• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “UJI KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS”

N/A
N/A
Rafika Dinillah

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “UJI KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS” "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“UJI KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS”

Dosen Pengampu :

Annisa Wulan Agus Utami, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :

Rafika Dinillah (1304621021) Kelompok 3 (Kloter 1)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air memiliki peranan yang sangat besar bagi manusia salah satunya untuk kebutuhan biologisnya, yaitu bertahan hidup. Sejalan dengan peningkatan taraf hidup, maka jumlah kebutuhan air juga akan semakin meningkat.

Pemenuhan kebutuhan manusia akan air dapat dipenuhi dari berbagai sumber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegunungan, dan air laut yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat ditawarkan sebagai bahan baku air (Ayundita, 2021).

Kualitas sumber air sangat berkaitan dengan keberadaan bakteri.

Parameter mikrobiologis dalam menentukan kualitas air adalah dengan menggunakan bakteri coliform dan Escherichia coli sebagai organisme petunjuk adanya pencemaran. Bakteri coliform merupakan indikator bakteri pertama yang dapat digunakan sebagai indicator penentu kualitas air bersih yang aman untuk dikonsumsi, sedangkan bakteri Escherichia coli dapat digunakan sebagai indikator ada tidaknya jasad pathogen dalam air. Penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat mikrobiologi secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare (Hasanah, 2023).

Penentuan kualitas air secara mikrobiologi dilakukan dengan Most Probable Number (MPN) Test. Tabel MPN digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coliform didalam 100 mL contoh air yang positif terhadap uji penduga (presumptive test) dengan media Lactose Broth (LB), uji penegas (confirmative test) dengan media Brillian Green Bile Broth (BGBB), dan uji pelengkap (complete test) dengan media Etilen Metilen Blue Agar (EMBA).

Metode inilah yang akan diterapkan untuk menilai kualitas air menurut persyaratan mikrobiologi. Hasil analisis dari parameter ini akan dibandingkan dan disesuaikan dengan baku mutu yang sudah dipersyaratkan. Berdasarkan uraian ini, maka tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui parameter

(3)

kualitas air secara biologi dari berbagai lokasi sumber air dengan baku mutu (Ayundita, 2021).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menguji kualitas air?

2. Apa saja perbedaan dari kualitas airyang berasal dari berbagai sumber?\

3. Bagaimana menggembangbiakan bakeri pada masing-masing berbagai sumber air?

4. Bagaimana bentuk bakteri yang tumbuh di tiap sumber air

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara menguji kualitas air dari berbagai sumber (air sumur, air galon isi ulang, dan air keran).

2. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dari kualitas air dari berbagai jenis sumber.

3. Unuk mengembangbiakan bakteri yang ada pada detiap sumber.

4. Untuk mengetahui jenis bakteri yang tumbuh di tiap sumber air.

(4)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Air memiliki sifatsifat yang penting untuk adanya kehidupan. Selain digunakan untuk mandi, mencuci, memasak maupun dikonsumsi, air merupakan media bagi bakteri air untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu, air juga berguna sebagai air minum yang bermanfaat untuk proses metabolisme dalam tubuh manusia (Misrofah, 2021).

Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dansebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dankelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi,atau uji kenampakan (bau dan warna). Untuk pengukuran yang lebih kompleks membutuhkan sample air yang kemudian dijaga kondisinya, dipindahkan, dan dianalisis di tempat lain (misal laboratorium). Pengukuran seperti ini memiliki dua masalah yaitu karakteristik air pada sample mungkin tidak sama dengan sumbernya karena terjadi perubahan secara kimiawi dan biologis seiring waktu.

Bahkan kualitas air dapat bervariasi antara siang dan malam dan dipengaruhi keberadaan organisme air. Air yang telah terpisah dari lingkungannya akan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, yaitu botol atau kemasan yang digunakan dalam pengambilan sample. Sehingga bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel harus bersifat inert atau memiliki tingkat reaktivitas yang minimum sehingga tidak mempengaruhi kualitas air yang diuji. Perubahan kondisi fisik dan kimiawi juga terjadi ketika air sampel dimpompa atau diaduk, menyebabkan terbentuknya endapan. Ruang udara yang berada di dalam kemasan sampel juga dapat mempengaruhi karena ada risiko udara larut ke dalam sampel air (Siska, 2023).

