• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 Desa Sibetan - Kecamatan Bebandem - Kabupaten Kibetan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 Desa Sibetan - Kecamatan Bebandem - Kabupaten Kibetan."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perguruan Tinggi dalam Pelaksanaan KKN Tematik Infrastruktur permukiman

Laporan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik

Infrastruktur Permukiman

Desa: Sibetan Kecamatan: Bebandem Kab/Kota: Karangasem

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Universitas Udayana

(2)
(3)

iii

TIM PENYUSUN LAPORAN

Nama Mahasiswa Fakultas Jurusan

Tim Inti

I Wayan Ariantha Sentanu MIPA Ilmu Komputer

Ivan Anshori FISIP Sosiologi

Fitrotul Imaniyah Kedokteran Fisioterapi

I Gusti Ayu Intan Purnamaningrat

Hukum Ilmu Hukum

Tim Pendukung

Ardini Mulyadi Sastra dan Budaya Sastra Indonesia

Ida Ayu Inten Ratna Keswari

Kedokteran Ilmu Keperawatan

Meyske Margareth Kaiba Teknik Teknik Sipil

R.m Satrio Gumulya U Pertanian Agribisnis

Sandi Yuantoro Pertanian Arsitektur Pertamanan

Intan Maharani Widari Ekonomi dan Bisnis Manajemen

Tanniya Purnama Sari Ekonomi dan Bisnis Akuntasi

Desak Made Ayu Pradnya Puspitha

Ekonomi dan Bisnis Akuntasi

Eka Suweantara MIPA Ilmu Komputer

I Gede Yogi Wikrama Yuda Teknologi Pertanian Teknologi Industri Pertanian

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan

Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman di Desa Sibetan

Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem dapat terselesaikan dengan baik.

Proses Kuliah Kerja Nyata Tematik Infrastruktur Permukiman telah dilakukan secara

partisipatif yang melibatkan kelompok kaya, miskin, laki-laki dan pberbagai kelompok serta

pembelajaran langsung kepada masyarakat.

Hasil proses tersebut kemudian disusun dalam suatu rencana pembangunan jangka

menengah program pengembangan infrastruktur permukiman, yang merupakan bagian dari

RPJM Desa/Kelurahan.

Dokumen laporan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk melengkapi tugas

kelompok KKN dan berharap untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Desa Sibetan, 27 Agustus 2016

Penyusun,

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan... ii

Tim Penyusun Laporan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Profil Desa Sibetan ... 2

Bab II Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi ... 5

2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman ... 5

2.2 Permasalahan Infrastruktur Permukiman ... 8

2.3 Peluang dan Potensi ... 13

Bab III Rencana Kerja Masyarakat ... 14

3.1 Rancangan Rinci Kegiatan Pelatihan di Tingkat Masyarakat ... 14

3.2 Rancangan Rinci Kegiatan Rehabilitasi Sarana Air Minum di Masyarakat Perdesaan ... 14

3.3 Rancangan Rinci Kegiatan Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal di Masyarakat Peri Urban ... 15

3.4 Rencana Kegiatan Operasional KSM ... 16

3.5 Rancangan Rinci Kegiatan Pembangunan Sarana Sanitasi di Sekolah ... 16

3.6 Rancangan Rinci Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Sehat di Masyarakat dan Sekolah ... 17

3.7 Rancangan Rinci Kegiatan Pelatihan untuk Badan Pengelola... 18

Bab IV Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya RKM ... 19

A. Rekapitulasi Kegiatan ... 19

B. Prioritas Kegiatan Pendampingan KKN Tematik ... 19

(6)

vi

Bab V Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN Tematik ... 21

LAMPIRAN:

- Data Desa ... 22

- Peta Sosial ... 28

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu visi dari seluruh perguruan tinggi

yang ada di Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu tujuan pencapaian

yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut karena setiap perguruan tinggi

diharapkan melahirkan orang-orang yang memiliki semangat juang yang tinggi, memiliki

pemikiran kritis, kreatif, mandiri, dan inovatif. Bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi

tersebut adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian

masyarakat.

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan (KKN-PPM) merupakan salah satu

realisasi dari pengabdian masyarakat berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. KKN-PPM

adalah kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. KKN-PPM

diharapkan dapat meningkatkan empati, kepedulian, kerjasama mahasiswa secara

multidisipliner dan kontribusi daya saing daerah dan nasional. KKN-PPM periode XIII tahun

2016 kali ini dilaksanakan di berbagai desa yang tersebar di seluruh kabupaten di Bali.

Desa Sibetan adalah salah satu desa tempat dilaksanakannya KKN-PPM periode kali

ini. Desa Sibetan terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Desa Sibetan memiliki luas 11,25 km2 dengan penduduk mencapai 8.725 jiwa. Wilayah Desa

Sibetan terdiri dari 10 banjar dinas yaitu Banjar Dinas Telaga, Banjar Dinas Dukuh, Banjar

Dinas Karanganyar, Banjar Dinas Telutug, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Brahmana,

Banjar Dinas Kreteg, Banjar Dinas Kutabali, Banjar Dinas Pengawan, Banjar Dinas Tengah.

KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman Periode XIII tahun 2016 ini umumnya

mempunyai tema “Pendampingan Gerakan Universal Akses 100% Air Minum 0% Kumuh

100% Sanitasi”. Untuk program pokok tema, kami mengangkat tentang pengelolaan sampah, pemukiman kumuh, pendataan jamban sehat, dan pembuatan peta sosial desa. Kemudian

masalah-masalah di luar tema tersebut, kami masukkan ke dalam program bantu seperti

penyuluhan demam berdarah, pola hidup bersih dan sehat di Sekolah Dasar, posyandu, dan

(8)

2

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun tujuan yang kami maksud adalah sebagai

berikut:

1. Membantu menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Desa

Sibetan.

2. Memberikan pemahaman pola hidup yang sehat kepada anak-anak di lingkungan

Desa Sibetan.

3. Melakukan pendataan yang kemudian disusun dalam bentuk IMAP.

1.3 Profil Desa Sibetan

Desa Sibetan adalah desa yang terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem, Bali. Desa Sibetan dengan luas wilayah 11,25 km2 terletak pada ketinggian 400

– 500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 3-45 mengarah ke selatan. Sebagian besar dari luas wilayah tersebut merupakan lahan kering/tegalan yaitu 912,616 Ha,

sedangkan sisanya dipergunakan sebagai lahan pekarangan, persawahan dan lahan lainnya.

Desa Sibetan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara: Desa Jungutan

 Sebelah Barat: Desa Duda Timur

 Sebelah Selatan: Desa Selumbung

 Sebelah Timur: Desa Bebandem

Akses masyarakat menuju Pasar Telaga yaitu 2 Km, setara dengan jarak menuju ke

pusat kecamatan, yaitu Kecamatan Bebandem. Sedangkan untuk akses menuju Kota

Amlapura yaitu sekitar 10 Km, dan untuk menuju Bandara Internasional Ngurah Rai adalah

78 Km.

Desa Sibetan memiliki pola permukiman yang tersebar, karena sebagian besar

wilayah Desa Sibetan masih berupa kebun salak dan pepohonan. Desa Sibetan dibagi dalam

10 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Telaga, Banjar Dinas Dukuh, Banjar Dinas Karanganyar,

Banjar Dinas Telutug, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Berahmana, Banjar Dinas

Kreteg, Banjar Dinas Kutabali, Banjar Dinas Pengawan, Banjar Dinas Tengah. Batas – batas

wilayah Desa dinas ditandai dengan tapal batas antar Desa sedangkan batas wilayah Banjar

(9)

3 Struktur perekonomian Desa Sibetan, masih bercorak agraris yang menitikberatkan

pada sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian

masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 80% dari total penggunaan lahan desa. Juga

80% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan

perkebunan. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah tanaman

salak, padi dan palawija. Beberapa sektor ekonomi yang tergolong economic base dan

menonjol di samping sektor pertanian adalah, perdagangan, industri rumah tangga (anyaman)

dan pengolahan serta sektor agro pariwisata. Pada sektor perdagangan adalah hasil bumi

seperti jagung, pasang, dan kelapa. Sedangkan fasilitas pasar yang ada di desa Sibetan, yaitu

Pasar Telaga dan kalanganyar.

Pada sektor jasa, yang menonjol adalah tumbuhnya lembaga/institusi keuangan mikro

berupa Koperasi, LPD, berkembangnya kelompok – kelompok tani sebagai pendukung

ekonomi desa. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam perkebangan

ekonomi desa secara keseluruhan. Disamping itu sektor jasa yang lain adalah buruh bangunan

dan buruh angkutan.

Sektor industri pariwisata yang berkembang di desa Sibetan juga diharapkan mampu

mendorong perkembangan ekonomi desa secara keseluruhan. Karena sektor ini

mempengaruhi perkembangan sektor-sektor yang lainnya.

Di luar sektor-sektor tersebut, ada juga masyarakat desa yang bekerja sebagai

Pegawai Negeri Sipil, POLISI, dan TNI.

Akses terhadap fasilitas infrastruktur permukiman dapat dikatakan masih tergolong

cukup baik. Fasilitas pendidikan yang dimiliki Desa Sibetan berupa tujuh buah Sekolah Dasar

(SD) dan satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuh SD tersebut tersebar di tujuh dari

sepuluh banjar dinas Desa Sibetan dan satu SMK berlokasi di pusat desa, sehingga

masyarakat tidak sulit untuk mendapatkan fasilitas pendidikan.

Desa Sibetan memiliki pasar yang berjumlah tiga buah yang berlokasi di beberapa

Banjar. Pasar-pasar tersebut adalah Pasar Telaga yang terletak di Banjar Telaga, Pasar

Karanganyar yang terletak di Banjar Karanganyar, serta Pasar Kreteg yang terletak di Banjar

Kreteg.

Akses terhadap air bersih di Desa Sibetan masih dapat diakses dengan mudah karena

(10)

4 Desa Sibetan memiliki satu Puskesdes yang terletak di Banjar Karanganyar serta satu Pustu

(Puskesmas pembantu).

Fasilitas infrastruktur permukiman yang masih perlu dibenahi adalah sarana dan

prasana untuk pengelolaan sampah, karena Desa Sibetan masih belum memiliki Tempat

Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai. Titik pengangkutan sampah oleh DKP

Karangasem di Desa Sibetan yang hanya berjumlah satu buah menyebakan permasalahan

sampah masih menjadi masalah yang utama. Fasilitas sarana dan prasarana yang masih

kurang di Desa Sibetan juga berupa drainase yang kurang baik, serta lampu penerangan jalan

yang masih sangat kurang.

(11)

5

BAB II

HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman

Desa Sibetan memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa Sibetan dengan

pusat kota Amlapura. Kondisi jalan provinsi tersebut masih tergolong baik karena mengalami

perbaikan pada tahun 2015. Untuk jalan-jalan desa, sebagian besar tergolong baik, namun

untuk jalan yang menuju permukiman terpencil, sebagian besar masih rusak dan sangat

berbahaya untuk dilalui mengingat wilayah Desa Sibetan yang berada di dataran tinggi

dengan kontur perbukitan membuat sebagian jalan desa bermotif tikungan yang terjal. Sektor

ekonomi di Desa Sibetan dapat dikatakan sudah baik karena memiliki tiga pasar sebagai

pusat perputaran uang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan juga Lembaga Perkreditan

Desa (LPD). Pemanfaatan lahan di Desa Sibetan juga mendorong kualitas sektor ekonomi

dengan adanya perkebun salak, sehingga banyak masyarakat yang berprofesi sebagai petani.

Sarana dan prasarana air minum diakses dengan cukup baik, karena terdapat beberapa

sumber mata air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sibetan. PAM Desa juga

mengalir hampir ke semua rumah warga, namun ada juga yang belum mendapatkan akses

PAM Desa. Masalah lain dari PAM Desa ini juga terdapat pada sistem aliran air yang hidup

hampir hanya setiap pagi hari dan sore hari saja, yang berarti masyarakat harus menampung

air tersebut jika ingin menggunakannya untuk satu hari penuh. Sanitasi dan bangunan rumah

di Desa Sibetan sebagian besar masih layak huni dan memiliki jamban, walaupun masih ada

juga yang belum memiliki jamban dan kurang layak huni.

Data-data infrastruktur permukiman untuk Desa Sibetan selengkapnya dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut ini.

Sarana dan Prasarana Kawasan Permukiman

(12)

6

Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016

Sanitasi berbasis masyarakat

Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Agustus 2016

Akses Masyarakat Terhadap Sanitasi

(13)

7

Sumber: Kelian Banjar Dinas Desa Sibetan

Bangunan Rumah

Nama Dusun Jumlah Yang dilengkapi

IMB

Nama Bangunan Jumlah Yang dilengkapi

IMB

(14)

8

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi

Puskesmas 1 Br. Karanganyar

Puskesmas pembantu 1 Br. Tengah

Pos Bersalin 1 Br. Karanganyar

Posyandu 10 Setiap Banjar

Praktek Dokter Umum 1 Br. Telaga

Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016

Fasilitas Pendidikan

Nama Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi

Laki-laki Perempuan Jumlah Jamban

Tempat

Sumber: Observasi, Wawancara, dan Data Administrasi Sekolah Agustus 2016

2.2 Permasalahan Infrastruktur Permukiman

Permahasalah Umum

Desa Sibetan merupakan daerah penghasil buah salak terbesar di Bali. Wilayah

desanya didominasi oleh persawahan dan perkebunan khususnya kebun salak, sebagian

masyarakatnya mendapatkan peghasilan dari hasil perkebunan, dimulai dari pemilik kebun

ataupun buruhnya. Sebagai desa yang mempunyai banyak kebun sudah sewajarnya akan

menghasilkan banyak sampah organik yang seharusnya bisa diolah namun sayangnya

(15)

9 Masyarakat Sibetan mayoritas bersekolah sampai tingkat SMA sehingga

membutuhkan pelatihan khusus untuk merealisasikan pengelolaan sampah organik. Selain

sampah organik yang menjadi permasalahan kebersihan lingkungan desa, ada sampah

anorganik yang banyak berserakan di sekitaran masyarakat misalnya di pemandian umum,

pasar, pinggir jalan, dll. Beberapa sampah anorganik ini seharusnya bisa menambah

penghasilan warga dengan cara menukarkannya di bank sampah namun pada kenyataannya

warga belum memanfaatkan dengan baik potensi tersebut. Selain akan menambah

penghasilan, pengolahan sampah organik dan anorganik akan mengurangi pencemaran alam.

Selain permasalahan banyaknya sampah yang berserakan, tingkat pendidikan dan

tingkat perekonomian warga rupanya mempengaruhi perilakunya dalam menjaga kebersihan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, masyarakat Sibetan masih membuang sampah di

sungai, pekarangan rumah, saluran air dll, padahal DKP telah menyediakan sebuah tempat

sampah yang nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir. Namun

masyarakat sibetan belum memanfaatkan dengan baik fasilitas yang disediakan karena

kendala jarak tempat sampah tersebut dengan permukiman warga yang cukup jauh.

