Judul Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal untuk penguatan karakter bangsa siswa sekolah dasar di perkotaan. Mengelola pembelajaran yang berkualitas dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang menghubungkan nilai-nilai luhur budaya lokal akan mampu memperkuat karakter siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal dan menguji pengaruh perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal terhadap penguatan karakter siswa di perkotaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, Evaluasi) sedangkan pengaruh perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal terhadap karakter bangsa diuji dengan menggunakan model kuantitatif. Hasil uji coba produk, perangkat pembelajaran masuk dalam kategori valid, praktis, menarik dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran sedangkan hasil uji hipotesis telah memperoleh nilai penglihatan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan perangkat pembelajaran berbasis budaya berpengaruh signifikan terhadap penguatan karakter siswa sekolah dasar.
Selain itu, perangkat pembelajaran ini hendaknya memudahkan guru dalam mengarahkan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sumber belajar yang valid, praktis, menarik dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Tujuan Penelitian
Perangkat Pembelajaran
Nilai Budaya Lokal
Tujuan pertama pendidikan adalah membuat orang pintar jauh lebih mudah dicapai daripada tujuan kedua. Thomas Lickona (dalam Sudrajat, 2011) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya sadar untuk membantu seseorang memahami, menyadari dan menjalankan nilai-nilai inti etika. Almerico (2014) menyatakan bahwa pendidikan karakter berkaitan dengan mengajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam memutuskan bagaimana berperilaku secara tepat dalam situasi sosial yang berbeda dengan tujuan untuk mengembangkan individu yang mampu memahami nilai-nilai moral dan memilih untuk melakukan hal yang benar.
Lockwood (dalam Young et al., 2013) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai program yang ditujukan untuk membentuk perilaku generasi muda secara langsung dan sistematis dengan mengajarkan nilai-nilai non-relativistik secara eksplisit untuk secara langsung menciptakan perilaku yang terpuji. Yang pertama berkaitan dengan aspek kognitif yaitu dengan mengisi otak, mengajarkannya dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan, dan pada tahap selanjutnya dapat mengolah pikiran. Tingkat kedua berkaitan dengan aspek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan, emosional, pembentukan hubungan dalam diri manusia melalui pembentukan hubungan simpati, antipati, cinta, benci, dll.
Tahap ketiga berkaitan dengan aspek konatif atau psikomotor yaitu dalam hal perbuatan, perbuatan, tingkah laku dan sejenisnya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Thomas Lickona (dalam Sudrajat, 2011) bahwa untuk memiliki karakter yang baik seseorang harus menguasai tiga kompetensi yaitu pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral.
Prosedur penelitian
Berdasarkan uji lapangan, akan dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan dalam penerapan perangkat pembelajaran. Pada tahap ini akan diukur karakter siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran dengan menggunakan angket dan tes akhir dibantu oleh ahli pengolahan data.
Lokasi Penelitian
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Cara Pengumpulan Data
Instrumen Yg Digunakan, Manajemen Analisis Data
Analisis perangkat pembelajaran dan kurikulum 2013 serta nilai-nilai budaya lokal untuk pengembangan perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal. Pengetahuan tentang kelemahan dan kelebihan serta kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal dalam penguatan karakter bangsa 7 Trial improvement.
Deskrispi Wilayah Penelitian
Hasil penelitian
Aspek Kepraktisan
Pada saat menguji bahan ajar untuk aspek kepraktisan, guru melengkapi angket yang bertujuan untuk mengetahui reaksi guru setelah menggunakan bahan ajar tematik berbasis konteks dalam pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.2 data jawaban guru di kehidupan nyata di SDN I Klojen menunjukkan persentase sebesar 96,67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Aspek Kemenarikan
Aspek Keefektifan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perangkat yang digunakan siswa dapat meningkatkan karakter bangsa siswa. Menurut uji-t sampel independen bahwa sig. 2-tailed) < 0,05, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pembahasan hasil penelitian
Dengan demikian, hasil penelitian di atas menegaskan bahwa perangkat pembelajaran berbasis budaya lokal yang disiapkan guru efektif dalam meningkatkan karakter siswa di sekolah dasar. Pendidikan karakter yang ditanamkan kepada peserta didik sejak dini akan mempengaruhi masa depan peserta didik sehingga nantinya peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter baik di lingkungan keluarga dan masyarakat. Peningkatan dan penguatan karakter siswa merupakan tugas sekolah sebagai tempat belajar siswa mulai dari sekolah dasar.