Metode Most Probable Number (MPN) atau APM (Angka Paling Mungkin) merupakan metode yang paling sederhana yang digunakan untuk menguji kualitas air.

Metode MPN ini merupakan metode yang mengunakan data dari hasil pertumbuhan

(5)

mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam serial tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair, sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme dalam jumlah perkiraan terdekat (Agista, 2020).

Sumur merupakan salah satu sumber penyedia air bersih yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di pedesaan maupun perkotaan, tidak terkecuali di kota Jember. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih, masyarakat di perumahan kota Jember sebagian besar juga masih menggunakan air sumur untuk memenuhi keperluan air bersih. Namun, terdapat pula beberapa keluarga yang telah memanfaatkan pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum. Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Air sumur memiliki 2 macam ada air sumur gali dan ada air sumur bor. Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan banyak digunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah – rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.

(PDAM) (Hasanah, 2023).

Air minum isi ulang adalah salah satu jenis air minum yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu, karena telah mengalami proses pemurnian baik secara penyinaran ultraviolet, ozonisasi, ataupun keduanya. Pada era sekarang ini kesadaran masyarakat untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat kesehatan semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut maka dewasa ini semakin menjamur pula depot air minum isi ulang (DAMIU) yang menyediakan air siap minum (Bustomi, 2018).

Coliform didefinisikan sebagai kelompok bakteri Gram negatif, berbentuk batang, oksidase-negatif, aerob sampai anaerob fakultatif, tidak membentuk spora, mampu tumbuh secara aerobik pada media agar yang mengandung garam empedu, dan mampu memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas dan asam dalam waktu 48 jam pada suhu 37°C. Jumlah coliform yang diperoleh dari inkubasi pada suhu 37°C tersebut biasanya dinyatakan sebagai total coliform. Sementara faecal coliform merupakan bagian dari coliform total dan dipresentasikan oleh total bakteri coliform toleran panas yang mampu tumbuh pada suhu 44,5 ± 0,2°C dengan memfermentasikan

(6)

laktosa dan memproduksi asam dan gas (Rifai, 2019). Bakteri golongan coliform pada umumnya ada pada kotoran manusia dan hewan yang dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak. Genus bakteri yang termasuk dalam coliform adalah Escherichia coli, Klebsiella spp, Enterobacte spp, Citrobacter spp. Coliform non fekal diantaranya Aerobacter dan Klabsiella yang bukan berasal dari tinja manusia, melainkan berasal dari hewan/tanaman yang sudah mati. Bakteri coliform seperti spesies Citrobacter spp, Enterobacter spp dan Klebsiella spp juga dapat ditemukan pada lingkungan seperti tanah, vegetasi atau permukaan air, yang keberadaannya tidak selalu berkaitan dengan kontaminasi fekal, bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri coliform non-fekal (Sabaaturohma, 2020).

Escherichia coli termasuk famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup dalam suasana fakultatif anaerob, oksidase negatif, katalase positif. Escherichia coli mempunyai enzim βgalaktosidase &

βgalaktoside permiase, untuk memfermentasi macam-macam karbohidrat, menghasilkan asam dan gas (Rifai, 2019). Sifat-sifat khusus E. coli antara lain merupakan parasit dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas, pada manusia kadang kadang menyebabkan penyakit enteritis, peritonitis, cistitis dan sebagainya, hasil uji methil red positif dan memfermentasikan laktosa dan glukosa dengan menghasilkan asam dan gas, menghasilkan asam dalam jumlah yang banyak dari glukosa tetapi acethyl methyl carbinol tidak dihasilkan, CO2 dan H2 kira kira dihasilkan dalam volume yang sama dalam glukosa, pada umumnya uric acid tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya sumber nitrogen, ditemukan dalam feses, asam sitrat dan garam dari asam sitrat tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya sumber karbon (Chairani, 2019).

