• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pemetaan Tematik

N/A
N/A
RC@1212OO68_Vinna Anggraeny

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Pemetaan Tematik"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN TEMATIK

POKOK BAHASAN MINGGU 2 – VISUALISASI TEMATIK : PEMBUATAN PETA TEMATIK DENGAN BERBAGAI MODEL VISUALISASI

Disusun Oleh : VINNA ANGGRAENY

121230068

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2024/2025

(2)

A. MATA ACARA PRAKTIKUM

Mata acara pada Praktikum Pemetaan Tematik modul 1 ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Februari 2024 pukul 08.00 WIB – Selesai secara luring di Laboratorium teknik 3, Ruang Geospasial Lantai 2.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari praktikum sistem informasi geografis pada modul 5 yang membahas tentang “Visualisasi Tematik : Pembuatan Peta Tematik Dengan Berbagai Model Visualisasi”, sebagai berikut:

1. Mampu membuat peta tematik dengan model visualisasi 2. Mampu mencari informasi mengenai kepadatan penduduk 3. Mampu menggunakan google colab dan argcis dengan baik

C. ALAT DAN BAHAN

Modul Praktikum

Laptop/komputer

Aplikasi Argis

Google Colab

Data Spasial Tematik

D. LANDASAN TEORI

• DATA

Menurut Pendit (1992), data adalah hasil observasi langsung terhadap suatu

kejadian, yang merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep

dalam dunia nyata. Hal ini dilengkapi dengan nilai tertentu. Menurut Ralston

dan Reilly (Chamidi, 2004: 314), data didefinisikan sebagai fakta atau apa yang

dikatakan sebagai hasil dari suatu observasi terhadap fenomena alam. Sebagai

hasil observasi langsung terhadap kejadian atau fakta dari fenomena di alam

nyata, data bisa berupa tulisan atau gambar yang dilengkapi dengan nilai

tertentu. Contohnya, daftar hadir siswa semester 1 Ilmu Perpustakaan dan

(3)

kearsipan adalah data. Daftar tersebut masih merupakan bentuk mentah karena belum memberikan informasi apa-apa. (Amin Taufik, 2018)

PETA TEMATIK

Peta tematik, adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan untuk pembuatan peta rencana tata ruang (PP RI No 08 tahun 2013).

Sedangkan menurut Bakosurtanal, peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakan informasi tematiknya. Beberapa contoh dari peta tematik:

(akbar, 2018)

Peta Choropleth

Kartogram

Peta Dasimetrik

Peta Titik Proporsional

Peta Dot

VISUALISASI

Menurut Keates (1973) penggunaan peta adalah proses komunikasi visual, karena visual itulah maka ia merupakan proses persepsi. Dari cahaya yang memantul dari peta dan diterima oleh mata, yang selanjutnya diteruskan ke otak yang menghasilkan suatu respon.

Persepsi yang ditimbulkan bergantung pada pemilihan variabel visual

pembuat peta. Penerapan variabel visual digunakan pada saat proses desain

simbol peta, dimana dari variabel visual tersebut akan ditinjau berdasarkan atas

karakteristik data yang digunakan. Berdasarkan atas pemilihan variabel visual

tersebut selanjutnya akan diterima oleh persepsi user untuk mendapatkan

informasi yang ditampilkan pada peta dari bahasa simbol tersebut. Terdapat

empat tingkatan mengenai persepsi visual, yaitu : asosiatif, selektif, bertingkat,

(4)

dan kuantitatif. (Dedy Miswar, 2020)

KEPADATAN PENDUDUK

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah persatuan luas. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebaran yang tidak merata. Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan, Keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan salah satunya yang disebabkan oleh sampah yang selalu meningkat setiap tahunnya (M. Agung Patra Yuda1*, 22)

E. LANGKAH KERJA 1. Buka aplikasi Argis 2. Lalu Input Shp Lampung

3. Kemudian buka open attribute tabel > add field > tambah kepadatan. Untuk jumlah kepadatan penduduk liahat di web BPS kabupaten bandar lampung

4. Buka google colab melalui google drive

(5)

5. Kemudian buat folder baru > upload file yang .dbf

6. Selanjutnya masuk ke bagian script yaitu serangkaian instruksi atau perintah yang ditulis dalam bahasa pemrograman pilih + Code lalu tulis script dibawah ini lalu run

7. Lalu masukan code seperti di bawah ini untuk menginstal versi phyton

8. Kemudian untuk memanggil data yang sudah kita tambahkan dengan menggunakan code berikut

(6)

9. Kemudian dari data di atas, lalu kita akan memplot histogram atau diagram batang dengan presentase kepadatan penduduk di atas

10. Kemudian melihat distribusi max dan min dari kepdatan penduduk tersebut menggunakan code berikit

11. Lalu lima kelas yang ada dapat diekstraksi dengan panggilan eksplisit ke fungsi hist, dengan code seperti dibawah:

(7)

12. Kemudian melihat Objek penghitungan menangkap berapa banyak pengamatan yang dimiliki setiap kategori dalam klasifikasi:

13. Selanjutnya adalah pada Objek bin menyimpan break point yang kita minati saat mempertimbangkan skema klasifikasi (objek patch dapat diabaikan dalam konteks ini, karena objek ini menyimpan geometri plot histogram):

14. Untuk menghitung klasifikasi, kami akan mengandalkan paket mapclassify dari Pysal family:

15. Kemudiann menghitung equal interval dengan code:

16. Untuk menghindari potensi masalah kelas yang jarang, kuantil distribusi dapat digunakan untuk mengidentifikasi batas kelas. Jika if k=5 kuintil sampel digunakan untuk menentukan batas atas setiap kelas sehingga menghasilkan klasifikasi berikut:

(8)

17. Kemudian Perhatikan jumlah nilai di setiap kelas kira-kira sama atau tidak, dengan code:

18. Lalu buat variabel sintetik dengan karakteristik berikut:

19. Kemudian kita akan memanggil atau menjalankan klasifikasi quantil

20. Kemudian melihat nilai unik dalam data yang sudah ada

21. Kemudian melihat standar deviasi mean dari data tersebut

(9)

22. Lalu melihat nilai interval maksimum breaks

23. Lalu melihat pengklasifikasian dari kuantil dan deviasi standar menggunakan Box Plot

24. Lalu menggunakan code di bawah ini untuk klasifikasi alternatif :

25. Kemudian lakukan Proses pemisahan terus dilakukan hingga distribusi dalam masing- masing kelas tidak lagi menampilkan distribusi heavy-tailed dalam artian terdapat keseimbangan antara jumlah nilai yang lebih kecil dan lebih besar yang diberikan pada setiap kelas.

(10)

26. Kemudian melakukan proses dengan Algoritme Jenks-Caspall yang digunakan untuk pengelompokan, yang akan kita lihat nanti di buku ini ketika kita membahas Pengelompokan dan Regionalisasi.

27. Lakukan Algoritma optimal kedua untuk mengadopsi pendekatan pemrograman dinamis untuk meminimalkan jumlah deviasi absolut di sekitar median kelas. Berbeda dengan algoritma Jenks-Caspall, aloritma Fisher-Jenks dijamin menghasilkan klasifikasi optimal untuk sejumlah kelas yang telah ditentukan sebelumnya:

28. Lalu lakukan pengklasifikasi max-p mengadopsi algoritma yang mendasari metode pembangunan wilayah max-p untuk kasus klasifikasi peta. Semangatnya serupa dengan Jenks-Caspall yang mempertimbangkan pertukaran serakah antara kelas-kelas yang berdekatan untuk meningkatkan fungsi tujuan. Namun, ini bersifat heuristik, jadi tidak

(11)

seperti Fisher-Jenks, tidak ada jaminan solusi optimal:

29. Lakukan convert ADCM yang akan memberi kita gambaran betapa “kompaknya” masing- masing kelompok.

30. Lakukan pengklasifikasian dari data yang su8dah ada dengan menambahkan atribut class bin (yb) yang dihasilkan oleh pengklasifikasi mapclassify sebagai kolom tambahan dalam kerangka data untuk memvisualisasikan bagaimana mereka dipetakan ke observasi:

(12)

31. Kemudian pengklasifikasian untuk data kependudukan

32. Melakukan pembedaan clas menjadi 5 class yang berisi objek seperti yang telah dideskripsikan

(13)

33. Kemudian membuat peta kuantil untuk mendefinisikan perbedaan data

34. Berikuit dengan collor palett yang berbeda

(14)

35. Kemudian lakukan dengan memasukan code dibawah ini

36. Kemudian Kita dapat menggunakan palet divergen untuk menandakan intensitas perubahan peringka

37. Lalu melakukan klasifikasi nilai yang menentukn bin

(15)

38. Lalu melakukan klasifikasi menggunakan pooled clasifications

39. Kemudian mengklasifikasi UserDefined yang telah kami lihat di bagian sebelumnya untuk membuat angka multi-panel yang menunjukkan pendapatan per kapita yang berubah seiring waktu

(16)

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

(17)

G

(18)

Visualisasi tematik merupakan metode yang penting dalam menyajikan data spasial secara efektif. Melalui pemaparan berbagai model visualisasi seperti peta kuantitatif, peta kualitatif, peta dot, choropleth map, dan lainnya, makalah ini membahas pentingnya pemilihan model yang sesuai dengan tujuan komunikasi dan karakteristik data yang dipresentasikan. Dengan menggunakan teknik-teknik yang tepat, peta tematik dapat menjadi alat yang kuat dalam menganalisis dan mengkomunikasikan informasi geografis dengan lebih efisien dan efektif.

Dalam bab ini kita telah membahas konstruksi peta choropleth untuk visualisasi data spasial. Masalah utama dalam pemilihan skema klasifikasi, skala pengukuran variabel, konfigurasi spasial, dan palet warna diilustrasikan menggunakan modul klasifikasi peta Pysal bersama dengan paket terkait lainnya di tumpukan data Python. Peta Choropleth adalah alat utama dalam perangkat ilmu data geografis, karena memberikan visualisasi yang kuat tentang distribusi spasial nilai atribut. Kami hanya menyentuh konsep dasar dalam bab ini, karena masih banyak lagi yang bisa dikatakan tentang teori kartografi dan desain peta choropleth yang efektif.

(19)

G. REFERENSI

akbar, A. (2018). pendahuluan-pembuatan-peta-tematik-peta. Jurnal ITB, 30-31.

Amin Taufik, S. (2018). Pengantar Konsep Informasi, Data, dan Pengetahuan. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik (JIHHP, 1.3.

Dedy Miswar, S. M. (2020). KARTOGRAFI TEMATIK. Jurnal fkip.unila, 20.

M. Agung Patra Yuda1*, I. (22). Analisis Kepadatan Penduduk, Pertumbuhan

Ekonomi dan Anggaran Lingkungan terhadap Kualitas Lingkungan Hidup di

Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 55

.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan laporan praktikum yang membahas tentang sistem gerak dan koordinasi pada ayam ini sebenarnya sangat diperlukan suatu penelitian yang lebih detile

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN SUMBERDAYA HUTAN PERENCANAAN SUMBERDAYA HUTAN ACARA I ACARA I PENGENALAN BERBAGAI CARA PENAKSIRAN VOLUME KAYU PENGENALAN BERBAGAI CARA

Laporan praktikum mata kuliah Gelombang Laut yang membahas tentang statistika

Laporan praktikum pemetaan tematik dengan topik model

Laporan hasil praktikum mata kuliah Ilmu Ukur Tanah II tentang survei dan pemetaan poligon tertutup menggunakan total

Dokumen ini adalah laporan praktikum tentang fungsi dalam R, mencakup penulisan dan implementasi fungsi matematika serta visualisasi

Laporan praktikum fisika kelas XI MIPA yang membahas pengaruh suhu dalam pembuatan tempe di Madrasah Aliyah Cendekia Bangsa