Sekolah tidak hanya berperan sebagai tempat meningkatkan ilmu pengetahuan tetapi menanamkan nilai-nilai moral dan sosial sehingga menghasilkan manusia yang berkarakter. Menurut Zuchdi et al (2010) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan kebutuhan vital yang merupakan bekal bagi generasi penerus dengan keterampilan dasar yang dapat menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat, yaitu sebagai salah satu karakter. Pendidikan karakter disebut pendidikan sepanjang hayat, karena pendidikan ini diterapkan oleh manusia sepanjang hayatnya.
Sedangkan Abidin (2012), pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budi pekerti pada diri siswa (siswa) agar memiliki nilai dan karakter yang ada sebagai wataknya sendiri, menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, anggota warga negara yang berbangsa, produktif, religius dan kreatif. Menurut Sahrtini dkk (2019), penerapan kearifan lokal dalam pendidikan karakter menuntut adanya kemauan dari kepala daerah untuk dilaksanakan oleh perangkat daerahnya, sekolah, keluarga dan masyarakat agar terwujud siswa yang berkarakter. Selain itu, penggunaan perangkat pembelajaran salah satunya pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan karakter siswa.
Model pembelajaran berbasis karakter dan kearifan lokal dapat memperkaya kesadaran siswa terhadap kearifan lokal selain penguatan karakter siswa (Marini, dkk: 2018). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter adalah proses penanaman aspek kognitif, afektif dan ketuhanan yang membentuk manusia sebagai karakternya sendiri sehingga menjadi warga negara yang produktif dan bermoral.
Kesimpulan
Saran
Jurnal Nasional Terakreditasi
IDENTITAS JURNAL
IDENTITAS SEMINAR
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan media audiovisual berbasis kearifan lokal terhadap peningkatan literasi budaya di sekolah dasar. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman literasi budaya sebelum dan sesudah menggunakan media audiovisual berbasis kearifan lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media audiovisual berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan literasi budaya siswa sekolah dasar.
Berdasarkan prinsip tersebut, penelitian ini mengembangkan media audiovisual berbasis kearifan lokal sebagai media pembelajaran. Penggunaan media audiovisual akan lebih efektif jika memasukkan unsur kearifan lokal. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 25.0. Eksperimen media audiovisual berbasis kearifan lokal digunakan untuk melihat pengaruh penggunaan media audiovisual berbasis kearifan lokal. literasi budaya siswa dengan memberikan soal pre-test dan post-test.
Sebelum menguji pengaruh penerapan media audiovisual berbasis kearifan lokal, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Independent sample t-test ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan literasi budaya siswa melalui penerapan media audiovisual berbasis kearifan lokal, dan hasil tersebut diketahui dari pencapaian skor antara pretest dan posttest siswa. Sehingga berdasarkan dasar keputusan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penerapan media audiovisual berbasis kearifan lokal pada kelas eksperimen untuk meningkatkan literasi budaya di sekolah dasar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa media audiovisual berbasis kearifan lokal efektif diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan terdapat perbedaan kelas eksperimen sebelum dan sesudah penerapan media audiovisual. Hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni (2018) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tes prestasi belajar sebelum dan sesudah penerapan media audiovisual berbasis budaya lokal Sipakatau.
Dengan demikian, media audiovisual lokal berbasis budaya Sipakatau efektif digunakan dalam penyampaian konten dengan kearifan budaya lokal. Media audiovisual ini meliputi kegiatan budaya, adat istiadat dan nilai-nilai budaya lokal yang luhur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, media audio visual lokal berbasis kearifan dan digunakan dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap literasi budaya siswa.
Sehingga terdapat perbedaan literasi budaya siswa sebelum dan sesudah penerapan media audiovisual berbasis kearifan lokal. Penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Pacitan.