Setelah dilakukan survey di Desa Sibetan ternyata banyak ditemukan tempat sampah

pribadi yang dibangun di atas tanah milik pribadi. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah

yang tersebar di lingkungan warga. Jika dilihat sekilas, sampah-sampah tersebut sangat

mengganggu pemandangan dan dapat menambah potensi terjadinya penyakit misalnya

Deman Berdarah. Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat agar dapat memilah dan

mengolah sampah dengan baik sehingga tingkat kesehatan di Desa Sibetan juga dapat

diperbaiki dan ditigkatkan. Desa Sibetan masih banyak memiliki lahan kosong yang

seharusnya bisa dibangun sebuah Tempat Pembuangan Sementara yang nantinya masyarakat

Sibetan dapat bergotong royong serta bahu-menbahu dalam pembanguanan, pengangkutan,

dan pengelolaannya. Karena, jika warga hanya mengandalkan fasilitas yang disediakan

pemerintah saja tidak akan ada perubahan sampai kapan pun. Oleh karena itu, diperlukan

kesadaran dan kerja sama masyarakat sibetan dalam menjaga kebersihan sehingga dapat

meningkatkan tingkat kesehatan masyarakatnya.

Permasalahan Air Minum

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, jika tidak ada air maka

mustahil manusia bisa melanjutkan kehidupan. Selain digunakan untuk kebersihan, air sangat

(16)

10 adalah air yang bersih dan sehat. Berdasarkan survey dan wawancara dengan masyarakat

sibetan, Desa Sibetan memiliki banyak mata air yang masih sangat deras mengeluarkan air

bersih bahkan ditemukan banyak air yang terbuang karna pipa-pipa air tidak ditutup. Warga

yang membutuhkan air dapat mengambil langsung dari mata airnya. Kendalanya adalah tidak

semua warga tinggal di dekat mata air sehinga ada beberapa perumahan yang tidak dapat

mengakses air tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, aparat desa telah

mengupayakan adanya pipa-pipa yang dapat mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, namun tidak semua rumah warga terjangkau oleh pipa-pipa tersebut selain itu,

ukuran pipa yang relative kecil mengakibatkan aliran air sering mengalami kemacetan

sehingga seringkali masyarakat kewalahan dalam menjalankan aktifitasnya.

Dilihat dari permasalahan tersebut seharusnya bisa dipecahkan dengan cara

membangun sebuah pompa besar yang mampu mengalirkan air dari mata air terdekat ke

permukiman warga. Namun hal ini akan membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merealisasikannya.

Masalah Faktor Penyebab

Aspek Teknis  Keterbatasan jumlah

pipa sehingga beberapa

permukiman tidak

sehingga pipa-pipa yang

ada tidak dapat

menjangkau perumahan warga.

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, masalah tersebut disebabkan oleh keterbatasan fasilitas yang disediakan pemerintah dan

minimnya kesadaran

masyarakat dalam

bekerjasama untuk

memenuhi kebutuhan

pribadi masing-masing.

Selain itu, keterbatasan lainnya dapat dilihat dari faktor sumber mata air dan kondisi pemukiman yang berada di dataran tinggi.

Aspek Sosial  Kurangnya kesadaran

masyarakat dalam

gotong royong untuk

memenuhi kebutuhan

pribadi

 Kurangnya partisipasi

masyarakat dalam

dari tokoh masyarakat

(17)

11

pemerintah khusunya

pipa-pipa air sehingga

beberapa pipa

Masalah Faktor Penyebab

Aspek Teknis  Beberapa jamban milik

warga belum memenuhi standar karena masih banyak terdapat lubang

terbuka di

jamban-jamban pribadi yang seharusnya tertutup.

 Beberapa warga masih

Buang Air Besar di sungai karena merasa tidak urgent memiliki

jamban dan

mengandalkan pemandian umum.

Berdasarkan survey dan wawancara dengan warga sibetan, masalah tersebut disebabkan oleh tingkat perekonmian warga yang masih terbatas sehingga pendapatan warga tidak

mencukupi untuk

memperbaiki jamban

pribadi. Sedangkan

bebarapa kepala keluarga

yang belum memiliki

jamban beranggapan

bahwa BAB hanya perlu di sungai atau pekarangan rumah karena merasa tidak urgent memilikinya.

Aspek Sosial  Kurangnya kesadaran

warga dalam menjaga

kebersihan sehingga

masih banyak warga yang BAB disembarang tempat seperti sungai dan pekarangan rumah.

 Kurangnya kesadaran

masyarakat dalam

 Kurangnya pengetahuan

masyarakat untuk

mengelola sampah

organik dan anorganik

sehingga banyak

Sosialisasi antar

masyarakat utuk berbagi

informasi tentang

kebersihan dan kesehatan

masih sangat minim.

Selain itu, keterbatasan

pendidikan serta

perekonimian menjadi

(18)

12

organik dan anorganik sehingga banyak sampah yang berserakan.

Masalah tersebut

disebabkan oleh kurangnya penyuluhan secara aktif dari dinas terkait dan dari tokoh masyarakat dalam menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan

sehingga warga minim

informasi dalam hal

demikian. Aspek

Keuangan 

Perekonomin warga

yang terbatas menjadi

kendala dalam

pembanguan jamban

pribadi misalnya warga yang hanya berprofesi sebagai buruh lepas dan

tidak mempunyai

pendapatan tetap.

Kurangnya lapangan

pekerjaan tetap bagi warga yang berpendidikan rendah

beberapa warga untuk

mencuci pakaian

menjadi tercemar oleh kotoran manusia dan

sampah-sampah yang

berada di saluran air

Kurangnya kesadaran

Permasalahan Penataan Kawasan Permukiman

Infrastruktur dasar di Desa Sibetan masih mengalami kendala di beberapa sektor.

Sektor yang utama adalah pada kondisi pengelolaan sampah yang masih belum ditangani

dengan baik. Sampah menjadi sektor yang utama karena kesehatan masyarakat dapat

dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal masyarakat. Kesehatan merupakan pondasi untuk

menggerakan aktivitas masyarakat sehari-hari, semakin bagus tingkat kesehatan masyarakat,

maka akan membuat desa juga semakin maju dan produktif.

Kurangnya fasilitas penampungan sampah (TPS) dan kurang baiknya sistem

pengelolaan sampah menjadi faktor utama dalam penanganan sampah di Desa Sibetan. Selain

kedua masalah tersebut, kesadaran masyarakat dalam menghadapi masalah sampah

merupakan poin penting dan sangat mendasar. Menjawab permasalahan tersebut, dibutuhkan

(19)

13 menyelesaikan masalah sampah ini. Hal yang paling utama yang harus segera dilakukan

adalah penambahan titik pengangkutan sampah di Desa Sibetan atau setidaknya dibuatkan

bak-bak sampah di beberapa titik yang dapat diangkut ke pusat pengangkutan oleh DKP

Karangasem.

Sektor lain yang juga menjadi masalah adalah beberapa akses jalan desa yang masih

kurang baik untuk dilalui, sehingga transportasi masih agak sulit untuk masuk ke

pelosok-pelosok desa. Mengenai permasalahan ini, diharapkan adanya perbaikan jalan sehingga

transportasi ke daerah pelosok desa dapat dilalui dengan baik, apalagi Desa Sibetan dikenal

karena perkebunan salaknya memperoleh manfaat untuk mendistribusikan hasil panen dari

para petani salak.

2.3 Peluang dan Potensi

Desa Sibetan memiliki luas wilayah 11,25 km2 dan didominasi oleh lahan perkebunan

yang hijau. Dari lahan tersbut seharusnya bisa menyediakan beberapa hektar tanah dipinggir

jalan untuk dibangun tempat pembuangan sampah sementara sehingga masalah pembuangan

sampah sembarangan dapat dikurangi. Selain itu, dari tanah yang luas dan mata air yang

berlimpah juga dapat dibangun WC umum untuk mengatasi masalah BAB sembarangan guna

mewujudkan Indonesia bersih dan sehat. Namun, jika dikaitkan dengan pembangunan dan

tanah pasti berhubungan erat dengan pendanaan dan lahan. Jika masyarakat hanya

mengandalkan dana dari pemerintah dan tidak mau melepaskan tanah untuk pembangunan

infrastruktur, maka akan mengalami banyak kesulitan dalam pembangunan tersebut. Untuk

itu diperlukan kekompakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan utama. Kekompakan

tersebut bisa dimulai dari masing-masing banjar untuk membangun Desa Sibetan yang bersih

dan sehat.

Potensi yang dimiliki oleh Desa Sibetan seperti perkebunan salak dapat dimanfaatkan

sebagai agrowisata oleh beberapa pihak desa guna mendukung pembangunan sanitasi desa

dan pengelolaan sampah desa. Oleh karena itu dibutuhkan juga pembangunan jalan-jalan

kecil dan beberapa ruang di kebun salak untuk memberi kenyamanan dan kemudahan bagi

para wisatawan. Pembangunan jalan-jalan ini juga diharapkan dapat selaras dengan

kebutuhan masyarakat Desa Sibetan.

(20)

14

BAB III

RENCANA KERJA MASYARAKAT

3.1. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT

3.1.1. Jenis Pelatihan

Belum ada pelatihan yang bisa direalisasikan. Pelatihan input data profil desa yang

telah direncanakan sebelumnya tidak dapat terealisasi karena kendala dana yang belum cukup

untuk menyediakan akses internet di desa.

Jenis

Narasumber Waktu Tempat Keterangan

Kaya Menengah Miskin

L P L P L P

3.2. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABITILITASI SARANA AIR MINUM

DI MASYARAKAT PERDESAAN

3.2.1. Sistem Penyediaan Air Minum yang Direncanakan

Belum ada.

3.2.2. Rencana Jenis Pelayanan Air Minum yang akan direhabilitasi di Masyarakat

Lokasi (Dusun)

Akses Saat Ini Rencana Perbaikan

Akses SPAM Rencana Perbaikan SAM

(21)

15

3.2.3. Rencana Rehabilitasi Sarana Air Minum yang akan Dibangun di Sekolah

Belum ada.

Nama Sekolah Jenis sarana air minum yang direncanakan

Jumlah sarana air minum yang direncanakan

3.2.4. Detailed Engineering Design (Rincian Desain Teknis) dan/atau Gambar Sketsa Belum ada.

3.2.5. Rencana Biaya Belum ada.

3.2.6. Rencana Pelaksanaan Belum ada.

3.3. RANCANGAN RINCI KEGIATAN REHABILITASI SARANA SANITASI

KOMUNAL DI MASYARAKAT PERI URBAN

3.3.1. Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal yang Direncanakan

Belum ada.

3.3.2. Rencana Jenis Sarana Sanitasi Komunal yang akan direhabilitasi di Masyarakat

Lokasi

Rencana Rehabilitasi Sarana Sanitasi Komunal

3.3.3. Detailed Engineering Design (Rincian Desain Teknis) dan/atau Gambar Sketsa Belum ada.

(22)

16 3.3.5. Rencana Pelaksanaan

Belum ada.

3.4. RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL KSM

3.4.1. Kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam Pengelolaan Kegiatan

RKM Belum ada.

3.4.2. Rincian Biaya Belum ada.

3.5. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA SANITASI DI

SEKOLAH

3.5.1. Jenis Sarana Sanitasi Sekolah yang akan Dibangun Belum ada.

Jenis Sarana Jumlah Sarana

yang Ada Saat Ini

Kualitas Sarana yang Ada (Baik/Tidak Baik)

Jumlah Sarana yang akan Dibangun

Keterangan

Jamban Guru - - - -

Jamban Siswa - - - -

Tempat Cuci

Tangan

- - - -

3.5.2. Rincian Biaya Belum ada.

(23)

17

3.6. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PENINGKATAN PERILAKU HIDUP

SEHAT DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH

3.6.1. Jenis Kegiatan Peningkatan Perubahan Perilaku Hidup Sehat di Masyarakat dan

Sekolah

(24)

18 3.6.2. Rencana Biaya

Belum ada.

3.6.3. Rencana Pelaksanaan Belum ada.

3.7. RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN UNTUK BADAN

PENGELOLA

3.7.1. Jenis Pelatihan

Saat ini belum ada badan pengelola yang bisa diberikan pelatihan. Namun pihak desa

sudah berencana akan membuat Bank Sampah di tahun berikutnya sebagai bentuk solusi

untuk pengelolaan sampah.

Jenis

pelatihan Tujuan

Total Peserta

Peserta

Pelaksana/

Narasumber Waktu Tempat Keterangan

Kaya Menengah Miskin

L P L P L P

- - - -

3.7.2. Rencana Biaya Belum ada.

(25)

19

BAB IV

REKAPITULASI KEGIATAN DAN BIAYA RKM

A. REKAPITULASI KEGIATAN

No. Kegiatan Jumlah Biaya

Sumber dana

Bantuan Langsung

Masyarakat APBD Kontribusi Masyarakat

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

B. Prioritas Kegiatan Pendampingan KKN Tematik

Masalah yang akan diselesaikan

Target hasil yang ingin dicapai

Bentuk dukungan/bantuan teknis yang diperlukan Diskusi masalah

Diskusi dengan dinas terkait dalam hal ini DKP

Kasus Demam Berdarah Memberi pengetahuan

masyrakat untuk mencegah demam berdarah

Memberikan penyuluhan demam berdarah

Memantapkan pengetahuan cuci tangan yang baik

Memberi pemahaman mengenai pentingnya cuci tangan

(26)

20

C. Rencana Kerja Pendampingan KKN Tematik yang Disepakati

Kegiatan Waktu Person yang Terlibat

(27)

21

BAB V

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Jenis kegiatan

Waktu pelaksanaan (Bulan ke-)

(28)

22

Sumber: Data Profil Desa Sibetan

Pencaharian Masyarakat

Jenis Pencaharian Jumlah KK %

1. Petani 1078

2. Pedagang 200

3. Pegawai Negeri 177

4. Buruh Perusahaan 370

5. Lainnya 777

Sumber: Kelian Banjar Dinas Desa Sibetan

Akses Masyarakat

Akses Keterangan

1. Jarak dan waktu tempuh dengan ibu kota kecamatan

2,71 Km 1 Menit

2. Jarak dan waktu tempuh dengan ibu kota kabupaten

10,7 Km 17 Menit

3. Jarak dan waktu tempuh desa dengan lembaga pendidikan SLTP

4 Km 7 Menit

4. Jarak dan waktu tempuh desa dengan lembaga pendidikan masyarakat untuk ke pasar

1 Km 2 Menit

(29)

23

Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Agustus 2016

Akses Masyarakat Terhadap Sanitasi

Jumlah Rumah

(30)

24

Bangunan Rumah

Nama Dusun Jumlah

Yang

Nama Bangunan Jumlah Yang dilengkapi

IMB

Sumber: Hasil Observasi Agustus 2016

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan Jumlah Lokasi

Puskesmas 1 Br. Karanganyar

Puskesmas pembantu 1 Br. Tengah

Pos Bersalin 1 Br. Karanganyar

Posyandu 10 Setiap Banjar

Praktek Dokter Umum 1 Br. Telaga

(31)

25

Fasilitas Pendidikan

Nama Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah Sarana Sanitasi

Laki-laki Perempuan Jumlah Jamban

Tempat Cuci Tangan

Tempat Sampah

SD Negeri 1

Sibetan 82 90 172 5 1 12

SD Negeri 2

Sibetan 68 59 127 4 4 6

SD Negeri 3

Sibetan 91 90 181 6 6 7

SD Negeri 4

Sibetan 30 33 63 6 5 2

SD Negeri 5

Sibetan 48 41 89 4 9 6

SD Negeri 6

Sibetan 34 23 57 4 4 15

SD Negeri 7

Sibetan 30 32 62 2 - 16

(32)

26

Daftar Permasalahan

Daftar Permasalahan Uraian masalah

Potensi dan Peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan

Fungsi sarana air minum

Air yang tidak mengalir 24 jam

di desa. -

Belum semua masyarakat desa yang dapat dialiri air minum di

rumah.

