• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Proyek Akhir: Rekondisi Alat Simulasi Praktik Sistem Rem pada Car Trainer

N/A
N/A
Marlon Managi

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Proyek Akhir: Rekondisi Alat Simulasi Praktik Sistem Rem pada Car Trainer"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

REM PADA CAR TRAINER

Oleh Gede Adytia Nim : 2215213067

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BALI

2024

(2)

iii

REKONDISI ALAT SIMULASI PRAKTEK SISTEM REM PADA CAR TRAINER

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program D3 Pada Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Bali

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

I Wayan Marlon Managi,S.T.,M.T, I Gede Nyoman Suta WaisnawaS.ST.,M.T.

NIP. 198905082022031003 NIP. 197204121994121001 Disahkan oleh:

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Prof. I Dewa Made Cipta Santosa, ST, M. Sc, PhD NIP.197212211999031002

(3)

iv

REKONDISI ALAT SIMULASI PRAKTEK SISTEM REM PADA CAR TRAINER

Oleh

Gede Adytia NIM: 2215213067

Proyek Akhir Ini Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Dan Diterima Untuk Dapat Dicetak Sebagai Buku Proyek Akhir Pada Hari/Tanggal:

(RABU,22 JANUARI 2025)

Tim penguji Tanda Tangan

Penguji I : I Gede Nyoman Suta Waisnawa, S.ST., M.T.

NIP : 197204121994121001 (...) Penguji II : Dr. Ir. I Made Suarta,M.T.

NIP :196606211992031003 (...) Penguji III : Ketut Bangse, S.T., M.T.

NIP :196612131991031003 (...)

(4)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gede Adytia

NIM : 2215213067

Program Studi : D3 Teknik Mesin

Judul Proyek Akhir : Rekondisi Alat Simulasi Praktek Sistem Rem Pada Car Trainer.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah buku proyek akhir ini bebas Plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam buku proyek akhir ini, Maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,15 Januari 2025 Yang membuat pernyataan Materai

RP.10.000

Gede Adytia NIM. 2215213067

(5)

vi

Rekondisi Alat Simulasi Praktek Sistem Rem Pada Car Trainer tepat pada Waktunya. Penyusunan Buku Proyek Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk Kelulusan program pendidikan pada jenjang Diploma 3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

Penulis menyadari Buku Proyek Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran sebagai pembelajaran demi penyempurnaan karya-karya ilmiah penulis di masa yang akan datang.

Denpasar,15 Januari 2025

Gede Adytia

(6)

vii

LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.4.1 Tujuan Umum ... 3

1.4.2 Tujuan khusus ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Manfaat Bagi Penulis ... 4

1.5.2 Manfaat Bagi Politeknik Negeri Bali ... 4

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Rekondisi ... 5

2.2 Sistem Rem ... 5

2.3 Prinsip Kerja Rem... 6

2.4 Jenis-jenis Sistem Rem ... 6

2.4.1 Pengertian Tipe Rem Cakram ... 6

2.4.2 Cara Kerja Rem Hidrolik ... 8

2.4.3 Komponen Utama Rem Hidrolik ... 8

2.4.4 Rem Cakram ... 13

2.4.5 Prinsip Kerja Rem Cakram ... 13

2.4.6 Komponen-Komponen Rem Cakram ... 14

2.4.7 Pengertian Rem Tromol ... 18

2.4.8 Prinsip Kerja Rem Tromol ... 18

(7)

viii

2.5.2 Prinsip – Prinsip Kerja Rem Mekanis ... 29

2.5.3 Komponen - Komponen rem mekanis ... 30

2.5.4 Kelebihan Dan Kekurangan Rem Mekanis ... 32

2.6 Minyak Rem ... 32

2.6.1 Fungsi Minyak Rem ... 33

2.6.2 Cara Kerja minyak Rem ... 33

2.6.3 Karakteristik Minyak Rem ... 34

2.6.4 Klasifikasi Minyak Rem ... 34

2.7 Motor Listrik AC... 35

2.7.1 Jenis – jenis motor AC ... 35

2.8 Baut Dan Mur ... 37

2.9 Pengelasan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis penelitian... 40

3.1.1 Gambar Rencana ... 41

3.2 Alur Penelitian ... 42

3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 43

3.4 Penentuan Sumber Data ... 43

3.5 Sumber Daya Penelitian ... 44

3.6 Instrumen penelitian ... 44

3.7 Prosedur penelitian ... 44

3.7.1 Persiapan Alat Dan Bahan... 44

3.7.2 Tahap Pengerjaan ... 45

3.7.3 Tahap Pengujian ... 47

DAFTAR PUSTAKA... 56

DAFTAR LAMPIRAN ... 57

(8)

ix

Tabel 3.1 waktu penelitian...33

(9)

x

Gambar 2.4 Boster Rem ... 10

Gambar 2.5 Master Rem Tipe Konvensional ... 10

Gambar 2.6 Master Rem Tipe Portless ... 11

Gambar 2.7 Master Rem Tipe Plunger ... 11

Gambar 2.8 reservoir tank minyak rem ... 12

Gambar 2.9 Pipa Hidrolik/Breake Tube ... 12

Gambar 2.10 Caliper Rem ... 13

Gambar 2. 11 Sitem Rem Cakram/Disc Brake ... 13

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Rem Cakram ... 14

Gambar 2.13 floating caliper ... 15

Gambar 2.14 Fixed Caliper ... 15

Gambar 2.15 caliper braket ... 15

Gambar 2.16 Piston Breake ... 16

Gambar 2.17 Seal Piston ... 16

Gambar 2.18 Brake Pad ... 17

Gambar 2.19 Disc Brake ... 17

Gambar 2. 20 Neepel Bleed Nut ... 18

Gambar 2.21 Prinsip Kerja Rem Tromol ... 19

Gambar 2.22 Tromol Rem (Drum Brake) ... 20

Gambar 2.23 sepatu rem (brake shoe) ... 20

Gambar 2.24 Kampas Rem (Brake Lining) ... 21

Gambar 2.25 Silinder Roda (Wheel Cylinder) ... 22

Gambar 2.26 Anchor Pin Rem ... 22

Gambar 2.27 Backing Plate ... 23

Gambar 2.28 Spring Klip ... 24

Gambar 2.29 Return Spring ... 24

Gambar 2.30 Parking Brake Lever ... 25

Gambar 2.31 Brake Shoe Adjuster ... 25

Gambar 2.32 Tipe leading and trailing ... 26

Gambar 2.33 Tipe two leading double action ... 26

Gambar 2.34 Tipe uni servo ... 27

Gambar 2.35 Tipe duo servo ... 27

Gambar 2.36 Rem Tangan ... 28

Gambar 2.37 Parking Sharing ... 29

(10)

xi

Gambar 2.42 Hand Brake Cabel ... 31

Gambar 2.43 Spring Retrun Brake ... 31

Gambar 2.44 Minyak Rem ... 33

Gambar 2.45 Motor AC Sinkron ... 36

Gambar 2.46 Motor AC Induksi ... 37

Gambar 2.47 Mur dan Baut ... 37

Gambar 2.48 Model Las Temu ... 38

Gambar 2.49 Model Las Sudut ... 39

Gambar 3.1 Alat Yang Di Rekondisi...40

Gambar 3.2 Gambar Rencana ... 41

Gambar 3.3 Diagram Alir ... 42

(11)

xii 2. Lembar bimbingan dosen pembimbing II

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu kendaraan dikatakan baik apabila memberi rasa nyaman bagi pengendara. Semua jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat dilengkapi dengan berbagai sistem, salah satu dari sistem itu adalah sistem pengereman. Setiap rem di operasikan pada kendaraan, pada akhirnya mengalami suatu keadaan di mana bagian-bagian dari rem mengalami kehausan atau kerusakan komponen sehingga mengurangi kinerja pada rem tersebut. Hal ini akan mengurangi kinerja rem, akselerasi lambat dan bisa menyebabkan lebih banyak komponen yang akan mengalami kerusakan, maka pastinya akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk mengembalikan rem pada kondisi semula.

Ada pun banyak mobil atau motor melakukan perbaikan rem setelah mengalami kerusakan-kerusakan yang parah. Dalam kasus yang sama, rem tromol dan rem cakram dapat beroperasi walaupun dalam keadaan tidak Standar, akan dalam kasus ini akan merugikan dan membahayakan bagi pengendara. Hal ini dikarenakan banyaknya komponen pada rem tromol dan rem cakram dapat mengalami kehausan dan komponen tersebut tidak bisa bekerja dengan maksimal.

Adanya peraturan Kementerian Dinas Perhubungan mengenai (KIR), terdapat dalam KIR akan di cek: Lampu kendaraan, kedalaman alur ban, Daya cengkram rem. Peraturan yang terdapat mengenai rem ada dua standar pengukuran batas ambangan pada pengujian yang di sebut, Standar JIS (Japanese Industrial Standards) adalah standar industri yang diterapkan oleh pemerintahan jepang untuk memastikan kualitas dan produk. Dan standar MME ( Masyarakat Ekonomi Eropa) yang merupakan organisasi internasional yang berfokus pada kerja sama ekonomi di negara - negara eropa. Dalam melakukan pengujian terhadap kendaraan yaitu:

(13)

Tabel 1.1 Komponen yang di uji dan Ambang batas.

No. Komponen Yang Diuji Ambang Batas

1. Menimbang sumbu roda kendaraan terhadap sumbu A dan B

Min 50% dari berat kendaraan

2. Efisiensi rem utama Min 50% G axle (di ukur dengan Bk) 3. Penyimpangan rem antara roda kiri

dan kanan

Maks 8% (Standar Jis)

4. Penyimpangan rem antara roda kiri dan kanan

Maks 30% (Standar MEE)

5. Perlambatan Min 5 m/dt2

6. Efisiensi rem parkir Min 60% (di ukur dengan JBB) 7. Mobil penumpang Min 16% (di ukur dengan JBB) 8. Mobil bus dan barang Min 12 % (di ukur dengan JBB)

Sumber : kementerian dinas perhubungan mengenai (KIR)

Keterangan :

Bk = Berat kendaraan (kg)

JBB = Jumlah Berat Yang Di Peroleh (kg)

Pengujian pada saat sistem rem pada car trainer yang di uji untuk mengetahui kepakeman pada sistem rem dengan tekanan pada minyak rem yang normal menggunakan alat pressure gauge. Tekanan minyak rem pada mobil bervariasi tergantung pada jenis sistem dan spesifikasi kendaraan, di karenakan setiap kendaraan memiliki spesifikasi pada caliper dan master cylinder yang berbeda sehingga pada kekuatan tekanan yang begitu berbeda dan memiliki satuan tekanan PSI (pound per square inchi). Umunya, tekanan minyak rem normal berkisaran diantara yaitu :

1. Mobil penumpang : 300 – 1.200 psi 2. Kendaraan niaga ringan : 800 – 1.500 psi 3. Kendaraan berat :1.500 – 3.000 psi

Dengan latar belakang di atas, penulis akan membuat tugas akhir dengan judul:

Rekondisi Alat Simulasi Praktek Sistem Rem Pada Car Trainer. Otomotif sebagai

(14)

media pembelajaran. Karena banyak sekali media pembelajaran di Lab Otomotif yang rusak dan tidak bisa di pakai untuk melakukan kegiatan praktek.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diambil adalah :

a) Apa saja kerusakan yang terjadi pada simulasi sistem rem cakram dan tromol pada media pembelajaran di lab otomotif?

b) Bagaimana cara memperbaiki simulasi sistem rem cakram dan tromol pada media pembelajar di Lab otomotif Politeknik Negeri Bali hingga berfungsi dengan baik ?

c) Apakah simulasi sistem rem pada car trainer ini berfungsi dengan baik?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibatasi dalam rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer :

1. Alat simulasi sistem rem ini hanya dapat dilakukan sebagai media simulasi pembongkaran dan pemasangan.

2. Alat simulasi sistem rem ini tidak dapat di uji coba pada ke pakemannya 3. Alat simulasi sistem rem ini hanya berupa simulasi pada kendaraan umum

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari proses rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer. Yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar D3 pada program studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.

2. Meningkatkan kompetensi dan karakter terhadapat visi dan misi di kampus politeknik negeri bali.

(15)

3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memecahkan masalah dan tentang teori – teori yang di dapat pada melaksanakan rekondisi pada sistem rem.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui apa saja kerusakan yang terjadi pada simulasi sistem rem cakram dan tromol pada media pembelajaran Di Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali

2. Bisa memperbaiki masalah kerusakan yang terjadi pada simulasi sistem rem cakram dan tromol pada media pembelajaran Di Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali

3. Bisa mengetahui apakah simulasi sistem rem cakram dan tromol bisa digunakan untuk pembelajaran di lab otomotif

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Penulis

a) Dapat memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma III pada program studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali

b) Hasil penelitian proyek akhir di harapkan menjadi pengalaman bagi penulis saat di dunia kerja nanti

1.5.2 Manfaat Bagi Politeknik Negeri Bali

Agar alat-alat khususnya rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer pada media pembelajaran Di Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali dapat diperbaiki dan bisa digunakan kembali

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberitahukan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kondisi kendaraan baik roda dua maupun roda empat khususnya pada sistem rem agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada saat berkendara.

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rekondisi

Rekondisi adalah proses perbaikan, pembaruan, atau pengembalian suatu benda atau sistem ke kondisi mendekati baru atau layak pakai. Proses ini dilakukan pada barang atau komponen yang sudah mengalami penurunan kualitas atau kerusakan, dengan tujuan meningkatkan fungsionalitas dan memperpanjang masa pakainya, serta dapat mengkalibrasikan suatu alat yang dapat berguna dan memberikan penyempurnaan terhadap pada sistem rem yang optimal. Su’udi, M.,

& Ansori, A. (2013).

2.2 Sistem Rem

Sistem rem adalah Mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan agar laju kendaraan bisa dikendalikan. Sistem pengereman menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas, sehingga gerakan pada roda kendaraan bisa berkurang. Kelengkapan ini sangat penting pada suatu kendaraan dan berfungsi sebagai pengaman keselamatan bagi pengendara . Rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga untuk memberhentikan kendaraan di tempat mana pun dan dalam beberapa kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman. Elhafid dkk., (2017)

Gambar: 2.1 Diagram Sistem Rem Sumber: https://alumnimuhngawengk.com

(17)

2.3 Prinsip Kerja Rem

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan dengan pemindah daya dan cenderung masih tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Qurohman, M.T.(2016)

Gambar: 2.2 Prinsip Kerja Sistem Rem Sumber: https://materiotomotifsmk21.com

2.4 Jenis-jenis Sistem Rem

Rem yang digunakan pada kendaraan mobil dapat digolongkan menjadi beberapa tipe atau jenisnya yaitu :

1. Rem kaki (foot barke ) digunakan untuk mengontrol dan menghentikan kendaraan, rem kaki di kelompokan menjadi dua yaitu :

a. Rem hidrolik (hydraulic brake) b. Rem angin (pneumatic brake)

2. Rem parkir / rem mekanik (parking brake ) digunakan untuk Memarkirkan kendaraan.

2.4.1 Pengertian Tipe Rem Cakram 1. Rem Hidrolik

Rem hidrolik merupakan jenis sistem pengereman yang menggunakan tekanan minyak dari tuas rem untuk mendorong piston. Untuk mengoper

(18)

asikannya, rem hidrolik cukup mudah digunakan karena hanya membutu hkan injakan kaki dengan tidak memerlukan banyak tenaga. Pada sistem rem hidrolik kendaraan mobil dibuat berdasarkan hukum pascal di mana material fluida dijadikan dalam meneruskan gaya pengereman dari pedal rem. Meskipun lebih mudah digunakan, akan tetapi sistem rem hidrolik ini memerlukan Perawatan secara berkala. Maulana, A., & Prasetyo, I. (2021).

2. Rem Tangan / Mekaniks

Rem tangan mobil (hand brake) atau rem parkir merupakan salah satu sistem keamanan mobil dengan prinsip sederhana, namun perannya sangat penting untuk menjaga mobil tetap di posisinya saat berhenti.

Hand brake mobil atau rem tangan biasa juga disebut sebagai rem parkir.

