• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN METODE PEKERJAAN RIGID PAVEMENT MAIN ROAD STA 0+425 – STA 0+725 UNDERPASS BULAK KAPAL

N/A
N/A
iqbal triastono

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN METODE PEKERJAAN RIGID PAVEMENT MAIN ROAD STA 0+425 – STA 0+725 UNDERPASS BULAK KAPAL"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

METODE PEKERJAAN RIGID PAVEMENT MAIN ROAD STA 0+425 – STA 0+725

UNDERPASS BULAK KAPAL

DISUSUN OLEH : FARIS ZULFIQAR

NIM : 201801761 PROGRAM STRATA 1

TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA

JAKARTA 2021

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Proyek Pembangunan Underpass Bulak Kapal dengan Judul “Pelaksanaan Pekerjaan Sump Pit Pada Proyek Underpass Bulak Kapal”. Laporan ini disusun penulis untuk memenuhi persyaratan kurikulum program pendidikan pada jenjang Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik Lapangan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang mendukung, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik;

2. Kedua Orang Tua yang telah memberikan bantuan melalui do’a, moril, dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik;

3. Bapak DR. Ir. Timbul PM Panjaitan, MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna;

4. Ibu Novie Yocient, ST, MT. selaku Ketua Jurusan teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna;

5. Bapak Ir. M. Tontro Prastowo, MT. selaku Dosen Pembimbing penulis;

6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil dan karyawan-karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna;

7. Bapak Riadi, ST, selaku Project Manager Proyek Pembangunan Underpass Bulak Kapal;

8. Bapak Burhan Gifari, ST, selaku Divisi Engineering Proyek Pembangunan Underpass Bulak Kapal;

9. Seluruh karyawan-karyawati Proyek Pembangunan Underpass Bulak Kapal;

10. Abyan Sakti, Faris Zulfiqar, dan Salma Faiha selaku teman saya di STT Sapta Taruna yang membantu saya saat penyusuan laporan ini;

11. Seluruh teman-teman STT Sapta Taruna.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini bisa lebih baik lagi dalam penyusunannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum khususnya mahasiswa Teknik Sipil dan tentunya bagi penulis sendiri.

Jakarta, (…) 2021

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Lapangan

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat.

Sehingga diharapkan sumber daya manusia dapat mengembangkan potensi diri dan dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman. Pendidikan merupakan syarat utama bagi individu untuk mencapai suatu kematangan dalam berpikir, berperilaku, dan bersikap. Pendidikan dapat diperoleh oleh setiap individu melalui pengalaman yang akan berkembang mejadi pengetahuan. Pengetahuan dapat membantu individu untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan berhasil.

Pelajaran melalui teori nyatanya tidak cukup memenuhi bekal untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. Untuk itu, dalam menempuh pendidikan program Strata Satu (S- 1) di Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna Jurusan Teknik Sipil, terdapat tugas mata kuliah pada semester VII yaitu Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau Kerja Praktik. Kerja praktik yang dilaksanakan oleh mahasiswa/i meliputi pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan suatu proyek dibidang teknik sipil dan dalam menentukan objeknya disesuaikan dengan peminatannya masing-masing.

Sesuai persyaratan kerja praktik, penulis mendapat kesempatan untuk kerja praktik di proyek pekerjaan Underpass Bulak Kapal . Pada akhir kerja praktik, mahasiswa/i

diwajibkan membuat laporan selama melakukan kerja praktik dan laporan tersebut tentang objek dari kerja praktik, serta isi laporan tersebut harus mendapat persetujuan dari

pembimbing/koordinator lapangan dan dosen pembimbing. Melalui kerja praktik ini, diharapkan mahasiswa/i dapat memahami ilmu yang diperoleh. Sehingga mahasiswa/i mampu menerapkannya di dunia kerja nantinya.

Gambar 1. Peta Lokasi Proyek Underpass Bulak Kapal.

1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktik 1.2.1 Maksud Kerja Praktik

(4)

Maksud dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah untuk memenuhi persyaratan kurikulum Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna. Adapun maksud dari kerja praktik ini antara lain :

1. Agar dapat mengaplikasikan teori yang ada di bangku kuliah dengan pelaksanaan di lapangan.

2. Agar dapat mempelajari permasalahan-permasalahan yang timbul dalam suatu pelaksanaan proyek di lapangan dan solusi untuk pemecahan dari permasalahan tersebut.

3. Agar dapat memberikan pengalaman visual dan pengenalan bagi Mahasiswa tentang suatu kegiatan pembangunan fisik yang nyata beserta segala aspeknya, serta tata cara pelaksanaan di lapangan sehingga Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman atas permasalahan tersebut.

1.2.2 .Tujuan Kerja Praktik

Tujuan praktik kerja lapangan yakni:

1. Untuk menimba ilmu dan pengalaman bagi Mahasiswa Teknik Sipil sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja di bidang pembangunan jalan.

2. Untuk mengetahui pengelolaan dan pengorganisasian suatu Manajemen Proyek Konstruksi.

3. Untuk meninjau tata cara pekerjaan bangunan jalan, khususnya proyek pekerjaan Underpass Bulak Kapal.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis mengamati pekerjaan rigid pavement (perkerasan kaku) jalan yang berlangsung selama 3 bulan. Oleh karena keterbatasan waktu tersebut, maka dalam penulisan laporan kerja praktik ini tidak semua proses pekerjaan dapat ditinjau secara keseluruhan. Dalam laporan kerja praktik ini penulis memfokuskan pada Pelaksanaan Pekerjaan Rigid Pavement Main Road (STA 0+425 – STA 0+725) Underpass Bulak Kapal yang dilaksanakan pada waktu kerja praktik.

1.4 Lingkup Bahasan

Adapun kandungan isi laporan kerja praktik ini dibatasi sejauh yang dapat diamati dan dipelajari selama mengikuti kegiatan Kerja Praktik ini yaitu meliputi pekerjaan perkerasan kaku:

1. Pekerjaan Galian dan Timbunan 2. Penyiapan badan jalan.

3. Penghamparan dan pemadatan material lapis perkerasan agregat kelas A.

4. Penghamparan Beton Kurus (Lean Concrete).

5. Pemasangan Bekisting dan Penulangan.

6. Pengecoran Beton Main Road.

7. Pekerjaan Finishing.

8. Pemeliharaan

1.5 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data

(5)

Dalam penyusunan laporan ini jenis data yang digunakan penulis adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung berdasarkan hasil pengumpulan data atau wawancara. Data sekunder adalah data-data mengenai proyek yang dikumpulkan dari pihak kontraktor, seperti: gambar kerja, struktur organisasi proyek, serta data-data lain yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Dalam memperoleh data dan informasi yang lengkap dan teperinci tentang proyek pembangunan underpass Bulak Kapal, ini maka penulis mengadakan teknik – teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Observasi di lapangan

Dilakukan dengan melihat secara langsung pekerjaan yang ingin di amati kemudian di ambil datanya seperti berupa ukuran – ukuran atau langkah pengerjaannya.

2. Metode wawancara langsung di lapangan

Data – data yang sangat erat hubungannya dengan proyek tersebut juga di dapat dengan bertanya langsung di lapangan baik pimpinan proyek, konsultan pengawasan, pekerjaan ataupun pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan.

3. Metode literatur atau bacaan

Metode ini di lakukan untuk memenuhi data – data yang didapatkan di lapangan dengan menggunakan berbagai refensi yang berkaitan dengan hal – hal yang diamati di lapangan, sehingga akan didapatkan suatu pemahaman yang lebih akurat dan mendalam.

4. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengambil foto – foto pelaksanaan pada setiap item pekerjaan pada proyek tersebut sebagai bukti nyata pengerjaan secara langsung.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan praktik kerja lapangan ini adalah merupakan uraian mengenai pokok-pokok pembahasan dari setiap bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang praktik kerja lapangan, tujuan dan manfaat praktik kerja lapangan, batasan masalah, ruang lingkup bahasan, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II DATA PROYEK

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang proyek, data umum proyek, lokasi dan denah proyek, dan jadwal pelaksanaan proyek.

BAB III MANAJEMEN PROYEK

(6)

Pada bab ini meliputi proses Planning (Perencanaan), Organizing (Pengaturan), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengendalian).

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang tahap pelaksanaan pekerjaan kolam sumpit mulai dari pekerjaan persiapan, metode pelaksanaan, analisa pekerjaan, dan pelaksanaan K3.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menguraikan kesimpulan akhir dari seluruh isi laporan praktik kerja lapangan serta saran-saran yang mengacu pada kesimpulan yang dilengkapi dengan kepustakaan dan lampiran.

BAB II DATA PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek

Untuk mengurangi kemacetan kota Bekasi, pemerintah membangun underpass Bulak Kapal. Keberadaan underpass ini dinantikan masyarakat karena akan mengurai simpul kemacetan di wilayah Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur. Persimpangan ini merupakan titik temu arus kendaraan dari Kabupaten Bekasi-Kota Bekasi (Jalan Ir.

Juanda), pintu masuk Tol Bekasi Timur (Jalan Joyo Martono), Perumnas 3 (Jalan Pahlawan), dan Tambun atau Jalur Pantura (Jalan Diponegoro). Pembangunan underpass tersebut akan menambah kapasitas jalan existing simpang Bulak Kapal dari semula 4 lajur menjadi 6 lajur serta menghilangkan persimpangan sebidang Bulak Kapal antara Jalan Ir.

Juanda dengan Jalan Joyo Martono-Jalan Pahlawan. Dengan hilangnya persimpangan sebidang tersebut, diharapkan arus lalu lintas yang dari arah Bekasi maupun Tambun tidak mengalami hambatan atau kemacetan di simpang Bulak Kapal. Begitu juga arus lalu lintas dari arah Jalan Joyo Martono dan Jalan Pahlawan, diharapkan tidak mengalami hambatan atau tundaan akibat lalu lintas dari Bekasi atau Tambun.

2.2 Data Umum Proyek

a. Nama Proyek : Underpass Bulak Kapal b. Jenis Proyek : Infrastruktur Jalan Raya c. Panjang Underpass : 690 Meter

d. Panjang Frontage : 930 Meter e. Panjang Terowongan : 60 Meter

(7)

f. No. Kontrak : HK.02.01/PPK1.5JBR/2020/02 g. Tanggal Kontrak : 24 September 2020

h. Nilai Kontrak : Rp. 79.379.335.220,42 i. Sumber Dana : SBSN 2020 s.d 2022 j. Waktu Pelaksanaan : 540 Hari Kalender k. Masa pemeliharaan : 743 Hari Kalender

l. Pemberi Tugas : PPK (Pejabat Pembuat Kebijakan) 1.5 Kementerian PUPR, Provinsi Jawa Barat

m. Penyedia Jasa : PT. Modern Widya Tehnical

n. Konsultan Supervisi : PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, PT. Parama Karya Mandiri (KSO).

2.3 Lokasi Proyek

Proyek pembangunan underpass Bulak Kapal terletak di Jl. Ir. H. Juanda, RT.001/RW.021, Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Peta lokasi pembangunan underpass Bulak Kapal dapat dilihat sebagai berikut:

Sebelah utara : Jl. Pahlawan Sebelah timur : Jl. Raya Pantura Sebelah barat : Jl. Ir. H. Juanda Sebelah utara : Jl. HM. Joyo Martono

(Sumber: https://maps.google.com)

Gambar 2.1

Layout Underpass Bulak Kapal

(8)

(Sumber: Dokumentasi Proyek)

Gambar 2.2

Tampak Atas Underpass Bulak Kapal 2.4 Bangunan Penunjang Proyek

Bangunan penunjang proyek merupakan bangunan sementara selama pelaksanaan pekerjaan proyek, yang difungsikan untuk memfasilitasi seluruh pekerja. Selain bangunan penunjang terdapat juga fasilitas pelengkap proyek.

a) Kantor Proyek

Kantor Proyek (Direksi keet) dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf dari Kontraktor, pengawas maupun pemilik Proyek di lapangan. Konstruksi kantor proyek yang terdiri dari rangka baja untuk struktur atasnya, dilapisi dinding double triplex atau plywood. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes, sedangkan plafonnya menggunakan bahan material plywood. Lantai yang tidak bertingkat menggunakan finishing keramik.

b) Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja

(9)

Untuk proyek-proyek yang berlokasi diluar kota, biasanya Pelaksana Proyek menyediakan base camp sebagai tempat tinggal staf Proyek dan barak pekerja untuk tenaga kerja proyek. Base camp dan barak, ini biasanya dibangun tidak jauh dari lokasi proyek.

Penempatan base camp staf proyek dibuat terpisah dengan barak pekerja. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 2.3 Base Camp Proyek c) Gudang Bahan dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus memenuhi berbagai persyaratan, kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Karena Kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.

Fungsi Gudang :

1. Sebagai tempat penyimpanan material;

2. Sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan;

3. Sebagai tempat penyimpanan suku cadang.

d) Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan, untuk menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Fungsi pagar proyek sebagai pengaman, maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Selain itu, untuk keserasian dengan lingkungan sekitarnya, pagar proyek harus rapi, bersih dan estetis sehingga perlu dicat dan diberi dekorasi secukupnya.

(10)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2.4 Pagar Proyek e) Pos Jaga

Pos jaga memiliki fungsi sebagai tempat penjagaan bagi satuan pengamanan (satpam). Petugas yang dibentuk oleh intansi/badan usaha untuk melaksanakan pengamatan dalam rangka menyelenggarakan keamanan dilingkungan proyek.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 2.5

Pos Jaga f) Kebutuhan Listrik Kerja

(11)

Kebutuhan sanitasi dan listrik kerja Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi perlu dilakukan perhitungan kebutuhan Sumber Daya Proyek. Yang dimaksud dengan Sumber Daya Proyek adalah menyangkut kebutuhan Listrik Proyek dan Air Kerja.

Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek.

g) Musholla

Disediakan musholla di proyek untuk karyawan dan pekerja sebagai tempat ibadah dan berdoa agar tercapai kehidupan yang bahagia dan lingkungan yang nyaman serta aman.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 2.6

Musholla h) Rambu-rambu Proyek

Rambu–rambu kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk membantu menginformasiikan bahaya dan untuk melidungi kesehatan dan keselamatan para pekerja atau pengujung yang berbeda di tempat kerja tersebut.

