• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Udang Windu, Udang Vaname, Dan Udang Galah

N/A
N/A
Nurhidayah

Academic year: 2024

Membagikan "Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Udang Windu, Udang Vaname, Dan Udang Galah"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR

PENGAMATAN MORFOLOGI, ANATOMI DAN PERCERNAAN PADA UDANG WINDU (Panaeus monodon), UDANG VANAME (Litopaneus

vannamei) DAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

Oleh :

Nama : Nurhidayah

NIM : 2210714120004

Kelompok : 02 (Dua)

Asisten : Jonathan Natal Cahyono

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKONOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN BANJARBARU

2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan limpahan dan Rahmat-Nya praktikan mendapatkan kesempatan dan pengetahuan sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum Avertebrata Air yang berjudul “Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus vannamei) dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)” dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada :

1. Ibu Dr.Ir. Hj. Rizmi Yunita, M.Si. yang menjadi dosen pembimbing dalam praktikum Averteberata Air Pengamatan Morfologi, Anatomi dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus vannamei) dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) 2. Kaka-kakak asisten yang telah banyak membantu saya serta memberikan

arahan-arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.

3. Rekan-rekan serta pihak lain yang memberikan dukungan dan bantuan pada saat praktikum dan dalam penyusunan laporan hingga laporan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

Maka dari itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Akhir kata, praktikan berharap laporan ini dapat bermanfaat dan memperkaya ilmu kita serta menambah pengalaman bagi para pembaca laporan ini. Sekian dan terima kasih.

Banjarbaru, Oktober 2023

Praktikan

(3)

ii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

BAB 3. METODE PRAKTIKUM ... 9

3.1. Waktu dan Tempat... 9

3.2. Alat dan Bahan ... 9

3.3. Prosedur Praktikum ... 10

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

4.1. Hasil ... 12

4.1.1. Klasifikasi Udang Windu (Penaeus monodon) ... 12

4.1.2. Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) ... 12

4.1.3. Klasifikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) .. 13

4.2. Pembahasan ... 14

4.2.1. Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Windu (Penaeus monodon) ... 14

4.2.2 Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) ... 17

4.2.3 Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 20

BAB 5. PENUTUP ... 25

5.1. Kesimpulan ... 25

5.2. Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1. Alat-alat yang digunakan ... 9 3.2. Bahan-bahan yang digunakan ... 9 4.1. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Windu

(Penaeus monodon) ... 14 4.2. Pengamatan Insang Udang Windu (Penaeus monodon) ... 15 4.3. Pengamatan Pencernaan Udang Windu (Penaeus monodon)... 16 4.4. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Vaname

(Litopenaeus vannamei) ... 17 4.5. Pengamatan Insang Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)... 19 4.6. Pengamatan Pencernaan Udang Vaname (Litopenaeus

vannamei) ... 19 4.7. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Galah

(Macrobrachium rosenbergii) ... 21 4.8. Pengamatan Insang Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii) ... 22 4.9. Pengamatan Pencernaan Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii) ... 23

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

4.1. Udang Windu (Penaeus monodon) secara utuh ... 10 4.2. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) secara utuh ... 11 4.3. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) secara utuh ... 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus vannamei) Dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

2. Laporan Sementara

(5)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kingdom animalia terdapat istilah vertebrata dan avertebrata. Vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang sedangkan avertebrata adalah hewa yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata air adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang hewan-hewan perairan yang tidak memiliki tulang belakang.

Invertebrata atau Avertebrata berasal dari bahasa latin “A” yang artinya tanpa, dan

vertebrae” yang artinya tulang belakang.

Avertebrata air adalah hewan yang memiliki struktur morfologi dan anatomi yang lebih sederhana dibandingkan kelompok hewan vertebrata. Susunan syaraf avertebrata terletak dibagian ventral (perut) di bawah saluran pencernaan.

Avertebrata air terbagi menjadi 10 filum yaitu filum Porifera, Coelenterata, Ctenophora, Nemathelminthes, Crustasea, Mollusca, Annelida, Arthropoda, dan Echinodermata (Rachmawati, et al., 2021).

Lingkungan hewan vertebrata air secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan air laut dan air tawar. Air laut merupakan perairan yang memiliki salinitas antara 340-35% dan memiliki kestabilan lingkungan yang tinggi.

Pada permukaan air laut menduduki 71% dari seluruh permukaan bumi. Serta lingkungan air laut merupakan lingkungan yang homogen. Kehidupan hewan avertebrata air tidak dapat tersebar merata, karena berpengaruh kepada faktor fisika dan kimia air.

Kehidupan avertebrata air menunjukkan keanekaragaman yang besar.

Organisme avertebrata air didunia mempunyai proses evolusi yang panjang.

Hewan-hewan ini mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut, yaitu beberapa spesies bersifat uniseluler dan multiseluler serta menggunakan bahan organik untuk melakukan proses metabolisme. Keanekaragaman invertebrata air juga didasarkan pada morfologi, anatomi, habitat dan tingkat evolusi (Yanuhar, 2018).

Pengetahuan tentang avertebrata air merupakan salah satu mata pelajaran ilmu dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bidang perikanan.

Sebab, bidang perikanan tidak hanya mencakup ilmu tentang konservasi ikan dan cara penangkapannya, tetapi juga seluruh makhluk hidup yang ada di dalam air,

(6)

2 termasuk avaertebrata air. Semua kehidupan akuatik membentuk hubungan yang saling berhubungan satu sama lain.

Peranan avertebrata air secara langsung berkaitan dengan dunia perikanan dan kelautan baik secara langsung atau secara tidak langsung sebagai penopang ekosistem perairan, baik sebagai pakan ikan seperti tubifex, cladocera, dan rotifer;

hidup sebagai parasit misalnya dari Gyrodactylus (Platyhelminthes), Trichodina (Protozoa), dan Lernaea (Crustacea) dan masih banyak lagi peran avertebrata yang lainnya (Yanuhar, 2018). Avertebrata air dalam bidang perikanan memiliki peranan sebagai makanan ikan, pemangsa ikan, parasit ikan. Salah satu contoh filum crustacea yaitu udang. Udang merupakan salah satu jenis hewan avertebrata air yang dapat hidup di berbagai jenis perairan, diantaranya perairan laut, tawar dan payau.