Hal tersebut karena mengingat fungsi rem tangan pada mobil adalah menjaga agar kendaraan tetap diam ketika parkir. Su’udi, M., & Ansori, A.

(2013).

3. Rem Angin / Pneumatik

Rem angin atau Pada full air brake system ini, sebenarnya kita hanya membuka dan menutup katup udara untuk menekan kampas rem. Ada perbedaan pada brake chamber roda depan dan belakang. Pada roda dep an hanya menggunakan air Brake chamber, sedangkan pada roda belak ang dikombinasik-an antara air brake chamber dengan spring brake chamber. Spring brake chamber ini berfungsi sebagai alat keamanan jika terjadi kegagalan sistem pengereman misal selang udara bocor, kompresor rusak. Qurohman, M.T. (2016)

4. Rem Tambahan Exhaust brake

Exhaust brake adalah salah satu cara melakukan pengereman pada kendaraan yang dilakukan dengan cara menutup saluran gas buang sehingga tekanan di dalam ruang bakar naik dan menjadi lebih besar.

Karena tekanan di dalam ruang bakar meningkat, hal ini akan menyebab

(19)

kan gerakan naik turun piston menjadi tertahan. Akibatnya putaran mesin dan kecepatan kendaraan juga akan berkurang. Pada kendaraan yang menggunakan exhaust brake ini, kita bisa melihat adanya sebuah katup yang dapat dioperasikan melalui sebuah saklar dalam kabin pengemudi.

Ketika saklar diaktifkan, maka katup akan menutup saluran knalpot sehin gga kecepatan mesin akan berkurang dengan sendirinya, begitu pula den gan kecepatan kendaraan. Qurohman, M.T. (2016)

2.4.2 Cara Kerja Rem Hidrolik

Sistem rem hidrolik dimulai ketika pengguna menginjak pedal rem. Tuas pada pedal rem terhubung langsung dengan piston di dalam master silinder, sehingga saat pedal rem ditekan tuas rem akan mendorong piston pada master silinder, karena piston terdorong, menyebabkan ruang di depan piston mengecil, selain itu, dorongan itu juga menyebabkan saluran reservoir tertutup. Karena fluida rem tidak memiliki sifat kompresi, maka fluida di depan piston akan terdorong keluar menuju saluran utama, melalui brake line, kemudian tekanan tersebut akan diteruskan kesemua aktuator pengeraman dengan besar yang sama. Saat tekanan fluida mencapai silinder roda, maka fluida atau minyak rem bertekanan tersebut akan menggerakan piston pada silinder roda untuk menekan kampas rem, saat ini lah proses kerja rem terjadi. Saat pedal di realeas maka return spring baik ada master silinder atau pada aktuator rem akan mendorong piston keposisi semula .sehingga fluida di dalam brake line kembali mengisi ruang di depan piston silinder.

2.4.3 Komponen Utama Rem Hidrolik 1. Pedal rem/tuas rem (input device)

Dinamakan sebagai input device karena pedal rem memiliki fungsi sebagai input untuk mengetahui kapan rem akan aktif dan kapan rem akan non aktif. Secara sederhana, ketika kita menekan pedal rem maka rem tersebut akan aktif. Di sini pedal bertugas untuk memasukkan daya tekan yang diberikan oleh kita agar sistem hidrolik rem bisa bergerak.

(20)

Gambar 2.3 Pedal Rem/Tuas Rem (input Device) Sumber: https://automotivexist.com

2. Booster Rem

Booster rem mobil berfungsi memperkuat torsi yang diterima Oleh pedal rem. Dengan adanya booster rem, proses pengereman akan lebih mudah dan ringan. Tanpa perlu banyak mengeluarkan energi saat menginjak pedal rem, proses pengereman akan lebih responsif dan adapun prinsip kerja dari booster yaitu :

a. Saat Pedal Rem Tidak Ditekan (Posisi Netral):

Ruang depan dan belakang dalam booster rem berada di kondisi vakum (tekanan negatif), sehingga tidak ada perbedaan tekanan.

Dalam kondisi ini, pedal rem tidak memberikan tekanan ke master cylinder.

b. Saat Pedal Rem Ditekan:

Ketika pedal rem ditekan, katup udara terbuka dan memungkinkan udara luar masuk ke ruang belakang booster rem. Sementara itu, ruang depan tetap berada dalam kondisi vakum. Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan antara ruang depan (vakum) dan ruang belakang (tekanan atmosfer), yang mendorong diafragma bergerak maju.

c. Transfer Gaya ke Master Cylinder:

Gaya dorong diafragma ditransfer ke push rod (piston) yang mengarah ke master cylinder. Dengan tambahan gaya dari perbedaan tekanan ini, tenaga pengereman meningkat tanpa memerlukan tekanan besar pada pedal rem.

(21)

d. Saat Pedal Rem Dilepas:

Katup udara menutup, dan kedua ruang kembali diisi oleh vakum.

Diafragma kembali ke posisi semula, menghilangkan gaya tambahan pada master cylinder.

Gambar 2.4 Boster Rem Sumber: https://www.otoflik.com

3. Master silinder merupakan komponen yang mengubah gerakan

Mekanis menjadi tekanan hidrolik. Pengubahan ini diperlukan karena prinsip kerja sistem hidrolik adalah dengan menggunakan tekanan fluida jadi energi gerak yang sebelumnya ada pada pedal akan ditransferkan ke tekanan hidrolik oleh komponen master silinder, sehingga master rem ada 3 tipe yaitu :

a. Tipe Konvensional b. Tipe Portless c. Tipe Plunger

Gambar 2.5 Master Rem Tipe Konvensional Sumber : https://otomotifsmkmanggala.com

(22)

Gambar 2.6 Master Rem Tipe Portless Sumber : https://otomotifsmkmanggala.com

Gambar 2.7 Master Rem Tipe Plunger Sumber : https://otomotifsmkmanggala.com

4. Reservoir Tank

Sebenarnya, reservoir tidak masuk ke dalam susunan komponen sistem rem hidrolik secara langsung, Namun karena berhubungan dengan fluida, maka akan lebih aman kalau diberikan tabung untuk menyimpan fluida cadangan. Fungsi reservoir dalam sistem rem hidrolik adalah untuk menyimpan cadangan minyak rem atau fluida yang akan dijadikan sebagai penyalur tenaga. Ini akan menghindari risiko masuk angin, yang kerap menimbulkan rem blong. Masuk angin adalah istilah di mana ada udara masuk ke dalam sistem hidrolik. Karena udara ini bisa di kompresi maka ketika tekanan fluida meningkat, saat connecting rod tidak mengerakan bagian ujung. Akibatnya saat rem ditekan akan ngempos.

(23)

Gambar 2.8 reservoir tank minyak rem Sumber : https://otomotifsmkmanggala.com

5. Pipa hidrolik/breake tube

Selang atau pipa hidrolik berfungsi sebagai saluran tempat mengalirnya fluida atau minyak rem yang memiliki tekanan. Karena tekanan fluida hidrolik ini bisa cukup tinggi, maka selang hidrolik ini dibuat dari bahan khusus. Biasanya dalam satu sistem rem, ada pipa logam dan ada pula pipa yang elastis. Mayoritas pipa ini terbuat dari logam yang tidak dapat ditekuk. Hal ini membuktikan bahwa tekanan fluida di dalam selang bisa cukup tinggi ketika rem beroperasi.

Gambar 2.9 Pipa Hidrolik/Breake Tube Sumber : https://www.clarksvillefasteners.com

6. Caliper rem

Fungsi caliper adalah untuk mengubah kembali energi pada tekanan fluida ke bentuk gerakan mekanis. Sehingga, energi ini bisa digunakan untuk mengerakkan kampas rem agar menekan piringan rem. Caliper itu hanya ada pada sistem rem cakram, sementara pada rem tromol hidrolik ada yang namanya wheel cylinder. Baik caliper atau wheel cylinder dua- duanya merupakan aktuator rem hidrolik.