Mencari sumber air untuk dijadikan SPAM Desa.

Fungsi Kelembagaan air minum - -

Iuran dan Peraturan

pemanfaatan air minum - -

Kepemilikan jamban keluarga Masih ada yang belum

memiliki jamban

Dibuatkan toilet umum atau sanitasi berbasis masyarakat di beberapa

titik.

Perilaku BAB masyarakat Masih ada masyarakat yang

BAB di sungai berserakan di sekitar pasar.

Perlu dibuatkan bak sampah atau penampungan sampah

Masih ada yang membuang sampah di bantaran sungai.

Perlu diberikan sosialisasi dan pemberian tanda larangan buang sampah.

Kecukupan sarpras lingkungan

Kurangnya tempat sampah di sepanjang jalur desa.

Membuat suatu TPS atau mencari alternatif yaitu dapat berupa Bank Sampah.

Kurangnya penerangan di jalur utama

Ditambahkan lampu penerangan di sepanjang

jalur utama desa Beberapa kondisi jalan yang

rusak Dilakukan perbaikan jalan

Kondisi penataan bangunan dan

lingkungan - -

(33)

27

URAIAN Cakupan tahun

sekarang

- Memiliki angkutan

(34)

28

(35)

29

DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Pembagian bubuk abate

Gambar 2. Meminta izin mengadakan kegiatan PHBS

(36)

30

Gambar 4. Suasana posko KKN

Gambar 5. Pembagian hadiah PHBS

Gambar 6. Pemeriksaan ibu-ibu hamil ke rumah-rumah

(37)

31

Gambar 8. Diskusi dengan kepala desa

Gambar 9. Tanya jawab Penyuluhan Pedofilia, Pernikahan Dini, dan Narkoba

(38)

32

Gambar 11. Kegiatan PHBS di SD

Gambar 13. Kegiatan PHBS di SD

(39)

33

Gambar 14. Wawancara di TPA Linggasana

(40)

34

Laporan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Periode XIII Universitas Udayana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Analisis Situasi

Kuliah Keja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah

suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa,

dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Tahun 2016 Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem menjadi

lokasi pelaksanaan KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman Periode XIII. Desa

Sibetan terletak di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Kecamatan Bebandem merupakan

tempat yang dijadikan sebagai salah satu pengadaan KKN-PPM Universitas Udayana.

Desa Sibetan terbagi atas sepuluh banjar/dusun, diantaranya Dusun Kreteg, Dusun

Tengah, Dusun Telaga, Dusun Karanganyar, Dusun Brahmana, Dusun Pengawan, Dusun

Dukuh, Dusun Telutug, Dusun Kutabali, dan Dusun Triwangsa. Secara geografis,

batas-batas wilayah Desa Sibetan adalah sebagai berikut:

1. Di sebelah utara : Desa Jungutan

2. Di sebelah timur : Desa Bebandem

3. Di sebelah selatan : Desa Selumbung

4. Di sebelah barat : Desa Duda Timur

Desa Sibetan dengan luas wilayah 11,25 km2 terletak pada ketinggian 400 – 500

meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 3-45 mengarah ke selatan.

Sebagian besar dari luas wilayah tersebut merupakan lahan kering/tegalan yaitu 912,616

Ha, sedangkan sisanya dipergunakan sebagai lahan pekarangan, persawahan dan lahan

lainnya.

Melalui program ini diharapkan mahasiswa KKN-PPM dan dosen pembimbing dapat

(41)

35 berikutnya. KKN-PPM yang berlangsung di desa Sibetan ini terdapat beberapa rencana

program kegiatan, yakni:

1. Bidang Interdisipliner (PKP) dengan judul kegiatan Upaya Penataan Tempat

Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal Pengangkutan Sampah Oleh

Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan Pemilahan Sampah.

2. Bidang Prasarana Fisik dengan judul kegiatan Pembuatan Pengadaan Plang

Peringatan di Desa Sibetan.

3. Bidang Sosial Budaya dengan judul kegiatan Pembinaan Remaja Melalui

Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan Dini.

4. Bidang Kesehatan Masyarakat dengan judul kegiatan Penyuluhan Pencegahan

Demam Berdarah; Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta

Simulasi CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).

Pada rencana program yang akan dijalankan di desa Sibetan, dan tujuan yang

diharapkan dapat diusulkan tema sebagai berikut “Pendampingan Pengembangan

Infrastruktur Permukiman Dengan Pola Kuliah Kerja Nyata Untuk Menciptakan

Lingkungan Bersih dan Sehat Di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem –Bali”.

1.2Identifikasi Permasalah

Adapun beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi di Desa Sibetan adalah

sebagai berikut:

a. Kurangnya fasilitas penampungan sampah (Tempat Pembuangan Sementara) dan

kekurangan pemilahan serta pengelolaan sampah

b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang membuang sampah pada tempatnya

c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan demam berdarah.

d. Kurangnya kesadaran siswa SD akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.

e. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dampak narkoba, pedofilia, dan

pernikahan dini baik dari segi hukum, sosial, ataupun kesehatan.

1.3Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Ke-XIII Universitas Udayana yang

berlokasi di Desa Sibetan adalah untuk memberdayakan masyarakat Desa dalam

(42)

36 melalui pemberdayaan dan pengelolaan kebersihan serta kesehatan desa. Secara spesifik

tujuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mahasiswa peserta KKN dapat memahami penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

yaitu pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat Desa Sibetan,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

2. Mahasiswa peserta program KKN dapat menerapkan bidang ilmu teoritis kedalam

penerapan praktis di masyarakat dengan sikap empati dan kepedulian terhadap

masyarakat.

3. Meningkatkan daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan

menanamkan jiwa peneliti yang eksplortatif dan analis dalam bidang interdisipliner

dan lintas sektoral.

4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Udayana untuk

melaksanakan program-program pembangunan.

5. Masyarakat Desa Sibetan dapat memperoleh bantuan pikiran serta tenaga dalam

melaksanakan program pembangunan terutama dalam mengoptimalkan potensi yang

dimiliki daerah tersebut.

6. Sumber daya manusia di Desa Sibetan dapat diberdayakan untuk melaksanakan

pembaharuan-pembaharuan guna mendukung pembangunan nasional.

1.4Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan program KKN-PPM di Desa Sibetan ini adalah sebagai

berikut:

1. Mahasiswa peserta KKN dapat menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat.

2. Mahasiswa memiliki sikap empati dan kepedulian terhadap permasalahan

masyarakat Desa Sibetan dan mampu mengimplementasikan ilmu teoritis yag

dimiliki untuk mencari solusinya.

3. Meningkatnya daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan

jiwa peneliti yang eksploratif dan analis dalam bidang interdidipliner dan lintas

sektoral.

4. Mahasiswa Universitas Udayana mendapat kesempatan melaksanakan

program-program pembangunan.

5. Menciptakan hubungan harmonis antara masyarakat, mahasiswa, dan civitas

(43)

37 6. Meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Sibetan terhadap pentingnya untuk

(44)

38

BAB II

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM

2.1 Tema dan Program

2.1.1 Tema

Tema yang diangkat dalam kegiatan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran

Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) periode XIII di Desa Sibetan ini adalah “Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Dengan Pola Kuliah Kerja Nyata Untuk Menciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat Di Desa Sibetan,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem –Bali”.