Udang termasuk dalam subfilum crustasea. Crustacea merupakan bagian dari filum arthropoda yang hidup di air tawar dan air laut serta bernapas melalui insang. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian: kepala (cephalo), thorax (dada) dan lambung (abdomen), terkadang kepala dan thorax disatukan membentuk cephalothorax. Pada umumnya crustasea yang paling dikenal adalah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti udang dan kepiting. Crustacea juga memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda-beda. Terdapat 60.000 spesies crustasea di seluruh dunia, hidup di habitat darat dan air tawar (misalnya danau, sungai), muara, hutan bakau, padang lamun, ekosistem terumbu karang, serta zona pasang surut (pasut) dan laut lainnya.

Udang berperan penting dalam menyeimbangkan ekosistem. Bagian dari rantai makanan perairan. Udang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Udang berperan dalam rantai makanan hewan air yang lebih besar, seperti ikan. Udang juga berperan dalam pemakan bangkai dan detritus di sungai, kolam dan danau.

(7)

3 1.2. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dan kegunaan praktikum kali ini sebagai berikut :

1. Mengamati dan mengetahui morfologi luar tubuh udang windu (Panaeus monodon), udang vaname (Litopaneus vannamei) dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

2. Mengamati dan mengetahui insang pada udang windu (Panaeus monodon), udang vaname (Litopaneus vannamei) dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

3. Mengamati dan mengetahui organ pencernaan pada udang windu (Panaeus monodon), udang vaname (Litopaneus vannamei) dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

(8)

4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi adalah sebuah cabang di dalam ilmu biologi yang secara khusus mempelajari tentang bentuk struktur/bentuk luar dari sebuah organisme (Wardani et al, 2016). Karakteristik morfologi sangat penting dipelajari dalam disiplin ilmu biologi. Metode pengukuran secara morfologi sangat dibutuhkan karena karakter- karakter tersebut dapat dilihat secara langsung, mudah dilakukan tanpa alat bantu yang rumit, dan biaya yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pengukuran karakteristik genotipnya (Mashar, et al, 2019).

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dengan cara menguraikan tubuh menjadi bagian yang paling kecil. pembagian yang dapat dilakukan yaitu dengan memotong atau mengiris tubuh kemudian di angkat, dipelajari dan diperiksa menggunakan mikroskop (Ahmad, et al., 2022). Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Anatomi adalah hal yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia, binatang atau tumbuhan atau bisa juga diartikan uraian yang mendalam tentang sesuatu”. (Moha.K, 2021).

Avertebrata air juga mempelajari bagaimana hewan air tersebut hidup bekerja (how living animal work) dalam kehidupannya Setiap makhluk hidup memiliki bentuk dan ukuran yang khas, dan sebagian besar makhluk hidup juga diatur sebagai suatu individu tersebut contohnya udang-udangan mempunyai ciri bentuk yang berbeda dengan jenis ikan-ikan (Yanuhar, 2018). Avertebrata air terbagi menjadi 10 filum yaitu filum Porifera, Coelenterata, Ctenophora, Nemathelminthes, Crustasea, Mollusca, Annelida, Arthropoda, dan Echinodermata (Rachmawati, et al., 2021).

Crustacea atau yang biasa dikenal sebagai udang merupakan hewan yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang bisa kita jumpai di hampir di setiap genangan besar air tawar maupun air laut. Hal tersebut karena udang memiliki 2 habitat yaitu di perairan tawar dan perairan asin. Udang juga di bagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah) dan Malacostrata (udang-udangan besar). Udang dalam kelompok Entomostraca merupakanudang yang hidup di perairan tawar dan cenderung memiliki ukuran yang kecil, sedangkan udang dalam kelompok Malacostrata merupakan spesies

(9)

5 udang yang hidup di perairan laut atau daerah sekitar pantai. Di Indonesia terdapat 10 spesies udang, yaitu udang barong/karang, udang dogol, udang galah, udang grago, udang krosok, udang putih/jerebung, udang ratu/raja, udang-udang tawar, udang windu, dan udang vanamei (Alsy, et al., 2023).

Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang tempat hidupnya adalah di dasar lautan atau danau. Pada dasarnya udang adalah hewan pemakan segala (omnivora) yang memakan tumbuhan dan hewan kecil.

Udang-udang muda ini menghabiskan waktunya dengan melayang-layang di air, namun setelah mulai tumbuh, mereka mulai tenggelam di dasar air dan mulai moulting sampai mencapai tahap udang dewasa. Udang memiliki sifat nokturnal yaitu melakukan aktivitas kehidupannya di malam hari (Rizal & Apriliani, 2019).

Kalsium (Ca) dan fosfor (P) merupakan mineral penting dari 20 jenis mineral yang diidentifikasi memegang peranan penting dalam tubuh udang.

Kalsium dan fosfor merupakan komponen utama dari materi anorganik pakan.

Secara kuantitatif fungsi utama dari Ca dan P terutama pada pembentukan jaringan keras seperti halnya tulang, eksoskeleton dan rangka. Pada udang terutama berperanan dalam pembentukan kulit dan karapaks yang merupakan unsur utama penyusun karapas udang galah yang disebut exuvia sehingga kekurangan atau kelebihan Ca dan P akan berpengaruh terhadap proses pergantian kulit (molting) pada udang (Scabra, et al., 2021).