(24)

Gambar 2.10 Caliper Rem Sumber : https://annamtkr2smkn7.com

2.4.4 Rem Cakram

Rem cakram atau disc brake adalah salah satu sistem pengereman mobil yang konsep kerjanya memanfaatkan komponen tambahan berupa disc rotor atau piringan yang akan dijepitkan oleh dua buah Kanvas rem, agar bisa memperlambat putaran ban. Rem cakram mobil memiliki radiasi panas yang lebih baik dan saat cakram terkena dengan air, maka proses keringnya terbilang cepat.

Desain rem cakram juga sangat bagus.

Gambar 2. 11 Sitem Rem Cakram/Disc Brake Sumber: https://wuling.id/id/autotips

2.4.5 Prinsip Kerja Rem Cakram 1. Ketika Pedal Rem Diinjak

Ketika Anda menginjak pedal rem akan muncul tekanan hidraulis yang dihasilkan dari master silinder. Tekanan hidraulis akan diarahkan ke bagian kaliper rem sehingga bisa menggerakkan piston di dalamnya Pergerakan piston akan mendorong kedua kampas rem yang bergeraksehingga mengunci pinggiran cakram yang sedang berputar.

(25)

Hasilnya cakram akan berhenti berputar dan kendaraan akan melambat berhenti.

2. Ketika Pedal Rem Dilepas

Setelah pedal rem lepas, tekanan hidraulis yang ada di dalam sistem rem sebelumnya menjadi hilang. Akibatnya, kampas rem akan kehilangan daya tekan yang berasal dari injakan kaki dan membuat cakram kembali berputar. Saat ini terjadi, kendaraan akan bergerak kembali.

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Rem Cakram Sumber : https://katadata.co.id/lifestyle/otomotif

2.4.6 Komponen-Komponen Rem Cakram 1. Caliper

Komponen rem mobil yang pertama adalah caliper,caliper rem merup akan salah satu bagian vital rem cakram dan menjadi perbedaan rem tromol dan rem cakram. Fungsinya menjepit kampas rem pada piringan cakram sekaligus menopang kampas dan piston rem. Komponen ini bekerja dengan batuan tekanan hidrolik dari minyak rem yang masuk melalui selang rem. Ada dua jenis digunakan pada mobil, yaitu :

a) Floating caliper

Terletak pada brake support caliper, komponen ini dapat bergerak ke kanan dan ke kiri. Fungsinya masih sama yaitu untuk menekan kampas rem. Satu sisi floating caliper dilengkapi sebuah piston rem.

Saat bekerja, sisi yang memiliki piston akan bergerak menekan kampas rem dari sudut yang berbeda.

(26)

Gambar 2.13 floating caliper Sumber: https://www.teknik-otomotif.com

b) Fixed caliper

Fixed caliper juga terletak pada brake support caliper. Bedanya, Caliper jenis ini menyatu dengan brake support sehingga tidak dapat bergerak seperti floating caliper. Tugas menekan kampas rem hanya dilakukan oleh sisi yang memiliki piston rem.

Gambar 2.14 Fixed Caliper Sumber : https://www.teknik-otomotif.com

2. Caliper Bracket

Dudukan kaliper. Fungsinya adalah menahan kaliper agar tetap berada pada tempatnya. Komponen ini terhubung langsung dengan steering knuckle.

Gambar 2.15 caliper braket Sumber: https://www.carid.com

(27)

3. Piston brake

Caliper tidak akan dapat bekerja sempurna tanpa adanya piston brake.Komponen rem mobil inilah yang bertugas menekan kampas rem atau brake ke piringan cakram. Letaknya berada di dalam caliper dengan bentuk serupa tabung. Salah satu ujung piston brake membentuk lekukan untuk menyimpan karet pelindung debu.

Gambar 2.16 Piston Breake Sumber : https://racingbrake.com

4. Seal piston

Piston brake terdiri atas beberapa bagian. Salah satu bagian krusialnya adalah seal piston. Fungsinya adalah menarik piston kembali ke tempat semula setelah proses pengereman. Seal piston juga bertugas menutup aliran minyak dari mekanisme hidrolik yang terjadi saat pedal rem diinjak.

Gambar 2.17 Seal Piston Sumber: https://otosigna99.com

5. Kampas Rem/Brake Pad

Brake pad bertugas menekan piringan cakram. Dengan begitu, piringan cakram akan menghasilkan gaya gesek yang menghentikan putaran cakram.

(28)

Gambar 2.18 Brake Pad Sumber: https://otosigna99.com

6. Piringan Cakram/Disc Brake

Disc brake adalah komponen yang penting untuk sistem pengereman untuk bergerak seiring dengan rotasi roda. Tugas pertama adalah menerima tekanan dari kampas rem, ketika Anda menginjakkan pedal rem kampas rem akan menekan piringan cakram untuk memberhentikan putaran roda.

Gambar 2.19 Disc Brake Sumber: https://annamtkr2smkn7.com

7. Nipel Bleed Nut

Hal yang tak boleh ketinggalan dalam sistem rem hidraulik baik cakram atau pun tromol adalah bleed point atau nipel bleed. Komponen ini berfungsi untuk membuang kandungan udara di dalam sistem rem hidrolik Udara di dalam sistem hidraulik rem akan mengakibatkan tenaga pengereman tidak maksimal. Alasannya, udara dapat dikompresi.

Sehingga ketika pedal ditekan, maka tekanan itu akan terkompresi oleh udara di dalam sistem hidraulik. Akibatnya rem bisa blong.

(29)

Gambar 2. 20 Neepel Bleed Nut

Sumber: https://www.autoexpose.org/2017/02/komponen-rem

2.4.7 Pengertian Rem Tromol

Sistem rem belakang pada mobil adalah rem tromol, serta dilengkapi dengan rem parkir atau sering juga disebut dengan hand rem. Mesin mengubah energi panas menjadi energi gerak untuk menggerakkan tenaga, sebaliknya rem mengubah energi gerak menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Rem tromol bekerja disebabkan oleh gesekan tromol dan kanvas rem. Secara umum komponen yang terdapat pada sistem rem adalah master silinder, booster re m, proportioning valve, tromol rem, silinder roda, kanvas rem, silinder roda serta backing plate.

2.4.8 Prinsip Kerja Rem Tromol

Seperti yang di jelaskan di atas pada sistem rem tromol terdapat beberapa prinsip kerjanya yaitu:

1. Pada Saat kita mencapai pedal rem maka mendesak push rod pada master cylinder hingga mendesak piston master cylinder, sesudah piston tertekan akan mengakibatkan piston bekerja maju yang berpengaruh pada mengecilnya volume di muka piston.

2. Volume di muka piston berisikan cairan minyak rem (Brake Fluid), terjadi pengecilan volume di muka piston mengakibatkan fluida bergerak keluar lewat valve ke arah hose pada master rem.

3. Lewat selang hidraulis atau aliran minyak sistem rem, penekanan fluida diteruskan ke Silinder Roda (wheel cylinder).

(30)

4. Seterusnya di dalam Silinder roda penekanan fluida barusan yang sudah diteruskan oleh aliran minyak rem, akan diganti jadi energi mekanis oleh piston pada silinder roda (Wheel cylinder).

5. Kemudian Piston pada silinder roda (wheel cylinder) akan bergerak keluar untuk mendesak brake shoe atau kanvas rem yang mengakibatkan brake shoe menekan dan ada setingan penekanan di antara brake shoe dan tromol rem (Drum Brake). Akibatnya akan terjadi gesekan yang menurunkan kecepatan kendaraan.

6. Pada Saat penekanan pedal rem dilepaskan oleh pengendara, pegas yang ada di seputar pedal rem akan menarik pedal rem ke tempat awal.

7. Piston di dalam master cylinder juga ke tarik kembali ke posisi sebelumnya oleh pegas penggembali pada master cylinder atau master rem hingga volume di muka piston pada master rem jadi membesar.

8. Adanya kevakuman yang menyebabkan fluida akan ter kembali ke volume di muka piston pada master silinder dan beberapa akan balik ke reservoir tank di saat ini pegas penggembali, brake shoe akan menarik kanvas rem balik ke tempat awal hingga tidak bergesekan dengan tromol rem yang selanjutnya, pengereman di antara brake shoe dan tromol rem (drum brake) akan lepas, yang mengakibatkan tromol rem terlepas dan bisa berputar seperti sebelumnya hingga tidak ada proses pengereman

Gambar 2.21 Prinsip Kerja Rem Tromol Sumber : https://www.perumperindo.co.id

(31)

2.4.9 Komponen - Komponen Rem Tromol

Ada pun komponen – komponen rem tromol yaitu:

a) Tromol (Drum)

Tromol rem adalah komponen berbentuk seperti mangkuk yang dijadikan artinya tromol rem itu akan berputar sesuai putaran roda.

