LAPORAN REKAYASA IDE
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Disusun oleh : Kelompok
Marwah Lestari 7233560012 Aksa Salsabila Damanik 7233560010 Anisa Br Sinulingga 7233260031 Jihan Abiah Rahmah 7233560001 Marianti Daeli 7233560013
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Elizon Nainggolan.Drs.,M.Pd.
FAKULTAS EKONOMI
PROPGRAM STUDI S1 KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk identitas dan karakter bangsa. Namun, dalam praktiknya, seringkali ditemukan
berbagai permasalahan yang menunjukkan adanya kesenjangan antara nilai-nilai luhur Pancasila dengan realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis secara mendalam berbagai permasalahan tersebut serta mencari solusi yang relevan untuk memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.
Perkembangan zaman yang begitu cepat, disertai dengan arus globalisasi yang deras, telah membawa berbagai tantangan baru bagi bangsa Indonesia. Perubahan nilai dan perilaku masyarakat, serta munculnya berbagai ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, menjadi
ancaman serius terhadap keberlangsungan nilai-nilai luhur bangsa. Disisi lain, lemahnya pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi
faktor penghambat.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah, pendidikan, dan masyarakat dalam memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila. Dengan memahami faktor-
faktor penyebab permasalahan serta dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat dirumuskan strategi yang efektif untuk memperkuat relevansi Pancasila
dalam menjawab tantangan zaman.
Medan,30 Septemberr
2024 Penuli
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN..……….. 1
A. Latar Belakang…...………...………...1
B. Rumusan Masalah...………...………...2
C. Tujuan Penelitian..………...………. 2
BAB II KAJIAN TEORI…….………...…………... 3
A. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara …………...………...3
B. Hak Asasi Manusia dalam Konteks Pancasila sSebagai Dasar Negara...………4
BAB III ANALISIS PERMSALAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFA.. ……...………9
A. Inkoherensi Antar Sila...………...………9
B. Kurangnya Pemahamaan Filosopis ……….. 10
BAB IV
SOLUSI DAN REKOMENDASI……….………... 14 A. Pendidikan Pancasila ………...14 B. Keterlibatan Tokoh Masyarakat………. 15
BAB V
PENUTUP………
18 A. Kesimpulan………...18 B. Saran………...18 DAFTAR PUSAKA………...19
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki latar belakang yang kompleks dan beragam. Berikut adalah beberapa aspek penting yang menjelaskan latar belakang:
Bhineka Tunggal Ika : Indonesia adalah negara multietnis, agama, ras, dan golongan.
Sesanti “Bhineka Tunggal Ika” secara de facto menggambarkan keberagaman yang ada dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian terintegrasi dalam Pancasila sebagai dasar negara yang dapat menerima dan menghormati perbedaan-perbedaan tersebut.
Proses Penyusunan : Pancasila diproses dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno menyampaikan gagasan awal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila kemudian disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Ketuhanan Yang Maha Esa : Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Fungsi Pancasila : Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga berfungsi sebagai:
karakteristik bangsa Indonesia Jiwa dan moral bangsa Indonesia Perjanjian Luhur
Falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia Ideologi negara dan bangsa Indonesia.
Peran dalam Konstitusi : Meskipun istilah "Pancasila" tidak tercantum secara eksplisit dalam UUD 1945, namun Pancasila tetap menjadi dasar negara yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Dekrit Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959 mengukuhkan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki latar belakang yang melibatkan proses penyusunan yang kompleks, integrasi nilai-nilai keberagaman, dan peran penting dalam konstitusi negara.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dan makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia?
Bagaimana sejarah dan proses perumusan Pancasila dalam konteks terbentuknya negara Indonesia?
Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Bagaimana kedudukan Pancasila dalam sistem hukum Indonesia dan pengaruhnya terhadap peraturan-undangan?
Apa tantangan yang menerapkan penerapan Pancasila sebagai dasar negara di era modern ini?
C. Tujuan Penelitian
Memahami Konsep Negara dan Tujuan Negara : Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep negara, tujuan negara, dan urgensi dasar negara, serta bagaimana Pancasila memenuhi kriteria tersebut.
Mengidentifikasi Pentingnya Pancasila : Tujuan lainnya adalah untuk mengidentifikasi pentingnya Pancasila dalam kajian sebagai dasar negara.
