiatan Operasional KSM ... 16
3.5 Rancangan Rinci Kegiatan Pembangunan Sarana Sanitasi di Sekolah ... 16
3.6 Rancangan Rinci Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Sehat di Masyarakat dan Sekolah ... 17
3.7 Rancangan Rinci Kegiatan Pelatihan untuk Badan Pengelola... 18
Bab IV Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya RKM ... 19
A. Rekapitulasi Kegiatan ... 19
B. Prioritas Kegiatan Pendampingan KKN Tematik ... 19
vi
Bab V Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN Tematik ... 21
LAMPIRAN:
- Data Desa ... 22
- Peta Sosial ... 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu visi dari seluruh perguruan tinggi
yang ada di Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu tujuan pencapaian
yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut karena setiap perguruan tinggi
diharapkan melahirkan orang-orang yang memiliki semangat juang yang tinggi, memiliki
pemikiran kritis, kreatif, mandiri, dan inovatif. Bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
tersebut adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan (KKN-PPM) merupakan salah satu
realisasi dari pengabdian masyarakat berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. KKN-PPM
adalah kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. KKN-PPM
diharapkan dapat meningkatkan empati, kepedulian, kerjasama mahasiswa secara
multidisipliner dan kontribusi daya saing daerah dan nasional. KKN-PPM periode XIII tahun
2016 kali ini dilaksanakan di berbagai desa yang tersebar di seluruh kabupaten di Bali.
Desa Sibetan adalah salah satu desa tempat dilaksanakannya KKN-PPM periode kali
ini. Desa Sibetan terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
Desa Sibetan memiliki luas 11,25 km2 dengan penduduk mencapai 8.725 jiwa. Wilayah Desa
Sibetan terdiri dari 10 banjar dinas yaitu Banjar Dinas Telaga, Banjar Dinas Dukuh, Banjar
Dinas Karanganyar, Banjar Dinas Telutug, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Brahmana,
Banjar Dinas Kreteg, Banjar Dinas Kutabali, Banjar Dinas Pengawan, Banjar Dinas Tengah.
KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman Periode XIII tahun 2016 ini umumnya
mempunyai tema “Pendampingan Gerakan Universal Akses 100% Air Minum 0% Kumuh
100% Sanitasi”. Untuk program pokok tema, kami mengangkat tentang pengelolaan sampah, pemukiman kumuh, pendataan jamban sehat, dan pembuatan peta sosial desa. Kemudian
masalah-masalah di luar tema tersebut, kami masukkan ke dalam program bantu seperti
penyuluhan demam berdarah, pola hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar, posyandu, dan
2
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun tujuan yang kami maksud adalah sebagai
berikut:
1. Membantu menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Desa
Sibetan.
2. Memberikan pemahaman pola hidup yang sehat kepada anak-anak di lingkungan
Desa Sibetan.
3. Melakukan pendataan yang kemudian disusun dalam bentuk IMAP.
1.3 Profil Desa Sibetan
Desa Sibetan adalah desa yang terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem, Bali. Desa Sibetan dengan luas wilayah 11,25 km2 terletak pada ketinggian 400
– 500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 3-45 mengarah ke selatan. Sebagian besar dari luas wilayah tersebut merupakan lahan kering/tegalan yaitu 912,616 Ha,
sedangkan sisanya dipergunakan sebagai lahan pekarangan, persawahan dan lahan lainnya.
Desa Sibetan memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Desa Jungutan
Sebelah Barat: Desa Duda Timur
Sebelah Selatan: Desa Selumbung
Sebelah Timur: Desa Bebandem
Akses masyarakat menuju Pasar Telaga yaitu 2 Km, setara dengan jarak menuju ke
pusat kecamatan, yaitu Kecamatan Bebandem. Sedangkan untuk akses menuju Kota
Amlapura yaitu sekitar 10 Km, dan untuk menuju Bandara Internasional Ngurah Rai adalah
78 Km.
Desa Sibetan memiliki pola permukiman yang tersebar, karena sebagian besar
wilayah Desa Sibetan masih berupa kebun salak dan pepohonan. Desa Sibetan dibagi dalam
10 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Telaga, Banjar Dinas Dukuh, Banjar Dinas Karanganyar,
Banjar Dinas Telutug, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Berahmana, Banjar Dinas
Kreteg, Banjar Dinas Kutabali, Banjar Dinas Pengawan, Banjar Dinas Tengah. Batas – batas
wilayah Desa dinas ditandai dengan tapal batas antar Desa sedangkan batas wilayah Banjar
3 Struktur perekonomian Desa Sibetan, masih bercorak agraris yang menitikberatkan
pada sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian
masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 80% dari total penggunaan lahan desa. Juga
80% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan
perkebunan. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah tanaman
salak, padi dan palawija. Beberapa sektor ekonomi yang tergolong economic base dan
menonjol di samping sektor pertanian adalah, perdagangan, industri rumah tangga (anyaman)
dan pengolahan serta sektor agro pariwisata. Pada sektor perdagangan adalah hasil bumi
seperti jagung, pasang, dan kelapa. Sedangkan fasilitas pasar yang ada di desa Sibetan, yaitu
Pasar Telaga dan kalanganyar.
Pada sektor jasa, yang menonjol adalah tumbuhnya lembaga/institusi keuangan mikro
berupa Koperasi, LPD, berkembangnya kelompok – kelompok tani sebagai pendukung
ekonomi desa. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam perkebangan
ekonomi desa secara keseluruhan. Disamping itu sektor jasa yang lain adalah buruh bangunan
dan buruh angkutan.
Sektor industri pariwisata yang berkembang di desa Sibetan juga diharapkan mampu
mendorong perkembangan ekonomi desa secara keseluruhan. Karena sektor ini
mempengaruhi perkembangan sektor-sektor yang lainnya.
Di luar sektor-sektor tersebut, ada juga masyarakat desa yang bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil, POLISI, dan TNI.
Akses terhadap fasilitas infrastruktur permukiman dapat dikatakan masih tergolong
cukup baik. Fasilitas pendidikan yang dimiliki Desa Sibetan berupa tujuh buah Sekolah Dasar
(SD) dan satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuh SD tersebut tersebar di tujuh dari
sepuluh banjar dinas Desa Sibetan dan satu SMK berlokasi di pusat desa, sehingga
masyarakat tidak sulit untuk mendapatkan fasilitas pendidikan.
Desa Sibetan memiliki pasar yang berjumlah tiga buah yang berlokasi di beberapa
Banjar. Pasar-pasar tersebut adalah Pasar Telaga yang terletak di Banjar Telaga, Pasar
Karanganyar yang terletak di Banjar Karanganyar, serta Pasar Kreteg yang terletak di Banjar
Kreteg.
Akses terhadap air bersih di Desa Sibetan masih dapat diakses dengan mudah karena
4 Desa Sibetan memiliki satu Puskesdes yang terletak di Banjar Karanganyar serta satu Pustu
(Puskesmas pembantu).
Fasilitas infrastruktur permukiman yang masih perlu dibenahi adalah sarana dan
prasana untuk pengelolaan sampah, karena Desa Sibetan masih belum memiliki Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai. Titik pengangkutan sampah oleh DKP
Karangasem di Desa Sibetan yang hanya berjumlah satu buah menyebakan permasalahan
sampah masih menjadi masalah yang utama. Fasilitas sarana dan prasarana yang masih
kurang di Desa Sibetan juga berupa drainase yang kurang baik, serta lampu penerangan jalan
yang masih sangat kurang.
5
BAB II
HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI
2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman
Desa Sibetan memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa Sibetan dengan
pusat kota Amlapura. Kondisi jalan provinsi tersebut masih tergolong baik karena mengalami
perbaikan pada tahun 2015. Untuk jalan-jalan desa, sebagian besar tergolong baik, namun
untuk jalan yang menuju permukiman terpencil, sebagian besar masih rusak dan sangat
berbahaya untuk dilalui mengingat wilayah Desa Sibetan yang berada di dataran tinggi
dengan kontur perbukitan membuat sebagian jalan desa bermotif tikungan yang terjal. Sektor
ekonomi di Desa Sibetan dapat dikatakan sudah baik karena memiliki tiga pasar sebagai
pusat perputaran uang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan juga Lembaga Perkreditan
Desa (LPD). Pemanfaatan lahan di Desa Sibetan juga mendorong kualitas sektor ekonomi
dengan adanya perkebun salak, sehingga banyak masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
Sarana dan prasarana air minum diakses dengan cukup baik, karena terdapat beberapa
sumber mata air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sibetan. PAM Desa juga
mengalir hampir ke semua rumah warga, namun ada juga yang belum mendapatkan akses
PAM Desa. Masalah lain dari PAM Desa ini juga terdapat pada sistem aliran air yang hidup
hampir hanya setiap pagi hari dan sore hari saja, yang berarti masyarakat harus menampung
air tersebut jika ingin menggunakannya untuk satu hari penuh. Sanitasi dan bangunan rumah
di Desa Sibetan sebagian besar masih layak huni dan memiliki jamban, walaupun masih ada
juga yang belum memiliki jamban dan kurang layak huni.
Data-data infrastruktur permukiman untuk Desa Sibetan selengkapnya dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut ini.
Sarana dan Prasarana Kawasan Permukiman
6
Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016
Sanitasi berbasis masyarakat
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Agustus 2016
Akses Masyarakat Terhadap Sanitasi
7
Sumber: Kelian Banjar Dinas Desa Sibetan
Bangunan Rumah
Nama Dusun Jumlah Yang dilengkapi
IMB
Nama Bangunan Jumlah Yang dilengkapi
IMB
8
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi
Puskesmas 1 Br. Karanganyar
Puskesmas pembantu 1 Br. Tengah
Pos Bersalin 1 Br. Karanganyar
Posyandu 10 Setiap Banjar
Praktek Dokter Umum 1 Br. Telaga
Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016
Fasilitas Pendidikan
Nama Sekolah
Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi
Laki-laki Perempuan Jumlah Jamban
Tempat
Sumber: Observasi, Wawancara, dan Data Administrasi Sekolah Agustus 2016
2.2 Permasalahan Infrastruktur Permukiman
Permahasalah Umum
Desa Sibetan merupakan daerah penghasil buah salak terbesar di Bali. Wilayah
desanya didominasi oleh persawahan dan perkebunan khususnya kebun salak, sebagian
masyarakatnya mendapatkan peghasilan dari hasil perkebunan, dimulai dari pemilik kebun
ataupun buruhnya. Sebagai desa yang mempunyai banyak kebun sudah sewajarnya akan
menghasilkan banyak sampah organik yang seharusnya bisa diolah namun sayangnya
9 Masyarakat Sibetan mayoritas bersekolah sampai tingkat SMA sehingga
membutuhkan pelatihan khusus untuk merealisasikan pengelolaan sampah organik. Selain
sampah organik yang menjadi permasalahan kebersihan lingkungan desa, ada sampah
anorganik yang banyak berserakan di sekitaran masyarakat misalnya di pemandian umum,
pasar, pinggir jalan, dll. Beberapa sampah anorganik ini seharusnya bisa menambah
penghasilan warga dengan cara menukarkannya di bank sampah namun pada kenyataannya
warga belum memanfaatkan dengan baik potensi tersebut. Selain akan menambah
penghasilan, pengolahan sampah organik dan anorganik akan mengurangi pencemaran alam.
Selain permasalahan banyaknya sampah yang berserakan, tingkat pendidikan dan
tingkat perekonomian warga rupanya mempengaruhi perilakunya dalam menjaga kebersihan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, masyarakat Sibetan masih membuang sampah di
sungai, pekarangan rumah, saluran air dll, padahal DKP telah menyediakan sebuah tempat
sampah yang nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir. Namun
masyarakat sibetan belum memanfaatkan dengan baik fasilitas yang disediakan karena
kendala jarak tempat sampah tersebut dengan permukiman warga yang cukup jauh.
Setelah dilakukan survey di Desa Sibetan ternyata banyak ditemukan tempat sampah
pribadi yang dibangun di atas tanah milik pribadi. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah
yang tersebar di lingkungan warga. Jika dilihat sekilas, sampah-sampah tersebut sangat
mengganggu pemandangan dan dapat menambah potensi terjadinya penyakit misalnya
Deman Berdarah. Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat agar dapat memilah dan
mengolah sampah dengan baik sehingga tingkat kesehatan di Desa Sibetan juga dapat
diperbaiki dan ditigkatkan. Desa Sibetan masih banyak memiliki lahan kosong yang
seharusnya bisa dibangun sebuah Tempat Pembuangan Sementara yang nantinya masyarakat
Sibetan dapat bergotong royong serta bahu-menbahu dalam pembanguanan, pengangkutan,
dan pengelolaannya. Karena, jika warga hanya mengandalkan fasilitas yang disediakan
pemerintah saja tidak akan ada perubahan sampai kapan pun. Oleh karena itu, diperlukan
kesadaran dan kerja sama masyarakat sibetan dalam menjaga kebersihan sehingga dapat
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakatnya.
Permasalahan Air Minum
Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, jika tidak ada air maka
mustahil manusia bisa melanjutkan kehidupan. Selain digunakan untuk kebersihan, air sangat
10 adalah air yang bersih dan sehat. Berdasarkan survey dan wawancara dengan masyarakat
sibetan, Desa Sibetan memiliki banyak mata air yang masih sangat deras mengeluarkan air
bersih bahkan ditemukan banyak air yang terbuang karna pipa-pipa air tidak ditutup. Warga
yang membutuhkan air dapat mengambil langsung dari mata airnya. Kendalanya adalah tidak
semua warga tinggal di dekat mata air sehinga ada beberapa perumahan yang tidak dapat
mengakses air tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, aparat desa telah
mengupayakan adanya pipa-pipa yang dapat mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, namun tidak semua rumah warga terjangkau oleh pipa-pipa tersebut selain itu,
ukuran pipa yang relative kecil mengakibatkan aliran air sering mengalami kemacetan
sehingga seringkali masyarakat kewalahan dalam menjalankan aktifitasnya.