Sehingga ketika tromol rem terbuat dari besi solid sehingga saat bergesekan dengan kampas rem, tidak terjadi keausan. Kalaupun terjadi keausan, itu akan berlangsung cukup lama.

Gambar 2.22 Tromol Rem (Drum Brake) Sumber: https://www.teknikotomotif.my.id

b) Sepatu Rem (Brake Shoe)

Sepatu rem berbentuk busur menyesuaikan dengan permukaan tromol rem. Sepatu rem berfungsi untuk menekan tromol rem sehingga terjadi proses pengereman. Pada rem tromol terdapat dua sepatu rem yang terpasang di backing plate dan dikunci oleh pegas pemegang sepatu rem. Karena sepatu rem terpasang pada backing plate, maka sepatu rem tidak ikut berputar dengan roda. Terdapat dua tipe sepatu rem yaitu sepatu rem leading dan sepatu rem trailing.

Gambar 2.23 sepatu rem (brake shoe) Sumber : https://otosigna99.com

(32)

c) Kampas Rem (Brake Lining)

Kampas rem diletakan dengan metode ditempel atau dilem pada per mukaan luar sepatu rem. Kampas rem berbahan komposit. Saat permukaan kampas mulai tipis, tidak bisa hanya mengganti kampasnya, Melainkan harus mengganti dengan sepatu remnya. Berbeda dengan rem tromol pada bus yang kampas remnya dikeling menggunakan paku keling. Ini bisa diganti hanya kampasnya.

Gambar 2.24 Kampas Rem (Brake Lining) Sumber: https://otosigna99.com

d) Silinder Roda (Wheel Cylinder)

Silinder roda dibautkan pada backing plate rem. Setiap silinder roda memiliki katup penguras yang memungkinkanda pat membuang udara dari silinder roda. Ketika pengemudi menginjak pedal rem, tekanan hidrolik dari master silinder bergerak ke silinder roda. Dalam silinder roda, tekanan hidrolik menyebabkan seal piston untuk mendorong piston. Tindakan dari tekanan hidrolis silinder memaksa sepatu rem menekan tromol. Ketika pengemudi melepaskan pedal rem dari injakan, hal ini mengurangi tekanan hidrolik. Pegas pengembali sepatu rem kemudian menarik sepatu rem kembali ke posisi semula.

Bagian-bagian silinder roda dapat dilihat pada gambar berikut : Keterangan :

1. Cylinder 2. Pistons 3. Seal piston

4. Expander spring assembly

(33)

5. Protective dust covers 6. Actuating pin (some models) 7. Bleeder valve

Gambar 2.25 Silinder Roda (Wheel Cylinder) Sumber: https://otosigna99.com

e) Anchor Pin Rem

Anchor adalah bagian sistem rem tromol terpasang pada backing plate menjadi tumpuan dari sepatu rem. Anchor menanggung semua kekuatan sepatu rem tromol. Pada umumnya terdapat dua macam anchor, yaitu anchors pin tetap dan geser. Beberapa sistem rem non-servo menggunakan dua anchor tiap roda, satu untuk masing-masing sepatu rem. Kelemahan konstruksi ini adalah keausan kanvas tidak merata dan memblokir. Pemegang sepatu rem seperti pegas dan pin yang memegang sepatu rem terhadap backing plate. Hal ini memungkinkan sepatu rem untuk meluncur ke luar menekan tromol ketika pengemudi menginjak pedal rem.

Gambar 2.26 Anchor Pin Rem Sumber: https://otosigna99.com

(34)

f) Backing Plate

Backing Plate adalah cakram baja yang terpasang ke rumah poros atau axle housing dan tidak bisa berputar. Backing Plate merupakan landasan untuk sistem rem tromol. Tempat anchor pin, silinder roda, sepatu rem, pegas penggembali dan termasuk penyetel (adjuster), terpasang pada backing plate. Backing Plate merupakan bantalan di mana sepatu rem dapat bergerak.

Gambar 2.27 Backing Plate Sumber: https://otosigna99.com

g) Pegas Sepatu Rem (Brake Shoe Springs / Spring Klip)

Untuk rem tromol mobil, sepatu rem memang terletak menempel pada backing plate. Tetapi sepatu rem ini bersifat dinamis bergerak- gerak. Sehingga mekanisme brake shoe spring yang digunakan harus dapat menunjang hal ini. Brake shoe spring terdiri dari sebuah pin yang memiliki pengunci, per dan plate penekan. Ketiga bagian ini saat dipasangkan akan menjaga sepatu rem tetap menempel pada backing plate tapi masih bisa di gerakan ke kiri dan ke kanan. Pegas pemegang sepatu rem jenis coil spring terdiri dari pin bulat, pegas spiral, dan cincin. Spring Klip adalah baja pegas datar yang dibentuk menyerupai huruf “U” dengan lubang di setiap ujung.

(35)

Gambar 2.28 Spring Klip Sumber: https://otosigna99.com

h) Pegas Pengembali Sepatu Rem (Retrun Spring)

Pegas pengembali sepatu rem selalu jenis pegas coil. Fungsi pegas pengembali sepatu rem adalah untuk mengembalikan sepatu rem ke posisi di mana silinder roda tidak memperoleh tekanan hidrolik.

Kemudian pegas menarik sepatu rem ke posisi semula, dan mendorong piston silinder roda ke posisi belum ditekan.

Gambar 2.29 Return Spring Sumber: https://id.images.search.yahoo.com

i) Parking

Brake lever ini salah satu perbedaan rem tromol motor dan mobil, Pada kendaraan tidak dilengkapi dengan mekanisme parking brake.

Tetapi untuk mobil terdapat rem parking yang membuat konstruksi nya lebih rumit. Carakerja rem parkir ini, ketika kita tarik tuas rem maka parkir brake lever akan tertarik. Tarikan tersebut yang akan mendorong brake shoe link untuk bergerak ke arah luar, sehingga kampas rem sekunderlangsung menempel dengan permukaan tromol.

Kemudian, karena kampas rem sekunder sudah mentok maka akan

(36)

terjadi efek pengungkit dimana tarikan park brake lever juga mendoro ng kampas rem primer ke permukaan tromol.

Gambar 2.30 Parking Brake Lever Sumber: https://otosigna99.com

j) Break shoe Adjuster

Fungsinya sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dengan permukaan tromol saat pedal rem tidak ditekan. Prinsip kerja penyetel an ini, menggunakan prinsip sekrup. Di mana ada dua buah komponen utama yang terdiri dari baut dan mur. Saat memutar baut penyetel sesuai jarum jam maka baut akan masuk. Ini menyebabkan panjang adjuster mengecil atau celah rem longgar. Sebaliknya ketika kita putar berlawanan jarum jam maka adjuster akan semakin memanjang sehingga celah rem bisa lebih rapat. Pada beberapa sistem rem tromol, adjuster, yang ditempatkan di bagian atas, langsung di bawah roda silinder, dengan bagian bawah penahan sepatu rem.

Gambar 2.31 Brake Shoe Adjuster Sumber: https://otosigna99.com

(37)

2.4.10 Tipe – Tipe Rem Tromol 1. Tipe leading and trailing

Pada tipe leading and trailing terdapat satu silinder roda dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas sepatu rem. Pada sepatu leading akan mengalami keausan yang lebih cepat dari pada sepatu trailing.

Sepatu leading adalah sepatu yang mendapatkan gaya tambahan pengereman (self enegizing effect) sedangkan sepatu yang tidak mendapatkan gaya tambahan pengereman ini disebut dengan sepatu trailing. Self enegizing effect didapatkan karena pengaruh dari gaya putar tromol.