Penaeus monodon (Udang Windu) Termasuk kedalam ordo Decapoda, famili Penaeidae, genus Penaeus, spesies Penaeus monodon. Kondisi laut yang luas dan iklim tropis di Indonesia mendukung pertumbuhan dan perkembangan udang windu (Penaeus monodon). Sekarang ini, udang windu semakin sulit untuk didapat secara alami. Penyebabutama adalah ketersediaan benih yang kurang serta adanya bakteri yangmenghambat pertumbuhan udang khususnya pada larva. Sehingga dilakukanberbagai cara agar produksi udang windu tetap berjalan. Salah satunya adalah penerapan sistem budidaya atau pembenihan udang windu secara intensi yang dimulai sejak pertengahan tahun 1986 (Agustina, 2013).

Klasifikasi Udang Windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) dalam Haikal, dkk (2022) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

(10)

6

Filum : Arthropoda

Sub Filum : Crustacea

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Sub Ordo : Dendrobanchiata

Famili : Penaiedea

Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon

Udang windu memiliki warna dorsal hitam gelap, punggung bercorak, rostrum dan gigi rostrum jelas terlihat. Bagian cangkang atau kulit terluar keras.

Memiliki sepasang capit yang membesar agak melebar. Gigi rostrum sebanyak 13- 14 gigi. Ukuran panjang total tubuh sekitar 8-8, 3 cm. Memiliki karpus periopoda kedua lebih pendek dari chela, karpus berbentuk langsing. Gigi rostrum tidak dapat diamati dengan jelas, hampir tersebar merata. Panjang carapace berkisar 15- 20 mm (Oktavia, 2018). Udang windu mempunyai sifat nokturnal yang artinya aktif bergerak dan mencari makan pada suasana gelap bila sinar cahaya terlalu cerah udang ini akan diam berlindung di dasar perairan hidup di perairan dalam (Harahap, Kardhinata, & Mutia, 2017).

Udang Vaname dikenal sebagai white leh shrimp atau western white shrimp atau pacific white leg shrimp dalam dunia perdagangan. Di Indonesia, selain dikenal sebagai udang vaname juga dikenal sebagai udang vannmei atau udang kaki putih. Udang vaname menyandang nama ilmiah Litopenaeus Vannamei. Udang vaname digolongkan dalam famili Penaidae (Multazam & Hasanuddin, 2017).

Klasifikasi udang vaname menurut Haliman dan Adijaya (2005) dalam Haya, dkk (2022) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa Filum : Artrhopoda Sub filum : Crustacea Kelas : Malascostraca Sub kelas : Eumalacostraca Super ordo : Eucarida

(11)

7

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobrachiata Famili : Penaeidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Udang vaname mempunyai beberapa keutamaan dari pada udang lainnya, yaitu tidak mudah terkena penyakit, perkembangannya lebih cepat, waktu perawatan lebih singkat, daya tahan hidupnya tinggi selama pemeliharaan, lebih mudah dalam pemberian pakan. Udang vaname merupakan salah satu udang yang memiliki toleransi yang cukup baik pada salinitas rendah. Udang vanamei merupakan hyper-hypo osmoregulator, yaitu organisme yang mampu hidup pada rentang salinitas yang luas antara 0,5-40 ‰ (Scabra, et al., 2021).

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) yang secara lokal dikenal sebagai udang galah, menyebar dari barat laut India ke Vietnam, Filipina, Papua Nugini, dan Australia Utara. Udang ini adalah udang air tawar terbesar di dunia, udang jantan berukuran 320 mm dan berat lebih dari 200 g. Pakar Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sebagai Shao Wen Ling yang menemukan bahwa kelangsungan hidup udang air tawar raksasa (Macrobrachium rosenbergii) larva mungkin terjadi di lingkungan payau (Banu & Chrisrianus, 2016).

Klasifikasi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) menurut De Man (1879) dalam Rakasiwi, dkk (2022) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Artrhopoda Subfilum : Crustacea Kelas : Malascostraca Subkelas : Eumalacostraca Superordo : Eucarida Ordo : Decapoda Subordo : Pleocyemata Infraordo : Caridea

Superfamili : Palaemonoidea Famili : Palaemonidae

(12)

8 Subfamili : Palaemoninae

Genus : Macrobrachium

Spesies : Macrobrachium rosenbergii

Udang galah termasuk kedalam ordo Decapoda, famili Palaemonidae, genus Macrobracium, spesies Macrobracium rosenbergii. Udang galah hidup yang disukainya sungai yang berarus lamban/tenang. Macrobrachium rosenbergii dibagi atas 2 bagian yaitu : Bagian kepala Macrobrachium rosenbergii mempuyai sepasang capit diantara kaki jalan. Kepala udang galah terdapat rostum yang memiliki gerigi pada bagian atas, rostum berbentuk melengkung ke bawah dan tidak terlalu panjang, memiliki sepasang mata majemuk, dan memiliki sepasang sirip kepala. Udang ini memiliki sepanjang antena sedangkan 2 pasang pada antenulla tidak terlalu panjang dari antena. (Harahap, Kardhinata, & Mutia, 2017)

Macrobranchium rosenbergii memiliki sebaran geografis yang terbatas karena terdapat pada wilayah dengan karakteristik tertentu. Hal itu mengingat siklus hidup udang galah ada pada dua ekosistem berbeda yakni air payau dan tawar pada fase stadia hidupnya. Mengingat adanya tekanan terhadap habitat maupun pemanfaatan populasi secara terus menerus tanpa memperhatikan ukuran, jumlah dan waktu pemijahan, mengakibatkan adanya pengaruh terhadap Macrobranchium rosenbergii (Rakasiwi, Yusnaini, Ramli, & Fekri, 2022).

(13)

9

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus vannamei) dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) dilaksanakan pada Sabtu, 14 Oktober 2023 pukul 08.00-10.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Iktiologi Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus vannamei) dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Alat-alat yang digunakan.