Dilihat dari permasalahan tersebut seharusnya bisa dipecahkan dengan cara
membangun sebuah pompa besar yang mampu mengalirkan air dari mata air terdekat ke
permukiman warga. Namun hal ini akan membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merealisasikannya.
Masalah Faktor Penyebab
Aspek Teknis Keterbatasan jumlah
pipa sehingga beberapa
permukiman tidak
sehingga pipa-pipa yang
ada tidak dapat
menjangkau perumahan warga.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, masalah tersebut disebabkan oleh keterbatasan fasilitas yang disediakan pemerintah dan
minimnya kesadaran
masyarakat dalam
bekerjasama untuk
memenuhi kebutuhan
pribadi masing-masing.
Selain itu, keterbatasan lainnya dapat dilihat dari faktor sumber mata air dan kondisi pemukiman yang berada di dataran tinggi.
Aspek Sosial Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam
gotong royong untuk
memenuhi kebutuhan
pribadi
Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam
dari tokoh masyarakat
11
pemerintah khusunya
pipa-pipa air sehingga
beberapa pipa
Masalah Faktor Penyebab
Aspek Teknis Beberapa jamban milik
warga belum memenuhi standar karena masih banyak terdapat lubang
terbuka di
jamban-jamban pribadi yang seharusnya tertutup.
Beberapa warga masih
Buang Air Besar di sungai karena merasa tidak urgent memiliki
jamban dan
mengandalkan pemandian umum.
Berdasarkan survey dan wawancara dengan warga sibetan, masalah tersebut disebabkan oleh tingkat perekonmian warga yang masih terbatas sehingga pendapatan warga tidak
mencukupi untuk
memperbaiki jamban
pribadi. Sedangkan
bebarapa kepala keluarga
yang belum memiliki
jamban beranggapan
bahwa BAB hanya perlu di sungai atau pekarangan rumah karena merasa tidak urgent memilikinya.
Aspek Sosial Kurangnya kesadaran
warga dalam menjaga
kebersihan sehingga
masih banyak warga yang BAB disembarang tempat seperti sungai dan pekarangan rumah.
Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam
Kurangnya pengetahuan
masyarakat untuk
mengelola sampah
organik dan anorganik
sehingga banyak
Sosialisasi antar
masyarakat utuk berbagi
informasi tentang
kebersihan dan kesehatan
masih sangat minim.
Selain itu, keterbatasan
pendidikan serta
perekonimian menjadi
12
organik dan anorganik sehingga banyak sampah yang berserakan.
Masalah tersebut
disebabkan oleh kurangnya penyuluhan secara aktif dari dinas terkait dan dari tokoh masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan
sehingga warga minim
informasi dalam hal
demikian. Aspek
Keuangan
Perekonomin warga
yang terbatas menjadi
kendala dalam
pembanguan jamban
pribadi misalnya warga yang hanya berprofesi sebagai buruh lepas dan
tidak mempunyai
pendapatan tetap.
Kurangnya lapangan
pekerjaan tetap bagi warga yang berpendidikan rendah
beberapa warga untuk
mencuci pakaian
menjadi tercemar oleh kotoran manusia dan
sampah-sampah yang
berada di saluran air
Kurangnya kesadaran
Permasalahan Penataan Kawasan Permukiman
Infrastruktur dasar di Desa Sibetan masih mengalami kendala di beberapa sektor.
Sektor yang utama adalah pada kondisi pengelolaan sampah yang masih belum ditangani
dengan baik. Sampah menjadi sektor yang utama karena kesehatan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal masyarakat. Kesehatan merupakan pondasi untuk
menggerakan aktivitas masyarakat sehari-hari, semakin bagus tingkat kesehatan masyarakat,
maka akan membuat desa juga semakin maju dan produktif.
Kurangnya fasilitas penampungan sampah (TPS) dan kurang baiknya sistem
pengelolaan sampah menjadi faktor utama dalam penanganan sampah di Desa Sibetan. Selain
kedua masalah tersebut, kesadaran masyarakat dalam menghadapi masalah sampah
merupakan poin penting dan sangat mendasar. Menjawab permasalahan tersebut, dibutuhkan
13 menyelesaikan masalah sampah ini. Hal yang paling utama yang harus segera dilakukan
adalah penambahan titik pengangkutan sampah di Desa Sibetan atau setidaknya dibuatkan
bak-bak sampah di beberapa titik yang dapat diangkut ke pusat pengangkutan oleh DKP
Karangasem.
Sektor lain yang juga menjadi masalah adalah beberapa akses jalan desa yang masih
kurang baik untuk dilalui, sehingga transportasi masih agak sulit untuk masuk ke
pelosok-pelosok desa. Mengenai permasalahan ini, diharapkan adanya perbaikan jalan sehingga
transportasi ke daerah pelosok desa dapat dilalui dengan baik, apalagi Desa Sibetan dikenal
karena perkebunan salaknya memperoleh manfaat untuk mendistribusikan hasil panen dari
para petani salak.
2.3 Peluang dan Potensi
Desa Sibetan memiliki luas wilayah 11,25 km2 dan didominasi oleh lahan perkebunan
yang hijau. Dari lahan tersbut seharusnya bisa menyediakan beberapa hektar tanah dipinggir
jalan untuk dibangun tempat pembuangan sampah sementara sehingga masalah pembuangan
sampah sembarangan dapat dikurangi. Selain itu, dari tanah yang luas dan mata air yang
berlimpah juga dapat dibangun WC umum untuk mengatasi masalah BAB sembarangan guna
mewujudkan Indonesia bersih dan sehat. Namun, jika dikaitkan dengan pembangunan dan
tanah pasti berhubungan erat dengan pendanaan dan lahan. Jika masyarakat hanya
mengandalkan dana dari pemerintah dan tidak mau melepaskan tanah untuk pembangunan
infrastruktur, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam pembangunan tersebut. Untuk
itu diperlukan kekompakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan utama. Kekompakan
tersebut bisa dimulai dari masing-masing banjar untuk membangun Desa Sibetan yang bersih
dan sehat.
Potensi yang dimiliki oleh Desa Sibetan seperti perkebunan salak dapat dimanfaatkan
sebagai agrowisata oleh beberapa pihak desa guna mendukung pembangunan sanitasi desa
dan pengelolaan sampah desa. Oleh karena itu dibutuhkan juga pembangunan jalan-jalan
kecil dan beberapa ruang di kebun salak untuk memberi kenyamanan dan kemudahan bagi
para wisatawan. Pembangunan jalan-jalan ini juga diharapkan dapat selaras dengan
kebutuhan masyarakat Desa Sibetan.
14
BAB III
RENCANA KERJA MASYARAKAT
3.1. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT
3.1.1. Jenis Pelatihan
Belum ada pelatihan yang bisa direalisasikan. Pelatihan input data profil desa yang
telah direncanakan sebelumnya tidak dapat terealisasi karena kendala dana yang belum cukup
untuk menyediakan akses internet di desa.
Jenis
Narasumber Waktu Tempat Keterangan
Kaya Menengah Miskin
L P L P L P
3.2. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABITILITASI SARANA AIR MINUM
DI MASYARAKAT PERDESAAN
3.2.1. Sistem Penyediaan Air Minum yang Direncanakan
Belum ada.