Gambar 2.32 Tipe leading and trailing Sumber : https://www.teknik-otomotif.com

2. Tipe two leading single action

Pada tipe two leading single action ini memiliki dua buah silinder roda yang masing-masing silinder roda memiliki satu buah piston. Keuntungan pada tipe rem ini ketika kendaraan maju maka saat pengereman kedua sepatu rem ini menjadi sepatu leading sehingga gaya pengeremannya akan lebih besar. Sedangkan kerugiannya adalah saat kendaraan mundur dan dilakukan pengereman maka kedua sepatu rem ini menjadi sepatu trailing sehingga saat mundur gaya pengeremannya menjadi kecil.

Gambar 2.33 Tipe two leading double action Sumber : https://www.teknik-otomotif.com

(38)

3. Tipe uni servo

Pada tipe uni servo ini memiliki satu silinder roda dan hanya memiliki satu piston. Pada bagian bawah sepatu rem terdapat adjusting cylinder movement (bagian bawahnya bebas). Keuntungan pada sistem ini pada saat kendaraan maju kedua sepatu rem akan menjadi sepatu leading karena ketika piston menekan sepatu rem bagian atas maka ketika bagian atas sudah menempel pada tromol, kemudian tenaga tekan tersebut akan disalurkan ke adjusting cylinder movement pada bagian bawah. Sehingga adjusting cylinder movement akan menekan sepatu rem satunya pada bagian bawah. Kerugian pada tipe ini adalah ketika kendaraan mundur maka kedua sepatu rem ini akan menjadi sepatu trailing.

Gambar 2.34 Tipe uni servo Sumber: https://www.teknik-otomotif.com

4. Tipe duo servo

Pada tipe duo servo ini memiliki satu silinder roda dan memiliki dua piston. Pada bagian bawah sepatu rem terdapat adjusting cylinder movement (bagian bawahnya bebas). Keuntungan pada sistem ini pada saat kendaraan maju atau mundur kedua sepatu rem akan menjadi sepatu leading.

Gambar 2.35 Tipe duo servo Sumber : https://www.teknik-otomotif.com

(39)

2.5 Rem Mekanis

Rem mekanis adalah mekanisme penggerak rem yang menggunakan kawat kabel secara mekanik. Dikatakan mekanis karena untuk menghubungkan gerakan dari pedal rem/tuas rem ke aktuator rem digunakan sebuah kawat baja. Kelebihan sistem rem mekanis adalah memiliki konstruksi yang simpel dan mudah di kostuminasikan. Namun mekanisme ini sangat rewel apalagi kalau sudah berumur karena sifat logam ”pada kawat baja” itu bisa memuai, sehingga dalam jangka waktu tertentu rem bisa tidak pakem.

Kondisi tersebut membuat sistem rem mekanis ini tidak dipakai pada mobil- mobil premium, mekanisme ini hanya dipakai sebagai mekanisme penggerak rem parkir pada mobil namun pada motor sistem rem mekanis ini masih banyak diterapkan pada rem belakang kendaraan yang masih menggunakan tipe tromol.

(Su’udi, M., & Ansori, A. 2013).

Gambar 2.36 Rem Tangan Sumber: https://haryanto-wagiyo.com

2.5.1 Tipe – tipe rem mekanis a. Tipe rem parking sharing

Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya di lakukan secara mekanik dengan sepatu rem atau pad rem. Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe lever dan shoe strut.

(40)

Gambar 2.37 Parking Sharing Sumber:https://otomotif-edu.com

b. Tipe (center brake)

Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan komersil (niaga).Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara bagian belakang transmisi dan bagian depan propeller shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengeremannya terjadi saat sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi.

Gambar 2.38 Center Brake Sumber:https://otomotif-edu.com

2.5.2 Prinsip – Prinsip Kerja Rem Mekanis

Ketika pengemudi menginjak pedal rem maka seperti layaknya tuas, ujung pedal rem yang lain akan menarik sebuah kawat kabel. Kawat kabel ini terhubung ke brake lever yang terletak pada aktuator rem. Brake lever itu tuas yang menggerakkan sepatu rem pada rem tromol atau tuas yang menggerakkan Piston rem cakram agar menjepit piringan, intinya brake lever menjadi input untuk melaksanakan pengreman Saat seling tertarik maka seling akan menarik brake lever sehingga sistem rem akan aktif dan kendaraan bisa berhenti. Ketika pengemudi melepas injakan pedal rem, maka ada retrun spring yang terletak pada aktuator rem dan pedal rem yang sama-sama mengembalikan posisi pedal rem ke atas, akibatnya brake lever kembali terbebas dan sistem rem bisa bergerak bebas.

(41)

Gambar 2.39 Prinsip Kerja Rem Mekanis Sumber: https://selukbelukmotor.com

2.5.3 Komponen - Komponen rem mekanis

Rem mekanis terdapat memiliki empat bagian komponen yaitu:

1. Tuas Rem Atau Pedal Rem

Pada tipe rem parkir roda belakang, pada kabel dilengkapi dengan Equalizer yang berfungsi untuk menyamakan gaya pengereman pada kedua roda belakang. Pada mekanisme sambungan rem parkir juga di lengkapi dengan tuas intermediate atau intermediate lever yang berguna untuk menambah daya pengoperasian remnya.

Gambar 2.40 Tuas Rem Atau Pedal Rem Sumber:https://www.teknikotomotif.my.id

2. Brake Lever

Merupakan tuas yang akan menggerkan aktuator saat brake lever ini tertarik oleh kabel seling dan bisa menyetel ketinggian tuas rem terhadap cengkraman kanvas rem agar dapat dalam posisi daya cengkram optimal.

(42)

Gambar 2.41 Breake Lever

Sumber: https://motormodificationsellers.com

3. Hand Brake Cabel

Berfungsi untuk menyalurkan atau menghubungkan tenaga dari brake lever ke aktuator sehingga pada saat tuas di tarik kanvas akan bergerak secara otomatis menekan tromol.

Gambar 2.42 Hand Brake Cabel Sumber: https://www.newtowntoyota.parts

4. Spring Retrun Brake

Berfungsi untuk mengembalikan tuas rem atau breake lever ke posisi semula kanvas rem pada saat tidak diinjak atau ditarik pada tuas.

Gambar 2.43 Spring Retrun Brake Sumber: https://www.general.parts/products

(43)

2.5.4 Kelebihan Dan Kekurangan Rem Mekanis

Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pada rem mekanis yaitu sebagai berikut:

1. Kelebihan :

a. Memiliki kontruksi yang mudah dan simple b. Melakukan perawatan yang sangat mudah 2. Kekurangan :

a. Pada saat berumur sistem rem ini sangat rewel dan tidak bisa pakem karena logam atau tromol yang sudah mulai aus

b. Bila kampas mulai tipis akan menyeting kembali tinggi tuas rem agar dapat mencekam tromol kembali

2.6 Minyak Rem

Minyak rem adalah cairan khusus yang secara hidrolis mampu memindahkan gaya dari pedal rem ke sepatu rem guna menghentikan laju kendaraan. Umumnya pergantian minyak rem dilakukan setiap 2 tahun sekali atau ketika kendaraan anda telah menempuh jarak sejauh 40.000 km. Sementara itu, kode DOT (Departemen Of Transportation) yang ada pada setiap produk minyak rem ternyata mewakili kode standar internasional yang terdiri dari DOT 3, DOT 4, DOT 5 hingga DOT 5.1 Berikut ini adalah 4 jenis minyak rem berdasarkan spesifikasinya :

1. DOT 3: Minyak rem berbasis glikool dengan titik didih kering minimal 205°C dan titik didih basah minimal 140°C.

2. DOT 4: Memiliki titik didih kering minimal 230°C dan titik didih basah minimal 155°C. Lebih cocok untuk kendaraan dengan performa tinggi.

3. DOT 5: Minyak rem berbasis silikon, tidak hygroscopic (tidak menyerap air), cocok untuk aplikasi sistem rem yang membutuhkan stabilitas suhu tinggi, tetapi tidak bisa dicampur dengan minyak rem berbasis glikool.