No. Nama Alat Kegunaan

1. Pinset, alat bedah lainnya Untuk membantu proses pembedahan udang

2. Styrofoam Sebagai alas tempat meletakkan objek pengamatan

3. Jarum pentul Membuka dan menahan tubuh

ikan

4. Timbangan Mengukur berat udang

5. Penggaris Mengukur panjang udang

6. Buku dan Alat tulis Mencatat hasil sementara

7. Lembar kerja praktikum Mencatat hasil yang sudah diamati

8. Plastik sampah Membuang sisa-sisa praktikum

9. Benang Mempermudah perhitung panjang

udang

(14)

10 Tabel 3.2. Bahan-bahan yang digunakan.

No. Bahan Kegunaan

1. Udang Windu (Penaeus monodon) Objek pengamatan 2. Udang Vaname (Litopenaeus

vannamei)

Objek pengamatan 3. Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii)

Objek pengamatan

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur kegiatan praktikum pengamatan anatomi luar kelas Crustasea (udang) yakni sebagai berikut :

3.3.1. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh

1. Menyiapkan udang segar atau masih hidup, catat nama lokal, nama ilmiah dan nama perdagangan ikan yang dijadikan sampel dalam praktikum Averteberata Air.

2. Lakukan pengukuran panjang dan berat udang yang dijadikan sampel pengamatan praktikum Averteberata Air.

3. Gunakan styrofoam untuk alas udang sampel. Foto udang sampel dengan bagian kepala menghadap sebelah kiri. Letakan penggaris dibawah udang sampel tersebut, gunakan penggaris untuk mengukur panjang total yang dimulai dengan 0 cm sampai sirip ekor udang sampel tersebut.

4. Gunakan kaca pembesar (loupe) untuk mengamati bentuk umum tubuh udang. Tubuh udang dibedakan menjadi gabungan antara kepala dan dada (sefalotorak) serta perut (abdomen). Tubuh dilindungi oleh kerangka lua yang tersusun atas kitin dan gerak kalsium.

5. Amati sefalotorak dan temukan bagian-bagian karapas/karapak, lekuk servikal, areolar, brankiostega, mata, antennula, antenna, rostrum, skafognatit. Karapak adalah kerangka luar yang menutup bagian dorsal dan lateral. Lekuk servikal adalah lekuk yang membagi sefalotorak menjadi kepala dan dada. Areolar merupakan bagian media dorsal karakap.

Brankiostega adalah bagian lateral karakap/karapas. Mata terletak di anterior tubuh dan bertangkai. Antennula berbentuk seperti benang/rambut.

(15)

11 Antenna berbentuk seperti benang/rambut, jumlah sepasang. Rostrum terleak di anterio-dorsal dan berbentuk seperti duri yang merupakan tonjolan dari karapak. Skafognatit merupakan perluasan maxilla kedua, lebar, berbentuk seperti dayung.

6. Berapa jumlah segmen yang menyusun sefalotorak?

7. Apa perbedaan antara antena dan antenula?

8. Amati abdomen dan temukan bagian-bagian tubuh udang! Berapa jumlah segmen yang menyusun abdomen?

9. Telson merupakan tonjolan kerangka pada bagian posterior abdomen, Apa fungsi telson?

10. Pada bagian dada terdapat kaki jalan (pleopoda) dan maxillapoda yang terletak di depan pleopoda. Berapa jumlah kaki jalan yang dimiliki udang?

Berapa jumlah maxillapoda?

11. Bandingkan kaki jalan kedua dengan kaki jalan yang lain. Pada kaki jalan ke berapa dijumpai supit besar (chela)? Apa fungsi kaki jalan tersebut?

12. Di bagian abdomen, terdapat kaki renang (swimmerets) Apa fungsi lain dari kaki renang tersebut? Berapa pasang jumlah kaki renang yang dimiliki udang?

3.3.2. Pengamatan Insang Udang

1. Buka bagian karapas/karakap pada udang sempel.

2. Amati insang yang ada dibagian belakang karapas tersebut.

3. Kemudian gambar insang udang sempel dilembar kerja praktikum.

3.3.3. Pengamatan Pencernaan Udang

1. Buka bagian karapas abdomen pada udang sampel

2. Bedah bagian abdomen dari atas sehingga dapat melihat usus pada udang sempel

3. Bedah bagian sefalotorak dan amati terdapat organ apa saja yang ada dialamnya

4. Gambar semua organ yang ditemukan dilembar kerja praktikum

(16)

12

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Klasifikasi Udang Windu (Penaeus monodon)

Klasifikasi udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) dalam Haikal, dkk (2022) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Sub Filum : Crustacea

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Sub Ordo : Dendrobanchiata

Famili : Penaiedea

Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon

Gambar 4.1. Udang Windu (Penaeus monodon) secara utuh 4.1.2. Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Klasifikasi udang vaname menurut Haliman dan Adijaya (2005) dalam Haya, dkk (2022) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa Filum : Artrhopoda Sub filum : Crustacea Kelas : Malascostraca Sub kelas : Eumalacostraca

(17)

13 Super ordo : Eucarida

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobrachiata Famili : Penaeidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Gambar 4.2. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) secara utuh 4.1.3. Klasifikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Klasifikasi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) menurut De Man (1879) dalam Rakasiwi, dkk (2022) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Artrhopoda Subfilum : Crustacea Kelas : Malascostraca Subkelas : Eumalacostraca Superordo : Eucarida Ordo : Decapoda Subordo : Pleocyemata Infraordo : Caridea

Superfamili : Palaemonoidea Famili : Palaemonidae Subfamili : Palaemoninae Genus : Macrobrachium

Spesies : Macrobrachium rosenbergii

(18)

14

Gambar 4.3. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) secara utuh 4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Windu (Penaeus monodon)

Nama lokal : Udang Windu Nama ilmiah : Penaeus monodon Nama perdagangan : Udang Pancet

Tabel 4.1. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Windu (Penaeus monodon)

Keterangan Uraian

Panjang total udang 14 cm

Berat udang 22 gram

Jumlah segmen penyusun sefalotorak 1 segmen

Perbedaan antenna dan antenula Antena lebih panjang dan sepasang.

Antennula lebih pendek dan 2 pasang.

Antena berfungsi sebagai alat peraba dan komunikasi.

Antennula berfungsi sebagai alat mencari makan.