Pancasila diharapkan dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi negara
Indonesia, menghindari perpecahan bangsa, dan menciptakan keadaan negara yang lebih baik.
Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis : Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui sumber yuridis, historis, sosiologis, dan politis tentang Pancasila sebagai dasar negara. Ini termasuk memahami bagaimana Pancasila diintegrasikan ke dalam sistem hukum Indonesia dan pengaruhnya terhadap peraturan-undangan.
Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan : Tujuan lainnya adalah untuk membangun argumen tentang dinamika dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila sebagai dasar negara. Ini termasuk memahami cara membangun argumen yang kuat tentang implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi : Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini meliputi menjelaskan bagaimana Pancasila berfungsi sebagai ideologi bangsa, pandangan hidup, jiwa bangsa Indonesia, dan sumber dari segala sumber hukum
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi resmi Indonesia, terdiri dari dua kata dalam bahasa Sanskerta: "panca" (lima) dan "sila" (prinsip). Secara harfiah, Pancasila berarti “lima prinsip” yang menjadi landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dinyatakan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan diakui dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Setiap sila Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang mendasari kehidupan masyarakat Indonesia, menjadikannya pedoman dalam pengaturan pemerintahan dan penyelenggaraan negara
1. Aspek Sejarah
Perumusan Pancasila : Pancasila dirumuskan dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI) pada tahun 1945. Proses perumusan ini melibatkan tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno dan Soepomo, yang mengemukakan gagasan awal tentang lima prinsip dasar negara Indonesia
Piagam Jakarta : Pancasila pertama kali dinyatakan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila dijadikan dasar negara Indonesia dalam Sidang PPKI
Perubahan dan Pengembangan : Perubahan sila pertama dari "Ketuhanan kewajiban dengan menjalankan syariat Islam" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"
dilakukan untuk mencerminkan toleransi dan persatuan bangsa Indonesia.
2. Aspek Budaya
Nilai-nilai Budaya : Pancasila merupakan hasil budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila harus diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan untuk menjaga keberagaman dan Kebudayaan Indonesia
Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-Hari : Pancasila tidak hanya sebagai simbol atau dokumen formal, tetapi juga harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara Indonesia
3. Aspek Yuridis
Tertuang dalam UUD 1945 : Pancasila secara resmi dijadikan dasar negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia didirikan di atas dasar Pancasila, menegaskan berdirinya Pancasila sebagai pijakan utama dalam konstitusi Indonesia
Kekuatan Hukum : Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus dicabut.
4. Aspek Filsafat
Nilai-nilai Pandangan Hidup : Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
mencerminkan prinsip-prinsip dan tujuan yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia.
Makna Lima Sila : Setiap sila dalam Pancasila memiliki makna tersendiri. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi sumber pokok nilai kehidupan bangsa.
Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mencerminkan keberagaman dan persatuan bangsa. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, menekankan pentingnya demokrasi dan musyawarah. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga negara.
5. Aspek Kontemporer
Tantangan Modern : Dalam era modern, Pancasila menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan sosial, teknologi, dan
globalisasi. Namun Pancasila tetap menjadi fondasi yang kokoh bagi negara Indonesia, mengintegrasikan bangsa yang plural dan menjaga keberagaman.
Dengan demikian, kajian teori Pancasila sebagai dasar negara melibatkan analisis sejarah, kultural, yuridis, dan filosofis, serta memahami makna dan
implementasi lima sila dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
B. Hak Asasi Manusia dalam Konteks Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Jaminan Agama : Sila pertama Pancasila menjamin hak kebebasan untuk memeluk agama, melaksanakan ibadah, dan menghormati perbedaan agama.
Hal ini sesuai dengan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (HAM) Pasal 2, yang memuat perlindungan terhadap HAM.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Persamaan Derajat : Sila kedua Pancasila menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama di depan hukum dan memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama. Ini mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB yang melarang adanya diskriminasi.
