• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTIK ANALISIS BEBAN KERJA FISIK OPERATOR CUTTING MENGGUNAKAN METODE CARDIOVASCULAR LOAD (CVL)

N/A
N/A
Wall Of Imagine

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTIK ANALISIS BEBAN KERJA FISIK OPERATOR CUTTING MENGGUNAKAN METODE CARDIOVASCULAR LOAD (CVL)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Sejarah Perusahaan

Oleh karena itu penulis akan menggunakan metode tersebut untuk mempelajari beban fisik pada area divisi pemotongan. Untuk mengetahui beberapa saran perbaikan kerja guna mengurangi ketegangan fisik pada operator pemotongan horizontal/vertikal. Beban kerja adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pekerja dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Beban kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah terbatasnya kemampuan pekerja yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Perhitungan Cardiovaskular Load (CVL) merupakan metode analisis beban kerja fisik yang membandingkan detak jantung maksimal, detak jantung setelah bekerja, dan detak jantung sebelum bekerja. Yakni dengan mengambil data detak jantung pekerja di area produksi divisi pemotongan untuk mengetahui beban kerja fisik yang diterima.

Perhitungan persentase beban kardiovaskular (CVL) dilakukan pada setiap pegawai untuk menentukan klasifikasi beban fisik.

Gambar 1.1. Peta Lokasi PT URECEL Indonesia.
Gambar 1.1. Peta Lokasi PT URECEL Indonesia.

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Deskripsi Geografis dan Administrasi

Perusahaan ini berlokasi di Kecamatan Mlonggo, didaerah ini masyarakatnya sebagian besar bermatapencaharian dari furniture dan banyak mendistribusikan produknya ke gudang-gudang milik PT Furniture ternama. Misalnya di depan PT Urecel terdapat gudang megah produk furnitur, di sebelah barat perusahaan terdapat kompleks perumahan Marison yang sebagian bangunannya dijadikan tempat pembuangan sampah karyawan luar kota. Dengan kondisi sosial di masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai buruh industri mebel atau pengrajin swasta lokal, maka perusahaan ini mempunyai posisi yang strategis dalam menyediakan produk dan jasa di industri mebel.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Struktur Organisasi

Human Resources and Development (HRD) & General Affairs (GA) merupakan salah satu divisi yang bertanggung jawab terhadap pengendalian internal perusahaan, Divisi ini membawahi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan personalia dan juga aktivitas umum lainnya untuk menunjang aktivitas perusahaan. System Application Program (SAP) merupakan sebuah divisi yang mengolah sistem dan mengintegrasikan seluruh aktivitas operasional setiap divisi perusahaan agar dapat berfungsi dan bekerja sama secara maksimal. Rebonding & Crush merupakan divisi yang bergerak di bidang pengelolaan limbah seperti: potongan busa dan potongan dakron, yang nantinya akan diolah kembali menjadi bahan baku baru.

Bagian limbah busa akan diolah kembali menjadi blok busa yang disebut rebonded, sedangkan bagian dakron akan diolah menjadi bahan baku pembuatan bola fiber. Jahitan merupakan salah satu divisi yang khusus menangani proses menjahit beberapa komponen sesuai template yang tertera sehingga menjadi sebuah produk. Pemotongan adalah divisi yang bertugas memotong blok busa sesuai dengan pesanan yang diminta oleh pelanggan atau sesuai dengan pola dalam Sales Good Acquisition (SGA) oleh PPIC.

Finishing merupakan divisi yang bertugas menyelesaikan tugas akhir yang dilakukan oleh divisi sebelumnya.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Quality Assurance (QA) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang diberikan perusahaan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT URECEL Indonesia
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT URECEL Indonesia

Identifikasi Masalah

Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan menghilangkan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kepuasan kerja. Hard dan Steven dalam Tarwaka (2011) menyatakan bahwa beban kerja adalah sesuatu yang dihasilkan dari interaksi antara tuntutan tugas dari lingkungan kerja yang digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan perilaku dan persepsi pekerja. Menurut Munandar (2011), beban kerja adalah jenis tugas yang dilakukan pekerja atau karyawan pada waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi tenaga kerja.

Sedangkan kapasitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, apabila ia dapat bekerja dan menyesuaikan diri serta menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya, maka hal tersebut tidak menjadi beban kerja. Sedangkan jika pekerjaan yang ditugaskan tidak berhasil diselesaikan atau dapat diselesaikan tetapi pekerja mengalami kelelahan yang berlebihan atau bahkan cedera, maka pekerjaan atau aktivitas tersebut menjadi beban kerja. Dengan beratnya beban kerja yang dipikul oleh pekerja, kita dapat menentukan berapa lama pekerja tersebut dapat melakukan aktivitas kerja sesuai dengan keterampilan atau kemampuan kerjanya.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri, akibat respon terhadap beban kerja dari luar, titik respon tubuh disebut stres, berat ringannya stres dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Menurut Manuaba (2000) dalam Prihatini (2007), beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental serta reaksi emosional seperti: sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah tersinggung. Sedangkan jika beban kerja terlalu sedikit maka pekerjaan yang terjadi akibat berkurangnya gerak akan menimbulkan rasa bosan dan monoton.

Selanjutnya kita dapat mengetahui kategori beban kerja yang kita ukur dengan cara mencocokkan persentase beban kerja kardiovaskular (CVL) dengan hasil perhitungan berdasarkan informasi pada Tabel 7.1. Berdasarkan Tabel 7.5, rata-rata persentase beban yang diambil oleh operator penebangan kayu adalah sebesar 34%, yang dikategorikan memerlukan perbaikan dan operator memiliki beban fisik yang tinggi. Diharapkan kepada supervisor dan pengelola untuk memperhatikan kondisi fisik operator pemotong yang memiliki beban kerja yang tinggi, agar produktivitas tetap berjalan dengan lancar dan operator mampu menjalankan tugasnya dengan baik tanpa mengalami ketegangan. kepada operator/pekerja.

Perlu dilakukan penelitian untuk mengukur beban kerja mental pada bagian pemotongan guna mengetahui seberapa besar beban kerja mental operator pemotongan. Dewi, Irawatie Ary., Hubungan persepsi beban kerja dengan komitmen organisasi karyawan bagian pelaksanaan produksi PT Solo Kawistara Garmindo.

Tabel 3.1. Hasil Produksi
Tabel 3.1. Hasil Produksi

PROSES PRODUKSI

Bahan Baku

Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menghitung jumlah denyut nadi sebelum bekerja (DNI) dan denyut nadi setelah bekerja (DNK), serta data pendukung lainnya seperti: data umur, jenis kelamin, dan lain-lain. Data hasil pengukuran denyut nadi operator pemotongan kemudian diolah dengan metode perkalian 10 denyut per menit sehingga diperoleh denyut nadi operator per menit (pulsa/menit). Sedangkan jumlah pulsa paling sedikit diterima oleh operator bernama Yofi P dengan pulsa 5,36 denyut/menit.

Langkah selanjutnya adalah menghitung persentase beban kardiovaskular (CVL) dengan menghitung denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat masing-masing operator. Cara menggunakan oksimeter cukup mudah, Anda hanya perlu memasukkan satu jari pada tempat yang tepat pada perangkat dan perangkat akan mendeteksi denyut nadi.

Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Sumber : PT Urecel Indonesia
Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Sumber : PT Urecel Indonesia

Peralatan Produksi

Identifikasi Masalah

PEMASARAN

Distribusi

Strategi Pemasaran

PENGENDALIAN KUALITAS

Mekanisme Pengendalian Kualitas

PT URECEL Indonesia memiliki mekanisme kendali mutu dimana seluruh karyawan diberi tanggung jawab untuk memperhatikan kualitas produk mulai dari pemotongan, pengeleman, sisipan bantalan, penjahitan, penutup hingga produk akhir. Dengan memberikan tanggung jawab kepada seluruh karyawan diharapkan dapat menghasilkan produk terbaik dengan tetap menjaga kualitas, sehingga konsumen puas dengan hasilnya. Kualitas PT URECEL Indonesia disesuaikan dengan permintaan pembeli yang tertuang dalam Sales Good Appropriation (SGA) dan selalu menjaga kualitas produk melalui tim Quality Control (QC).

Sebelum blok busa dipotong menggunakan mesin CNC, blok busa diperiksa terlebih dahulu. Sebelum proses penggabungan beberapa komponen busa, bagian lem melakukan pengecekan pada bagian busa apakah ada potongan busa yang kurang pas, sehingga nantinya pada saat direkatkan bentuk busanya kurang tepat. Sebelum menggunakan mesin jahit, mekanik akan melakukan setting terlebih dahulu pada mesin jahit tersebut, seperti mengubah ukuran jarum, mengatur kecepatan mesin dan keakuratan jahitan yang dihasilkan oleh mesin jahit itu sendiri.

Setelah penutup busa dibuat, selanjutnya akan dilakukan pengecekan QC dan apabila terdapat cacat atau perbedaan pesanan seperti ukuran, warna benang, jenis benang dan jahitan yang kurang pas maka akan dilakukan review.

