POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI D4 PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN TERPADU
LAPORAN PRAKTIKUM
KELOMPOK 3
JULIUS JURUA BURONYAM ( 4202234027)
KELAS: 4A PHPT
MAKUL: Pengawasan Dan Standarisasi Mutu (PSM) DOSEN: Dr. Narsih, STP,. MP
Sortasi Kopi Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengetahui mutu biji kopi
Mendapat pengetahuan mengenai pengujian nilai cacat sebagai salah satu spesifikasi mutu kopi berdasarkan SNI
Dasar Teori:
Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Sekitar 67 % total produksi kopi Indonesia diekspor dan sisanya 33% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (Pramono et al, 2018). Kebutuhan kopi semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi yang
menimbulkan perubahan gaya hidup dan tren. Kemajuan teknologi dan perkembangan selera masyarakan akan meningkatkan kebutuhan kopi nasioanal. Pertumbuhan tersebut juga diiringi tuntutan akan kualitas kopi yang terbaik.
Kopi telah menjadi salah satu komoditi ekspor yang penting artinya sebagai sumber
penghidupan berjuta-juta orang di Indonesia karena kopi merupakan salah satu mata dagangan yang mempunyai arti yang cukup tinggi (Jannah, 2008). Pada saat ini produksi kopi terutama kopi dari daerah mempunyai produk dengan mutu yang bervariasi seiring dengan keinginan dan jumlah permintaan konsumen. Faktor mutu sangat dipengaruhi oleh proses penanganan pasca panen hingga pengolahan kopi. Salah satu tahapan yang plaing penting yakni sortasi dan grading biji kopi. Karena Grading dan sortasi adalah dua proses yang penting sebelum roasting untuk menghasilkan bubuk kopi yang berkualitas (Edowai, 2019).
Menurut Pramono et al (2018) sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran, kimia ( komposisi bahan, bau, dan rasa ketengikan) dan biologis ( jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh kususnya pada bahan pertanian berbentuk bijian). Sedangkan grading adalah pengelompokan berdasarkan nilai ekonomisnya.
Metode Kerja:
Bahan:
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah biji kopi robusta Alat :
Alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah nampan, beker gelas, alat tulis Prosedur kerja:
Timbang contoh uji sebanyak 100g tebarkan pada sehelai kertas. Dipilih dan dipisahkan biji cacat dan kotoran yang ada pada sampel. Tepatkan secara terpisah dalam kaca arloji atau cawan alumunium masing-masing kelompok biji kopi dan hitung nilai cacatnya.
Demikian juga kotoran berupa ranting, tanah, atau batu dan benda asing lainnya dikumpulkan dalam wadah yang berbeda, lalu dihitung nilai cacatnya.
Hasil:
Pembahasan:
Proses sortasi pada komoditas kopi perlunya memisahkan bahan asing seperti batu, tanah, dll. Atau kotoran lainnya seperti kulit kopi, ranting, dan daun kopi. Proses sortasi juga menjadi dasar penentuan kelompok mutu kopi yang nantinya akan menjadi acuan penentu grading kopi.
Selain itu proses sortasi penting dilakukan untuk memperoleh kualitas kopi yang sama dari kurun waktu terus menerus. Sehingga akan menjaga kualitas turunan dari bahan baku kopi yang
berkualitas dan secara tidak lansung akan mempengaruhi kepercayaan konsumen kopi baik itu industri ataupun peorangan penikmat kopi.
Berdasarkan hasil Pengamatan Yang tercantum pada table hasil pengamatan diperoleh nilai cacat pada kopi sebesar 296,25. Hasil tersebut kemudian menjadi acuan pengelompokan mutu sesuai dengan acuan standar biji kopi SNI 01-2907-2008.berikut tabel pengelompokan mutu biji kopi berdasarkan SNI 01-1907-2008 tentang biji kopi.
Berdasarkan tabel di atas mutu tersebuat diperoleh hasil kopi dengan nilai 296,25 dan termasuk kedalam golongan tidak bermutu. Hal ini menunjukan bahwa kopi yang diperoleh tidak bermutu atau tidak ada harganya. Mutu Kopi yang disortir sebenarnya dipengaruhi beberapa factor;
pertama, kualitas kopi itu sendiri contohnya kopi itu memeng dari awal berasal dari buah yang kurang berkualitas. Kedua, proses panen yang tidak baik, misalnya waktu panen yang tidak sesuai yang telah ditentukan atau teknis yang buruk. Ketiga, proses pasca panen yang tidak baik, dimulai dari pengeringan, penggilingan, hingga kopi itu disortir. Contohnya pada proses
penjemuran yang sering terkontaminasi kotoran berupa tanah maupun pasir.
Kesimpulan:
Berdasarkan Hasil Praktikum diatas Dapat disimpulkan bahwa biji kopi yang telah di sortasi tidak memiliki mutu/ tidak bermutu
Saran
Sebaikanya jika melakukan sortasi dilakukan ditempat yang memiliki pencahayaan yang cukup sehingga lebih mudah dalam proses sortasi
Daftar Pustaka:
Edowai, D. N. ( 2019). nalisis Sifat Kimia Kopi Arabika (Coffea arabica L) Asal Dogiyai. Jurnal Agroteknologi, 16-22.
Jannah, Z. (2008). PENGENDALIAN MUTU KOPI ROBUSTA DENGAN PENERAPAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) (Studi Kasus di Perusahaan Daerah Perkebunan Gunung Pasang / Kaliklepuh Kecamatan Panti Kabupaten Jember).
Pramono, C., Suharno, K., & Putranto, R. A. (2018). PENGARUH WAKTU GRADING TERHADAP KUALITAS BIJI KOPI ARABIKA. Seminar Nasional Edusaintek, 101- 107
LAMPIRAN: