• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan penelitian pengembangan iptek (ppi) - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan penelitian pengembangan iptek (ppi) - SIMAKIP"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERUMUSAN MASALAH

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat, jamu dapat dibuat menjadi bentuk sediaan lain yang berbeda seperti sirup jamu pegagan, tablet atau kapsul dari ekstrak pegagan. Salah satu aplikasi bentuk sediaan farmasi dari Herba Pegagan selain dapat digunakan untuk kecantikan dan juga dapat digunakan sebagai anti aging, Emulgel merupakan sediaan dua fase yang terdiri dari molekul organik yaitu fase besar yang menembus air dan fase kecil emulsi berminyak yang dibuat dengan menambahkan agen gel. Pembuatan sediaan emulgel anti aging dari rebusan pegagan merupakan upaya untuk menemukan sediaan baru dan merupakan pengembangan dari bentuk krim.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi ramuan pegagan terhadap sifat fisik dan kimia emulsifier yang dihasilkan dengan menggunakan HPMC sebagai gelling agent.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori

Potong kecil-kecil ramuan pegagan kering, lalu masak dengan 1 liter air sambil diaduk sesekali hingga mendidih pada suhu 100oC. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi hidroksipropil metilselulosa (HPMC) sebagai gelling agent terhadap stabilitas fisik emulsifier rebusan pegagan Asia (Centella asiatica L.) yang dihasilkan. Rebusan pegagan (Centella asiatica L.), propilen glikol, hidroksipropil metilselulosa (HPMC), parafin cair, tween 80, span 80, metil paraben, propil paraben, natrium metabisulfit dan air suling.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rebusan pegagan yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Bogor, sedangkan bahan untuk pembuatan emulgel diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan spesifikasi sesuai standar referensi literatur. Formulasi emulsi rebusan pegagan dapat dilihat pada tabel. a) Larutkan Span 80 dalam parafin cair, aduk hingga homogen (massa 1). Data viskositas rata-rata Viskositas emulsifier rebusan herba pegagan pada kecepatan 50 rpm dapat dilihat pada Gambar 3.

Hasil uji stabilitas fisik emulgel rebusan jamu pegagan dengan metode sentrifugasi dapat dilihat pada tabel V. Hasil uji stabilitas fisik emulgel rebusan jamu pegagan dengan metode freeze thaw dapat dilihat pada tabel VI. Tanaman pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk kecantikan dan dapat digunakan sebagai anti aging.

Pemanfaatan herba pegagan belum dilakukan secara optimal karena belum diformulasikan dalam bentuk sediaan yang praktis, efisien dan nyaman digunakan. Stabilitas fisik emulgel dengan ekstrak pegagan diamati dari pengamatan organoleptik, homogenitas, viskositas, pH dan uji freeze-thaw selama 6 minggu. Hasil pengamatan homogenitas dan pelapisan sediaan emulgel kaldu herbal pegagan selama 6 minggu pada suhu ruang menunjukkan bahwa pada formula ke-4 tidak terbentuk lapisan pada sediaan homogen selama masa penyimpanan, namun pada formula ke-1, formula ke-2 dan formula ke-3 terbentuk lapisan minyak pada permukaan sediaan dan sediaan menjadi tidak homogen.

Berdasarkan hasil pengukuran viskositas terlihat bahwa semakin besar konsentrasi hidroksilpropil metilselulosa (HPMC) sebagai gelling agent maka semakin besar pula viskositas emulsifier rebusan pegagan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) sebagai gelling agent dapat meningkatkan stabilitas fisik ekstrak emulgel Pegagan L. Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian saya yang berjudul : “Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Hidroksi Propil Metil Selulosa Sebagai Gelling Agent Terhadap Stabilitas Fisik Rebusan Emulgel Pegagan (Centella asiatic L).

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangan analitik, viskometer Brookfield (tipe RV), pH meter, alat gelas, botol timbang, evaporator putar, penangas air, oven, lemari es, mortar, alu, vial, alumunium foil, pot plastik. Pegagan kering dipotong kecil-kecil, kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih pada suhu 100oC sambil sesekali diaduk. Jus dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50oC dan putaran 50 rpm hingga kekentalan yang diinginkan kemudian didinginkan.

2 ml etanol 96% refluks dan didihkan selama 10 menit, angkat, saring, dinginkan + 5% Pb asetat 25 ml, diamkan selama 5 menit, masukkan ke dalam corong pisah, ekstrak + kloroform : isopropanol = 3 : 2 sebanyak 3 x 3 ml + 3 lapisan bawah kering sebanyak 4 ml. 3 buah dalam tabung rx. Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dilarutkan sedikit demi sedikit dalam air, diaduk hingga membentuk gel homogen, didiamkan hingga terbentuk gel bening. a) Campurkan hasil rebusan yang telah dilarutkan dengan sisa propilen glikol ditambah massa 4 (fase emulsi), lalu aduk hingga homogen. Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati warna, bentuk dan bau sediaan emulgel yang diamati secara visual dan diamati selama 6 minggu pada suhu ruang.

Emulgel dioleskan pada kaca objek, ditutup dengan kaca penutup, diamati secara visual apakah homogen dan permukaannya halus atau tidak dan selama 6 minggu pada suhu ruang. Uji kekentalan ditentukan dengan menggunakan viskometer Brookfield, preparat ditempatkan pada wadah, kemudian viskometer spindel nomor 4 dicelupkan ke dalamnya hingga garis batas pada spindel kemudian dinyalakan hingga spindel berputar dan diatur kecepatannya dari 30 rpm, 50 rpm, 60 rpm, 5pm, rpm dan kembali lagi 0pm, rpm dan 0pm, rpm. pm. Pengontrolan pH dilakukan menggunakan pH meter dengan cara mengkalibrasi pH meter menggunakan elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan buffer fosfat 7.0, dibersihkan kemudian dicelupkan ke dalam buffer fosfat 4.0, dibersihkan.

Ukur pH sediaan dengan mencelupkan elektroda ke dalam pH meter sediaan, amati dan catat pH yang tertera pada alat. Sebanyak 4,0 gram sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam secara bertahap dan diamati pemisahannya setelah sediaan. Siklus pemisahan fasa dengan metode freeze-thaw pada emulgel disimpan pada suhu 4oC dan 45oC, masing-masing sediaan emulgel sebanyak 4,0 gram ditempatkan dalam 8 vial, 4 vial untuk kontrol disimpan pada suhu normal dan 4 vial untuk siklus freeze-thaw.

Setelah penyimpanan pada suhu 4oC, sediaan disimpan pada suhu 45oC selama 3 hari, diamati perubahan organoleptiknya. Data dianalisis berdasarkan data uji viskositas observasional yang diperoleh untuk masing-masing formula menggunakan uji one way analysis of variance (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan jika terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Tuckey-HSD dan uji Duncan.

Tabel 1. Formula emulgel
Tabel 1. Formula emulgel

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh tim Dosen Teknologi dan Farmakologi Program Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.

BIAYA PENELITIAN

Pengamatan organoleptik sediaan emulgel rebusan herba Pegagan, saat disimpan selama 6 minggu dapat dilihat pada Tabel IV. Pengamatan fisik ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyimpanan selama 6 minggu pada suhu ruang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan dalam peningkatan konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC dan 5,0%).Hasil pengamatan organoleptik pada warna yang diperoleh menunjukkan F1 berwarna coklat tua, sedangkan pada F2, F3 dan F4 berwarna coklat muda.

Semakin besar konsentrasi gelling agent yang ditambahkan, semakin lemah warna coklatnya dan semakin sedikit bau yang ditimbulkan. Rusaknya lapisan pengemulsi juga menjadi penyebab retaknya formulasi 1, 2 dan 3. Hasil kontrol pH untuk formulasi 1, 2, 3 dan 4 menunjukkan peningkatan dan penurunan penyimpanan. Keempat formula tersebut mengalami penurunan selama penyimpanan.

Pada pengujian pemisahan fasa dengan sentrifugasi terlihat bahwa pada formula 1 dan 2 pemisahan ini terjadi karena ikatan tidak stabil yang berkembang antara globul minyak terdispersi dengan air akibat pengocokan yang cepat, berbeda dengan formula 3 dan 4 tidak terjadi pemisahan karena ikatan antara globul minyak terdispersi pada fasa air bersifat stabil dan membentuk struktur yang lebih kompak. Penyimpanan sediaan pada siklus freeze-thaw dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap pemisahan fasa emulgel selama penyimpanan pada suhu yang berbeda yaitu siklus beku pada suhu 4oC dan siklus pencairan pada suhu 45oC. Pengamatan dilakukan selama 3 siklus.Hasil pengamatan pada formula 1 dan formula 2 terjadi perubahan thaw siklus 2, dan pada formula 1 terjadi perubahan freeze dan thaw dan pada formula 2 terjadi perubahan thaw siklus 3, sedangkan pada formula 3 dan 4 tidak ada perubahan.

Hal ini terjadi karena pada konsentrasi gelling agent yang rendah, formula memiliki konsistensi emulsi yang tinggi, emulsi pada temperatur yang ekstrim dapat menyebabkan emulsi menjadi kasar dan berkarbonisasi, membentuk bola-bola besar yang naik ke permukaan atau jatuh ke bawah dan membentuk lapisan tebal yang akan diikuti dengan pemecahan, yaitu pemisahan fase terdispersi dari fase kontinyu, proses tersebut bersifat irreversible karena lapisan pengemulsi di sekitar cairan telah hilang (2). Pada F1, F2, F3 dan F4 didapatkan nilai viskositas yang memiliki konsistensi yang berbeda pada setiap formulanya, semakin tinggi konsentrasi gelling agent maka semakin kental. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk dilanjutkan dengan uji stabilitas kimiawi dan mikrobiologis pada ekstrak emulgel herbal pegagan, serta uji iritasi dan uji keamanan emulgel pada kulit.

Pengaruh peningkatan konsentrasi hidroksipropil metil selulosa (HPMC) sebagai bahan pembentuk gel terhadap viskositas Ethanol Extract Emulgel 70.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Gambar

Gambar 1. Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)  a.  Klasifikasi
Tabel 1. Formula emulgel
Tabel 2. Rencana Penelitian
Tabel 3. Hasil pemeriksaan rebusan herba pegagan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diplomasi publik merupakan salah satu bentuk dari soft power yang dilakukan oleh negara, dan juga dapat dengan kata lain bahwa diplomasi publik merupakan salah satu cara