2.1.2 Program

Program KKN-PPM Tematik Infrastruktur Permukiman terbagi menjadi dua:

1. Program Pokok

a.Pokok Tema

Adapun program pokok tema pada KKN-PPM ini adalah tentang

pendampingan pengembangan kawasan permukiman terkait sampah dan

sanitasi untuk menciptakan lingkungan desa yang bersih dan sehat. Program

ini terdiri dari:

 Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal

Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta

Penyuluhan Pemilahan Sampah

 Pengadaan Plang Peringatan di Desa Sibetan

b. Pokok Non-tema

Program Pendampingan Keluarga

2. Program Bantu

a.Pembinaan Remaja Melalui Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan

Dini

b. Pembinaan Bina Keluarga Balita

(45)

39

d. Pembinaan Bina Keluarga Lansia

e.Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah Dengue

f.Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta Simulasi CTPS

(Cuci Tangan Pakai Sabun)

g. Gotong Royong

h. Perayaan HUT-RI ke 71

i.Posyandu

2.2Jadwal Pelaksanaan Program

2.2.1 Program Pokok

a. Program Pokok Tema

i. Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal

Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan Pemilahan Sampah

4 Survey lokasi untuk IMAP

2 Wawancara dengan

pihak yang menangani

2 Rapat pengolahan

(46)

40

Agustus 2016 Pembuangan Akhir

(TPA) Linggasana dan

3 Rapat Koordinasi

KKN Sibetan dengan

2 Penyuluhan tentang

Pengelolaan dan

ii. Pengadaan Plang Peringatan di Desa Sibetan

No Tanggal dan

2 Pengambilan plang

himbauan

(47)

41 b. Program Pokok Non Tema

i. Program Pendampingan Keluarga

Jadwal program pendampingan keluarga akan dijelaskan didalam laporan

individu.

2.2.2 Program Bantu

i. Pembinaan Remaja Melalui Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan

Dini

Tabel Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan Narkoba, Pedofilia, dan Pernikahan Dini

No Tanggal dan

bidang sosial budaya

dengan kepala desa

adalah program kerja

(48)

42

briefing untuk acara pembinaan remaja

15 orang Mahasiswa

6. Senin,

22Agustus

2016

09.00 – 12.00

3 jam Penyuluhan narkoba,

pedofilia, dan

ii. Pembinaan Bina Keluarga Balita, Remaja, dan Lansia

Tabel Jadwal pelaksanaan Pembinaan Keluarga Balita, Remaja, dan Lansia

(49)

43

1 Kamis, 28

Juli 2016

14.00 – 08.00

3 jam Mengikuti kegiatan

bina keluarga balita,

iii. Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah Dengue

Tabel Jadwal pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah

Dengue

2 jam Diskusi mengenai

rencana program kerja

Desa yang meliputi ke

(50)

44

masukan mengenai

program kerja bidang

kesehatan

3. Selasa, 26 Juli

2016

13.30 – 18.30

5 jam Persiapan penyuluhan

berupa pembuatan

materi presentasi,

pembelian bubuk

Abate dan persiapan

alat presentasi

15 orang Mahasiswa

6. Rabu, 27 Juli

2016

07.00 – 10.00

3 jam Penyuluhan kesehatan

tentang Demam

Berdarah Dengue

(DBD)

7 orang Kelian banjar dan

kelian adat

(Cuci Tangan Pakai Sabun)

Tabel Jadwal pelaksanaan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

serta Simulasi CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

No Tanggal dan

2 jam Diskusi mengenai

(51)

45 dan kelian banjar

2. Jumat, 29 Juli

2016

09.00 – 10.00

1 jam Kunjungan ke Kantor

Desa untuk meminta

persetujuan mengenai

kegiatan penyuluhan

PHBS di seluruh SD

yang ada di Desa

Desa yang meliputi ke

Puskesmas Desa dan

dan penyebaran surat

(52)

46

4. Minggu, 31

Juli 2016

17.00 – 19.00

2 jam Pembelian keperluan

penyuluhan PHBS

6 orang Mahasiswa

5. Minggu, 31

PHBS dan cuci tangan

di SD N 7 Sibetan

15 orang Mahasiswa

6. Senin, 1

Agustus 2016

09.00 – 11.00

3 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 1 Sibetan

15 orang Mahasiswa

8. Selasa, 2

Agustus 2016

09.30 – 11.30

2 jam Penyuluhan kesehatan

(53)

47

dan penyebaran surat

izin penyuluhan

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 5 Sibetan

15 orang Mahasiswa

11. Senin, 15

Agustus 2016

09.00 – 11.00

2 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 2 Sibetan

15 orang Mahasiswa

13. Selasa, 16

Agustus 2016

09.00 – 11.00

2 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

dan penyebaran surat

(54)

48 SD N 6 Sibetan

15. Kamis, 18

Agustus 2016

20.00 – 21.00

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 6 Sibetan

15 orang Mahasiswa

16. Jumat, 19

Agustus 2016

09.00 – 11.00

2 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 3 Sibetan

15 orang Mahasiswa

18. Sabtu, 20

Agustus 2016

09.00 – 11.00

2 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

dan penyebaran surat

(55)

49 20. Senin, 22

Agustus 2016

20.00 – 21.00

1 jam Persiapan keperluan

penyuluhan PHBS dan

briefing pelaksanaan

program penyuluhan

PHBS dan cuci tangan

di SD N 4 Sibetan

15 orang Mahasiswa

21 Selasa, 23

Agustus 2016

09.00 – 11.00

2 jam Penyuluhan kesehatan

tentang PHBS dan

Tabel Jadwal Pelaksanaan Gotong Royong

No Tanggal dan

15 orang Mahasiswa

2. Minggu, 31

Saraswati dan HUT RI

ke-71

- Kepala Desa

Sibetan beserta

perangkat desa

(56)

50

4. Kamis, 18

Agustus 2016

09.00 – 13.00

4 jam Gotong royong untuk

membersihkan acara

vi. Perayaan HUT-RI ke-71

Tabel Jadwal Pelaksanaan HUT-RI ke 71

No Tanggal dan

3 jam Mengikuti kegiatan

(57)

51

Ikut serta dalam acara

Perayaan HUT RI

ke-Ikut serta dalam acara

konser musik dalam

4 jam Gotong royong untuk

(58)

52

BAB III

REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Program Pokok

3.1.1Program Pokok Tema

a. Upaya Penataan Tempat Pembuangan Sampah dan Pengelolaan Jadwal

Pengangkutan Sampah Oleh Petugas DKP di Desa Sibetan serta Penyuluhan

Pemilahan Sampah

 Deskripsi Kegiatan

Secara umum, sampah merupakan suatu benda atau material yang sudah tidak

difungsikan kembali karena nilai gunanya telah habis.Sampah merupakan masalah

klasik yang sampai saat ini belum dapat terselesaikan.Di kota-kota besar, sampah

merupakan masalah umum yang juga menjadi penyebab dari munculnya

permasalahan baru yang mengiringi, seperti banjir, bau tidak sedap, hingga

penyakit.

Merupakan hal yang sangat menarik ketika sampah mulai masuk ke wilayah

desa. Perkembangan industri dan aktivitas perekonomian yang diikuti dengan

perubahan gaya hidup masyarakat khususnya di pedesaan, membuat masalah

sampah mulai masuk dan menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Seperti halnya

yang terjadi di Desa Sibetan, sebagai sentra perkebunan salak terbesar di Bali,

banyak kebun salak disisi jalan yang bisa kita temui.Tentu, dengan luasnya

perkebunan tersebut, Desa Sibetan berpotensi menghasilkan sampah jenis organik

dengan volume yang cukup besar.Namun, yang menjadi sorotan justru keberadaan

sampah anorganik yang cukup melimpah, dan mirisnya sampah tersebut menumpuk

di pinggiran sungai.

Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan, setidaknya terdapat 5 titik tumpukan sampah anorganik yang tidak berada pada tempat sampah, seperti yang

kami temukan di pinggiran kebun salak dan di bawah jembatan. Adapun titik yang

paling parah kondisinya berada di jembatan Tukad Bu di wilayah Banjar Dinas

Triwangsa.Tumpukan sampah anorganik yang meghiasi lereng pinggiran sungai

sungguh merupakan pemandangan yang tidak elok dilihat, mengingat sungai Tukad

Bu merupakan sungai produktif yang biasa digunakan oleh warga untuk

(59)

53 yang sering membuang sampah di tempat tersebut, namun keberadaan sampah yang

menumpuk tersebut mengindikasikan bahwa Desa Sibetan mengalami masalah

darurat sampah yang harus segera terselesaikan.

 Pelaksanaan Kegiatan

a.Waktu

- Sabtu, 23 Juli 2016

Kami melangsungkan survey data imap untuk pertama kali.Survey data

ini kami langsungkan guna mendapatkan peta sosial yang didalamnya berisi

titik-titik lokasi masalah sampah.

- Senin, 25 Juli 2016

Melaksanakan rapat koordinasi terkait jadwal program kerja

KKN-PPM dengan perangkat desa yang dipimpin oleh Perbekel Desa

Sibetan.Salah satu agenda rapat adalah membahas tentang usaha

penyelesaian masalah sampah dan kebersihan lingkungan termasuk sanitasi

sesuai dengan program pokok tema KKN-PPM.

- Selasa, 26 Juli 2016

Mengirim surat permohonan diskusi dengan Dinas Kebersihan dan

Pertamanan guna merencanakan tindakan strategis sebagai usaha dalam

menyelesaikan masalah sampah di Desa Sibetan.

- Jumat, 29 Juli 2016

Melakukan diskusi dengan Kepala Bagian Pengangkutan DKP guna

mengklarifikasi masalah jadwal pengangkutan sampah di Desa

Sibetan.Dilanjutkan dengan diskusi bersama Kepala Bagian Penyuluhan

DKP terkait dengan rencana penyuluhan masalah pengelolaan sampah di

Desa Sibetan.

- Selasa, 2 Agustus 2016

Rapat mengenai pengelolaan sampah di Kantor Kecamatan Bebandem

yang dipimpin langsung oleh Camat Bebandem dan dihadiri oleh petugas

dari Balai Lingkungan Hidup, petugas dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan, serta segenap perangkat dinas Desa Sibetan beserta Bendesa

Adat Desa Sibetan. Hasil rapat memutuskan bahwa Desa Sibetan sebagai

(60)

54 tindakan strategis guna menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya

adalah dengan pengadaan Bank Sampah Unit di Desa Sibetan.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan Kepala Bagian Kebersihan

DKP ke Posko KKN-PPM Desa Sibetan untuk memberikan pembekalan dan

motivasi terkait dengan program penanganan masalah sampah yang akan

kami lakukan.

- Rabu, 3 Agustus 2016

Melakukan survey ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Linggasana guna melihat kondisi pengelolaan sampah serta berdiskusi dengan petugas

mengenai jadwal kedatangan kendaraan pengangkut sampah.

- Kamis, 4 Agustus 2016

Memenuhi undangan rapat koordinasi di Kantor Bupati Karangasem

yang dipimpin langsung oleh Asisten III Bupati.Rapat dihadiri pimpinan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Agenda rapat adalah penyampaian

program kerja KKN-PPM Desa Sibetan untuk disinergikan dengan program

Pemerintah Kabupaten Karangasem sesuai dengan masing-masing dinas

dalam satuan kerja. Hasil rapat memutuskan bahwa segala program kerja

KKN-PPM Desa Sibetan mendapat dukungan dari Pemkab Karangasem,

serta Pemkab Karangasem menyatakan siap membantu bila dibutuhkan

sebagai fasilitator.

- Sabtu, 6 Agustus 2016

Melakukan survey peta sosial terkait dengan masalah kepemilikan jamban.Dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi di Desa Sibetan,

berpengaruh langsung terhadap masalah sanitasi khususnya kepemilikan

jamban, sebagian masyarakat yang tergolong tidak mampu melakukan

aktivitas MCK dan buang air di sungai karena tidak memiliki jamban.

- Sabtu, 13 Agustus 2016

Penyuluhan tetang pengolahan dan pemilahan sampah di Banjar

Triwangsa. Banjar Triwangsa merupakan daerah dimana terdapat titik

tumpukan sampah paling parah, yakni jembatan Tukad Bu. Penyuluhan

dilakukan dengan harapan agar masyarakat sadar akan pentingnya

(61)

55

b. Lokasi

Lokasi tujuan dari penanganan masalah sampah adalah lingkungan Banjar

Triwangsa.Sedangkan untuk lokasi dari pendataan masalah sanitasi khususnya

jamban, berada di seluruh banjar di lingkungan Desa Sibetan, mengingat

dalam setiap banjar terdapat jumlah rumah yang tidak memiliki jamban.

c. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan program ini adalah Desa Sibetan secara umum,

khususnya titik lokasi masalah yang telah kami tentukan dalam peta sosial

sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan.

d. Pihak Terlibat

Adapun pihak-pihak yang terlibat sebagaimana yang kami maksud dalam

program ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa

Dalam hal ini, mahasiswa adalah kami peserta Kuliah Kerja Nyata –

Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) Tematik Infrastruktur

Permukiman Universitas Udayana Tahun 2016. Dalam kegiatan ini kami

memiliki tugas dan fungsi pokok sebagai pihak yang melakukan

serangkaian kegiatan penelitian dalam KKN-PPM untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi serta mencoba memberikan tawaran solusi

untuk bersama-sama menyelesaikan masalah, khususnya dalam kajian

Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) yang didalamnya termasuk

penanganan masalah sampah dan kebersihan lingkungan serta sanitasi.

2. Perangkat Pemerintah Desa

Perangkat Pemerintah Desa dalam hal ini adalah jajaran perangkat desa

yang dipimpin oleh Perbekel Desa Sibetan yang meliputi struktur

organisasi pemerintahan desa. Dalam laporan ini, segenap perangkat desa

memiliki peran sebagai pihak yang akan mempertimbangkan maksud dari

usulan penanganan masalah yang kami berikan untuk dapat diteruskan

menjadi bagian dari program kerja desa sesuai dengan tahun anggaran

dana desa, dengan tujuan untuk menyelesaikan permaslahan yang ada di

(62)

56

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan sangatlah vital, mengingat

permasalahan yang dialami desa adalah terkait dengan sampah dan

kebersihan lingkungan.Dalam laporan ini, kami mengharapkan peran

penting dari DKP dalam membantu desa untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada, terutama dalam melakukan pembinaan dan

memberi motivasi agar segala perencanaan dalam program kerja desa

dapat berjalan sesuai dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan

yang dimaksud.

4. Balai Lingkungan Hidup

Balai Lingkungan Hidup sebagai pihak sentral dalam menangani

masalah lingkungan termasuk melakukan koordinasi tentang usaha untuk

pencegahan kerusakan lingkungan serta melakukan analisis mengenai

dampak lingkungan, kami rasa perlu untuk memberikan motivasi dan

dukungan kepada kami dan terlebih lagi kepada Desa Sibetan agar mampu

menyelesaikan maslah lingkungan yang sedang dihadapi, khususnya

sampah.

