LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS KLINIS
PERENCANAAN DAN PERMINTAAN OBAT DI PUSKESMAS
Nama : Alya Tri Syafitri NIM : 200101004
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI PALEMBANG
2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat, pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemberdayaan masyarakat. Ruang lingkup pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan seddiaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik.
Hal ini tercantum di dalam PMK No. 74 Tahun 2016. Ruang lingkup pengelolaan obat terdiri dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, perencatatan dan pelaporan.
Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di puskesmas merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling terkait satu dengan yang lain. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia serta sarana dan prasarana sesuai standar. Apoteker sebagai penanggung jawab pelayanan kefarmasian di puskesmas diharapkan dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
1.2.Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu mengisi LPLPO dengan tepat
b. Mahasiswa mampu menentukan jumlah obat untuk permintaan di LPLPO dengan tepat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) di puskesmas setiap periode, dilaksanakan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) pengelola ruang farmasi. Perencanaan obat yang baik dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga ketersediaan obat di puskesmas. Perencanaan Obat bertujuan untuk mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, dengan meningkatkan efisiensi penggunaan obat dan penggunaan obat secara rasional. Dalam merencanakan kebutuhan obat perlu dilakukan perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan obat untuk satu periode dapat dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi dan atau metode morbiditas.
a. Metode Konsumsi
Metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat periode sebelumnya. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metode ini dibutuhkan data sebagai berikut:
• Dafftar obat
• Stok awal
• Penerimaan
• Pengeluaran
• Sisa stok
• Obat hilang / rusak / kadaluwarsa
• Kekosongan obat
• Pemakaian rata-rata
• Waktu tunggu
• Stok pengaman
• Perkembangan pola kunjungan
b. Metode Morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat
berdasarkan pola penyakit. Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah :
• Data penyakit
• Frekuensi
• Standar
• Waktu tunggu
• Stok pengaman
• Sisa stok
Dalam proses perencanaan kebutuhan obat per tahun, Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).
2.2 Permintaan
Sumber penyediaan obat di Puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO.
Dalam menentukan jumlah permintaan obat, perlu diperhatikan hal – hal berikut :
• data pemakaian obat periode sebelumnya
• jumlah kunjungan resep
• jadwal distribusi obat dari instalasi farmasi kabupaten/kota
• sisa stok
Kebutuhan obat (stok optimum) dihitung dengan cara memperkirakan bahwa jumlah obat untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP Permintaan kebutuhan obat dihitung dengan rumus :
Permintaan = SO - SS
BAB III
METODE PRAKTIKUM 3.1. Alat dan Bahan
a. Kalkulator b. Buku Pustaka c. Laptop
3.2. Prosedur kerja 3.2.1. Persiapan
Pelajari teknis pengisian LPLPO
3.2.2. Pelaksanaan praktikum
a. Pengisian LPLPO berdasarkan kasus berikut ini : Puskesmas “sehat” Menyusun LPLPO bulan Maret 2021. Data stok awal terdapat pada lembar LPLPO, dokumen SBBK dan pemakaian obat terlampir.
Permintaan obat dilakukan setiap tanggal 1 tiap bulannya ke IFK dengan waktu tunggu 5 hari kerja.
Buffer stok ditetapkan sebesar 10%.
