• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum nuter acara 1

N/A
N/A
Deva Aditama

Academic year: 2024

Membagikan " laporan praktikum nuter acara 1"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK

OLEH :

Deva Aditama Kurniawan D0A023014

LABORATORIUM ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2024

(2)

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bahan pakan merupakan sesuatu yang dapat di cerna atau di makan sebagian atau seluruhnya tanpa mengggangu kesehatan ternak yang di makan nya. Bahan pakan memiliki zat pakan yang dapat diserap, dicerna dan dimanfaatkan seperti air, mineral, karbohidrat, lemak, protein, dan viamin. Bahan pakan secara umum dapat diklasifikasi menurut asalnya (nabati dan hewani), menurut sifatnya (hijauan dan konsentrat) dan menurut sumber zat gizinya (sumber protein, mineral dan energi).

Pakan merupakan faktor penting dalam usaha ternak dan berpengaruh pada jumlah pendapatan yang diterima peternak. Pakan ternak di bagi menjadi dua yaitu hijauan dan konsentrat.

Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak.

Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu memiliki sifat-sifat yaitu disukai (palatabilitas), mudah dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun tumbuh kembali.

Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).

Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai pakan pelengkap. Konsentrat atau pakan penguat dapat disusun dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi. Peranan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. Penambahan konsentrat dalam ransum ternak merupakan suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan, sehingga akan diperoleh produksi yang tinggi.

(3)

I.2 Tujuan

1. Mahasiswa menjadi tahu apa itu tentang bahan pakan ternak

2. Mahasiswa menjadi tahu tentang bahan pakan hijauan dan konsentrat I.3 Waktu dan Tempat

Praktikum ”NUTRISI TERNAK” dilaksanakan hari Jumat , 8 Maret 2024 pukul 14.30-selesai di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Hijauan

Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik dalam kualitas maupun kuantitas pernyataan di atas menurut (Elly et al., 2013). Pakan merupakan faktor terpenting yang mendukung kelancaran suatu usaha peternakan, sebanyak 60 – 70% biaya produksi usaha peternakan berasal dari pengadaan pakan pernyataan tersebut menurut (Ediset et al., 2023).

Pengembangan usaha peternakan ternak ruminansia, memerlukan analisis potensi ketersediaan pakan terutama hijauan atau pakan sumber serat pernyataan tersebut menurut (Huda et al., 2019). Tujuan analisis ketersediaan pakan hijauan dan limbah tanaman juga untuk mengetahui daya dukung daerah terhadap pakan ternak dan untuk proyeksi pengembangan populasi ternak, khususnya ternak ruminansia yang pakan utamanya adalah sumber serat pernyataan tersebut menurut (Saputra dkk. 2016).

Salah satu cara untuk menjaga daya dukung pakan ternak yaitu dengan investasi lahan. Investasi lahan yang dapat digunakan sebagai pengembangan peternakan sangat perlu, hal ini untuk menentukan ketersediaan hijauan pakan ternak untuk menganalisis kapasitas ternak yang dapat ditempatkan di wilayah tersebut pernyataan diatas menurut (Widiastuti dkk., 2021).

2.2 Konsentrat

Konsentrat atau pakan penguat dapat disusun dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi. Peranan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat pernyataan tersebut menurut (Akoso, 1996).

Tingkat pemberian konsentrat berpengaruh sangat nyata terhadap daya cerna bahan kering ransum pada sapi bali jantan yang mendapatkan rumput Raja

(5)

(Pennisetum purpurephoides) secara ad libitum. Semakin tinggi tingkat pemberian konsentrat disertai dengan meningkatnya daya cerna (BK) ransum. Menurut Parakkasi (1995) tingkat konsumsi dapat disamakan dengan palatabilitas atau menggambarkan palatabilitas. Dijelaskan lebih lanjut oleh Kartadisastra (1997) bahwa keadaan fisik dan kimiawi pakan yang dicerminkan kenampakan, bau, rasa, dan tekstur menunjukkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Penambahan pakan konsentrat pada ransum secara ekonomi dinilai sangat tidak efisien karena besarnya porsi biaya konsentrat antara 70-90%

dari total biaya pakan.

