• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Uji Kandungan Boraks

N/A
N/A
Adelia Anggraini Rahmasari

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Uji Kandungan Boraks"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SEMESTER 116

(UJI KANDUNGAN BORAKS)

OLEH :

ADELIA ANGGRAINI RAHMASARI (1308621080)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam kehidupan umat manusia. Makanan biasa juga diistilahkan sebagai sesuatu yang mengandung unsur atau zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dan mendatangkan manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya (Sediaoetomo, 2000). Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa yaitu air, karbohidrat, protein, vitamin, lemak, enzim, pigmen dan lain-lain.

Kualitas makanan adalah keseluruhan sifat-sifat dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap penerimaan dari konsumen (Tumbel, 2010), Seperti karbohidrat protein, vitamin, mineral, lemak, dan serat, lalu terbebas dari bahan-bahan pencemar atau racun yang bersifat mikrobiologis dan kimiawi (Afrianti, 2005).

Makanan yang dijajakan sekarang tidak terlepas dari zat atau bahan yang mengandung unsur berbahaya/pengawet, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.

Makanan yang tidak layak dikonsumsi seperti makanan yang mengandung bahan pengawet (Boraks, formalin, alkohol, dsb).

Boraks atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai sodium tetraborate decahydrate merupakan bahan pengawet yan di kenal masyarakat awam untuk mengawetkan kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dapat berakibat buruk pada tubuh tetapi tidak secara langsung, tetapi seiring dengan berjalannya waktu karena boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit yang diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Boraks banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada beberapa produk makanan, seperti bakso tusuk[1], jajanan anak sekolah [2], tahu [3], dll. Penambahan boraks bertujuan untuk memberikan tekstur padat, meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan rasa gurih serta bersifat tahan lama terutama pada makanan yang mengandung pati. Dan makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun swalayanswalayan [4, 13]. Padahal konsumsi boraks dalam jangka panjang memiliki efek yang sangat berbahaya seperti

(3)

depresi sirkular, sianosis, kejang hingga koma [14]. Jika tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ lain (Tubagus, 2013). Untuk itu kita harus menghindari makanan yang mengandung boraks karena berbahaya. Caranya kita bisa menggunakan kunyit untuk mengidentifikasi apakah adanya kandungan boraks pada makanan atau tidak dengan menggunakan tusuk gigi yang direndam kunyit, setelah itu tusukan pada bahan makanan yang ingin diuji. Kunyit mempunyai senyawa kurkumin yang dapat menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi senyawa boron sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks pada makanan (Halim, 2012).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini ialah :

1. Mendeteksi kandungan boraks pada bahan makanan

2. Mengetahui cara mengetahui adanya kandungan boraks pada makanan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial.

Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit di kelompokkan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angioispermae ( Berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu) Bangsa (ordo) : Zingiberales

Suku (Family) : Zingiberaceae (temu-temuan) Marga (genus) : Curcuma

(4)

Jenis (species) : Curcuma domestica val (Said, Khasiat & Manfaat Kunyit)

selain sebagai bahan baku obat, kunyit juga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami. Kandungan utama di dalam rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi. Zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan sebagai pewarna untuk makanan manusia dan ternak. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari ar- tumeron, α dan β-tumeron, tumerol, α-atlanton, β-kariofilen, linalol, 1,8 sineol. Teknologi budidaya yang mengikuti anjuran, dengan mengacu kepada penerapan SPO yang tepat, produksi rimpang kunyit segar mencapai 11 ton/ha, dengan kadar kurkumin 8 – 11%

(Rostiana, 2005).

Kunyit mempunyai senyawa kurkumin yang dapat menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi senyawa boron sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks pada makanan (Halim, 2012).

2.2 Boraks

Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O7 10 H2O), yang berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu ruangan. Boraks merupakan contoh bahan toksik yang dapat menyebabkan kanker. Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptic. Boraks bersifat karsinogenik. Dalam perdagangan boraks dikenal dengan sebutan borofax three elephant, hydrogen orthoborate, NCL-C56417, calcium borate, atau sassolite. Boraks berasal dari tambang alam dari daerah batuan mineral yang mengandung boraks, misalnya batuan kernite, batuan colemanite, atau batuan ulexit Boraks dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dinyatakan bahan berbahaya dan beracun, dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan makanan (Sugiyatmi, 2006). Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007). Boraks dapAt memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus serta memiliki kekenyalan yang khas. Dengan kemampuan tersebut boraks sering disalahgunakan oleh para produsen makanan yaitu digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang dijualnyaseperti mie

(5)

basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak dengan ciri-cirinya tekstur sangat kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah, putus pada mie basah,. Namun begitu boraks merupakan bahan tumbuhan makanan yang sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun. Menurut Kamus Kedokteran Dorland, boraks dikenal sebagai bahan pembasa preparat farmasi.

Boraks juga digunakan sebagai bahan bakterisida lemah dan astringen ringan dalam lotion, obat kumur dan pembersih mulut. Boraks juga disebut sebagai sodium pyroborate dan sodium tetraborate.

Rumus bangun boraks

BAB 3

PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Praktikum uji boraks ini dilakukan pada rentang waktu Senin, 21 Maret 2022 hingga Rabu, 23 Maret 2022. Praktikum dilakukan oleh 4 mahasiswa yang masing-masing menguji bahan makanan yang berbeda-beda. Praktikum ini dilaksanakan di kediaman masing-masing mahasiswa.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tusuk gigi, Wadah kecil, dan Pemarut.