Prosedur dan Kebijakan Perusahaan

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Sanitasi

Sanitasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang memfokuskan kegiatannya pada upaya kesehatan manusia di lingkungan. Dalam UU Kesehatan no. 23 Tahun 1992, Pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang sehat, yang dapat dicapai dengan meningkatkan sanitasi lingkungan, baik dari segi tempat maupun bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia atau biologis, termasuk perubahan perilaku. Area kerja atau produksi dibersihkan setiap hari sebelum produksi dimulai, dan pada akhir produksi tidak boleh ada sampah atau kotoran di area produksi.

Karyawan juga memastikan area kerjanya dalam keadaan bersih untuk mencegah penumpukan material, debu, kotoran, limbah atau sampah.

Keselamatan Kerja

Celemek berfungsi menutupi bagian depan tubuh operator untuk menghindari terpotongnya benang atau menghindari noda sehingga pakaian operator selalu bersih.

Penanganan Limbah

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK OPERATOR CUTTING

Latar Belakang Masalah

URECEL Indonesia merupakan perusahaan Korea yang bergerak di bidang produksi busa furniture dengan tingkat produksi yang tinggi. Oleh karena itu, kualitas produk harus diperhatikan dalam pembuatan produk. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia, bahan baku, model, peralatan dan mesin. URECEL Indonesia terbagi menjadi beberapa divisi antara lain divisi Pemotongan, Perekatan, Penjahitan, Rebonding & Penghancuran, Fiberball dan Finishgood.

Salah satu permasalahan yang muncul pada bagian pemotongan menyangkut kemampuan dan kapasitas pekerjanya. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai tingkat kemampuan dan kapasitas yang terbatas sehingga dapat menyebabkan pegawai mengalami kelelahan, baik itu kelelahan fisik maupun kelelahan psikis yang dapat mempengaruhi prestasi kerja. Oleh karena itu, untuk menghindari penurunan prestasi kerja, perlu memperhatikan konsumsi dan pemulihan energi; bagaimanapun juga, konsumsi energi dan pemulihan energi dapat seimbang.

Berdasarkan pengamatan, penurunan prestasi kerja disebabkan oleh adanya aktivitas kerja memungut dan meletakkan balok busa di area kerja yang beratnya sekitar 30 kg. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa diperlukan perbaikan pekerjaan, dan juga tata letak di area produksi yang agak berantakan, seperti penempatan troli yang ditinggalkan begitu saja setelah digunakan tanpa dipasang kembali dengan baik. Dengan cara ini, kami berharap dapat mengevaluasi dan mendesain ulang sistem prosedur kerja yang harus digunakan untuk menjamin efisiensi dan efektivitas kerja yang lebih baik, serta kenyamanan dan keselamatan pekerja.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan masalah

Tujuan

Tempat Kerja Praktik dan Waktu Pelaksanaan

Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan menghitung konsumsi oksigen, sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menghitung detak jantung. Menilai detak jantung atau denyut nadi dapat dilakukan melalui salah satu cara, yaitu dengan mengukur detak jantung selama bekerja. Jenis pulsa yang dibutuhkan berbeda-beda, antara lain pulsa istirahat yaitu pulsa sebelum bekerja, pulsa kerja yaitu pulsa saat bekerja, dan pulsa kerja yaitu selisih antara pulsa istirahat dan pulsa kerja.

Tabel 7.3. Klasifikasi Beban Kerja berdasarkan % Cardiovascular Load (CVL).
Tabel 7.3. Klasifikasi Beban Kerja berdasarkan % Cardiovascular Load (CVL).

Gambar

Gambar 1.1. Peta Lokasi PT URECEL Indonesia.
Gambar 2.1. Struktur PT URECEL Indonesia Sumber : PT Urecel Indonesia
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT URECEL Indonesia
Gambar 2.2. Alur Rekrutmen PT URECEL Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Kadar COHb dan Beban Kerja Fisik dengan Kelelahan Kerja pada Operator SPBU di Surakarta, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran,

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi pada operator gass cutting adalah

Lampiran 4 Perhitungan Persentase Cardiovascular Load Berdasarkan Usia Lampiran 5 Perhitungan Persentase Cardiovascular Load Berdasarkan Posisi Lampiran 6 Data Denyut Nadi

Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa operator sewing mengalami stres kerja kategori sedang dan tinggi serta beban kerja fisik dan beban kerja mental

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi pada operator gass cutting adalah

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan beban kerja mental dan fisik dengan kinerja karyawan yang diukur menggunakan metode nasa task load index Pada PT.. Alfa

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan denyut nadi dapat diketahui bahwa sebanyak 1 karyawan grup B mengalami beban kerja kerja fisik

Dari hasil perhitungan dengan Metode 10 Denyut berupa rekapitulasi penilaian beban kerja fisik terhadap operator utama dan operator pembantu mesin pemotong batu