(7)

BAB III METODOLOGI 3.1. Tanggal dan Tempat Praktikum

Tanggal : Kamis, 23 November 2023

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi, Kampus B UNJ

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan :

1. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril 2. Tabung reaksi

3. Tabung reaksi berisi tabung durham 4. Jarum ose

5. Rak tabung reaksi 6. Lampu spiritus 7. Botol sampel steril 8. Cawan Petri 9. Label

Bahan yang digunakan :

1. Sampel air sumur, air keran, air isi ulang 2. Medium BGLB

3. Medium Endo agar

4. Medium lactosa Broth tunggal dan ganda

3.3. Cara Kerja

Uji Penduga (Presumtive Test)

1. Ambil sampel air dengan botol sampel steril secara aseptis sebanyak kurang lebih 500 ml

2. Inokulasikan 5 ml sampel air masing-masing ke dalam 3 tabung medium Lactosa Broth ganda 10 ml (seri I)

(8)

3. Inokulasikan satu mililiter sampel air masing-masing ke dalam 3 tabung medium Lactosa Broth Tunggal 5 ml (seri II)

4. Inokulasikan 0,1 ml sampel air masing-masing ke dalam 3 tabung medium Lactosa Broth Tunggal 5 ml (seri III)

5. Inkubasi semua medium yang sudah diinokulasi sampel air pada suhu 35- 370 C selama 24 jam

6. Catat tabung-tabung pada setiap seri yang menunjukkan terbentuknya asam dan gas (reaksi positif)

7. Tabung-tabung biakan air sampel yang menunjukkan reaksi negatif (belum terbentuk gas) diinkubasi lagi pada 350 C selama 24 jam.

8. Bila tabung-tabung biakan no (7) tetap negatif, maka hasilnya dianggap negatif, tetapi bila hasilnya positif dilanjutkan ke uji penguat (confirmed test).

Uji Penguat (Comfirmed Test)

1. Inokulasikan 0,1 ml biakan dari setiap tabung uji penduga yang positif masing-masing ke dalam 2 medium BGLB

2. Inkubasikan satu seri BGLB yang telah diinokulasi pada suhu 350 C dan satu seri yang lain pada suhu 44,50 C selama 24-48 jam

3. Ambil satu ose biakan dari tabung BGLB yang menunjukkan reaksi positif, goreskan (streak) pada permukaan media endo agar dalam cawan petri, inkubasikan pada suhu 350 C-370C selama 24-48 jam

4. Amati terbentuknya asam dan gas dalam media BGLB, dan catat tabung- tabung pada setiap seri yang menunjukkan hasil positif

5. Amati adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik (menunjukkan koloni koliform)

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Penduga Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Penduga

Sumbe

r air Seri ke- 1 (LB Ganda) Seri ke-2 (LB Tunggal) Seri ke-3 (LB Tunggal)

Air keran

Air isi ulang

Air sumur

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Penguat BGLB

Sumber air Seri A Seri B Keterangan (Positif/Negatif)

(10)

Air keran Positif Coliform

Air isi

ulang Positif Coliform

Air sumur Positif Coliform

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Penguat Endo Agar Sumber

air Seri A Seri B Keterangan

(Positif/Negatif)

Air keran Positif Coliform

(11)

Air isi

ulang Positif Coliform

Air sumur Positif Coliform

B. Pembahasan

Parameter yang digunakan untuk menentukan tercemarnya air adalah adanya bakteri coliform. Coliform bersifat aerob maupun anaerob dan termasuk bakteri Gram negatif yang mampu memfermentasi laktosa menjadi asam. Fecal coliform menunjukkan kemampuannya dalam pertumbuhan bakteri patogen yang dapat mencemari air. Most Probable Number (MPN) merupakan salah satu metode untuk numerasi bakteri hidup. MPN didasarkan pada metode statistik. Prinsip pengujian MPN yakni pengenceran sampel hingga tingkat tertentu sehingga mendapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai (Misrofah, 2021). Penentuan kualitas air dilakukan dengan metode MPN yang hasilnya beragam pada tiap tahapnya. Hasil positif uji dugaan dan penetap adalah adanya gas pada tabung Durham akibat proses fermentasi laktosa oleh bakteri Escherichia coli, sedangkan hasil positif pada uji pelengkap ditandai dengan adanya koloni yang berwarna hijau metalik (Ayundita, 2021).