4. DOT 5.1: Minyak berbasis glikool dengan titik didih kering yang lebih tinggi dibandingkan DOT 4.

(44)

a) Titik Didih: Semakin tinggi titik didih, semakin baik kinerja minyak rem di bawah kondisi panas tinggi.

b) Kualitas higroskopis: Minyak rem harus memiliki ketahanan terhadap penyerapan air, yang dapat menurunkan titik didih dan menyebabkan korosi.

c) Viskositas: Minyak rem perlu memiliki viskositas yang sesuai agar dapat mengalir dengan baik di dalam sistem rem, terutama pada suhu tinggi.

d) Kompatibilitas: Pastikan minyak rem yang digunakan kompatibel dengan seal dan komponen lainnya dalam sistem rem.

Gambar 2.44 Minyak Rem Sumber: https://id.images.search.yahoo.com

2.6.1 Fungsi Minyak Rem

Minyak rem berfungsi untuk melumasi komponen logam yang bergesekan yaitu cakram dan kampas. Keduanya akan menghentikan laju kendaraan dan minyak rem akan membuat kedua logam yang bergesekan ini tidak kering dan tahan terhadap panas. Selain itu, minyak rem memiliki fungsi lain yaitu penyalur tenaga hidrolik karena minyak rem memiliki sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem tertutup lainnya.

2.6.2 Cara Kerja minyak Rem

Ketika proses pengereman, diperlukan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master agar dapat menghentikan putaran roda. Cara ini dilakukan dengan menekan tromol atau dapat juga dengan menjepit cakram. Tenaga hidrolik ini disalurkan ke semua sistem melalui minyak rem. Kerja dari sistem rem, dari master

(45)

silinder ke piston mentransfer energi mekanis yang akan menghasilkan panas dari gesekan minyak rem dengan permukaan salurannya.

2.6.3 Karakteristik Minyak Rem

Rem merupakan komponen vital pada kendaraan maka rem membutuhkan minyak rem yang bisa memenuhi seluruh kondisi kerja rem. Karakteristik yang harus di penuhi oleh minyak rem sebagai berikut :

1. Kekentalan yang cukup dan ke adan cairannya dapat di pertahankan pada temperatur kerja

2. Struktur kimia yang stabil

3. Titik didih minyak rem harus cukup tinggi untuk mencegah terjadinya vapour lock

4. Minyak rem yang tidak merusak bahan karet terutama tidak mengerutkan bahan tutupnya

5. Minyak rem tidak menyebabkan korsi pada metal

2.6.4 Klasifikasi Minyak Rem

Untuk memastikan keamanan dari minyak rem yang di produksi dari masing- masing produsen, maka diterpakanlah ukuran standar minimum dari minyak rem yang beredar di pasaran, baik untuk standar jenis kualitas, maupun dari kemampuan minyak rem itu sendiri. Ukuran standar minimum dari minyak rem ini dikenal sebagai DOT ( Departement Of Tranportation ) DOT sendiri kemudian membagi jenis dan tipe minyak rem berdasarkan titik didih, kekentalan serta bahan yang digunakan.

(46)

Tabel 2.1 Klasifikasi Minyak rem

Tipe Dry boiling

point Wet boiling

point Viscosity

limit Primary constituent

Dot 3 205℃ 140℃ 1500 mm2/s Glycol ether

Dot 4 230℃ 155℃ 1800mm2/s Glycol ether /

Borate Ester

Dot 5 260℃ 180℃ 900mm2/s Silicone

Dot 5.1 260℃ 180℃ 900mm2/s Glycol ether /

Borate Ester

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com

Keterangan :

1. Dry, boiling point adalah titik didih tertinggi minyak rem yang tidak memiliki kandungan air didalamnya.

2. Wet boiling point titik didih tertinggi minyak rem yang ada kandungan air di dalamnya maksimal 3,7% dari volume minyak rem.

3. Viscosity limit adalah batas kekentalan minyak rem.

4. Primary constituent adalah bahan dasar utama minyak rem yang digunakan.

2.7 Motor Listrik AC

Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC (Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator”

dan “rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan komponen motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus menurunkan konsumsi dayanya.

2.7.1 Jenis – jenis motor AC 1. Motor AC Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki Torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator

(47)

motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistem, sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik.

Gambar 2.45 Motor AC Sinkron Sumber : http://www.Sophia/motor-ac-sinkron

2. Motor AC Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

3. Jenis – Jenis Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):

a. Motor induksi satu fasa.

Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

b. Motor induksi tiga fasa.

Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%

memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

(48)

Gambar 2.46 Motor AC Induksi Sumber :https://prinsip-kerja-motor-induksi

2.8 Baut Dan Mur

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan cara seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa:

a. Beban statis aksial murni.

b. Beban aksial, bersama dengan beban puntir.

c. Beban geser.

d. Beban tumbukan aksial. (Sularso, 2004)

Gambar 2.47 Mur dan Baut Sumber : https://gambarbautdanmur

2.9 Pengelasan

Menurut Shigley dan Mitchell (1983), sambungan las adalah jenis sambungan permanen yang diperoleh dengan menyatukan bagian-bagian yang akan

(49)

disambung, baik dengan menggunakan bahan pengisi maupun tanpa bahan pengisi.

Proses fusi memerlukan panas yang dapat dihasilkan melalui pembakaran gas atau busur listrik. Sambungan las sering digunakan dalam fabrikasi konstruksi baja, sistem perpipaan, dan perancangan mesin. Metode ini juga menjadi alternatif untuk proses pengecoran, sambungan baut, dan paku keling. Macam-macam sambungan las yaitu:

1. Las Temu

Las temu merupakan teknik pengelasan yang menemukan dua buah logam yang akan di las segaris dengan berbagai bentuk pengelasannya seperti pada gambar di bawah, (a) Las temu bujur sangkar, (b) V tunggal dengan kemiringan 60° dengan bukaan terkecil 1/16 in, (c) V ganda, (d) kemiringan tunggal.

Gambar 2.48 Model Las Temu Sumber : Shigley dan Mitchell (1983)

2. Las Sudut

Las sudut adalah teknik pengelasan yang menemukan bagian logam secara tegak lurus dan saling tertindih dengan sambungan pengelasannya menjadi menyudut seperti pada gambar di bawah, (a) bilangan pecahan menunjukkan ukuran kaki; tanda panah hanya perlu menunjuk ke satu pengelasan bila kedua sisi adalah sama, (b) simbol menyatakan jarak sambungan las terputus-putus.

(50)

Gambar 2.49 Model Las Sudut Sumber : Shigley dan Mitchell (1983)

Adapun rumusan yang digunakan untuk menentukan kekuatan sambungan las, seperti dalam rumusan di bawah ini:

𝜏 = 𝐹

0,7.𝐴× √1 + [6.𝐻

𝑙 ] (2.1)

Keterangan :

τ = Tegangan total (𝑁 𝑚𝑚⁄ 2) F = Gaya yang bekerja (N) A = Luas penampang (mm) H = Tinggi plat (mm) I = Panjang alur las (mm)

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Pada penelitian yang dilakukan ini, menggunakan jenis penelitian Observasi.

Di mana bertujuan untuk melakukan rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer pada media pembelajaran di Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali.

Gambar 3. 1 Alat Yang Di Rekondisi Sumber : pribadi

Keterangan:

1. Booster :

Berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal rem yang dibantu de ngan membran, karena adanya perbedaan tekanan atmosfir dengan ke

vacuman yang dihasilkan dari bantuan kompresor.

2. Master cylinder :

Berfungsi untuk meneruskan tekanan dari pedal rem yang nantinya di ubah menjadi tekanan fluida yang nantinya akan mendorong piston pada kaliper dan silinder roda rem.

3. Kompressor :

Berfungsi untuk menghasilkan ke vacuman agar dapat membantu booster bekerja secara maksimal.

(52)

4. Rem tromol :

Berfungsi sebagai perantara putaran dari roda dan juga sebagai media gesekan kampas rem.

5. Rem cakram :

Berfungsi sebagai perantara putaran dari roda dan juga sebagai media gesekan kampas rem.

6. Pressure gauge :

Berfungsi untuk mengukur tekanan minyak rem atau fluida yang terhubung pada sistem rem

3.1.1 Gambar Rencana

Gambar 3.2 Gambar Rencana Sumber : Dokumen

(53)

3.2 Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan penguraian tahap - tahap penelitian dari awal sampai akhir. Alur penelitian dapat di ilustrasikan dalam sebuah diagram.