3.2.2. Rencana Jenis Pelayanan Air Minum yang akan direhabilitasi di Masyarakat
Lokasi (Dusun)
Akses Saat Ini Rencana Perbaikan
Akses SPAM Rencana Perbaikan SAM
15
3.2.3. Rencana Rehabilitasi Sarana Air Minum yang akan Dibangun di Sekolah
Belum ada.
Nama Sekolah Jenis sarana air minum yang direncanakan
Jumlah sarana air minum yang direncanakan
3.2.4. Detailed Engineering Design (Rincian Desain Teknis) dan/atau Gambar Sketsa Belum ada.
3.2.5. Rencana Biaya Belum ada.
3.2.6. Rencana Pelaksanaan Belum ada.
3.3. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABILITASI SARANA SANITASI
KOMUNAL DI MASYARAKAT PERI URBAN
3.3.1. Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal yang Direncanakan
Belum ada.
3.3.2. Rencana Jenis Sarana Sanitasi Komunal yang akan direhabilitasi di Masyarakat
Lokasi
Rencana Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal
3.3.3. Detailed Engineering Design (Rincian Desain Teknis) dan/atau Gambar Sketsa Belum ada.
16 3.3.5. Rencana Pelaksanaan
Belum ada.
3.4. RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL KSM
3.4.1. Kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam Pengelolaan Kegiatan
RKM Belum ada.
3.4.2. Rincian Biaya Belum ada.
3.5. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA SANITASI DI
SEKOLAH
3.5.1. Jenis Sarana Sanitasi Sekolah yang akan Dibangun Belum ada.
Jenis Sarana Jumlah Sarana
yang Ada Saat Ini
Kualitas Sarana yang Ada (Baik/Tidak Baik)
Jumlah Sarana yang akan Dibangun
Keterangan
Jamban Guru - - - -
Jamban Siswa - - - -
Tempat Cuci
Tangan
- - - -
3.5.2. Rincian Biaya Belum ada.
17
3.6. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PENINGKATAN PERILAKU HIDUP
SEHAT DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH
3.6.1. Jenis Kegiatan Peningkatan Perubahan Perilaku Hidup Sehat di Masyarakat dan
Sekolah
18 3.6.2. Rencana Biaya
Belum ada.
3.6.3. Rencana Pelaksanaan Belum ada.
3.7. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN UNTUK BADAN
PENGELOLA
3.7.1. Jenis Pelatihan
Saat ini belum ada badan pengelola yang bisa diberikan pelatihan. Namun pihak desa
sudah berencana akan membuat Bank Sampah di tahun berikutnya sebagai bentuk solusi
untuk pengelolaan sampah.
Jenis
pelatihan Tujuan
Total Peserta
Peserta
Pelaksana/
Narasumber Waktu Tempat Keterangan
Kaya Menengah Miskin
L P L P L P
- - - -
3.7.2. Rencana Biaya Belum ada.
19
BAB IV
REKAPITULASI KEGIATAN DAN BIAYA RKM
A. REKAPITULASI KEGIATAN
No. Kegiatan Jumlah Biaya
Sumber dana
Bantuan Langsung
Masyarakat APBD Kontribusi Masyarakat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
B. Prioritas Kegiatan Pendampingan KKN Tematik
Masalah yang akan diselesaikan
Target hasil yang ingin dicapai
Bentuk dukungan/bantuan teknis yang diperlukan Diskusi masalah
Diskusi dengan dinas terkait dalam hal ini DKP
Kasus Demam Berdarah Memberi pengetahuan
masyrakat untuk mencegah demam berdarah
Memberikan penyuluhan demam berdarah
Memantapkan pengetahuan cuci tangan yang baik
Memberi pemahaman mengenai pentingnya cuci tangan
20
C. Rencana Kerja Pendampingan KKN Tematik yang Disepakati
Kegiatan Waktu Person yang Terlibat
21
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No. Jenis kegiatan
Waktu pelaksanaan (Bulan ke-)
22
Sumber: Data Profil Desa Sibetan
Pencaharian Masyarakat
Jenis Pencaharian Jumlah KK %
1. Petani 1078
2. Pedagang 200
3. Pegawai Negeri 177
4. Buruh Perusahaan 370
5. Lainnya 777
Sumber: Kelian Banjar Dinas Desa Sibetan
Akses Masyarakat
Akses Keterangan
1. Jarak dan waktu tempuh dengan ibu kota kecamatan
2,71 Km 1 Menit
2. Jarak dan waktu tempuh dengan ibu kota kabupaten
10,7 Km 17 Menit
3. Jarak dan waktu tempuh desa dengan lembaga pendidikan SLTP
4 Km 7 Menit
4. Jarak dan waktu tempuh desa dengan lembaga pendidikan masyarakat untuk ke pasar
1 Km 2 Menit
23
Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Agustus 2016
Akses Masyarakat Terhadap Sanitasi
Jumlah Rumah
24
Bangunan Rumah
Nama Dusun Jumlah
Yang
Nama Bangunan Jumlah Yang dilengkapi
IMB
Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi
Puskesmas 1 Br. Karanganyar
Puskesmas pembantu 1 Br. Tengah
Pos Bersalin 1 Br. Karanganyar
Posyandu 10 Setiap Banjar
Praktek Dokter Umum 1 Br. Telaga
25
Fasilitas Pendidikan
Nama Sekolah
Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi
Laki-laki Perempuan Jumlah Jamban
Tempat Cuci Tangan
Tempat Sampah
SD Negeri 1
Sibetan 82 90 172 5 1 12
SD Negeri 2
Sibetan 68 59 127 4 4 6
SD Negeri 3
Sibetan 91 90 181 6 6 7
SD Negeri 4
Sibetan 30 33 63 6 5 2
SD Negeri 5
Sibetan 48 41 89 4 9 6
SD Negeri 6
Sibetan 34 23 57 4 4 15
SD Negeri 7
Sibetan 30 32 62 2 - 16
26
Daftar Permasalahan
Daftar Permasalahan Uraian masalah
Potensi dan Peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan
Fungsi sarana air minum
Air yang tidak mengalir 24 jam
di desa. -
Belum semua masyarakat desa yang dapat dialiri air minum di
rumah.
Mencari sumber air untuk dijadikan SPAM Desa.
Fungsi Kelembagaan air minum - -
Iuran dan Peraturan
pemanfaatan air minum - -
Kepemilikan jamban keluarga Masih ada yang belum
memiliki jamban
Dibuatkan toilet umum atau sanitasi berbasis masyarakat di beberapa
titik.
Perilaku BAB masyarakat Masih ada masyarakat yang
BAB di sungai berserakan di sekitar pasar.
Perlu dibuatkan bak sampah atau penampungan sampah
Masih ada yang membuang sampah di bantaran sungai.
Perlu diberikan sosialisasi dan pemberian tanda larangan buang sampah.
Kecukupan sarpras lingkungan
Kurangnya tempat sampah di sepanjang jalur desa.