(12)

(Sumber: Google)

Gambar 2.7 Rambu-rambu Proyek i) Tabung APAR

Diletakan pada area yang rawan terjadi kebakaran sehingga dapat menjadi pertolongan pertama saat bencana terjadi.

(Sumber: Google)

Gambar 2.8 Tabung APAR j) Area Parkir

Tempat parkir berfungsi untuk memfasilitasi kendaraan pekerja, staf dan tamu di proyek agar kendaraan dapat ditempatkan secara aman.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(13)

Gambar 2.9 Area Parkir k) Laboratorium

Laboratorium di proyek berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pengetesan- pengetesan hasil pengujian di lapangan seperti uji sand cone, DCP, dan sebagainya.

Gambar 2.10 Laboratorium l) Kebutuhan Sanitasi

Sanitasi adalah kondisi kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan penyediaan air minum yang bersih serta pengolahan dan pembuangan kotoran manusia dan air limbah.

Mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya serta mencuci tangan dengan sabun merupakan bagian dari sanitasi. Tujuan sanitasi adalah untuk melindungi kesehatan manusia dengan menyediakan lingkungan yang bersih yang akan menghentikan penularan penyakit.

(14)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2.11 Toilet

(15)
(16)

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

Menurut Ricky W.Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, organisasi koordinasi, dan control pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Proyek dapat didefinisikan sebagai kegiatan sekali lewat yang dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, (triple constraint). Jadi, pengertian manajemen proyek adalah usaha pengerjaan suatu proyek yang dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu dengan tujuan tercapainya proyek tersebut secara efisien dan efektif. Usaha pengerjaan yang dimaksud di atas meliputi proses Planning (Perencanaan), Organizing (Pengaturan), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengendalian).

3.1 Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah sebuah tahap untuk meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif dengan cara mengidentifikasi tahapan-tahapan pekerjaan. Perencanaan merupakan tahapan yang vital dalam sebuah pelaksanaan proyek konstruksi karena baik tidaknya proyek tergantung dari perencanaannya.

Tujuan Perencanaan :

 Mendefinisikan ruang lingkup proyek. Membuat detail jadwal pelaksanaan proyek.

 Menentukan alokasi dana yang dibutuhkan proyek.

 Menetapkan prosedur dan mekanisme pengontrolan proyek.

 Menentukan kualifikasi, peran dan tanggung jawab, serta jumlah personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.

 Mengidentifikasi risiko-risiko proyek dan menentukan tindakan penanggulangannya (Project Risk Management).

 Membuat perencanaan komunikasi selama pelaksanaan proyek (Communication Management).

Mekanisme Perencanaan Proyek :

 Manajer proyek bersama-sama dengan tim proyek mempelajari kembali definisi proyek.

 Membuat perencanaan manajemen proyek (Project Management Plan) berdasarkan definisi proyek yang telah dibuat.

 Persetujuan dari pemilik proyek, bahwa project management bisa diterapkan.

Perencanaan Proyek, meliputi :

a) Perencanaan Lingkup Proyek (Project Scope Plan)

Perencanaan lingkup proyek merupakan langkah untuk mengembangkan sebuah rencana proyek, terkait dengan semua pekerjaan dan proses-proses yang harus dilakukan untuk mewujudkan suatu produk dalam suatu proyek. Dalam merumuskan lingkup proyek tidak ada aturan yang baku untuk dapat digunakan secara tetap, namun lingkup proyek dapat dibuat berdasarkan ragam dan jenis serta ukuran proyek. Tujuan utamanya adalah menentukan output yang diharapkan (deliverables) sejelas mungkin dan memfokuskan rencana proyek.

(17)

b) Perencanaan Mutu (Project Quality Plan)

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

Perencanaan mutu proyek merupakan proses penentuan standar dan kriteria mutu yang akan dipakai oleh proyek, serta usaha untuk dapat memenuhinya. Ketentuan standar mutu akan besar pengaruhnya terhadap biaya proyek terutama pada waktu perencanaan (design engineering) seleksi peralatan dan material. Direncanakan mutu yang baik untuk berjalannya proyek. Mulai dari mutu sumber daya manusia yang berpengalaman sampai mutu sumber daya material dan alat yang berstandarisasi. Suatu perencanaan mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Perencana sistematis yang merinci dan yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu setiap tahap pengerjaa proyek.

2) Penyusun batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam desain engineering, pembelian material dan konstruksi.

3) Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu

4) Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan 5) Identifikasi peralatan yang akan digunakan

6) Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ke tiga.

c) Perencanaan Waktu (Project Time Plan / Time Schedule)

Perencanaan waktu meliputi hal-hal mengenai penyelesaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan (tepat waktu). Perencanaan ini memberikan masukan kepada perencanaan sumber daya agar sumber daya tersebut siap pada waktu yang diperlukan. Perencanaan waktu ini mengacu pada kurva S atau penjadwalan kegiatan pekerjaan sesuai perencanaan.

Kurva S adalah grafik yang berbentuk seperti huruf S. Grafik ini didapat dari hasil antara bobot kumulatif pekerjaan dengan jumlah waktu yang akan dilaksanakan. Bobot pekerjaan didapat dari hasil perhitungan:

Pada proyek biasanya memiliki time schedule yang dilengkapi dengan dua Kurva S. Kurva S pertama dibuat sebelum proyek dimulai (Kurva S rencana) dan Kurva S kedua menunjukkan presentasi dari pekerjaan proyek yang sedang/ telah dikerjakan, karena hal ini berfungsi sebagai perbandingan dari prestasi pekerjaan antar kurva. Apabila pekerjaan mengalami keterlambatan, kurva rencana berada di atas kurva realitas, dan begitu pula sebaliknya.

Manfaat Kurva S dalam proyek konstruksi :

1) Sebagai jadwal pelaksanaan kegiatan proyek, disitu akan terlihat kapan proyeknya dimulai dan kapan akan berakhir, serta pekerjaan

2) apa saja yang harus dikerjakan pada tanggal tertentu.

3) Sebagai dasar untuk manajemen keuangan proyek, dengan adanya kurva S maka akan terlihat perkiraan besarnya prosentase progress yang akan diraih pada tanggal tertentu.

4) Untuk melihat pekerjaan yang masuk kedalam lintasan kritis, yaitu item yang harus segera selesai agar pekerjaan lain yang berkaitan dapat segera dikerjakan.

(18)

5) Untuk menghitung prestasi pekerjaan proyek, pada Kurva S ada yang namanya rencana progress mingguan proyek, lalu ada juga perhitungan progress realisasi pelaksanaan, dari perbandingan antara rencana dan realisasi akan diketahui seberapa besar prestasi pekerjaan, apakah lebih cepat atau terlambat dari jadwal.

6) Sebagai pedoman manajer proyek untuk mengambil kebijakan agar plaksanaan pekerjaan bisa selesai sesuai batas waktu kontrak, atau lebih cepat lebih baik.

7) Untuk maajemen pengadaan material, tenaga dan peralatan proyek sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dikerjakan setiap tanggalnya.

8) Sebagai bahan pelaporan proyek dari kontraktor kepada manajemen konstruksi, konsultan pengawas, atau owner sebagai pemilik proyek.

(19)

Kurva S Print A3

(20)

d) Perencanaan Biaya (Project Cost Plan)

Perencanaan biaya merupakan rangkaian langkah untuk perkiraan besarnya biaya dari sumber daya yang diperlukan oleh proyek. Langkah-langkah tersebut termasuk juga mempertimbangkan berbagai alternatif yang mungkin dalam mendapatkan biaya yang paling ekonornis bagi kinerja atau material.

e) Perencanaan Sumber Daya (Project Resources Plan)

Perencanaan sumber daya proyek dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi rancangan organisasi, pengisian personil untuk kantor pusat, mobilisasi dan pelatihan tenaga kerja untuk lapangan, serta Sumber Daya Non Manusia yang rneliputi pengadaan material, peralatan yang akan menjadi bagian permanen proyek serta peralatan konstruksi.

3.2 Organizing (Pengorganisasian)

Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis pekerjaan, menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Untuk menggerakkan organisasi, pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi dalam organisasi. Semua itu dibangkitkan melalui ranggung jawab dan partisipasi semua pihak.

Keuntungan adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :

 Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.

 Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakan pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai dengan keahlian.

 Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia secara maksimal.

 Mengendalikan jadwal pekerjaan, dana, dan sumber daya proyek.

 Mengurangi jumlah pekerjaan yang kemungkinan terlewati 3.2.1 Gambaran Umum Perusahaan

a) Owner (Pengguna Jasa)

PPK 1.5 Provinsi Jawa Barat. Satker PJN Wilayah I Provinsi Jawa Barat. BBPJN VI Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

b) Struktur Organisasi Owner (Pengguna Jasa)

(21)

(Sumber: Data Proyek)

Tabel 3.1

Struktur Organisasi Pengguna Jasa (Owner) c) Kontraktor (Penyedia Jasa)

PT. MODERN WIDYA TEHNICAL adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi, yang didirikan pada tanggal 10 Maret 1979 dengan nama PT. EQUATOR dan berdasarkan perubahan akte tanggal 1 Juni 1982 berubah nama menjadi PT. MODERN WIDYA TEHNICAL yang memiliki kantor di Jakarta, Jayapura, Balikpapan & Pekanbaru.

Memasuki usia lebih dari 35 tahun, berbagai sub bidang jasa konstruksi telah kami laksanakan, antara lain :

 Gedung, Mal, Hotel, Pusat Bisnis, Perumahan.

 Pabrik Kertas, Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Minyak

 Inti Sawit, Pabrik Pengolahan Karet.

 Industri Caustic Soda.

 CPO Bulking Station.

 Pembangkit Listrik.

 Jalan, Jalan Tol, Jembatan dan Landasan.

 Bangunan Air.

 Dermaga, Penahan Gelombang.

 Bangunan Pengolahan Air Bersih dan Air Kotor, dan

 Perpipaan.

 Transmigrasi dan Pemukiman.

 Pembukaan Area dan Lahan.

(22)

Hasil karya kami telah tersebar di hampir seluruh kawasan Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kami berhasil mengembangkan divisi property yang kesuksesannya ditandai dengan kepemilikan atas Swiss-Belhotel Papua di Jayapura dan Mal Jayapura. Dengan sertifikasi standard ISO 9001, OHSAS 18001, SMK3, ISO 14001 dan semangat untuk selalu memperbaiki kinerja dan profesionalisme kami bertekad menjadi rekanan yang handal dan terpercaya.

d) Visi dan Misi Kontraktor

- Visi:

Menjadi perusahaan konstruksi yang handal dan terpercaya dalam menyelesaikan proyek konstruksi tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya, tertib administrasi, dan dengan aman didukung oleh sumber daya manusia yang professional dan handal.

- Misi:

 Menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pemilik proyek.

 Menyelesaikan proyek sesuai dengan spesifikasi pemilik proyek.

 Memastikan bahwa penggunaan bangunan dan/atau infrastruktur aman bagi pengguna fasilitas.

 Pembangunan dilakukan sesuai dengan anggaran biaya yang ditetapkan dan penggunaan biaya dapat dipertanggung-jawabkan kepada direksi perusahaan.

 Memastikan bahwa pembangunan proyek aman bagi pekerja-pekerja konstruksi dan dengan resiko kecelakaan yang minim.

 Meningkatkan mutu SDM secara terus-menerus melalui pelatihan - pelatihan yang dapat meningkatkan profesionalisme SDM perusahaan.

 Memberikan nilai tambah bagi semua stakeholder (pemilik, karyawan, pengguna jasa, rekanan).

e) Konsultan

Satuan Kerja : Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat Paket Pekerjaan : PW 10/2020 Pengawasan/Supervisi Pembangunan Underpass Bulak Kapal Bekasi (MYC)

Konsultan : PT. DAYA CREASI MITRAYASA, PT. CIRIATAMA NUSAWIDYA CONSULT, PT. PARAMA KARYA MANDIRI (KSO)

Kontrak : No. PB.0201-PPK1.5JBR/911 Tanggal 24 September 2020

(23)
(24)

f) Struktur Organisasi Konsultan

(Sumber: Proyek) Gambar 3.2

Struktur Organisasi Konsultasi Underpass Bulak Kapal

(25)

3.2.2 Struktur Organisasi Proyek

(Sumber: Data Proyek)

Tabel 3.3

Struktur Organisasi Proyek a) Tenaga Ahli Teknologi (Technical Advisor)

Tenaga ahli teknologi memiliki tanggung jawab memberikan pengetahuan kepada kontraktor tentang teknologi pelaksanaan pekerjaan dengan pengetahuan teknologinya.

Dengan cara melakukan presentasi produk Prove of Concept (POC), dan melakukan pembuatan Bill of Quantity (BQ). Dan membuat rencana produk yang cocok dengan kondisi lapangan. Pendidikan minimal seorang tenaga ahli teknologi adalah Strata Satu (S- 1) Jurusan Teknik Sipil atau Mekanikal dan Elektrikal, dengan pengalaman minimal 5 tahun sebagai tenaga ahli teknologi atau manajer proyek.

b) Manajer Proyek (Project Manager)

Manajer Proyek adalah pimpinan proyek yang bertanggung jawab penuh akan terlaksananya proyek sesuai dengan biaya, mutu, waktu yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Pendidikan minimal seorang manajer proyek adalah Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil, dan memiliki pengalaman minimal 3 tahun sebagai konsultan perencana atau sebagai perencana di kontraktor. Manajer proyek mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak.

Dalam pelaksanaan tugasnya, manajer proyek harus memperhatikan kepentingan perusahaan, kepentingan pemilik proyek, peraturan- peraturan yang berlaku dan situasi lingkungan tempat proyek dilaksanakan.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari manajer proyek adah sebagai berikut :

 Manajer proyek bertanggung jawab terhadap pengendalian proyek dalam hal alokasi anggaran, memenuhi semua komitmen kontrak terhadap perusahaan sambil melihat kepentingan kontraktor dan mengelola risiko yang terkait dengan kontrol proyek dan memberikan laporan dalam hal aspek keuangan proyek.