Gambar 3. 3 Diagram Alir

(54)

3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian adalah Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali. Adapun alasan penulis memiliki tempat pengujian di Lab Otomotif Negeri Bali adalah sebagai berikut, Lab otomotif merupakan fasilitas kampus yang digunakan mahasiswa Politeknik negeri bali untuk membantu proses belajar mengajar. Lab Otomotif menyediakan alat – alat yang di perlukaan saat melakukan rekondisi alat, tool box dan alat lainnya untuk melaksanakan praktek atau merekondisi sebuah alat yang rusak akan di rekondisi, sampai alat tersebut dapat digunakan kembali sebagai alat pembelajaran di lab otomotif. Pada lab otomotif memiliki instruktur yang berpengalaman yang dapat membantu penulisan dalam melakukan redesain tersebut.

Tabel 3.1 waktu penelitian

3.4 Penentuan Sumber Data

Sumber Daya Penelitian Sumber data yang penulis buat yaitu sumber data primer, di mana sumber data ini penulis dapatkan dari pengamatan sendiri terhadap simulasi sistem rem pada car trainer, untuk media pembelajaran di Lab Otomotif Politeknik Negeri Bali serta hasil wawancara dari berbagai narasumber terpercaya meliputi dosen pembimbing dan teknisi Lab otomotif yang selalu membantu dalam penentuan sumber – sumber untuk mencapai data yang penulis dapatkan.

(55)

3.5 Sumber Daya Penelitian

Sumber daya mencakup bahan, peralatan, alat ukur dan peralatan khusus lainnya yang di butuh kan pada saat penelitian di lab. Otomotif untuk memenuhi proposal tugas akhir yaitu:

1. Simulasi tentang cara kerja dan mengetahui komponen yang ada di sistem rem pada car trainer.

2. Ada pun beberapa alat – alat, tersedia di lab otomotif yang dapat di pinjam untuk melakukan rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer.alat yang dapat di pinjam seperti, tool box, kunci khusus, dan alat lainnya.

3. Kunci roda berfungsi untuk membuka dan mengencangkan mur pada hub roda.

3.6 Instrumen penelitian

Ada pun uraian tentang spesifikasi instrumen yang dalam pengumpulan data meliputi alat yang digunakan penelitian adalah sebagai berikut :

a) Vernier caliper atau jangka sorong

Berfungsi untuk mengukur kedalaman, diameter luar dan diameter dalam pada benda kerja.

b) Presure gauge

Berfungsi untuk mengukur tekanan minyak rem atau fluida yang terhubung pada sistem rem.

c) Meteran

Berfungsi untuk mengukur dimensi dan panjang pada rangka pada sistem rem car trainer.

3.7 Prosedur penelitian

3.7.1 Persiapan Alat Dan Bahan

Sebelum melakukan redesain simulasi sistem rem, penulis terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan meliputi satu unit simulasi sistem rem pada car trainer, tool box yang berisi kunci – kunci satu set dan alat pendukung lainnya.

(56)

3.7.2 Tahap Pengerjaan 1. Pengecekan sistem

Melakukan pengecekan awal pada cara kerja sistem rem agar dapat mengetahui kerusakan yang terjadi dan memperbaikinya.

2. Pengecekan komponen

Pengecekan pada bagian komponen tujuannya agar dapat mengetahui komponen mana yang sudah tidak layak pakai dan harus diganti.

3. Penambahan motor listrik Ac

Pada rekondisi alat simulasi praktek sistem rem pada car trainer, ada penambahan motor listrik pada rekondisi sistem rem agar dapat bergerak dan menguji daya cengkramnya atau kepakeman pada sistem rem saat melakukan simulasi pada sistem rem. Motor listrik bekerja untuk melakukan putaran pada roda yang akan dilakukan pengujian sistem rem.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan ada beberapa komponen yang sudah rusak dan harus diperbaiki bila perlu diganti. Dan komponen – komponen yang harus diganti adalah seperti pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel: 4.1 Hasil Penelitian

No. Nama

komponen identifikasi kerusakan Penyebab

kerusakan Cara mengatasi 1. Silinder

roda, Piston

Rem tromol

macet Seal bocor

dan berkarat

Lama tidak digunakan akibat silinder roda tidak dilumasi minyak rem

Ganti dengan yang

baru

2. Saklar 500v Kompresor Tidak mau hidup

Tombol ON OF karatan

Terkena minyak rem

Perbaiki dan bersihkan

(57)

dan lembab 3. Kaliper Piston macet Seal rusak Lama tidak digunakan akibatnya karatan

Bersihkan amplas dan ganti seal baru

4. kompresor Selang ke boster rusak

Selang rusak

Lama tidak digunakan akibatnya rusak robek

Ganti dengan yang baru

5. Kabel power Terjadi konsleting listrik

Tembaga kabel rapuh

Faktor umur kabel menjadi korosi

Ganti dengan yang baru

6. Master silinder atas

Rusak bocor Bocor seal Lama tidak digunakan dan silinder rem korosi

Ganti dengan yang baru

7. Motor listrik 2hp

Menambahkan motor listrik baru

Tidak ada Tidak ada Menggunakan dengan yang baru

8. As / poros 1 inchi

Menambahkan poros

Tidak ada Tidak ada Menggunakan dengan yang baru

9. v-belt Menambahkan v-belt

Tidak ada Tidak ada Menggunakan dengan yang baru 10. Pillow block Menambahkan

pillow block Tidak ada Tidak ada Menggunakan dengan yang baru

11. Hub pully Menambahkan

hub pully Tidak ada Tidak ada Membuatkan hub baru yang berhubungan pada bagian poros roda 12. Pully Menambahkan

pully Tidak ada Tidak ada Menggunakan dengan yang baru

(58)

4.1.1 Tahap Pengujian

Melakukan pengujian sistem rem agar dapat mengetahui apakah simulasi sistem rem pada car trainer ini sudah bisa berfungsi secara baik atau belum.

1. melakukaan pengujian dalam roda berputar.

penguji terhadap tekanan pada presure gauge.

4.2 Pembahasaan

4.2.1 Mempersiapkan alat dan bahan a) Alat

1. Kunci ring pas 1 set 2. kunci sok 1 set 3. Tang kombinasi 4. obeng min 5. obeng plus 6. mesin las 7. gerinda 8. bor tangan b) Bahan

1. Minyak rem DOT 3 2. Amplas halus 3. Dempul 4. Baut dan mur

5. Pilox biru, hitam, dan merah 6. Pully dan v- belt

7. Motor listrik 2hp 8. Pillow block dan poros

Gambar

Gambar 2.3 Pedal Rem/Tuas Rem (input Device)  Sumber: https://automotivexist.com
Gambar 2.4 Boster Rem  Sumber: https://www.otoflik.com
Gambar 2.8 reservoir tank minyak rem  Sumber : https://otomotifsmkmanggala.com
Gambar 2.9 Pipa Hidrolik/Breake Tube  Sumber : https://www.clarksvillefasteners.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN. JURUSAN TEKNIK MESIN

Dalam proyek Hotel Brothers 2 pengendalian biaya dilakukan oleh SM (Site Manager) jadi dalam proyek ini SM melakukan tugas yang rangkap mulai dari Administrasi sampai

Tujuan penyusunan proyek akhir Sistem Rem Pada Mobil Garuda Urban Gasoline Guna Kompetisi Shell Eco Marathon Asia Singapura 2018, yakni mampu melakukan perancangan dan

Penyusunan Laporan Proyek Akhir ini menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka menyelesaikan Program Studi Teknik Mesin D3 pada Fakultas

Bapak Baharudin yang membimbing kami dalam asistensi laporan kerja praktik di proyek, sehingga kami dapat mengetahui kekurangan yang ada pada Laporan Kerja Praktik kami

[6] PENUTUP Simpulan Kemampuan dosen dalam pengelolaan pembelajaran dengan trainer sistem injeksi berbasis modul pada mahasiswa D3 Teknik Mesin Unesa materi pokok Sistem Injeksi

Laporan kerja praktik proyek pembangunan The Savyavasa Luxury Residence di Jakarta

Laporan Praktik Kerja Lapangan Layanan Jasa Servis Rem Sepeda Motor Honda Vario 125 di AHASS Kartikasari I Pasar Besar Kota