Pemeriksaan mikrobiologis atau bakteriologis merupakan pemeriksaanyang paling baik dan sensitif untuk medeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia.Uji kualitas air dapat dilakukan melalui uji MPN (Most Probable Number) yang terdiri dari uji penduga, uji penegasan dan uji pelengkap. Metode tabung fermentasi ini bersifat

(12)

kualitatif, karena tidak dilakukan penghitungan secara langsung terhadap jumlah bakteri (Purbowarsito, 2018).

a. Uji penduga (Presumptive Test)

Uji penduga merupakan tes awal untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri coliform pada media Lactose Broth yang hasilnya diketahui berdasarkan terbentuknya gas dan asam akibat adanya fermentasi laktosa maksimal setelah 2x24 jam inkubasi. Terbentuknya asam dilihat dari adanya kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Kandungan bakteri coliform diketahui dengan membandingkan tabung yang menunjukkan reaksi positif dengan tabel MPN.

b. Uji penguat (Confirmed Test)

Sejumlah gas yang tertampung dalam tabung Durham kemungkinan berasal dari sel-sel ragi atau mikroorganisme lain sehingga hasil uji pada tabung yang positif dilanjutkan dengan uji penegas menggunakan media Brilliant Green Lactose Bile broth (BGLBB). Keseimbangan garam dan brilliant green sangat sempurna untuk menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon dan menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif yang dapat menimbulkan kesalahan hasil positif pada tabung Durham. Uji penegas dinyatakan positif apabila terbentuk gas dalam tabung Durham dan terbentuk asam.

c. Uji pelengkap (Complete Test)

Tahap ini dilakukan untuk menentukan atau mengidentifikasi jenis bakteri yang mengkontaminasi air dari koloni yang berwarna pada uji penegas menggunakan media EMBA. Sampel diinokulasikan ke dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Pada media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek (Hasanah, 2023).

Pada praktikum kali ini, sampel air yang digunakan ada tiga jenis yaitu, air sumur, air keran dan air isi ulang. Berdasarkan Tabel 1. mengenai pengamatan uji penduga dengan menggunakan media media Lactose broth (LB). Media ini digunakan untuk mendeteksi adannya bakteri Coliform pada air Hasil positif akan menghasilkan gas pada

(13)

tabung durham dan bersifat asam bila warna media menjadi kuning. Pada tabel 2. Dapat dilihat bahwa semua sampel air seperti air sumur, air keran dan air isi ulang positif tercemar koliform. Hal tersebut ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung durham dan terjadi perubahan warna.. Lactose Broth mengandung pepton dan ekstrak daging yang menyediakan nutrient penting untuk metabolisme bakteri. Laktosa yang terkandung menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri coliform. proses fermentasi gula (laktosa) dalam media Lactose Broth (LB) karena adanya bakteri Coliform fekal (Escherichia coli) (Utami, 2020).

Hasil positif dari uji penduga dilanjutkan dengan uji penguat yang menggunakan medium BGLB (Brillian green laktosa broth) yang mengandung laktosa yang sehingga mendorong bakteri-bakteri Coliform untuk tumbuh secara optimal. Selain itu, media BGLB juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri Coliform. Hasil positif ditandai adanya gelembung dan adanya perubahan warna. Tabung yang menunjukkan hasil positif diuji lebih lanjut dengan uji penegasan menggunakan media selektif Brilliant Green Lactose Bilebroth (BGLB). Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya bakteri koliform fecal pada sampel air, dengan cara membedakan adanya gelembung atau tidak adanya gelembung Gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas respirasi mikroorganisme, yang berupa gelembung gas Tabung dinyatakan positif bila di dalam tabung durham terbentuk gas dan dinyatakaan negatif apabila tidak adanya gelembung (Siska, 2023).