(26)

 Memiliki kewenangan penuh dalam proyek, bertanggung jawab mengontrol dan mengelola serta memobilisasi sumber daya yang diperlukan, juga bertanggung jawab dalam membuat keputusan strategis proyek.

 Membuat serta melakukan kebijakan untuk memungkinkan pekerjaan yang harus dilakukan dengan aman.

 Jika perlu, manajer proyek bertanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dalam hal kesehatan, keselamatan dan perlindungan lingkungan.

 Mengarahkan dan mengontrol sumber daya dan kebutuhan dari proyek serta yakin bahwa proyek ini mengelola sumber daya yang cukup.

 Tim manajemen proyek (project management team) adalah wakil dan perpanjangan tangan Perusahaan Kontrsuksi dari tangaal efektif dimulainya kontrak sampai dengan tanggal penyelesaian pekerjaan yang berakibat menjadi vokal point dari semua hal dan tindakan yang terkait.

 Membina SEM, SOM dan SAM guna peningkatan kinejanya dalam mendukung visi perusahaan.

c) Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu ialah yang mengawasi seluruh metode pelaksanaan di lapangan serta mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan. Pendidikan minimal pengendali mutu adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil atau Arsitektur. Dengan pengalaman minimal dibidang estimasi pelaksana selama 3 tahun, menguasai perhitungan RAB & RAP, dan penjadwalan (schedule) kurva proyek serta mahir menghitung volume pekerjaan teknik sipil & arsitek sesuai spesifikasi material.

Pengendalian mutu berdiri secara independen dan dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan konsultan manajemen konstruksi. Tugas dan tanggung jawab dari pengendalian mutu antara lain:

 Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan dengan melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaannya.

 Mengkoordinir ijin pelaksanaan pekerjaan/Work Inspection Request (WIR).

 Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-tahap yang tersebut dalam ITP (Inspection Test Plan) dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan dengan baik.

 Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Non Conformance Report) dan menindaklanjutinya.

 Membuat laporan/map lokasi kerja.

(27)

d) Pengendalian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (Safety, Healthy, Environmental)

Pengendalian keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan adalah suatu departemen atau bagian dari struktur organisasi perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pengawasan serta pelaporannya.

Sementara, di perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam ditambah dengan peran terhadap Lingkungan. Pendidikan minimal seorang SHE adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil atau Teknik Lingkungan. Dengan pengalaman dibidangnya minimal 2 tahun, serta memiliki SKA (Sertifikat Keahlian) Ahli K3 Umum.

Tugas dan tanggung jawab SHE :

 SHE bersama tim kontraktor akan membantu dan memastikan pekerjaan mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

 SHE bersama tim kontraktor akan membantu dan memastikan pekerjaan mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.

 Memberikan induksi keselamatan kepada semua pekerja.

 Mengontrol dan mengadakan Pre-start meeting/tool-box meeting

 secara rutin yang dipimpin oleh supervisor.

 Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan aman

 Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan.

 Memastikan semua pekerja mematuhi persyaratan safety untuk bekerja.

e) Manajer Teknik (Site Engineering Manager)

Manajer teknik merupakan orang yang membantu tugas manager proyek yang memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material, serta yang menyediakan seluruh shop drawing. Pendidikan minimal seorang manajer teknik adalah Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil, dengan pengalaman sebagai manajer teknik minimal selama 5 tahun, dan diutamakan memiliki SKA (Sertifikat Keahlian) Madya.

Tugas dan tanggung jawab SEM :

 Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.

 Membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan.

 Menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan.

 Membuat metode pelaksanaan yang diperlukan oleh proyek dan waktu kerja yang diperlukan.

 Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan di lapangan.

 Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak.

(28)

f) Manajer Operasional (Site Operation Manager)

Manajer operasional merupakan penanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek. Site operasional manager bertanggung jawab kepada manajer proyek atas pelaksanaan tugas. Pendidikan minimal manajer operasional adalah Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil, Arsitektur, Mekanikal dan Elekrikal, dengan pengalaman minimal 3 tahun sesuai bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab SEM :

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan baik teknis maupun keuangan sebagaimana disiapkan oleh unit engineering.

 Mengkoordinasikan para kepala pelaksana (General Superintendant) dalam mengendalikan dan mengontrol pekerjaan para mandor dan sub kontraktor.

 Membina dan melatih ketrampilan para staf, tukang, dan mandor.

 Memastikan pekerjaan selesai sesuai jadwal dengan mutu yang sesuai persyaratan.

g) Manajer Administrasi (Site Administration Manager)

Manajer administrasi adalah penanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan kelengkapan berkas dan pendataan serta persyaratan lainnya demi menunjang suatu proses kerja. Pendidikan minimal seorang Manajer Administrasi adalah Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil, Administrasi atau Akuntansi, dengan pengalaman minimal 3 tahun dibidangnya.

Tugas dan tanggung jawab SAM :

 Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada pemilik proyek.

 Melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal (media pembukaan).

 Melakukan verifikasi dokumen transaksi pembayaran.

 Mengurus masalah perpajakan, asuransi, dll.

h) Kepala Pelaksana (General Superintendent)

Kepala Pelaksana adalah penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksana (superintendent) dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek. Pendidikan minimal kepala pelaksana adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil, dengan pengalaman minimal 3 tahun sesuai dengan bidangnya. Diutamakan memiliki SKA (Sertifikat Keahlian) minimal Ahli Muda.

Tugas dan tanggung jawab GSP :

 Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan metoda pelaksanaan dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.

 Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman sesuai standar dan prosedur keselamatan kerja.

 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Engineering Manager maupun Project .Manager sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

 Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.

 Membuat rencana kerja harian.

 Mengawasi pekerjaan Superintendent.

 Mengatur pembagian kerja antar supervisor.

 Melakukan koordinasi dengan pihak supplier/subkontraktor.

(29)

i) Pelaksana (Superintendent)

Pelaksana adalah sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek. Pendidikan minimal pelaksana adalah STM/SMK/Sederajat, dengan pengalaman minimal 3 tahun sesuai dengan bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab SP :

 Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan metoda pelaksanaan dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.

 Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman sesuai standar dan prosedur keselamatan kerja.

 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan manajer teknik maupun manajer proyek sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

 Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.

 Menjalankan rencana kerja harian.

 Mengatur pembagian kerja antar supervisi.

j) Pengendali Operasional Proyek

Pengendalian operasional proyek adalah penanggung jawab untuk menjaga agar biaya pelaksanaan proyek tidak melebihi biaya rencana. Pendidikan minimal pengendali operasional proyek adalah Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil, dengan pengalaman minimal 3 tahun dibidangnya.

Tugas dan tanggung jawab POP :

 Melakukan verifikasi volume, harga satuan dan biaya umum.

 Membuat evaluasi dan laporan biaya per periode laporan yang meliputi evaluasi bahan dan laba rugi.

 Melakukan negoisasi dengan suplier sesuai dengan prosedur yang berlaku.

k) Logistik

Logistik adalah personil yang menangani tentang pengadaan alat dan material yang dibutuhkan pada proyek. Pendidikan minimal personil logistik adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik, memiliki pengalaman kerja minimal 3 Tahun sesuai dengan bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab logistik antara lain :

 Bekerjasama dengan supervisor dalam pengadaan material.