pemberian pakan konsentrat dalam jumlah yang besar mungkin kurang baik karena dapat menyebabkan pH dalam rumen menurun. Hal ini disebabkan karena pemberian konsentrat akan menekan kerja buffer dalam rumen karena mastikasi berkurang akibatnya produksi saliva menurun dan meningkatkan produksi volatile fatty acid /VFA (Arora, 1995). Penurunan pH tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroba dalam rumen, yang berperan dalam proses pencernaan pakan dan selanjutnya akan mengakibatkan kecernaan pakan serta produktivitas ternak menurun. Derajat keasaman (pH) rumen yang normal berkisar antara 6,0-7,0. Pada kisaran pH ini, pertumbuhan mikroba rumen maksimal sehingga aktivitas fisiologisnya meningkat, terutama yang berhubungan dengan fermentasi rumen (Putra dan Puger, 1995)

(6)

III. MATERI DAN CARA KERJA III.1 Materi

III.1.1Alat 1. Kamera 2. Alat Tulis 3.1.2 Bahan 1. Hijauan

2. Limbah hasil ikutan 3. Limbah produk pertanian 4. Bahan sumber energi 5. Bahan sumber protein

6. Bahan sumber vitamin dan mineral 3.2 Cara Kerja

Praktikan mengumpulkan bahan hijauan yang sudah dicari untuk diamati

Praktikan mengamati bahan pakan hijauan dan konsentrat yang sudah tersedia

Praktikan mencatat spesifikasi serta perbedaan bahan pakan hijauan dan konsentrat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

IV.1 Hasil

IV.1.1 Hijauan

No Gambar Sumber

1. Rumput Gajah Hijauan Segar

2. Daun Nangka Sumber Energi

(8)

3. Kaliandra Sumber Energi

4. Jerami Padi Hijauan Kering

5. Daun Pisang Hijauan Segar

Daun Waru Hijauan Segar

7. Daun Singkong Sumber Protein

8. Rumput Raja Hijauan Segar

(9)

9. Indigofera Sumber Protein

10 .

Setaria Lampung Hijauan Segar

11 .

Setaria Ancep Hijauan Segar

12 .

Lamtoro Sumber Protein

13 .

Kersen Sumber Energi

4.1.2 Konsentrat

(10)

N o

Gambar Keterangan sumber

1 molases = sumber energi

untuk ruminansia

2 Minyak = sumber energi

Untuk non ruminansia

3 Bekatul = sumber energi

Untuk ruminansia dan non ruminansia

4 Pollard = sumber energi

Untuk ruminansia dan non ruminansia

5 Onggok = sumber energi

Untuk ruminansia dan non ruminansia

6 Bungkil kedelai = sumber protein

Untuk ruminansia dan non ruminansia

(11)

7 Mineral mix = sumber mineral Untuk non ruminansia

8 Bungkil kelapa= sumber protein

Untuk ruminansia dan non ruminansia

9 Dedak = sumber energi

Untuk ruminansia dan non ruminansia

10 Tepung ikan = sumber protein

Untuk non ruminansia

11 Jagung = sumber energi

Untuk non ruminansia

12 Tepung udang =

IV.2 Pembahasan

(12)

4.2.1 Hijauan

Setaria sphacelata disebut sebagai rumput unggul karena mempunyai kualitas yang baik untuk hijauan pakan, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan, produktivitas hasil panen maupun nutrisi yang terkandung di dalamnya. Nilai nutrisi yang terkandung dalam rumput setaria adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 36,1% dan lemak 2,8%. Rumput ini tidak hanya sebagai rumput potong untuk pakan ternak, namun dapat juga digunakan sebagai rumput padang penggembalaan karena sifatnya yang tahan injakan. hal tersebut sependapat dengan (Prawiradiputra et al, 2006). Setaria merupakan tanaman yang mempunyai kualitas yang baik untuk hijauan pakan, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan, produktifitas hasil panen maupun nutrisi yang terkandung didalamnya. Produksi berat segar Rumput Setaria mencapai 100- 110 ton/ha/tahun. Nilai gizi yang terkandung dalam Rumput Setaria adalah protein kasar 6-7%, serat kasar 42,0%, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 36,1% dan lemak 2,8%.