Hasil pengamatan menunjukkan bahwak ketiga sampel air yang telah diuji sesuai dengan parameter mikrobiologis menunjukkan adanya kontaminasi bakteri coliform.

Hal ini dibuktikan pada tahap uji penegas dengan menggunakan media selektif Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB), setelah 1x24 jam inkubasi menghasilkan asam yang ditandai dengan perubahan warna pada media (keruh) dan gelembung gas di dalam tabung Durham. Faktor yang mempengaruhi kualitas air sumur salah satunya adalah aktivitas manusia. Faktor aktivitas manusia seperti mandi dan mencuci di ssekitar area sumur dapat menyebabkan air bekas mandi dan cuci sebagian mengalir kembali ke dalam sumur dan menyebabkan pencemaran. Selain itu, banyaknya jumlah pemakai air

(14)

akan menyebabkan tingginya frekuensi pemakaian air. Selain faktor di atas, kemungkinan perbedaan jumlah bakteri coliform non fecal pada setiap sampel yang diteliti juga disebabkan karena perbedaan penutup sumur. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas air dikarenakan kotoran- kotoran dapat masuk secara langsung ke dalam sumur seperti misal kotoran burung atau benda-benda lain (Sahabuddin, 2015).

Faktor yang mempengaruhi adanya kontaminasi pada air isi ulang adalah karena sanitasi yang tidak higiene. Menurut penelitian Sukmawati et al. (2018), keberadaan bakteri coliform pada air minum isi ulang dapat disebabkan oleh beberapa faktor higiene sanitasi pada depot seperti lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, sarana pengolahan, higiene karyawan, dan sumber air baku. Seperti, keadaan depot yang tidak bersih. Dinding depot yang kotor, lantai depot yang kotor dan terdapat genangan air.

Karyawan depot juga tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum bekerja.

Menurut Permenkes No 43 Tahun 2014, persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air minum paling sedikit meliputi aspek: tempat, peralatan dan penjamah.

Lokasi depot berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan penularan penyakit. Memiliki bangunan yang kuat, aman dan bersih. Lantai dan dinding depot terbuat dari bahan yang kedap air, memiliki permukaan yang rata, tidak licin, mudah dibersihkan, dan berwarna terang. Atap dan langit-langit depot harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, berwarna terang, serta ketinggiannya cukup atau lebih tinggi dari ukuran tandon air. Memiliki pintu yang kuat, tahan lama dan berfungsi dengan baik.

Pencahayaan cukup terang untuk bekerja dan tersebar secara merata. Memiliki ventilasi yang baik. Depot harus memiliki fasilitas sanitasi dasar seperti jamban, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah tertutup, serta tempat cuci tangan. Depot bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit. Memiliki peralatan dan perlengkapan pengolahan air minum yang lengkap dan berfungsi dengan baik. Untuk mikrofilter dan desinfektor yang digunakan tidak kadaluarsa. Penjamah/ karyawan depot harus sehat dan bebas dari penyakit menular, serta berperilaku higienis dan saniter dalam melayani konsumen (Pemenkes, 2010).

(15)

BAB V KESIMPULAN

1. Metode MPN ini merupakan metode yang mengunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam serial tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair, sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme dalam jumlah perkiraan terdekat.

2. Uji MPN (Most Probable Number) yang terdiri dari uji penduga, uji penegasan dan uji pelengkap.

3. Berdasarkan hasil pengamatan, semua sampel air (air sumur, air keran dan air isi ulang) positif terkontaminasi bakteri coliform.

4. Faktor yang mempengaruhi adanya kontaminasi pada air isi ulang adalah karena sanitasi yang tidak higiene.

5. Faktor yang mempengaruhi kualitas air sumur salah satunya adalah aktivitas manusia. Faktor aktivitas manusia seperti mandi dan mencuci di ssekitar area sumur dapat menyebabkan air bekas mandi dan cuci sebagian mengalir kembali ke dalam sumur dan menyebabkan pencemaran.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, H.U., Fitri, A.S., Yaning, D.w. (2021). Uji Kualitas Air Sumur Berdasarkan Kandungan Bakteri Coliform Non Fecalsebagai Sumber Belajar Mata Kuliah Mikrobiologi. Jurnal Jernih, 1(1).