 Mencatat kedatangan material.

 Mengatur pemulangan material sesuai penjadwalan (schedule).

 Ikut menjaga material dan alat selama pekerjaan.

 Bekerjasama dengan supervisor dalam pengadaan material.

 Mencatat kedatangan material.

 Mengatur pemulangan material sesuai pemjadwalan (schedule).

 Ikut menjaga material dan alat selama pekerjaan.

 Memastikan kualitas dan kuantitas material yang masuk sesuai dengan yang dipesan atau order.

l) Staf Administrasi dan Keuangan

(30)

Staf administrasi dan keuangan adalah penanggung jawab mengenai pembuatan laporan keuangan proyek. Pendidikan minimal staf administrasi dan keuangan adalah Vokasi (D-3) Jurusan Administrasi atau Akuntansi, dengan pengalaman minimal 1 tahun dibidangnya.

Tugas dan tanggung jawab SAK :

 Melakukan transaksi keuangan harian untuk kepentingan proyek.

 Memastikan data dan informasi keuangan setiap transaksi yang dilakukan telah lengkap dan akurat, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

 Membantu manajer administrasi untuk mematuhi semua aturan dan ketetapan pengelolaan keuangan yang telah digariskan oleh MCA-Indonesia.

 Bekerjasama dengan manajer keuangan untuk melakukan persiapan audit.

m) Staf Teknik/ Metode

Staf teknik adalah personil yang menganalisa, membuat metode suatu pekerjaan dan melakukan perbaikan pada area produksi yang menjadi tugasnya. Pendidikan minimal seorang staf teknik adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil, memiliki pengalaman kerja minimal 3 Tahun sesuai dengan bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab staf teknik :

 Membuat perencanaan kegiatan operasional kontraktor.

 Membantu mengkoordinasikan penerapan sistem/teknologi konstruksi baru yang akan dilaksanakan.

 Melakukan koordinasi dengan manajer teknik dan koordinator

 MEP terkait pekerjaan dengan persetujuan atasan.

n) Juru Gambar (Drafter)

Juru gambar adalah personel yang bekerja membuat atau menyiapkan gambar- gambar kerja teknik, sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan mudah dalam proses pembentukan obyek gambar tersebut. Pendidikan minimal seorang juru gambar adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil, dengan pengalaman kerja 3 tahun, serta memiliki Sertifikat Keterampilan Kerja (SKA) Juru Gambar/Drafter Sipil.

Tugas dan tanggung jawab Drafter :

 Membuat gambar pelaksanaan (Construction Drawing), gambar kerja Shop Drawing.

 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi di lapangan.

 Menjelaskan mengenai gambar kerja kepada pelaksana.

 Membuat gambar akhir pekerjaan (As Built Drawing).

o) Staf Kuantitas (Quantity Surveyor)

Staf kuantitas adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan. Pendidikan minimal staf kuantitas adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil, memiliki pengalaman kerja minimal 3 Tahun sesuai dengan bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab staf kuantitas :

(31)

 Menghitung luas (m2) pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata, plesteran, pasangan keramik, pekerjaan genteng, dll.

 Menghitung volume (m3) pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai, pekerjaan urugan tanah, dll.

 Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja, dll.

 Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.

p) Staf Peralatan

Staf peralatan proyek bangunan adalah bagian personil dalam struktur organisai proyek yang bertugas memanajemen peralatan proyek sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan. Pendidikan minimal personil logistik adalah SLTA/SMK/Sederajat, dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun sesuai bidangnya.

Tugas dan tanggung jawab peralatan :

 Mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga dapat tersedia alat dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu item pekerjaan.

 Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan baik saat digunakan serta pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam kondisi tidak baik.

 Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan setelah melewati pengontrolan kuantitas dan kualitas alat oleh Pengendali Mutu.

q) Petugas Survei (Surveyor)

Petugas Survei adalah pekerjaan melakukan pengumpulan data di lapangan, dengan melakukan riset/pengukuran, menganalisa dan mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah target pekerjaan. Pendidikan minimal petugas survei adalah Vokasi (D-3) Jurusan Teknik Sipil, memiliki pengalaman kerja minimal 3 Tahun sebagai petugas survei.

Bisa membaca teknik gambar bangunan, gambar jembatan dan jalan, serta dapat mengoperasikan alat ukur.

Tugas dan tanggung jawab petugas survei :

 Membantu kegiatan survei dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.

 Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya.

 Memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.

 Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.

r) Satuan Keamanan (Security)

Satuan pengamanan adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan di lingkungan kerjanya. Satuan Keamanan diutamakan

(32)

Pria dengan Pendidikan minimal adalah SLTA/SMK/Sederajat, serta umur maksimal 40 tahun.

Tugas dan tanggung jawab security :

 Pengawasan pintu gerbang

 Pengaturan keluar – masuk kendaraan

 Pemeriksaan keluar – masuk kendaraan

 Periksa dan catat dokumen pengirian barang.

 Pemeriksaan keluar masuk orang

 Patroli keamanan

 Membantu Petugas Pengawas K3 Proyek dalam menegakan peraturan yang berhubungan dengan keselamatan kerja

 Penegakan Peraturan

 Memastikan karyawan dan tamu yang berada di area proyek konstruksi APD yang dipersyaratkan.

3.2.3 Unsur-unsur Proyek (Stakeholder)

Unsur-unsur proyek (Stakeholder) merupakan faktor utama dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan pembangunan yang ada disuatu proyek. Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur-unsur proyek konstruksi.

Agar keinginan dan kebutuhan masing-masing pihak dalam suatu proyek dapat direalisasikan dalam suatu usaha bersama untuk pencapaian sasaran dan tujuan, perlu dilakukan identifikasi terhadap organisasi atau individual (stakeholder), baik dari internal maupun eksternal, yang akan berperan mempengaruhi proyek dan harus diantisipasi selama proyek berlangsung.

Unsur-unsur proyek pembangunan yang terlibat dalam kegiatan pembangunan yaitu: pemberi tugas (owner), konsultan perencana (struktur dan arsitek), kontraktor/pemborong, dan konsultan manajemen konstruksi.

a) Tugas Unsur-unsur Proyek

A) Pemberi Tugas (PPK 1.5 Provinsi Jawa Barat.)

Pemberi tugas (owner) adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK).

Tugas pemberi tugas adalah :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).

2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan 3. Pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

4. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

5. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjan.

6. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

(33)

7. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.

8. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

9. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

10. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.

11. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.

12. Menentukan keputusan akhir mengenai proyek.

13. Menyetujui berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran kontruksi yang dibuat oleh kontraktor.

B) Konsultan Supervisi (PT. DAYA CREASI MITRAYASA, PT. CIRIATAMA NUSAWIDYA CONSULT, PT. PARAMA KARYA MANDIRI | KSO)

i. Tugas

1. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyedia jasa pengawasan konstruksi memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan material, kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap item/bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju pencapaian volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan berkala.

4. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat- syarat kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (HSE) oleh pelaksana.

5. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.

6. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi.

7. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as- built drawings) sebelum serah terima.

8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.

9. Membantu menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, dan serah terima pertama (PHO).

10. Membantu memeriksa dokumen operasi dan pemeliharaan yang disusun oleh pelaksana.

ii. Tanggung Jawab

1. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja dan syarat/spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan.

(34)

2. Menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan dan menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif kepada PPK.

3. Meneliti kebenaran atau membandingkan laporan progres pekerjaan yang di klaim/dinyatakan oleh pelaksana pekerjaan dengan yang diperoleh dari laporan tenaga konsultan supervisi di lapangan.

iii. Wewenang

1. Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak.

2. Meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebelum dilaksanakan.

3. Merekomendasikan kepada pengguna jasa untuk menghentikan pelaksanaan pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

4. Memberikan masukan pendapat teknis tentang permintaan tambah kurang pekerjaan yang diajukan oleh pelaksana fisik yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak.

C) Kontraktor (PT. MODERN WIDYA TEHNICAL)

Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Tugas dan wewenang kontraktor :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat- syarat, risalah penjelasan pekerjaan, yang ditetapkan oleh pemilik proyek.

2. Membuat gambar konstruksi, gambar kerja dan gambar jadi yang disahkan oleh konsultan manajemen konstruksi.

3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, minggunan, dan bulanan kepada konsultan manajemen konstruksi.

4. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di lokasi proyek.

5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

b) Hubungan Kerja Proyek i. Kontrak Kerja

Kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih yang menimbulkan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan secara sebagian. Kontrak dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam kesepakatan yang saling menguntungkan. Kontrak tertuang di dalam dokumen tertulis yang berisi persetujuan dari para pihak, dengan syarat dan ketentuan sebagai bukti dari segala kewajiban. Lebih spesifiknya Perlem LKPP No. 9 Tahun 2018 yang merupakan aturan turunan dari Perpres 16/2018 menjelaskan bahawa PPK memilih jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dengan mempertimbangkan antara lain; jenis barang/jasa, spesifikasi teknis/KAK, volume, lama waktu pekerjaan, dan/atau kesulitan dan risiko pekerjaan.

(35)

Pemerintah menetapkan Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Tata cara tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 157/PMK.02/2013. Peraturan Menteri Keuangan tersebut mulai berlaku pada 14 November 2013, bersamaan dengan dicabutnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.02/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kontrak Tahun Jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya membebani dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.

Kontrak Tahun Jamak untuk kegiatan dengan nilai kontrak maksimal Rp10 miliar bagi kegiatan penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis darat/laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa cleaning service dilakukan setelah mendapat persetujuan Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan.

Sementara, untuk kegiatan yang nilainya sampai dengan Rp10 miliar tetapi tidak termasuk dalam kriteria kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, serta kegiatan yang nilainya di atas Rp10 miliar dilakukan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang membebani lebih dari satu tahun anggaran dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang undangan. Kontrak Tahun Jamak dapat berupa:

1. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti proyek pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan, dam, waduk, gedung, kapal, pesawat terbang, pengembangan aplikasi IT, atau pembangunan/rehabilitasi kebun;

2. Untuk pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan tetapi pelaksanaannya melewati lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti: pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya bergantung pada musim contoh penanaman benih/bibit, penghijauan, atau pengadaan barang/jasa yang layanannya tidak boleh terputus, contoh penyediaan makanan dan obat di rumah sakit, penyediaan makanan untuk panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang; atau

3. Untuk pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan maksimum 3 (tiga) tahun anggaran, seperti jasa layanan yang tidak boleh terhenti misalnya pelayanan angkutan perintis darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa kantor, jasa internet/jasa komunikasi, atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.

ii. Pembayaran (Monthly Certificate)

Monthly Certificateadalah Pembayaran prestasi pekerjaan dalam bentuk dokumen internal proyek yang berisikan perhitungan besaran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia jasa, untuk diajukan kepada pengguna jasa guna mendapatkan pembayaran dalam bentuk mata uang rupiah atau mata uang lainnya.

Dalam menyusun sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut standart formulir yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan/PPK (Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.1.3.a).

Jumlah tuntutan penagihan (klaim) harus didasarkan atas nilai yang sudah diselesaikan dari hari 26 (dua puluh enam) bulan sebelumnya sampai dengan hari ke 25

(36)

(dua puluh lima) pada periode bulan yang bersangkutan. (Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.2.1).

Usulan Sertifikat Bulanan yang telah disiapkan harus dikirmkan kepada Direksi Pekerjaan/PPK paling lambat pada hari terakhir dari setiap bulan kalender (Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.2.1.

Kelengkapan Pengajuan Sertifikat Bulanan:

1. Data Pendukung Kuantitas

Usulan sertifikat bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan menurut masing-masing Divisi dari Spesifikasi ini terhitung sejak tanggal awal kontrak, dan juga harus menunjkan presentase pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap Divisi sebagai nlai pekerjaan yang telah diselesaikan dibandingkan terhadap jumlah harga kontra dari masing-masing divisi yang bersangkutan (Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.2.2.a)

2. Data pendukung Kualitas

Setiap jenis pekerjaan yang telah diselesaikan dan akan ditagihkan harus disertai data pendukung kualitas dan telah diterima direksi teknis

3. Data Pembayaran yang dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/dipasang (Jika ada).

4. Ringkasan Status Keuangan

Selembar atau lebih ringkasan yang terpisah dan menunjukan status berikut harus dilampirkan dalam usulan Sertifikat Bulanan :

a) Uang Muka dan Pengembalian Uang Muka b) Uang yang ditahan (retensi)

c) Perintah perubahan yang diminta dan usualan cara pembayaran (jika ada)

d) Perintah perubahan

e) Tuntutan penagihan (klaim, jika ada) f) PPN (Pajak pertambahan nilai)

(Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.2.2.c) 5. Laporan Visual

Laporan visual atau foto sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan masing-masing item pekerjaan harus di lapirkan untuk pengajuan sertifikat bulanan.

 Pertimbangan menetapkan komulatif volume pengajuan

Petugas pemeriksa harus membandingkan volume/kuantitas yang diajukan dengan batasan volume yang tertera didalam kontrak atau terhadap volume/kuantitas pada Addendum (bila ada).

 Pertimbngan Aspek Legal Administrasi

Petugas pemeriksa harus membandungkan keabsahan/legalitas pengajuan sertifikat Bulanan terhadap ketentuan pada :

1. Kontrak/Addendum Kontrak (jika ada) 2. Request

3. Formula Campuran Rencana (DMF)

4. Formula Campuran Kerja (JMF), jika disyaratkan.

(37)

 Tindakan Atas Ketidak Sesuaian Perhitungan

Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitngan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan (Permen PU No.14/PRT/M/2013, Buku PK 01 HS Bab IX F.65.2.d).

 Keterlambatan Pengajuan Sertifikat Bulanan

Bilamana penyedia jasa gagal menyiapkan data pendukung yang dapat diterima Direksi Pekerjaan/PPK atau dengan perkataan lain terlambat menyerahkan, maka tanggal pelaksanaan pembayaran dapat diundurkan dan pengguna jasa tidak bertanggung jawab atas keterlambatan ini. (Spesifikasi umum Tahun 2010 revisi 3 tahun 2014 pasal 1.6.1.3.d).