Lamtoro adalah tanaman legum yang dapat bertahan selama kekeringan dan dapat digunakan sebagai pengganti pakan hijau sapi hal tersebut sependapat dengan. (Tiro, et al. 2021) bahwa lamtoro termasuk ke dalam tanaman legum yang dapat bertahan pada saat kekeringan dan dapat menjadi alternatif sumber hijauan pakan sapi. Lamtoro Jenis hijauan pakan sumber protein dikenal dengan leguminosa. Leguminosa sendiri sangat dikenal baik oleh peternak di Indonesia, salah satu jenis leguminosa yaitu lamtoro (Leucaena leucocephala) lamtoro memiliki kandungan protein yang tinggi hal tersebut sesuai dengan pernyataan.

(Muthmainna, et al, 2016) bahwa lamtoro memiliki kandungan protein yang cukup tinggi hal tersebut baik untuk pertumbuhan sapi. Pemberian lamtoro sebagai pakan sapi potong mampu meningkatkan pertambahan bobot badan sapi dibandingkan hanya diberikan rumput dan lamtoro mudah di tanam, cepat tumbuh, dan berproduksi tinggi dan komposisi asam amino yang seimbang hal tersebut sependapat dengan. (Daskunda, 2020), bahwa penggunaan tanaman lamtoro dapat berpotensi untuk dikembangkan dan dapat digunakan sebagai pakan ternak dikarenakan tanaman lamtoro mudah ditanam, cepat tumbuh, produksi tinggi dan

(13)

komposisi asam amino yang seimbang sehingga lamtoro dapat dijadikan sebagai pakan suplemen

Jerami padi adalah pakan ternak yang berasal dari limbah pertanian yaitu padi. Ketersediaan hijauan pakan saat ini mulai berkurang hal ini disebabkan perubahan fungsi lahan yang dulu sebagai sumber pakan ternak menjadi lahan bangunan perumahan dan industri. Kekurangan penyediaan hijauan juga dipengaruhi oleh iklim sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak. Hal ini menyebabkan ternak tidak mendapatkan pakan yang cukup sehingga berakibat pada penurunan produksi ternak maka jerami padi bisa menjadi Solusi atas masalah tersebut .Hal ini di dukung juga oleh (Rhofita dan Chana et al.

2017) bahwa Salah satu solusi dari kurangnya hijauan pakan ternak adalah dengan memanfaatkan limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan. Dalam hal ini jerami merupakan limbah pertanian yang kurang dikelola oleh para petani. Penelitian terdahulu memanfaatkan limbah ini untuk dapat digunakan sebagai pupuk.

4.2.2 Konsentrat

Peternakan adalah sektor yang sangat strategis dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Keberhasilan usaha peternakan sangat bergantung pada ketersediaan pakan yang berkelanjutan. Pakan terbaik untuk mengemukkan sapi terdiri dari konsentrat dan hijauan hal tersebut sesuai dengan pernyataan. (Thaariq, 2018). Pakan yang terbaik untuk ternak ruminansia yaitu hijauan dan konsentrat untuk pertumbuhan ternak atau penggemukan ternak tersebut. Pakan konsentrat kualitasnya akan dipengaruhi dari teknik mencampurkan bahan pakan. Teknik pencampuran ransum adalah teknik menggabungkan bahan baku pakan menjadi konsentrat, yaitu jenis pakan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi.