Jumlah segmen penyusun abdomen 7 segmen

Fungsi telson Membantu pergerakan dan

keseimbangan Jumlah kaki jalan udang dan jumlah

maxillapoda

Jumlah kaki jalan berjumlah 8 pasang dan maxillapoda berjumlah 1 pasang Urutan dijumpai sumpit besar (chela)

pada kaki jalan dan fungsinya

Chela 1 pasang pada urutan ke 2 dari depan. Berfungsi untuk berjalan di air dan menangkap mangsa.

(19)

15 Jumlah pasang kaki renang udang dan

fungsi lain dari kaki renang (swimmerets)

Kaki renang berjumlah 5 pasang, untuk fungsinya sendiri yaitu untuk membantu merangka/ menempel diperairan.

Struktur tubuh udang windu secara umum terbagi atas dua bagian yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (Sefalotorak) dan bagian tubuh sampai bagian ekor. Pada bagian Sefalotorak dilindungi oleh kulit kitin yang biasa di sebut karapas. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut rostum. Bagian kepala lainnya yaitu mempunyai sepasang mata majemuk bertangkai dan sepasang sirip kepala. Tubuh udang windu beruas-ruas dan pada tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan yang umumnya bercabang dua (biramous).

Udang memiliki jumlah keseluruhan ruas badan umumnya ada 20 buah.

Panjang total udang windu yang diamati adalah 14 cm dengan berat 22 gram.

Jumlah segmen penyusun Sefalotorak ada 1. Perbedaan antara antenna dan antenulla terletak pada ukuran dan fungsinya, antenna lebih panjang dan terdiri atas 1 pasang serta berfungsi sebagai alat peraba dan komunikasi, sedangkan antenulla lebih pendek dan memiliki 2 pasang serta berfungsi untuk alat mencari makan.

Jumlah segmen penyusun abdomen pada udang windu ada 7.

Telson adalah segmen terakhir tubuh crustacea yang terletak pada bagian ujung posterior yang berfungsi sebagai alat kemudi berenang/ keseimbangan.

Jumlah kaki jalan udang berjumlah 8 pasang dan jumlah maxillapoda pada udang windu ada 1 pasang, urutan dijumpai supit besar (chela) pada kaki jalan berada di urutan kedua dan fungsinya yaitu untuk berjalan di air dan menangkap mangsa.

Jumlah pasang kaki renang (swimmerest) pada udang windu ada 5 pasang, fungsi lain dari kaki renang (swimmerest) adalah untuk membantu merangka/ menempel diperairan.

Tabel 4.2. Pengamatan Insang Udang Windu (Penaeus monodon)

Keterangan Uraian

Letak insang udang Letak insang udang terletak dibagian dalam karapaks lateral.

(20)

16 Gambar bentuk insang udang

Udang juga termasuk hewan non-ikan yang bernapas melalui insang. Alat pernafasan utama pada udang windu adalah insang, namun cara bernafas udang berbeda dengan ikan yang juga menggunakan insang sebagai alat pernafasannya.

Insang udang terletak di atas kaki jalan, di dalam karapas lateral. Ruang insang atau insang berfungsi sebagai tempat menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Bentuknya menyerupai selaput tipis. Epipodit merupakan bagian yang terdapat pada rongga insang anterior udang. Insang merupakan organ pernapasan utama udang. Udang windu yang diamati terdapat 6 filamen insang pada bagian dalam karapaks diatas kaki jalan. Udang kecil belum memiliki fungsi insang yang sempurna sehingga bernapas melalui kulitnya.

Tabel 4.3. Pengamatan Pencernaan Udang Windu (Penaeus monodon)

Keterangan Uraian

Organ-organ penyusun sistem pencernaan udang urut dari mulut sampai anus

Mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus.

Gambar bagian-bagian pencernaan udang

1. Mulut

2. Kerongkongan

3. Lambung

(21)

17 4. Usus

5. Anus

Sistem pencernaan merupakan serangkaian organ yang ada di dalam tubuh dan berfungsi untuk mencerna makanan. Sistem pencernaan udang dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Makanan udang adalah udang- udang kecil gastropoda atau larva serangga atau bahan-bahan lainnya yang rapuh.

Udang memakan makanannya dengan cara menangkapnya kemudian dicerna.

Periode makan udang terjadi 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore atau malam hari.

4.2.2. Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Nama lokal : Udang Vanname Nama ilmiah : Litopenaeus vannamei Nama perdagangan : White Leh Shrimp

Tabel 4.4. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Keterangan Uraian

Panjang total udang 17,9 cm

Berat udang 19 gram

Jumlah segmen penyusun sefalotorak 1 segmen

Perbedaan antenna dan antenula Antena terdapat pada bagian bawah kepala udang yang mana ukurannya lebih panjang dan berfungsi sebagai alat Indera dan berjumlah sepasang.

(22)

18 Antennula terdapat pada bagian depan kerapas udang berjumlah 2 pasang dengan fungsi sebagai alat pencernaan.

Jumlah segmen penyusun abdomen 6 segmen

Fungsi telson Alat kemudi berenang/menjaga

keseimbangan.

Jumlah kaki jalan udang dan jumlah maxillapoda

Jumlah kaki jalan berjumlah 6 pasang dan maxillapoda berjumlah 1 pasang Urutan dijumpai sumpit besar (chela)

pada kaki jalan dan fungsinya

Chela 1 pasang pada urutan ke 2. ke 3 dan ke 4 dari depan dan berfungsi untuk menyerang.

Jumlah pasang kaki renang udang dan fungsi lain dari kaki renang (swimmerets)

Kaki renang berjumlah 5 pasang, selain untuk berenang juga berfungsi untuk kemoreseptor, merangkak dan menempel di dasar perairan.

Tubuh udang vaname terbagi atas dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (Sefalotorak) dan bagian tubuh sampai bagian ekor.

Pada bagian Sefalotorak dilindungi oleh kulit kitin yang biasa di sebut karapas.