Membuat suatu TPS atau mencari alternatif yaitu dapat berupa Bank Sampah.
Kurangnya penerangan di jalur utama
Ditambahkan lampu penerangan di sepanjang
jalur utama desa Beberapa kondisi jalan yang
rusak Dilakukan perbaikan jalan
Kondisi penataan bangunan dan
lingkungan - -
27
URAIAN Cakupan tahun
sekarang
- Memiliki angkutan
28
29
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1. Pembagian bubuk abate
Gambar 2. Meminta izin mengadakan kegiatan PHBS
30
Gambar 4. Suasana posko KKN
Gambar 5. Pembagian hadiah PHBS
Gambar 6. Pemeriksaan ibu-ibu hamil ke rumah-rumah
31
Gambar 8. Diskusi dengan kepala desa
Gambar 9. Tanya jawab Penyuluhan Pedofilia, Pernikahan Dini, dan Narkoba
32
Gambar 11. Kegiatan PHBS di SD
Gambar 13. Kegiatan PHBS di SD
33
Gambar 14. Wawancara di TPA Linggasana
34
Laporan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Periode XIII Universitas Udayana
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Analisis Situasi
Kuliah Keja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah
suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa,
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Tahun 2016 Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem menjadi
lokasi pelaksanaan KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman Periode XIII. Desa
Sibetan terletak di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Kecamatan Bebandem merupakan
tempat yang dijadikan sebagai salah satu pengadaan KKN-PPM Universitas Udayana.
Desa Sibetan terbagi atas sepuluh banjar/dusun, diantaranya Dusun Kreteg, Dusun
Tengah, Dusun Telaga, Dusun Karanganyar, Dusun Brahmana, Dusun Pengawan, Dusun
Dukuh, Dusun Telutug, Dusun Kutabali, dan Dusun Triwangsa. Secara geografis,
batas-batas wilayah Desa Sibetan adalah sebagai berikut:
1. Di sebelah utara : Desa Jungutan
2. Di sebelah timur : Desa Bebandem
3. Di sebelah selatan : Desa Selumbung
4. Di sebelah barat : Desa Duda Timur
Desa Sibetan dengan luas wilayah 11,25 km2 terletak pada ketinggian 400 – 500
meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 3-45 mengarah ke selatan.
Sebagian besar dari luas wilayah tersebut merupakan lahan kering/tegalan yaitu 912,616
Ha, sedangkan sisanya dipergunakan sebagai lahan pekarangan, persawahan dan lahan
lainnya.
Melalui program ini diharapkan mahasiswa KKN-PPM dan dosen pembimbing dapat
35 berikutnya. KKN-PPM yang berlangsung di desa Sibetan ini terdapat beberapa rencana
program kegiatan, yakni:
1. Bidang Interdisipliner (PKP) dengan judul kegiatan Upaya Penataan Tempat
Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal Pengangkutan Sampah Oleh
Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan Pemilahan Sampah.
2. Bidang Prasarana Fisik dengan judul kegiatan Pembuatan Pengadaan Plang
Peringatan di Desa Sibetan.
3. Bidang Sosial Budaya dengan judul kegiatan Pembinaan Remaja Melalui
Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan Dini.
4. Bidang Kesehatan Masyarakat dengan judul kegiatan Penyuluhan Pencegahan
Demam Berdarah; Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta
Simulasi CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).
Pada rencana program yang akan dijalankan di desa Sibetan, dan tujuan yang
diharapkan dapat diusulkan tema sebagai berikut “Pendampingan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman Dengan Pola Kuliah Kerja Nyata Untuk Menciptakan
Lingkungan Bersih dan Sehat Di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem –Bali”.
1.2Identifikasi Permasalah
Adapun beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi di Desa Sibetan adalah
sebagai berikut:
a. Kurangnya fasilitas penampungan sampah (Tempat Pembuangan Sementara) dan
kekurangan pemilahan serta pengelolaan sampah
b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang membuang sampah pada tempatnya
c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan demam berdarah.
d. Kurangnya kesadaran siswa SD akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
e. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dampak narkoba, pedofilia, dan
pernikahan dini baik dari segi hukum, sosial, ataupun kesehatan.
1.3Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Ke-XIII Universitas Udayana yang
berlokasi di Desa Sibetan adalah untuk memberdayakan masyarakat Desa dalam
36 melalui pemberdayaan dan pengelolaan kebersihan serta kesehatan desa. Secara spesifik
tujuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mahasiswa peserta KKN dapat memahami penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yaitu pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat Desa Sibetan,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
2. Mahasiswa peserta program KKN dapat menerapkan bidang ilmu teoritis kedalam
penerapan praktis di masyarakat dengan sikap empati dan kepedulian terhadap
masyarakat.
3. Meningkatkan daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan
menanamkan jiwa peneliti yang eksplortatif dan analis dalam bidang interdisipliner
dan lintas sektoral.
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Udayana untuk
melaksanakan program-program pembangunan.
5. Masyarakat Desa Sibetan dapat memperoleh bantuan pikiran serta tenaga dalam
melaksanakan program pembangunan terutama dalam mengoptimalkan potensi yang
dimiliki daerah tersebut.
6. Sumber daya manusia di Desa Sibetan dapat diberdayakan untuk melaksanakan
pembaharuan-pembaharuan guna mendukung pembangunan nasional.
1.4Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan program KKN-PPM di Desa Sibetan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa peserta KKN dapat menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat.
2. Mahasiswa memiliki sikap empati dan kepedulian terhadap permasalahan
masyarakat Desa Sibetan dan mampu mengimplementasikan ilmu teoritis yag
dimiliki untuk mencari solusinya.
3. Meningkatnya daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan
jiwa peneliti yang eksploratif dan analis dalam bidang interdidipliner dan lintas
sektoral.
4. Mahasiswa Universitas Udayana mendapat kesempatan melaksanakan
program-program pembangunan.
5. Menciptakan hubungan harmonis antara masyarakat, mahasiswa, dan civitas
37 6. Meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Sibetan terhadap pentingnya untuk
38
BAB II
JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Tema dan Program
2.1.1 Tema
Tema yang diangkat dalam kegiatan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) periode XIII di Desa Sibetan ini adalah “Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Dengan Pola Kuliah Kerja Nyata Untuk Menciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat Di Desa Sibetan,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem –Bali”.