Komposisi bahan disusun bukan hanya didasarkan pada kebiasaan peternak memberikan pakan, namun juga pada jenis jenis protein dan zat zat yang baik di dalam pakan yang ingin di campur kan menjadi konsentrat hal tersebut sependapat dengan (Zullaikah et al., 2022). Komposisi bahan disusun bukan hanya didasarkan pada kebiasaan peternak memberikan pakan, namun juga pada harga, dan kadar abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Terdapat banyak jenis-jenis konsentrat antaranya ada dedak padi, bungkil kelapa, dan tepung ikan. Jenis konsentrat tersebut memiliki kadar nya masing masing yang berbeda dan memiliki

(14)

jenis sumber yang berbeda beda. Bungkil kelapa merupakan sumber protein untuk ternak dapat berbentuk serbuk atau butiran kasar, tergantung pada pengolahan hal tersebut didukung oleh (Waldi, 2017). Bungkil kelapa merupakan sumber protein untuk ternak dapat berbentuk serbuk atau butiran kasar, tergantung pada pengolahan.

Dedak memiiki Kandungan serat yang cenderung tinggi dalam dedak padi dapat mempengaruhi distribusi dan homogenitas Dedak padi merupakan bahan pakan untuk ternak, dimana jenis pakan ini mudah ditemukan, harga relatif murah, dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Namun terkadang kandungan nutrisi dedak mulai diragukan karena ada kecenderungan SK yang tinggi hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Mila & Sudarma, 2021).Dedak padi biasanya berbentuk butiran ringan dengan tekstur serbuk. Kandungan serat yang cenderung tinggi dalam dedak padi dapat mempengaruhi distribusi dan homogenitas pencampuran saat dicampur dengan bahan lainnya, Dedak padi merupakan bahan pakan untuk ternak, dimana jenis pakan ini mudah ditemukan, harga relatif murah, dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Namun terkadang kandungan nutrisi dedak mulai diragukan karena ada kecenderungan SK yangtinggi. Tepung ikan Tepung ikan sebagai sumber protein yang mudah mengalami ketengikan pada penyimanan waktu yang lama cenderung berbentuk serbuk halus. Teksturnya yang halus dan kandungan lemak yang relatif tinggi dapat berdampak pada kelarutan dan distribusi lemak dalam pakan. Tongkol jagung umumnya berbentuk butiran besar dan keras hal tersebut sesuai dengan pernyataan. (Latief et al., 2019) bahwa tepung ikan memiliki kandungan lemak yang tinggi dan tekstur nya yang halus berdampak pada kelarutan dan distribusi lemak dalam pakan.

(15)

V. PENUTUP V.1 Kesimpulan

1. Hijauan menjadi pakan utama ternak yang banyak terkandung protein

2. Konsentrat adalah bahan pakan ternak yang dapat di campur dengan bahan pakan lainya

V.2 Saran

Sudah bagus praktikum nya jadi tidak ada saran mungkin waktunya terlalu mepet dari matkul mungkin agak di longgarkan dikit waktunya

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B., T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius, Yogyakarta

Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Daskunda, Y., Joseph, G., & Sangaji, I. (2020). Analisis Kandungan Nutrisi Lamtoro Mineral Blok (LMB) Sebagai Pakan Tambahan pada Ternak Ruminansia.

JURNAL PERTANIAN KEPULAUAN, 4(2), 52- 60.

Ediset, E., Adrizal, A., Arlina, F., & Ratni, E. 2023. Implementasi teknologi pada aspek pakan dan pemasaran di kelompok usaha ransum pakan ternak di Kabupaten Padang Pariaman. Warta Pengabdian Andalas, 30(2): 201-208.

Elly, F. H., Waleleng, P. O. V., Lumenta, I. D., & Oroh, F. N. S. 2014. Introduksi hijauan makanan ternak sapi di Minahasa Selatan. Jurnal Pastura, 3(1): 5-8.

Huda, A. N., Mashudi, M., Yekti, A. P. A., Susilawati, T., Kuswati, K., & Satria, A. T.

2019. Analysis of availability of ruminant feed in Tuban Regency, East Java. In International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP) (180-183).

Kartadisastra, H.R., 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.

Kanisius, Yogyakarta.