Adapun Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kunyit, Bakso, Ati/Ampela, Tahu, Ikan segar, Ikan asin, Kerupuk, Mie basah, Cilok, dan Lontong.

(6)

3.3 Cara Kerja

1. Cuci Kunyit hingga bersih kemudian diparut menggunakan pemarut.

2. Tusuk gigi dimasukkan kedalam parutan kunyit lalu dibiarkan selama lebih kurang 30 menit.

3. Lalu keringkan tusuk gigi yang telah dimasukkan ke dalam kunyit parut.

4. Masing-masing bahan makanan yang diuji ditusuk menggunakan tusuk gigi.

5. Untuk kerupuk dan ikan asin, bahan direbus terlebih dahulu dengan air yang tidak terlalu banyak. Air rebusan tersebut kemudian digunakan untuk merendam tusuk gigi.

6. Amati

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Hasil

(7)

Bahan Makanan Perubahan Warna Tusuk Gigi Kandungan Boraks

Bakso Kuning (-)

Ati/ampela Kuning (-)

Tahu Kuning (-)

Ikan segar Kuning (-)

Ikan asin Kuning (-)

Kerupuk Kuning (-)

Mie Kuning (-)

Cilok Kuning (-)

Ayam Coklat (+)

Lontong Coklat (+)

4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan uji boraks terhadap bahan makanan. Tusuk gigi yang telah dimasukkan dalam parutan kunyit lebih kurang selama 30 menit ditusukkan ke bahan makanan yang diuji. Sementara itu, untuk kerupuk dan ikan asin, tusuk gigi direndam dalam air rebusan bahan makanan tersebut.

Dari hasil praktikum dapat terlihat bahwa bahan makanan yang terdeteksi mengandung boraks adalah lontong dan ayam. Sedangkan bahan makanan lainnya seperti bakso, ati/ampela, tahu, cilok, ikan segar, ikan asin, mie, dan kerupuk tidak terdeteksi mengandung boraks.

Kandungan boraks pada bahan makanan diindikasikan dengan adanya perubahan warna tusuk gigi, yakni berubah dari warna kuning menjadi warna coklat. Perubahan warna ini disebabkan oleh adanya reaksi antara senyawa kurkumin yang ada pada kunyit dengan boraks. Senyawa kurkumin akan berubah warna menjadi coklat apabila dalam suasana basa. Seperti yang kita ketahui, boraks bersifat basa lemah, oleh karena itulah kunyit dapat dijadikan sebagai indikator boraks pada makanan.

BAB 5

(8)

KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum uji boraks ini, ada bahan makanan yang mengandung boraks yaitu, ayam dan lontong karena tusuk gigi yang ada pada ayam dan lontong mengalami perubahan warna yaitu bewarna kuning menjadi kecoklatan. Cara mengetahuinya yaitu menggunakan kunyit sebagai alat pengujinya. Kunyit mempunyai senyawa kurkumin yang dapat menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi senyawa boron sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks pada makanan . Yaitu dengan merendam tusuk gigi didalam parutan kunyit lalu tusuk ke bahan makanan yang ingin diuji.

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, F. K. (2017). Analisis Boraks Secara Cepat, Mudah Dan Murah Pada Kerupuk. JURNAL TEKNOLOGI PROGRES DAN INOVASI INDUSTRI, 5.

N, A. (2013).

Nove Kartika Erliyanti, d. (2021). Pendeteksian Kandungan Borakspada Makanan yang Dijajakan di Desa Cangkarman Kabupaten Bangkalan Menggunakan Ekstrak Kunyit atau Ekstrak Bawang Merah. Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 7.

Rostiana, O. (2005). BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT. 7.

Said, A. (n.d.). Khasiat & Manfaat Kunyit.

Sugiyatmi, S. (2006). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO PENCEMARAN BAHAN TOKSIK BORAKS DAN PEWARNA PADA MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL YANG DIJUAL DI PASAR-PASAR KOTA SEMARANG TAHUN 2006. 171.

Tubagus, I. (2013). IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR BORAKS DALAM BAKSO JAJANAN DI KOTA MANADO. ejournal.unsrat, 7.

Fuad, N. R. (2014). Identifikasi Kandungan Boraks pada Tahu pasar Tradisional di Daerah Ciputat. 2014.

Tumbel, M. (2010). Analisis Kandungan Boraks Dalam Mie Basah yang Beredar di Kota Makassar Qualitative Analysis of Borax in Wet Noodles Which Circulating in Makassar City. 8.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (KI-3061) PERCOBAAN II. KINETIKA

Dokumen ini membahas tentang analisis kualitatif dan kuantitatif kandungan boraks pada bahan

Laporan praktikum biokimia tanaman yang disusun oleh mahasiswa sebagai tugas

Laporan praktikum mengenai uji kekerasan material (Hardness

Laporan akhir praktikum mata kuliah Biokimia yang disusun oleh Roger

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMBUATAN REAGEN BIOKIMIA Dosen Pengampu: Nurma Angeliani, S.Si.. Sitaresmi Yuningtyas, S.Si.,

Dokumen tersebut berisi laporan praktikum uji aktivitas antijamur pada