Serta di bagian ujung Sefalotorak meruncing dan bergerigi yang biasa disebut rostrum. Tubuh udang vaname beruas-ruas dan pada tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan yang umumnya bercabang dua (biramous). Jumlah keseluruhan ruas badan udang umumnya ada 20 buah. Panjang total udang vaname yang diamati adalah 17,9 cm dengan berat 19 gram. Jumlah segmen penyusun sefalotorak ada 1.

Perbedaan antara antenna dan antenulla adalah jika antena terdapat pada bagian bawah kepala udang yang mana ukurannya lebih panjang dan berfungsi sebagai alat Indera dan berjumlah sepasang. Antennula terdapat pada bagian depan kerapas udang berjumlah 2 pasang dengan fungsi sebagai alat pencernaan.

Jumlah segmen penyusun abdomen pada udang vaname ada 6 segmen.

Telson adalah segmen terakhir tubuh crustacea yang terletak pada bagian ujung posterior yang berfungsi sebagai penyeimbang ketika berenang. Jumlah kaki jalan udang ada 6 pasang dan jumlah maxillapoda pada udang vaname ada 1 pasang (7 buah). Urutan dijumpai supit besar (chela) pada kaki jalan berada di urutan kedua,

(23)

19 ketiga dan keempat yang fungsinya yaitu untuk menyerang. Jumlah pasang kaki renang (swimmerest) pada udang vaname ada 5 pasang, fungsi lain dari kaki renang (swimmerest) adalah sebagai kemoreseptor, merangkak/ menempel didasar perairan.

Tabel 4.5. Pengamatan Insang Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Keterangan Uraian

Letak insang udang Diatas kaki jalan dan didalam karapaks Gambar bentuk insang udang

Udang juga jadi salah satu hewan bukan ikan yang bernapas melalui insang. Alat pernapasan utama pada udang vaname adalah insang, namun cara bernapas udang berbeda dengan ikan yang juga menggunakan insang sebagai alat pernapasan. Ruang brankial atau penutup insang, berfungsi sebagai tempat penyerapan oksigen dan pelepasan karbondioksida. Bentuknya seperti membran tipis. Epipodit adalah bagian yang terdapat di dalam anterior ruang insang udang.

Insang adalah alat pernapasan utama pada udang. Udang vaname yang diamati memiliki 9 filamen insang yang beradaa di atas kaki jalan dan di dalam karapaks.

Udang yang masih kecil belum memiliki fungsi insang yang sempurna, maka mereka bernapas menggunakan kulitnya. Letak insang udang berada diatas kaki jalan didalam karapak/karapas.

Tabel 4.6. Pengamatan Pencernaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Keterangan Uraian

Organ-organ penyusun sistem pencernaan udang urut dari mulut sampai anus

Mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus.

(24)

20 Gambar bagian-bagian pencernaan

udang

1. Mulut

2. Kerongkongan

3. Lambung

4. Usus

5. Anus

Sistem pencernaan merupakan serangkaian organ yang ada di dalam tubuh dan berfungsi untuk mencerna makanan. Sistem pencernaan pada udang tambak dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Makanan udang adalah gastropoda atau udang-udang kecil, larva serangga atau bahan-bahan lainnya yang rapuh. Udang memakan makanannya dengan cara menangkapnya kemudian dicerna. Periode makan udang terjadi 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore atau malam hari.

4.2.3 Pengamatan Anatomi Luar dan dan Dalam (Morfologi, Insang dan Pencernaan) Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Nama lokal : Udang Galah

Nama ilmiah : Macrobrachium rosenbergii Nama perdagangan : Giant Freshwater Prawn

(25)

21 Tabel 4.7. Pengamatan Morfologi Luar Tubuh Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii)

Keterangan Uraian

Panjang total udang 13,5 cm

Berat udang 28 gram

Jumlah segmen penyusun sefalotorak 1 segmen

Perbedaan antenna dan antenula Antena terdapat pada bagian bawah kepala udang yang mana ukurannya lebih panjang dan berfungsi sebagai alat indera dan berjumlah sepasang.

Antennula terdapat pada bagian depan kerapas udang berjumlah 2 pasang dengan fungsi sebagai alat pencernaan.

Jumlah segmen penyusun abdomen 7 segmen

Fungsi telson Untuk menjaga pergerakan dan

keseimbangan tubuh udang.

Jumlah kaki jalan udang dan jumlah maxillapoda

Jumlah kaki jalan berjumlah 5 pasang dan maxillapoda berjumlah 1 pasang Urutan dijumpai sumpit besar (chela)

pada kaki jalan dan fungsinya

Chela 1 pasang pada urutan kedua dari depan dan berfungsi untuk alat peraba dan menyerang.

Jumlah pasang kaki renang udang dan fungsi lain dari kaki renang (swimmerets)

Kaki renang berjumlah 5 pasang, selain untuk berenang juga berfungsi untuk kemoreseptor, merangkak dan menempel di dasar perairan.

Udang galah secara umum memiliki tubuh terbagi atas dua bagian, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (Sefalotorak) dan bagian tubuh sampai bagian ekor. Pada bagian Sefalotorak dilindungi oleh kulit kitin yang biasa di sebut karapas. Serta di bagian ujung Sefalotorak meruncing dan bergerigi yang biasa disebut rostrum. Tubuh udang tambak beruas-ruas dan pada tiap ruasnya terdapat sepasang anggota badan yang umumnya bercabang dua (biramous).

Panjang total udang galah yang diamati adalah 13,5 cm dengan berat 28 gram.

(26)

22 Jumlah segmen penyusun Sefalotorak ada 1. Perbedaan antara antenna dan antenulla yaitu antena terdapat pada bagian bawah kepala udang yang mana ukurannya lebih panjang dan berfungsi sebagai alat Indera dan berjumlah sepasang.

Antennula terdapat pada bagian depan kerapas udang berjumlah 2 pasang dengan fungsi sebagai alat pencernaan.

Segmen penyusun abdomen berjumlah pada udang galah ada 7 segmen.

Telson adalah segmen terakhir tubuh crustacea yang terletak pada bagian ujung posterior yang berfungsi sebagai penyeimbang ketika berenang. Jumlah kaki jalan ada 5 pasang dan jumlah maxillapoda pada udang galah ada 1 pasang. Urutan dijumpai supit besar (chela) pada kaki jalan berada di urutan kedua yang fungsinya yaitu alat peraba dan menyerang. Jumlah pasang kaki renang (swimmerest) pada udang galah ada 5 pasang, fungsi lain dari kaki renang (swimmerest) adalah sebagai kemoreseptor, merangkak/ menempel didasar perairan.

Udang memiliki warna dorsal hitam gelap, punggung bercorakf, rostrum dan gigi rostrum jelas terlihat. Bagian cangkang atau kulit terluar keras. Memiliki sepasang capit yang membesar agak melebar. Memiliki karpus periopoda kedua lebih pendek dari chela, karpus berbentuk langsing. Gigi rostrum tidak dapat diamati dengan jelas, hampir tersebar merata (Oktavia, 2018).

Tabel 4.8. Pengamatan Insang Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Keterangan Uraian

Letak insang udang Dibagian dalam karapas lateral diatas kaki jalan

Gambar bentuk insang udang

Udang juga jadi salah satu hewan bukan ikan yang bernapas melalui insang. Alat pernapasan utama pada udang tambak adalah insang, namun cara bernapas udang berbeda dengan ikan yang juga menggunakan insang sebagai alat pernapasan. Ruang brankial atau penutup insang, berfungsi sebagai tempat

(27)

23 penyerapan oksigen dan pelepasan karbon dioksida. Bentuknya seperti membran tipis. Epipodit, adalah bagian yang terdapat di dalam anterior ruang insang udang.

Insang adalah alat pernapasan utama pada udang. Pada udang galah yang diamati terdapat 7 filamen insang yang terdapat pada bagian dalam karapas. Udang yang masih kecil belum memiliki fungsi insang yang sempurna, maka mereka bernapas menggunakan kulitnya. Letak insang udang galah berada di atas kaki jalan, di dalam karapak/karapas.

Tabel 4.9. Pengamatan Pencernaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Keterangan Uraian

Organ-organ penyusun sistem pencernaan udang urut dari mulut sampai anus

Mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.

Gambar bagian-bagian pencernaan udang

1. Mulut

2. Kerongkongan

3. Hipatopancreas

4. Lambung

5. Usus

(28)

24 6. Anus

Sistem pencernaan merupakan serangkaian organ yang ada di dalam tubuh dan berfungsi untuk mencerna makanan. Sistem pencernaan pada udang vaname dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Makanan udang adalah gastropoda atau udang-udang kecil, larva serangga atau bahan-bahan lainnya yang rapuh. Udang memakan makanannya dengan cara menangkapnya kemudian dicerna. Periode makan udang terjadi 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore atau malam hari.

(29)

25

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Udang Windu (Panaeus monodon) memiliki Panjang total 14 cm, berat 22 gram, memiliki 1 segmen penyusun sefalotorak. memiliki antenna dan antenulla yang memiliki perbedaan terletak pada ukuran dan fungsinya, antenna lebih panjang dan terdiri atas 1 pasang serta berfungsi sebagai alat peraba dan komunikasi, sedangkan antenulla lebih pendek dan memiliki 2 pasang serta berfungsi untuk alat mencari makan, memiliki 7 segmen penyusun abdomen, memiliki telson sebagai alat kemudi berenang, udang windu memiliki 8 pasang kaki jalan dan maxillapoda 5 pasang, memiliki supit besar di urutan kedua kaki jalan berfungsi untuk berjalan diair dan menangkap mangsa dan memiliki 5 pasang kaki renang untuk kemoreseptor dan menempel di perairan. Udang windu memiliki insang yang berada di dalam lateral karapas serta memiliki organ-organ penyusun pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.

2. Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki Panjang total 17.9 cm, berat nya mencapai 19 gram, memiliki 1 segmen penyusun sefalotorak, memiliki antenna dan antennula, memiliki 6 segmen penyusun abdomen, memiliki telson yang berfungsi sebagai penyeimbang ketika berenang, memiliki 6 pasang kaki jalan , memiliki supit besar yang terdapat di urutan 2-3-4 dan memiliki 5 pasang kaki renang, memiliki insang dan organ penyusun pencernaan yang sama seperti udang windu.

3. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) memiliki Panjang total 13,5 cm, berat 28 gram memiliki 1 segmen penyusun sefalotorak, memiliki perbedaan antenna dan antenannula yaitu antenna dan antenulla yaitu antena terdapat pada bagian bawah kepala udang yang mana ukurannya lebih panjang dan berfungsi sebagai alat Indera dan berjumlah sepasang.

Antennula terdapat pada bagian depan kerapas udang berjumlah 2 pasang dengan fungsi sebagai alat pencernaan. memiliki 7 segmen penyusun

(30)

26 abdomen, memiliki telson sebagai penyeimbang tubuh, memiliki 5 pasang kaki jalan, urutan capit besar di 2, memiliki 5 pasang kaki renang, memiliki insang 7 pasang dan juga memiliki organ penyusun yaitu mulut, tenggorokan, lambung, usus, dan anus.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum sedang berlangsung agar dilakukannya ketelitian dalam mengamati Udang. Hal ini bertujuan agar kita mendapatkan hasil yang memuaskan. Sebelum melaksanakan atau melakukan praktikum hendaknya praktikan lebih serius, menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum tersebut terlebih dahulu sebelum di laksanakannya praktikum agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., Samsugi, S., & Irawan, Y. (2022). Penerapan Augmented Reality pada Anatomi Tubuh Manusia untuk Mendukung Pembelajaran Titik Titik Bekam Pengobatan Alternatif. Jurnal Teknoinfo, 46-53.

Alsy, I. B., Hidayat, F. C., Friyatna, F., Nugraha, M. A., & Febriyani, W. T. (2023).