2.1.2 Program
Program KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman terbagi menjadi dua:
1. Program Pokok
a.Pokok Tema
Adapun program pokok tema pada KKN-PPM ini adalah tentang
pendampingan pengembangan kawasan permukiman terkait sampah dan
sanitasi untuk menciptakan lingkungan desa yang bersih dan sehat. Program
ini terdiri dari:
Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal
Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta
Penyuluhan Pemilahan Sampah
Pengadaan Plang Peringatan di Desa Sibetan
b. Pokok Non-tema
Program Pendampingan Keluarga
2. Program Bantu
a.Pembinaan Remaja Melalui Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan
Dini
b. Pembinaan Bina Keluarga Balita
39
d. Pembinaan Bina Keluarga Lansia
e.Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah Dengue
f.Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta Simulasi CTPS
(Cuci Tangan Pakai Sabun)
g. Gotong Royong
h. Perayaan HUT-RI ke 71
i.Posyandu
2.2Jadwal Pelaksanaan Program
2.2.1 Program Pokok
a. Program Pokok Tema
i. Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal
Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan Pemilahan Sampah
4 Survey lokasi untuk IMAP
2 Wawancara dengan
pihak yang menangani
2 Rapat pengolahan
40
Agustus 2016 Pembuangan Akhir
(TPA) Linggasana dan
3 Rapat Koordinasi
KKN Sibetan dengan
2 Penyuluhan tentang
Pengelolaan dan
ii. Pengadaan Plang Peringatan di Desa Sibetan
No Tanggal dan
2 Pengambilan plang
himbauan
41 b. Program Pokok Non Tema
i. Program Pendampingan Keluarga
Jadwal program pendampingan keluarga akan dijelaskan didalam laporan
individu.
2.2.2 Program Bantu
i. Pembinaan Remaja Melalui Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan
Dini
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan Dini
No Tanggal dan
bidang sosial budaya
dengan kepala desa
adalah program kerja
42
briefing untuk acara pembinaan remaja
15 orang Mahasiswa
6. Senin,
22Agustus
2016
09.00 – 12.00
3 jam Penyuluhan narkoba,
pedofilia, dan
ii. Pembinaan Bina Keluarga Balita, Remaja, dan Lansia
Tabel Jadwal pelaksanaan Pembinaan Keluarga Balita, Remaja, dan Lansia
43
1 Kamis, 28
Juli 2016
14.00 – 08.00
3 jam Mengikuti kegiatan
bina keluarga balita,
iii. Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah Dengue
Tabel Jadwal pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah
Dengue
2 jam Diskusi mengenai
rencana program kerja
Desa yang meliputi ke
44
masukan mengenai
program kerja bidang
kesehatan
3. Selasa, 26 Juli
2016
13.30 – 18.30
5 jam Persiapan penyuluhan
berupa pembuatan
materi presentasi,
pembelian bubuk
Abate dan persiapan
alat presentasi
15 orang Mahasiswa
6. Rabu, 27 Juli
2016
07.00 – 10.00
3 jam Penyuluhan kesehatan
tentang Demam
Berdarah Dengue
(DBD)
7 orang Kelian banjar dan
kelian adat
(Cuci Tangan Pakai Sabun)
Tabel Jadwal pelaksanaan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
serta Simulasi CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)
No Tanggal dan
2 jam Diskusi mengenai
45 dan kelian banjar
2. Jumat, 29 Juli
2016
09.00 – 10.00
1 jam Kunjungan ke Kantor
Desa untuk meminta
persetujuan mengenai
kegiatan penyuluhan
PHBS di seluruh SD
yang ada di Desa
Desa yang meliputi ke
Puskesmas Desa dan
dan penyebaran surat
46
4. Minggu, 31
Juli 2016
17.00 – 19.00
2 jam Pembelian keperluan
penyuluhan PHBS
6 orang Mahasiswa
5. Minggu, 31
PHBS dan cuci tangan
di SD N 7 Sibetan
15 orang Mahasiswa
6. Senin, 1
Agustus 2016
09.00 – 11.00
3 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 1 Sibetan
15 orang Mahasiswa
8. Selasa, 2
Agustus 2016
09.30 – 11.30
2 jam Penyuluhan kesehatan
47
dan penyebaran surat
izin penyuluhan
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 5 Sibetan
15 orang Mahasiswa
11. Senin, 15
Agustus 2016
09.00 – 11.00
2 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 2 Sibetan
15 orang Mahasiswa
13. Selasa, 16
Agustus 2016
09.00 – 11.00
2 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
dan penyebaran surat
48 SD N 6 Sibetan
15. Kamis, 18
Agustus 2016
20.00 – 21.00
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 6 Sibetan
15 orang Mahasiswa
16. Jumat, 19
Agustus 2016
09.00 – 11.00
2 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 3 Sibetan
15 orang Mahasiswa
18. Sabtu, 20
Agustus 2016
09.00 – 11.00
2 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
dan penyebaran surat
49 20. Senin, 22
Agustus 2016
20.00 – 21.00
1 jam Persiapan keperluan
penyuluhan PHBS dan
briefing pelaksanaan
program penyuluhan
PHBS dan cuci tangan
di SD N 4 Sibetan
15 orang Mahasiswa
21 Selasa, 23
Agustus 2016
09.00 – 11.00
2 jam Penyuluhan kesehatan
tentang PHBS dan
Tabel Jadwal Pelaksanaan Gotong Royong
No Tanggal dan
15 orang Mahasiswa
2. Minggu, 31
Saraswati dan HUT RI
ke-71
- Kepala Desa
Sibetan beserta
perangkat desa
50
4. Kamis, 18
Agustus 2016
09.00 – 13.00
4 jam Gotong royong untuk
membersihkan acara
vi. Perayaan HUT-RI ke-71
Tabel Jadwal Pelaksanaan HUT-RI ke 71
No Tanggal dan
3 jam Mengikuti kegiatan
51
Ikut serta dalam acara
Perayaan HUT RI
ke-Ikut serta dalam acara
konser musik dalam
4 jam Gotong royong untuk
52
BAB III
REALISASI PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Program Pokok
3.1.1Program Pokok Tema
a. Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal
Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan
Pemilahan Sampah
Deskripsi Kegiatan
Secara umum, sampah merupakan suatu benda atau material yang sudah tidak
difungsikan kembali karena nilai gunanya telah habis.Sampah merupakan masalah
klasik yang sampai saat ini belum dapat terselesaikan.Di kota-kota besar, sampah
merupakan masalah umum yang juga menjadi penyebab dari munculnya
permasalahan baru yang mengiringi, seperti banjir, bau tidak sedap, hingga
penyakit.
Merupakan hal yang sangat menarik ketika sampah mulai masuk ke wilayah
desa. Perkembangan industri dan aktivitas perekonomian yang diikuti dengan
perubahan gaya hidup masyarakat khususnya di pedesaan, membuat masalah
sampah mulai masuk dan menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Seperti halnya
yang terjadi di Desa Sibetan, sebagai sentra perkebunan salak terbesar di Bali,
banyak kebun salak disisi jalan yang bisa kita temui.Tentu, dengan luasnya
perkebunan tersebut, Desa Sibetan berpotensi menghasilkan sampah jenis organik
dengan volume yang cukup besar.Namun, yang menjadi sorotan justru keberadaan
sampah anorganik yang cukup melimpah, dan mirisnya sampah tersebut menumpuk
di pinggiran sungai.
Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan, setidaknya terdapat 5 titik tumpukan sampah anorganik yang tidak berada pada tempat sampah, seperti yang
kami temukan di pinggiran kebun salak dan di bawah jembatan. Adapun titik yang
paling parah kondisinya berada di jembatan Tukad Bu di wilayah Banjar Dinas
Triwangsa.Tumpukan sampah anorganik yang meghiasi lereng pinggiran sungai
sungguh merupakan pemandangan yang tidak elok dilihat, mengingat sungai Tukad
Bu merupakan sungai produktif yang biasa digunakan oleh warga untuk
53 yang sering membuang sampah di tempat tersebut, namun keberadaan sampah yang
menumpuk tersebut mengindikasikan bahwa Desa Sibetan mengalami masalah
darurat sampah yang harus segera terselesaikan.