Ayundita, Ni Putu, T. (2021). Identifikasi Kualitas Air Sumur, Air dalam Kemasan, dan Air Sungai dengan Metode Most Probable Number. Jurnal Bioshell, 10(1).

Misrofah, S., Susiana, P. (2021). Uji Bakteriologis Air Kemasan dengan Metode Most Probable Number (MPN) pada Sistem Quanti-Tray di PDAM Tirta Gemilang, Kabupaten Magelang, Jurnal Akademika Biologi, 10(1).

Agista, Haewika, R.R., Susiana, P. (2020). Uji Bakteriologis Air Sambungan Rumah dengan Metode Most Probable Number (MPN) Quanti-Tray di PDAM Kabupaten Magelang, Jurnal Akademika Biologi, 9(1).

Siska, Pira, B., Violita, A., Muhammad, B. (2023). Uji Kualitas Air Keran Pada Laboratorium Terpadu Universitas UIN Raden Fatah Palembang, Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi, 2(4): 798-803.

Rophi, A. H. (2022). Analisis Mutu Air Secara Mikrobiologi Pada Perlindungan Mata Air Di Kelurahan Sentani Kota Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura. Bio- Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1): 42–54.

Bustomi, A.Y., Diana, S., Nita, R. (2018). Analisis Sifat Fisika, Ph, Dan Kesadahan Air Minum Isi Ulang Beberapa Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) Di Kecamatan Sepatan Timur. Farmagazine, 5(3).

Chairani., Aswal H. (2019). Verifikasi Penentuan Angka Bakteri Escherichia Coli Pada Sampel Yang Di-Spike Menggunakan Metode Colony Forming Unit. Jurnal Kesehatan Perintis, 6(1).

Sabaaturohma, C.L., Ketut, Tono P.G., I Ketut, S. (2020). Jumlah Cemaran Bakteri Coliform dan Non-Coliform pada Air di RPU di Denpasar Melampaui Baku Mutu Nasional. Indonesia Medicus Veterinus, 9(1): 139-147.

Rifai, Kurnia R., Annisa. (2019). Verifikasi Metode Pengujian Coliform dalam Sampel Air Mineral. Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, 4(2).

(17)

Purbowarsito, H. (2018). Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan Semampir Surabaya.

Skripsi. Universitas Airlangga.

Utami, F.Y., Mia Miranti. (2020). Metode Most Probable Number (Mpn) Sebagai Dasar Uji Kualitas Air Sungai Rengganis Dan Pantai Timur Pangandaran Dari Cemaran Coliform Dan Escherichia Coli. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 20(1).

Sahabuddin, E. S. (2015). 11Filosofi Cemaran Air. Kupang: PTK Press.

Sukmawati, Sahani, W. & Haderiah. Gambaran Higiene Sanitasi dan Kualitas Bakteriologis Pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Biringkanaya Kota Makasar. Glob. Heal. Sci.

3, 96–100.

Permenkes RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. (2014).

Referensi

Dokumen terkait

Escherichia coli yang memiliki habitat alami di dalam saluran pencernaan manusia dan mamalia lain banyak ditemukan sebagai bakteri resisten terhadap beberapa antibiotik,

Salah satu contoh bakteri pathogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas- terdapat dalam air terkontaminasi kotoran

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan mematikan, menyerang sistem syaraf pusat pada semua hewan berdarah panas termasuk manusia.. Penyakit ini sangat

Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit dengan hewan, menyebabkan

sebagai saprophytis dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Fungi ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan atau bersifat pathogen

Paserta didik Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran saluran pencer-naan hewan ruminansia, saluran pencernaan manusia

ditimbulkan dari residu antibiotika pada pangan segar asal hewan adalah dampak yang ditimbulkan terhadap mikroflora normal yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia

- Pergiliran keturunan pada tumbuhan berbiji, lumut, dan paku-pakuan 3 Anatomi dan Fisiologi Hewan Vertebrata terutama pada manusia a Pencernaan dan nutrisi - Saluran pencernaan