Analisis Hambatan Tarif dan Non-Tarif Dalam Ekspor Udang ke Amerika Serikat. Jurnal Economina, 553-561.

Banu, R., & Chrisrianus, A. (2016). Giant Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii Farming: A Review on its . Journal of Aquaculture, 1-5.

Haikal, F., Razak, M., & Umar, N. (2022). Citra Digital Untuk Klasifikasi Kualitas Udang Windu Menggunakan Algoritma GLCM dan K-Nearest Neighbor . Jurnal Informatika, 93-102.

Harahap, F. R., Kardhinata, E. H., & Mutia, H. (2017). Inventarisasi Jenis Udang di Perairan Kampung Nipah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara. Jurnal Biolink, 92-102.

Mashar, A., Wahyuni, Y. S., Hakim, A. A., & Wardianto, Y. (2019). Pendekatan Truss Morphometric Dalam Menganalisis Kekerabatan Populasi Cherax quadricarinatus (Von Martens, 1868) di Perairan Jawa Barat. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, 3, 20-27.

Moha, K. (2021). Anatomi kurikulum. Al Urwatul Wutsqa 1(1). Makasar

Haya, A. F., Azhar, R., Mulyadien, M. K., & Sari, B. N. (2022). Klasifikasi Minat Beli Pelanggan Terhadap Udang Vaname Menggunakan Algoritma Naive Bayes. Jurnal Ilmiah Betrik, 59-65.

Multazam, A. E., & Hasanuddin, Z. B. (2017). Sistem Monitoring Kualitas Air Tambak Udang Vaname. Jurnal IT, 118-125.

Oktavia, R. (2018). Jenis-jenis udang air tawar dan karakteristik habitat di tujuh sungai Kabupaten Aceh Barat . Biospesies, 37-47.

Rachmawati, R. C., Imtinan, I., Santoso, L. P., Puput, P. S., Setyaningrum, S., &

Asih, W. S. (2021). Identifikasi Kelimpahan Invertebrata di Pantai Marina Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Entrepreneurshiip VII Tahun 2021, (hal. 151-157). Semarang.

Rakasiwi, G., Yusnaini, Ramli, M., & Fekri, L. (2022). Analisis Kelimpahan dan Distribusi Ukuran Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii) di Habitat Sungai Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara . Journal Sains dan Inovasi Perikanan , 111-121.

(32)

Rizal, A., & Apriliani, I. M. (2019). Proporsi Hasil Tangkapan Trammel Net pada Kedalaman yang Berbeda di Periran Indramayu. Jurnal Albacore, 249-261.

Scabra, A. R., Marzuki, M., & Ismail. (2021). Pengaruh Penambahan Fosfor Pada Media Budidaya Terhadap Laju Pertumbuhan Benur Udang Vaname (Litopenaues vannamei) di Salinitas 0 Ppt. Jurnal Media Akuakultur Indonesia, 113-124.

Wardani, S. H., Rismawan, T., & Bahri, S. (2016). Aplikasi Klasifikasi Jenis Tumbuhan Mangrove Berdasarkan Karakteristik Morfologi Menggunakan Metode K-Nearest Neighbor (KNN) Berbasis Web. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan, 04, 9-21.

Yanuhar, U. (2018). Avertebrata. Malang: UB Press.

(33)

LAMPIRAN

1. Dokumentasi Pengamatan Morfologi, Anatomi Dan Percernaan Pada Udang Windu (Panaeus monodon), Udang Vaname (Litopaneus) Dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Dokumentasi foto utuh udang windu (Penaeus monodon)

Dokumentasi foto proses penimbangan udang windu

(Penaeus monodon)

Dokumentasi foto kaki jalan udang windu (Penaeus

monodon)

Dokumentasi foto pengamatan organ dalam udang windu

(Penaeus monodon)

(34)

Dokumentasi foto utuh udang putih (Litopenaeus vannamei)

Dokumentasi foto proses penimbangan udang vaname

(Litopenaeus vannamei)

Dokumentasi foto Insang udang vaname (Litopenaeus

vannamei)

Dokumentasi foto pengamatan sistem pencernaan udang vanme (Litopenaeus vannamei)

(35)

Dokumentasi foto utuh udang galah (Macrobrachium

rosenbergii)

Dokumentasi foto proses penimbangan udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

Dokuementasi foto insang udang galah (Macrobrachium

rosenbergii)

Dokuemntasi foto pengamatan sistem pencernaan udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

Gambar

Tabel 3.1. Alat-alat yang digunakan.
Gambar 4.1. Udang Windu (Penaeus monodon) secara utuh  4.1.2. Klasifikasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Gambar 4.2. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) secara utuh  4.1.3. Klasifikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)
Gambar 4.3. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) secara utuh  4.2. Pembahasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai K m PPO karapas udang vaname adalah yang paling rendah dibandingkan dengan krustasea lainnya, hal ini menunjukkan bahwa enzim PPO dari karapas udang vaname memiliki

Udang vaname dapat beradaptasi dengan baik pada level salinitas yang sangat rendah (Manoppo, 2011).. Tingkah laku

Kebiasaan makanan alami udang windu ( Penaeus monodon ) di Perairan Aceh Timur pada bulan April dan September didominasi crustacea (udang) 56,5-

Dalam rangka meningkatkan produktivitas udang galah di kolam budidaya, dilakukan pembentukan populasi dasar sintetis, dengan harapan pada generasi tertentu akan

Udang vaname relative tahan terhadap penyakit, Potensi pasar untuk produksi udang vaname cukup tinggi, tingginya potensi pasar udang vaname ini terbukti dari tingginya

Ruang lingkup lokasi survey adalah daerah penyebaran induk udang galah di perairan Provinsi Aceh, khususnya induk udang galah yang terletak di Perairan Kabupaten

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan PKL yang berjudul :Teknik Pembesaran Calon Induk Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Menggunakan Bioflok Di Balai Perikanan

Dokumen ini berisi laporan penelitian tentang pengaruh Averteberata Air pada proses pencernaan pada udang windu, putih, dan