Pelaksanaan Kegiatan
a.Waktu
- Sabtu, 23 Juli 2016
Kami melangsungkan survey data imap untuk pertama kali.Survey data
ini kami langsungkan guna mendapatkan peta sosial yang didalamnya berisi
titik-titik lokasi masalah sampah.
- Senin, 25 Juli 2016
Melaksanakan rapat koordinasi terkait jadwal program kerja
KKN-PPM dengan perangkat desa yang dipimpin oleh Perbekel Desa
Sibetan.Salah satu agenda rapat adalah membahas tentang usaha
penyelesaian masalah sampah dan kebersihan lingkungan termasuk sanitasi
sesuai dengan program pokok tema KKN-PPM.
- Selasa, 26 Juli 2016
Mengirim surat permohonan diskusi dengan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan guna merencanakan tindakan strategis sebagai usaha dalam
menyelesaikan masalah sampah di Desa Sibetan.
- Jumat, 29 Juli 2016
Melakukan diskusi dengan Kepala Bagian Pengangkutan DKP guna
mengklarifikasi masalah jadwal pengangkutan sampah di Desa
Sibetan.Dilanjutkan dengan diskusi bersama Kepala Bagian Penyuluhan
DKP terkait dengan rencana penyuluhan masalah pengelolaan sampah di
Desa Sibetan.
- Selasa, 2 Agustus 2016
Rapat mengenai pengelolaan sampah di Kantor Kecamatan Bebandem
yang dipimpin langsung oleh Camat Bebandem dan dihadiri oleh petugas
dari Balai Lingkungan Hidup, petugas dari Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, serta segenap perangkat dinas Desa Sibetan beserta Bendesa
Adat Desa Sibetan. Hasil rapat memutuskan bahwa Desa Sibetan sebagai
54 tindakan strategis guna menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya
adalah dengan pengadaan Bank Sampah Unit di Desa Sibetan.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan Kepala Bagian Kebersihan
DKP ke Posko KKN-PPM Desa Sibetan untuk memberikan pembekalan dan
motivasi terkait dengan program penanganan masalah sampah yang akan
kami lakukan.
- Rabu, 3 Agustus 2016
Melakukan survey ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Linggasana guna melihat kondisi pengelolaan sampah serta berdiskusi dengan petugas
mengenai jadwal kedatangan kendaraan pengangkut sampah.
- Kamis, 4 Agustus 2016
Memenuhi undangan rapat koordinasi di Kantor Bupati Karangasem
yang dipimpin langsung oleh Asisten III Bupati.Rapat dihadiri pimpinan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Agenda rapat adalah penyampaian
program kerja KKN-PPM Desa Sibetan untuk disinergikan dengan program
Pemerintah Kabupaten Karangasem sesuai dengan masing-masing dinas
dalam satuan kerja. Hasil rapat memutuskan bahwa segala program kerja
KKN-PPM Desa Sibetan mendapat dukungan dari Pemkab Karangasem,
serta Pemkab Karangasem menyatakan siap membantu bila dibutuhkan
sebagai fasilitator.
- Sabtu, 6 Agustus 2016
Melakukan survey peta sosial terkait dengan masalah kepemilikan jamban.Dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi di Desa Sibetan,
berpengaruh langsung terhadap masalah sanitasi khususnya kepemilikan
jamban, sebagian masyarakat yang tergolong tidak mampu melakukan
aktivitas MCK dan buang air di sungai karena tidak memiliki jamban.
- Sabtu, 13 Agustus 2016
Penyuluhan tetang pengolahan dan pemilahan sampah di Banjar
Triwangsa. Banjar Triwangsa merupakan daerah dimana terdapat titik
tumpukan sampah paling parah, yakni jembatan Tukad Bu. Penyuluhan
dilakukan dengan harapan agar masyarakat sadar akan pentingnya
55
b. Lokasi
Lokasi tujuan dari penanganan masalah sampah adalah lingkungan Banjar
Triwangsa.Sedangkan untuk lokasi dari pendataan masalah sanitasi khususnya
jamban, berada di seluruh banjar di lingkungan Desa Sibetan, mengingat
dalam setiap banjar terdapat jumlah rumah yang tidak memiliki jamban.
c. Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan program ini adalah Desa Sibetan secara umum,
khususnya titik lokasi masalah yang telah kami tentukan dalam peta sosial
sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan.
d. Pihak Terlibat
Adapun pihak-pihak yang terlibat sebagaimana yang kami maksud dalam
program ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Dalam hal ini, mahasiswa adalah kami peserta Kuliah Kerja Nyata –
Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) Tematik Infrastruktur
Permukiman Universitas Udayana Tahun 2016. Dalam kegiatan ini kami
memiliki tugas dan fungsi pokok sebagai pihak yang melakukan
serangkaian kegiatan penelitian dalam KKN-PPM untuk mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi serta mencoba memberikan tawaran solusi
untuk bersama-sama menyelesaikan masalah, khususnya dalam kajian
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) yang didalamnya termasuk
penanganan masalah sampah dan kebersihan lingkungan serta sanitasi.
2. Perangkat Pemerintah Desa
Perangkat Pemerintah Desa dalam hal ini adalah jajaran perangkat desa
yang dipimpin oleh Perbekel Desa Sibetan yang meliputi struktur
organisasi pemerintahan desa. Dalam laporan ini, segenap perangkat desa
memiliki peran sebagai pihak yang akan mempertimbangkan maksud dari
usulan penanganan masalah yang kami berikan untuk dapat diteruskan
menjadi bagian dari program kerja desa sesuai dengan tahun anggaran
dana desa, dengan tujuan untuk menyelesaikan permaslahan yang ada di
56
3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan sangatlah vital, mengingat
permasalahan yang dialami desa adalah terkait dengan sampah dan
kebersihan lingkungan.Dalam laporan ini, kami mengharapkan peran
penting dari DKP dalam membantu desa untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada, terutama dalam melakukan pembinaan dan
memberi motivasi agar segala perencanaan dalam program kerja desa
dapat berjalan sesuai dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan
yang dimaksud.
4. Balai Lingkungan Hidup
Balai Lingkungan Hidup sebagai pihak sentral dalam menangani
masalah lingkungan termasuk melakukan koordinasi tentang usaha untuk
pencegahan kerusakan lingkungan serta melakukan analisis mengenai
dampak lingkungan, kami rasa perlu untuk memberikan motivasi dan
dukungan kepada kami dan terlebih lagi kepada Desa Sibetan agar mampu
menyelesaikan maslah lingkungan yang sedang dihadapi, khususnya
sampah.
Hasil Kegiatan
Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan sesuai dengan jadwal, maka
dapat kami berikan hasil berupa Usulan Penanganan Permasalahan Sampah dan
Kebersihan Lingkungan Dalam Bidang Kegiatan Interdisipliner Pengembangan
Kawasan Permukiman (PKP). Dalam usulan tersebut, kami memaparkan beberapa
tawaran solusi sebagai berikut:
1. Pengadan Bank Sampah Unit
2. Pengadaan Bak Sampah pada beberapa tempat strategis
3. Pengadaan Kendaraan Operasional Pengangkut Sampah
4. Pengerukan tumpukan sampah di pinggiran sungai Tukad Bu untuk
kemudian diangkut menuju TPA Linggasana
57
Kendala
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang
dimaksud, tentu terdapat beberapa kendala yang kami hadapi.Untuk pembuatan titik
pengangkutan sampah atau bak sampah/TPS baru belum bisa terealisasi karena
tidak tersedianya angkutan sampah di desa untuk membawa sampah-sampah
tersebut ke titik angkutan DKP, karena pihak DKP Karangasem juga tidak mampu
mengangkut sampah-sampah di lain titik selain titik yang telah ditentukan
dikarenakan keterbatasan angkutan DKP. Selain itu, pembuatan bank sampah belum
bisa dilaksanakan karena terkait belum siapnya lahan dari desa untuk membangun
bank sampah.Keterhambatan juga terjadi pada beberapa kegiatan yang telah kami
rencanakan karena kegiatan menyambut hari kemerdekaan. Menjelang hari
kemerdekaan, berbagai aktivitas dilakukan oleh Kantor Perbekel dan juga seluruh
dinas dalam SKPD. Sehingga kami harus membuat perubahan dalam jadwal untuk
58
Dokumentasi Kegiatan
b. Pengadaan Plang Himbauan di Desa Sibetan
Deskripsi Kegiatan
Plang larangan sampah merupakan salah satu program kerja kelompok Bidang
59 baru.Program ini bertujuan untuk memeringatkan masyarakat desa agar tidak
membuang sampah sembarangan. Hal ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang
terjadi di desa Sibetan, bahwa penduduk setempat masih sering membuang sampah
tidak pada tempatnya, maka mahasiswa peserta KKN-PPM Tematik Infrastruktur
Permukiman Periode XIII tahun 2016 berinisiatif untuk melakukan pengadaan plang
sampah. Plang sampah tersebut berisi peringatan serta hukuman bagi masyarakat
desa yang membuang sampah sembarangan.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari perencanaan model plang yang akan dibuat.
Selanjutnya, diskusi antarmahasiswa dengan masyarakat desa.Dalam hal ini, diskusi
antarmahasiswa dan pihak masyarakat diwakili oleh salah satu aparatur desa.Setelah
terdapat beberapa revisi selanjutnya dibuat rancangan final yang telah disetujui oleh
mahasiswa KKN dan aparatur desa dilanjutkan dengan pembuatan anggaran biaya
dan kesepakatan pendanaan.
Setelah itu dilakukan proses-proses yang mendukung terwujudnya program ini,
seperti pengadaan plang sampah, persiapan lokasi penempatan, dan proses finishing
berupa pengecatan dasar dan pengecatan informasi larangan plang sampah.
a.Waktu Pelaksanaan: 01 – 25 Agustus 2016
b. Lokasi Pelaksanaan: Pada titik-titik strategis rawan sampah.
c.Kelompok Sasaran: Masyarakat desa Sibetan
d. Pihak Terlibat: Kepala Desa, Kelian Banjar, Masyarakat, dan Mahasiswa
KKN.
Hasil Kegiatan
Program ini dikatakan berhasil jika plang sampah sudah terpasang dan
penduduk desa sadar dengan tidak lagi membuang sampah sembarangan.Selain
merusak alam, membuang sampah sembarangan juga mengakibatkan pencemaran
lingkungan, seperti penduduk yang membuang sampah di sungai dapat
60
Kendala Kegiatan
Dalam hal ini terdapat beberapa kendala yang terjadi dalam pengadaan plang
sampah, seperti jumlah dana yang terbatas dari pihak mahasiswa mengharuskan
perencanaan model yang sebagusnya dengan pendanaan yang seminimal mungkin.
Harga material pengadaan plang sampah yang mahal di lokasi KKN. Serta waktu
yang banyak terbuang dalam proses pengadaan plang sampah, dikarenakan pihak
pembuat sering menunda pengambilan plang tersebut.
3.1.2Program Pokok Non Tema
a. Program Pendampingan Keluarga
KKN-PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa di setiap desa yang telah ditentukan.Tujuan dari program
ini secara khusus adalah untuk mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam
mengangkat potensi yang dimilikinya.Salah satu kegiatan KKN-PPM ini adalah
program pendampingan keluarga (KK Dampingan).Kegiatan KK dampingan
dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Sibetan,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Pada KKN-PPM periode XIII ini
kami mendapatkan KK Dampingan terdapat di Desa Sibetan yang terdiri dari
Rumah Tangga Miskin yaitu sebagai berikut:
Tabel KK Dampingan Masing – Masing Mahasiswa
No Nama Mahasiswa Nama KK Dampingan
1 Ardini Mulyadi I Gusti Made Kompyang
2 I Gede Yogi Wikrama Yuda
3 Ida Ayu Inten Ratna Keswari I Wayan Pasek Sekar
4 Fitrotul Imaniyah
5 I Gusti Ayu Intan
Purnamaingrat
I Ketut Prapti
6 Sandi Yuantoro
7 Meyske Margareth Kaiba Made Rawan
8 Intan Maharani Widari
9 Tanniya Purnama Sari I Nengah Partika
61
11 Desak Made Ayu Pradnya
Puspitha
I Nengah Kariasa
12 I Wayan Ariantha Sentanu Ida Ayu Anom Astuti
13 Eka Suweantara Mangku Darma
14 R.m Satrio Gumulya U I Wayan Dangin
15 Ivan Anshori I Nengah Manis
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan
melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa
kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa
masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan
dengan KK dampingan yaitu sebagai berikut:
a) Masalah Kesehatan
Dalam hal kesehatan, KK Dampingan lebih sering menggunakan
obatobatan tradisional yang dipercayai dapat menyembuhkan
penyakit-penyakit yang mereka derita ataupun berobat ke pengobatan tradisional.
Terkadang jika ada warga yang sakit mereka hanya kontrol sekali ke
puskesmas terdekat namun jika keluhan sudah tidak dirasakan maka
mereka akan berhenti untuk kontrol sehingga penyakitnya bertambah
parah dan lebih sulit tertangani.
b) Masalah Perekonomian
Perekonomian dari KK Dampingan dapat dikatakan kurang mencukupi
jika dilihat sepintas dari besarnya pendapatan keluarga dibandingkan
dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari.Apabila ada hal-hal yang tidak
terduga, keluarga, kerabat ataupun tetangga siap membantu.
c) Masalah Pendidikan
Rata-rata pendidikan dari KK Dampingan hanya tamatan Sekolah Dasar
(SD) sedangkan anggota keluarga yang lain paling tinggi rata-rata tamatan
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah pendampingan keluarga ini,
diharapkan KK Dampingan dapat meningkatkan kebersihan, pendidikan
62 dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kebersihan,
kesehatan, keterampilan serta pendidikan sehingga dapat mengubah