3.3 Actuating (Pelaksanaan)

Kegiatan ini adalah implementas dari perencanaan yang telah ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau non fisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-perubahan dari rencana yang telah ditetapkan. Metode pelaksanaan akan dibahas lebih detail pada bab selanjutnya.

Tujuan Pelaksanaan :

1) Merealisasikan perencanaan proyek.

2) Merealisasikan perubahan perencanaan proyek yang telah disetujui.

3) Mengkoordinasikan kinerja tim proyek dan juga mengoptimalkannya, serta pemanfaatan sumber daya non-personil.

Mekanisme Pelaksanaan :

1) Manajer proyek dan tim proyek membentuk kerjasama tim selama proyek berlangsung.

2) Manajer proyek dan tim proyek melaksanakan semua tugas yang terdapat pada perencanaan (Project Plan).

3) Membuat laporan pelaksanaan proyek.

4) Mendapatkan persetujuan atau approval untuk setiap fase pekerjaan atau deliverable proyek yang telah diselesaikan.

Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan untuk mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan tujuan, antara lain :

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan.

2) Berkomunikasi secara efektif antara pihak-pihak yang terkait.

3) Berdistribusi tegas, wewenang, dan tanggung jawab.

3.3.1 Jadwal pelaksanaan pekerjaan kolam sump pit

(38)

3.3.2 Jadwal material pekerjaan kolam sump pit

3.4 Controlling (Pengendalian)

Pengendalian adalah pengontrolan terhadap kegiatan atau aktivitas- aktivitas suatu proyek. Mengontrol apakah tahapan dalam pelaksanaan kegiatan proyek tersebut sudah sesuai dengan yang telah ditentukan pada perencanaan, dan mengecek apakah kegiatan

(39)

proyek sesuai target atau belum. Bila belum tindakan apa yanag harus dilakukan agar tujuan proyek bisa terpenuhi.

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut:

a) Supervisi: melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel dengan kendali pengawas.

b) Inspeksi: melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.

c) Tindakan Koreksi: melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 3.1

Pengendalian proses pengecoran lantai sump pit agar sesuai shop drawing

(40)

BAB IV PEMBAHASAN

Perkerasan jalan salah satu unsur konstruksi jalan raya sangat penting dalam rangka kelancaran transportasi darat sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya, sehingga perlu direncanakan dengan baik berdasarkan standard dan kriteria perencanaan yang berlaku di Indonesia. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian dibandingkan dengan transportasi air dan udara, sehingga volume kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut harus mampu mendukung perkerasan jalan pada ruas jalan yang dilewatinya. Jenis perkerasan jalan, dapat berupa perkerasan lentur (flexible pavement), perkeraaan kaku (rigid pavement). Khusus untuk perkeraaan kaku (rigid pavement) yang terbuat dari beton baik bertulang maupun tanpa tulangan dan lebih banyak digunakan pada ruas jalan yang mempunyai volume kendaraan berat yang tinggi serta sering mengalami banjir. Dengan telah dikembangkannya perkerasan kaku (rigid pavement) untuk pembangunan prasarana jalan di daerah perkotaan maupun di pedesaan, maka pemerintah terus menggalakkan pembangunannya baik pada ruas jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan desa ataupun lingkungan, mengingat perkerasan jalan ini lebih mampu mendukung beban kendaraan berat serta tahan terhadap genangan air.

Jenis-jenis perkerasan beton:

1) Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (Jointed Unreinforced/Plain Concrete Pavement / JPCP);

2) Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement / JRCP);

3) Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement / CRCP);

4) Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed Concrete Pavement / PCP).

(41)

4.1 Pelaksanaan Pekerjaan

4.1.1 Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Pada suatu proyek konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan adalah hal yang harus sangat diperhatikan. Kegagalan penerapan sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif seperti penundaan penyelesaian proyek, menurunnya produktifitas kerja, menurunnya kualitas lingkungan, membengkaknya anggaran, rusaknya citra perusahaan penyedia jasa, serta akibat-akibat negatif lainnya. Oleh karna itu peran Pengendalian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (Safety, Healthy and Environment) sangat diperlukan.

A) Undang-undang dan Peraturan Mengenai K3L

1) Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Undang-undang ini mengatur tentang:

 Kewajiban pengurus (pimpinan tempat kerja).

 Kewajiban dan hak pekerja.

 Kewenangan Menteri Tenaga Kerja untuk membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi aktif dari pengusaha atau pengurus dan pekerja di tempat-tempat kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi dan meningkatkan produktivitas kerja.

(42)

 Ancaman pidana atas pelanggaran peraturan ini dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi- tingginya Rp.100.000, (seratus ribu rupiah).

2) Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Dalam Undang-undang nomor 23 pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja dijelaskan sebagai berikut :

 Kesehatan Kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga

diperoleh produktifitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan pekerja.

 Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

 Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

 Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada poin (1), (2) dan (3) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

 Tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan kesehatan kerja dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp.

15.000.000.(lima belas juta rupiah).

3) Undang-undang RI No. 25 Tahun 1991

Tentang Ketenagakerjaan dalam peraturan ini diatur bahwa setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan atas :

 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

 Moral dan kesusilaan.

 Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

4) Peraturan pemerintah RI No. 11 Tahun 1975

Dalam peraturan ini diatur nilai ambang batas yang diizinkan. Selanjutnya ketentuan nilai ambang batas yang diizinkan, diatur lebih lanjut oleh instansi yang

berwenang. Pengaturan mengenai petugas dan ahli proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan calon pekerja dan pekerja radiasi, kartu kesehatan, pertukaran tugas pekerjaan, ketentuan- ketentuan kerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, pembagian daerah kerja dan pengelolaan limbah radioaktif, kecelakaan dan ketentuan pidana. Rangkuman isi peraturan sebagai berikut :

 Instalasi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi dimana petugas proteksi mempunyai tugas menyusun pedoman dan instruksi kerja, sedangkan ahli proteksi mempunyai tuga mengawasi ditaatinya peraturan keselamatan kerja terhadap radiasi.

 Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerja radiasi adalah:

 Calon pekerja radiasi.

 Berkala setiap satu tahun.

 Pekerja radiasi yang akan putus hubungan kerja.

5) Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1975

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Proyek Underpass Bulak Kapal.
Gambar 2.4 Pagar Proyek e) Pos Jaga
Gambar 2.8 Tabung APAR j) Area Parkir
Gambar 2.7 Rambu-rambu Proyek i) Tabung APAR
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja tenaga kerja proyek konstruksi pada PT.Reka

Dari penelitian mengenai penerapan dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi yang telah

Atas dasar hal tersebut diatas, khususnya untuk membantu Kementerian PUPR mempermudah sosialisasi pemahaman pelaksanaan program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) & Lingkungan

Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun cara – cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk

Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun cara – cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk

Tujuan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan struktur bawah yang terdiri dari pondasi bored pile dan pile cap seperti pekerjaan

“ Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan,

Ringkasan teks tentang penerapan peraturan perundang-undangan, sistem manajemen mutu, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan konstruksi