(17)

Latief, M. F., Syamsu, J. A., Jamila, & Jamilah. (2019). Kinerja teoritis, kinerja aktual dan efesensi mesin hummer mill pada penggilingan tongkol jagung. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak, 13(2).

Mila, J. R., & Sudarma, I. M. A. (2021). Analisis kandungan nutrisi dedak padi sebagai pakan ternak dan pendapatan usaha penggilingan padi di Umalulu, Kabupaten Sumba Timur. Bulletin Of Tropical Animal Science, 2(2), 90-97.

Muthmainna, M., Sabang, S. M., & Supriadi, S. (2016). Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Protein Dari Tempe Biji Buah Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala). Jurnal Akademika Kimia, 5(1), 50- 54.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press Jakarta.

Prawiradiputra B., R. Sajimin, N. Purwantara, D. Herdiawan. 2006. Hijauan Makanan Ternak di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Putra, S. dan A. W. Puger. 1995. Manipulasi Mikroba dalam Fermentasi Rumen Salah Satu Alternatif untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Zat-zat Makanan.

Fapet, Unud, Denpasar.

Rhofita, Erry I, dan Liliek C. 2019. Pemanfaatan Limbah Jerami Padi Di Desa Garon Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. JIPEMAS: Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat 2(2): 120

Saputra, J.I., & Widodo, Y. 2016. Analisis potensi pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2): 115- 123.

Thaariq, S. H. (2018). Pengaruh pakan hijauan dan konsentrat terhadap daya cerna pada sapi aceh jantan. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(2).

Tiro, B. M., Tirajoh, S., Usman, U., Beding, P. A., & Palobo, F. (2021). Pertumbuhan Tanaman Lamtoro (Leucaena Leucocephala Cv. Tarramba) Mendukung Penyediaan Pakan Di Kawasan Pengembangan Sapi Potong. Jurnal Pertanian Agros, 23(1), 74-83.

Waldi, L. (2017). Pengaruh penggunaan bungkil kedelai dan bungkil kelapa dalam ransum berbasis indeks sinkronisasi energi dan protein terhadap sintesis protein mikroba rumen sapi perah. Journal of Livestock Science and Production, 1(1), 1-12

(18)

Widiastuti, S., Nugraha, N.A.P., &Rahayu, T.P. 2021. Hydertetoyer sebagai Pengganti Lahan Hijauan Pakan Ternak Konvensional. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Agribisnis Peternakan (STAP) (8): 354-360.

Zullaikah, S., Pramujati, B., Prasetyo, E. N., Wicaksono, S. T., Nikmah, H., Jannah, A., Wardhana, A. G. S., Prakoso, A., Mujiburrosyid, A., & Maulana, A. (2022).

Teknologi pembuatan pakan konsentrat sapi potong sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Berbasis limbah pertanian. Sewagati, 6(5), 626- 636.

Referensi

Dokumen terkait

(1990) pakan ternak yang bermanfaat sebagai sumber energi adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20% dengan konsentrasi serat

Faktor yang mempengaruhi efisiensi pakan pada ternak adalah jenis pakan yang digunakan, kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kandungan nutrien pakan untuk hidup

Dampak dari kajian ini adalah; banyak dari petani non koperator sudah menggunaan pupuk kandang, pemanfaatan brangkasan kacang tanah sebagai salah satu sumber pakan ternak, dedak

Berdasarkan data pada Tabel 2d, stadium imago betina pada media pakan dedak padi terjadi selama 6,25 hari, dimana berbeda nyata dengan media pakan perlakuan dedak

Kendala utama dari pemanfaatan jerami padi sebagai salah satu bahan pakan ternak adalah kandungan serat kasar tinggi dan protein serta daya cerna yang rendah.. Untuk

Pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi campuran dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap kandungan serat kasar, kecernaan serat kasar dan

Pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi campuran dedak padi dan darah dengan Bacillus amyloliquefaciens terhadap kandungan serat kasar, kecernaan serat kasar,

Onggok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas, namun pemanfaatannya secara langsung sebagai pakan ternak unggas belum cukup efektif dikarenakan kandungan