b. Isilah form LPLPO
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dokumen SBBK (Surat Bukti Barang Keluar)
SURAT BUKTI BARANG KELUAR (SBBK)
Nomor : 1
Kepada : Puskesmas ¾ Ulu
Dari : Instalasi Farmasi Kab/Kota Jenis barang : obat
Biaya : APBD Tahun 2022
No Nama Barang Satuan Jumlah barang
1 Amoxicilline 500 mg Tablet 600
2 Amoxicilline DS 125mg/5 ml Botol 100
3 Deksametason 0,5 mg Ampul 400
4 Diazepam 5 mg/ml Ampul 20
5 Ambroksol 30 mg Tablet 200
6 Ambroksol 15mg/5ml Tablet 40
7 Oralit Sachet 200
8 Kaptorpirl 12,5 mg Tablet 300
9 Kaptopril 25 mg Tablet 300
19 Amlodipine 10 mg Tablet 150
11 Metformin 500 mg Tablet 500
12 Parasetamol 500 mg Tablet 500
13 Parasetamol 120mg/5ml Tablet 200
14 Natrium diklofenak 25mg Tablet 300
Dokumen Laporan Pemakaian Obat Bulan Maret 2022
No Nama obat Harga (Rp) Satuan Pemakaian Kekosongan obat (hari) 1 Amoxicilline
500 mg
500 Tablet 600 10
2 Amoxicilline DS 125mg/5 ml
4.000 Botol 75
3 Deksametason 0,5 mg
100 Ampul 500
4 Diazepam 5
mg/ml 3.000 Ampul 32
5 Ambroksol 30
mg 150 Tablet 210
6 Ambroksol 15mg/5ml
3.000 Tablet 35
7 Oralit 500 Sachet 250
8 Kaptorpirl 12,5
mg 100 Tablet 400
9 Kaptopril 25 mg 200 Tablet 320 5
10 Amlodipine 5 mg
700 Tablet 350
11 Amlodipine 10 mg
1.100 Tablet 220 12 Metformin 500
mg 500 Tablet 340 7
13 Parasetamol 500
mg 100 Tablet 630
14 Parasetamol 120mg/5ml
2.500 Tablet 180 15 Natrium
diklofenak 25mg
200 Tablet 500
LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO)
Puskesmas : Puskesmas ¾ Ulu Bulan : Maret
Kota : Palembang Tahun : 2022
Provinsi : Sumatera Selatan No :
No. Nama Obat Harga Satuan Stok
awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Sisa Stok
Stok
Optimal Permintaan Pembelian Keterangan
1 Amoxicilline 500 mg 500 Tablet 0 600 600 600 0 1020 1020 1020
2 Amoxicilline DS 125mg/5mL 4000 Botol 10 100 110 75 35 98 63 48
3 Deksametason 0,5 mg 100 Ampul 200 400 600 500 100 650 550 450
4 Diazepam 5 mg/mL 3000 Ampul 23 20 43 32 11 42 31 24
5 Ambroksol 30 mg 150 Tablet 70 200 270 210 60 273 213 171
6 Ambroksol 15 mg/mL 3000 Tablet 5 40 45 35 10 46 36 29
7 Oralit 500 Sachet 100 200 300 250 50 325 275 225
8 Kaptopril 12,5 mg 100 Tablet 200 300 500 400 100 520 420 340
9 Kaptopril 25 mg 200 Tablet 0 500 500 320 180 480 300 300
10 Amlodipine 5 mg 700 Tablet 800 0 800 350 450 455 0 0
11 Amlodipine 10 mg 1100 Tablet 200 150 350 220 130 286 156 112
12 Metformin 500 mg 500 Tablet 0 500 500 340 160 537 377 377
13 Parasetamol 500 mg 100 Tablet 300 500 800 630 170 819 649 523
14 Parasetamol 125 mg/5 mL 2500 Tablet 30 200 230 180 50 234 184 148
15 Natrium Diklofenak 25 mg 200 Tablet 220 300 520 500 20 650 630 530
4.2. Pembahasan
Berdasarkan PMK No. 74 Tahun 2016, kegiatan pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinis. Pada praktikum farmasi komunitas klinis pertemuan 4 ini, mahasiswa melakukan kegiatan berupa perencanaan dan permintaan obat di puskesmas. Berdasarkan tema kegiatan praktikum, maka mahasiswa diminta untuk membuat permintaan obat di puskesmas dengan mengisi form LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). LPLPO ini akan diberikan kepada kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota oleh kepala puskesmas setempat. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ke Puskesmas. Permintaan obat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat di masing – masing unit pelayanan Kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Kegiatan permintaan obat di puskesmas : a. Menentukan jenis permintaan obat
1. Permintaan rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk masing-masing puskesmas.
2. Permintaan khusus
Dilakukan di luar jadwal rutin apabila :
• Kebutuhan meningkat
• Terjadi kekosongan
• Ada kejadian luar biasa (KLB/rencana)
b. Menentukan jumlah permintaan obat Data yang diperlukan anatara lain :
• Data pemakaian obat periode sebelumnya
• Jumlah kunjungan resep
• Jadwal distribusi dari Instalasi Farmasi Kab/Kota
• Sisa stok
Pengisian form LPLPO ini dihitung dengan perhitungan stok optimum (kebutuhan obat). Rumus stok optimum :
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO – SS
Keterangan :
SO = stok optimum SK = stok kerja
SWK = jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu
SP = stok penyangga SS = sisa stok
BAB V KESIMPULAN
Pada praktikum farmasi komunitas dan klinis kali ini mengenai perencanaan dan permintaan obat di puskesmas, mahasiswa mampu melakukan pengisisan form LPLPO serta Mahasiswa dapat menghitung stok optimum yang dimana datanya bisa digunakan untuk mengetahui jumlah permintaan obat di puskesmas.
Lampiran 1. Perhitungan stok optimum dan permintaan