LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN TEMATIK POKOK BAHASAN MINGGU 5 – INTERPOLASI SPASIAL
Disusun Oleh : VINNA ANGGRAENY
121230068
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2024/2025
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
Mata acara pada Praktikum Pemetaan Tematik modul 1 ini dilaksanakan pada hari Jumat, 08 Maret 2024 pukul 08.00 WIB – Selesai secara luring di Laboratorium teknik 5/OZT, Labkom Multimedia 2 Lantai 3.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum sistem informasi geografis pada modul 5 yang membahas tentang “INTERPOLASI SPASIAL”, sebagai berikut:
1. Mampu membuat peta Curah Hujan dan potensi Gempa Bumi dengan menggunakan Intepolasi Spasial,
2. Mahasiswa memahami menganai interpolasi spasial 3. Dapat menggunakan aplikasi Qgis dengan baik.
C. ALAT DAN BAHAN
− Modul Praktikum
− Laptop/komputer
− Aplikasi Qgis
− Google Colab
− Data Spasial Tematik
D. LANDASAN TEORI
• DATA
Menurut Pendit (1992), data adalah hasil observasi langsung terhadap suatu kejadian, yang merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata. Hal ini dilengkapi dengan nilai tertentu. Menurut Ralston dan Reilly (Chamidi, 2004: 314), data didefinisikan sebagai fakta atau apa yang dikatakan sebagai hasil dari suatu observasi terhadap fenomena alam. Sebagai hasil observasi langsung terhadap kejadian atau fakta dari fenomena di alam nyata, data bisa berupa tulisan atau gambar yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Contohnya, daftar hadir siswa semester 1 Ilmu Perpustakaan dan
kearsipan adalah data. Daftar tersebut masih merupakan bentuk mentah karena belum memberikan informasi apa-apa. (Amin Taufik, 2018)
• PETA TEMATIK
Peta tematik, adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan untuk pembuatan peta rencana tata ruang (PP RI No 08 tahun 2013).
Sedangkan menurut Bakosurtanal, peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakan informasi tematiknya. Beberapa contoh dari peta tematik:
(akbar, 2018)
− Peta Choropleth
− Kartogram
− Peta Dasimetrik
E. LANGKAH KERJA
1. Buka Aplikasi Qgis Lalu masukkan SHP wilayah dan Data curah hujan
2. Masukkan data Curah Hujan Yang telah kalian rapihkan
Maka Hasil Seperti Berikut
3. Kemudian ke Processing Toolbox > Interpolation > IDW interpolation
4. Isi Parameter yang ada >Run
Maka Hasilnya Seperti Berikut
5. Kemudian Klik Raster > Extraction > Clip raster by mask layer
6. Lalu isi Parameter yang ada > Run
7. Lanjutkan ke argis
8. Lalu arctoolbox > Intyerpolation > IDW
9. Lalu isi Parameter yang ada
Hasilnya Seperti ini
10. Toolbox > reclasify >
11. Hasil IDW akan seperti ini
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
CURAH HUJAN IDW
KRIGING
NATURAL NEIGHBOOR
SPLINE
TREND
TOPO
GEMPA BUMI IDW
KRIGING
NATURAL NEIGHBOOR
SPLINE
TREND
TOPO TO RASTER
Dari praktikum kali ini bisa dilihat bahwa curah Hujan pada provinsi Kalimantan Selatan memiliki 3 stasiun pengamatan curah hujan dan curah hujan di Kalimantan selatn sangatah tinggi berada pada daerah Banjar mssin dan sekitar nya, dan pada wilayah atas yang merupakan daerha Amuntai dan sekitarnya memiliki curah hujan yang rendah. Curah Hujan yang tinggi beresiko terjadinya banjir dengan itu harus dilakukan pengamatan curah hujan dengan terus menerus.
Interpolasi adalah metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Dalam pemetaan, interpolasi adalah proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau sebaran nilai pada seluruh wilayah. Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode deterministik yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh. Pada naturale Neighbor adalah teknik yang cepat, kuat, dan andal untuk merekonstruksi permukaan dari titik sampel yang terdistribusi tidak teratur. Ia dengan setia menjaga nilai data masukan dan menghasilkan permukaan yang berkelanjutan sebagai keluarannya.
Pada data gempa bumi saya memakai data dari prov. Riau, Sumatera barat, Jambi, dan Sumatera Utara. Di sini terlihat dari beberapa metode perbedaan pesebaran gempa bumi yang ada disana.
Pada Topo to raster Terlihat jika daerah pesisir lebih banyak menghasilkan gempa bumi, karena berhadapan langsung dengan laut lepas.
G. REFERENSI
akbar, A. (2018). pendahuluan-pembuatan-peta-tematik-peta. Jurnal ITB, 30-31.
Amin Taufik, S. (2018). Pengantar Konsep Informasi, Data, dan Pengetahuan. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik (JIHHP, 1.3.
Dedy Miswar, S. M. (2020). KARTOGRAFI TEMATIK. Jurnal fkip.unila, 20.
M. Agung Patra Yuda1*, I. (22). Analisis Kepadatan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi dan Anggaran Lingkungan terhadap Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 55.