 Hasil Kegiatan

Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan sesuai dengan jadwal, maka

dapat kami berikan hasil berupa Usulan Penanganan Permasalahan Sampah dan

Kebersihan Lingkungan Dalam Bidang Kegiatan Interdisipliner Pengembangan

Kawasan Permukiman (PKP). Dalam usulan tersebut, kami memaparkan beberapa

tawaran solusi sebagai berikut:

1. Pengadan Bank Sampah Unit

2. Pengadaan Bak Sampah pada beberapa tempat strategis

3. Pengadaan Kendaraan Operasional Pengangkut Sampah

4. Pengerukan tumpukan sampah di pinggiran sungai Tukad Bu untuk

kemudian diangkut menuju TPA Linggasana

(63)

57

 Kendala

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang

dimaksud, tentu terdapat beberapa kendala yang kami hadapi.Untuk pembuatan titik

pengangkutan sampah atau bak sampah/TPS baru belum bisa terealisasi karena

tidak tersedianya angkutan sampah di desa untuk membawa sampah-sampah

tersebut ke titik angkutan DKP, karena pihak DKP Karangasem juga tidak mampu

mengangkut sampah-sampah di lain titik selain titik yang telah ditentukan

dikarenakan keterbatasan angkutan DKP. Selain itu, pembuatan bank sampah belum

bisa dilaksanakan karena terkait belum siapnya lahan dari desa untuk membangun

bank sampah.Keterhambatan juga terjadi pada beberapa kegiatan yang telah kami

rencanakan karena kegiatan menyambut hari kemerdekaan. Menjelang hari

kemerdekaan, berbagai aktivitas dilakukan oleh Kantor Perbekel dan juga seluruh

dinas dalam SKPD. Sehingga kami harus membuat perubahan dalam jadwal untuk

(64)

58

 Dokumentasi Kegiatan

b. Pengadaan Plang Himbauan di Desa Sibetan

 Deskripsi Kegiatan

Plang larangan sampah merupakan salah satu program kerja kelompok Bidang

(65)

59 baru.Program ini bertujuan untuk memeringatkan masyarakat desa agar tidak

membuang sampah sembarangan. Hal ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang

terjadi di desa Sibetan, bahwa penduduk setempat masih sering membuang sampah

tidak pada tempatnya, maka mahasiswa peserta KKN-PPM Tematik Infrastruktur

Permukiman Periode XIII tahun 2016 berinisiatif untuk melakukan pengadaan plang

sampah. Plang sampah tersebut berisi peringatan serta hukuman bagi masyarakat

desa yang membuang sampah sembarangan.

 Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dimulai dari perencanaan model plang yang akan dibuat.

Selanjutnya, diskusi antarmahasiswa dengan masyarakat desa.Dalam hal ini, diskusi

antarmahasiswa dan pihak masyarakat diwakili oleh salah satu aparatur desa.Setelah

terdapat beberapa revisi selanjutnya dibuat rancangan final yang telah disetujui oleh

mahasiswa KKN dan aparatur desa dilanjutkan dengan pembuatan anggaran biaya

dan kesepakatan pendanaan.

Setelah itu dilakukan proses-proses yang mendukung terwujudnya program ini,

seperti pengadaan plang sampah, persiapan lokasi penempatan, dan proses finishing

berupa pengecatan dasar dan pengecatan informasi larangan plang sampah.

a.Waktu Pelaksanaan: 01 – 25 Agustus 2016

b. Lokasi Pelaksanaan: Pada titik-titik strategis rawan sampah.

c.Kelompok Sasaran: Masyarakat desa Sibetan

d. Pihak Terlibat: Kepala Desa, Kelian Banjar, Masyarakat, dan Mahasiswa

KKN.

 Hasil Kegiatan

Program ini dikatakan berhasil jika plang sampah sudah terpasang dan

penduduk desa sadar dengan tidak lagi membuang sampah sembarangan.Selain

merusak alam, membuang sampah sembarangan juga mengakibatkan pencemaran

lingkungan, seperti penduduk yang membuang sampah di sungai dapat

(66)

60

 Kendala Kegiatan

Dalam hal ini terdapat beberapa kendala yang terjadi dalam pengadaan plang

sampah, seperti jumlah dana yang terbatas dari pihak mahasiswa mengharuskan

perencanaan model yang sebagusnya dengan pendanaan yang seminimal mungkin.

Harga material pengadaan plang sampah yang mahal di lokasi KKN. Serta waktu

yang banyak terbuang dalam proses pengadaan plang sampah, dikarenakan pihak

pembuat sering menunda pengambilan plang tersebut.

3.1.2Program Pokok Non Tema

a. Program Pendampingan Keluarga

KKN-PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa di setiap desa yang telah ditentukan.Tujuan dari program

ini secara khusus adalah untuk mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam

mengangkat potensi yang dimilikinya.Salah satu kegiatan KKN-PPM ini adalah

program pendampingan keluarga (KK Dampingan).Kegiatan KK dampingan

dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Sibetan,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Pada KKN-PPM periode XIII ini

kami mendapatkan KK Dampingan terdapat di Desa Sibetan yang terdiri dari

Rumah Tangga Miskin yaitu sebagai berikut:

Tabel KK Dampingan Masing – Masing Mahasiswa

No Nama Mahasiswa Nama KK Dampingan

1 Ardini Mulyadi I Gusti Made Kompyang

2 I Gede Yogi Wikrama Yuda

3 Ida Ayu Inten Ratna Keswari I Wayan Pasek Sekar

4 Fitrotul Imaniyah

5 I Gusti Ayu Intan

Purnamaingrat

I Ketut Prapti

6 Sandi Yuantoro

7 Meyske Margareth Kaiba Made Rawan

8 Intan Maharani Widari

9 Tanniya Purnama Sari I Nengah Partika

(67)

61

11 Desak Made Ayu Pradnya

Puspitha

I Nengah Kariasa

12 I Wayan Ariantha Sentanu Ida Ayu Anom Astuti

13 Eka Suweantara Mangku Darma

14 R.m Satrio Gumulya U I Wayan Dangin

15 Ivan Anshori I Nengah Manis

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan

melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa

kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa

masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan

dengan KK dampingan yaitu sebagai berikut:

a) Masalah Kesehatan

Dalam hal kesehatan, KK Dampingan lebih sering menggunakan

obatobatan tradisional yang dipercayai dapat menyembuhkan

penyakit-penyakit yang mereka derita ataupun berobat ke pengobatan tradisional.

Terkadang jika ada warga yang sakit mereka hanya kontrol sekali ke

puskesmas terdekat namun jika keluhan sudah tidak dirasakan maka

mereka akan berhenti untuk kontrol sehingga penyakitnya bertambah

parah dan lebih sulit tertangani.

b) Masalah Perekonomian

Perekonomian dari KK Dampingan dapat dikatakan kurang mencukupi

jika dilihat sepintas dari besarnya pendapatan keluarga dibandingkan

dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari.Apabila ada hal-hal yang tidak

terduga, keluarga, kerabat ataupun tetangga siap membantu.

c) Masalah Pendidikan

Rata-rata pendidikan dari KK Dampingan hanya tamatan Sekolah Dasar

(SD) sedangkan anggota keluarga yang lain paling tinggi rata-rata tamatan

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah pendampingan keluarga ini,

diharapkan KK Dampingan dapat meningkatkan kebersihan, pendidikan

(68)

62 dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kebersihan,

kesehatan, keterampilan serta pendidikan sehingga dapat mengubah

Gambar

Gambar 1. Pembagian bubuk abate
Gambar 4. Suasana posko KKN
Gambar 8. Diskusi dengan kepala desa
Gambar 11. Kegiatan PHBS di SD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini yaitu data berdistribusi normal, dan untuk pengujian regresi diperoleh sig ≤ alpha (0.05) berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

The only point I want to make is this, that in order to make the tough decisions we have to know what our values are and who we're fighting for and our priorities and if we

[r]

Tanda-tanda Hari Kiamat karya Misbah Mustafa dan Alquran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman karya Achmad Baiquni. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, 1) pokok-pokok ajaran

Atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM KONFLIK

23 PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII Adi Suryobintoro,

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Yandrizal dan Suryani bertujuan untuk mengetahui

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis membuat tugas akhir yang berjudul Analisa Sistem Pengaman Arus Lebih Pada Penyulang Abang Dengan Beroperasinya PLTS Pada