3. Sila Persatuan Indonesia
Martabat dan Kesejahteraan : Sila ketiga Pancasila mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan semangat rela berkorban. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia Pasal 1 yang menyatakan bahwa semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Partisipasi Masyarakat : Sila keempat Pancasila tekanan pada musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Ini menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat tanpa adanya tekanan, paksaan, atau intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kesejahteraan Umum : Sila kelima Pancasila mengakui hak milik pribadi
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara. Hal ini memberikan kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat dan mencerminkan keadilan dalam HAM, di mana keadilan ditujukan untuk kepentingan umum tanpa pembedaan atau diskriminasi.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia secara eksplisit dan implisit menjamin hak asasi manusia melalui lima sila yang berbeda. Pancasila tidak hanya sebagai dokumen formal, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang
mengintegrasikan nilai-nilai universal hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
A. Inkoherensi Antara Sila
Inkoherensi antara sila dalam Pancasila dapat menjadi permasalahan yang tidak sesuai dengan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Berikut adalah analisis permasalahan tersebut:
1. Pengertian dan Implementasi Sila-Sila Pancasila
- Ketuhanan Yang Maha Esa: Sila pertama sering digunakan untuk memperkuat agama tertentu, sehingga mengabaikan pluralitas agama di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas agama.
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: Sila kedua menekankan adil dan beradab, namun implementasinya sering kali tidak konsisten. Misalnya, adanya ketidakadilan sosial dan perlakuan yang tidak adil terhadap beberapa kelompok masyarakat.
- Persatuan Indonesia: Sila ketiga menekankan persatuan, namun sering kali
digunakan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan keengganan beberapa kelompok untuk mengakui dan
menghormati perbedaan.
- Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Sila keempat menekankan demokrasi dan musyawarah, namun sering kali digunakan untuk mengabaikan hak-hak partisipasi masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan kekecewaan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap proses demokrasi.
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sila kelima menekankan keadilan sosial, namun sering kali tidak diimplementasikan secara konsisten. Misalnya, adanya ketidakadilan sosial ekonomi dan perlakuan yang tidak adil terhadap beberapa
kelompok masyarakat.
2. Inkonsistensi dalam Penerapan Nilai-Nilai
- Penggunaan Sila-Sila yang Berbeda-Beda: Inkoherensi antara sila-sila dapat terjadi ketika salah satu sila digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan sila lainnya.
Misalnya, penggunaan sila pertama untuk memperkuat agama tertentu dapat bertentangan dengan sila kedua yang menekankan kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Prioritas Sila-Sila: Inkoherensi juga dapat terjadi ketika salah satu sila dianggap lebih penting daripada sila lainnya. Misalnya, penggunaan sila pertama sebagai dasar utama dapat mengabaikan pentingnya sila-sila lainnya.
3. Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi
- Kompleksitas Masalah Sosial: Modernisasi dan globalisasi dapat menimbulkan kompleksitas masalah sosial yang lebih rumit dan beragam. Hal ini dapat
menyebabkan inkoherensi dalam penerapan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan baru.
4.Pengamatan dari Ahli
- Yudi Latif: Yudi Latif dalam bukunya "Negara Paripurna" menjelaskan bahwa urutan-urutan Pancasila bukan urutan prioritas melainkan urutan sekuensial. Kelima sila tersebut berdiri pada posisi sejajar, tidak ada derajat lebih tinggi atau rendah di antara sila tersebut.
5. Solusi untuk Mengatasi Inkoherensi
- Memahami Sila-Sila Secara Setara: Memahami sila-sila Pancasila secara setara adalah cara ampuh menghentikan kebisingan ideologis. Setiap sila harus dilihat sebagai bagian yang saling melengkapi dan tidak dapat berdiri sendiri[1].
- Pengamalan Nilai-Nilai dalam Kehidupan Sehari-Hari: Nilai-nilai Pancasila harus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga identitas dan keberagaman bangsa. Pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab semua warga negara Indonesia.
Dengan demikian, inkoherensi antara sila-sila Pancasila dapat menjadi permasalahan yang signifikan dalam penerapan Pancasila sebagai dasar negara. Solusi untuk mengatasi inkoherensi ini adalah dengan memahami sila-sila secara setara dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kurangnya Pemahaman Filosofis
Kurangnya pemahaman filosofis tentang Pancasila dapat menjadi permasalahan yang tidak sesuai dengan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Berikut adalah analisis permasalahan tersebut:
1. Pengertian dan Implementasi Filosofis Pancasila
- Kurangnya Pemahaman Filosofis: Pancasila tidak hanya sebagai dokumen formal, tetapi juga sebagai pandangan hidup bangsa yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kurangnya pemahaman filosofis tentang Pancasila dapat menyebabkan implementasinya yang tidak konsisten dan tidak efektif dalam menghadapi tantangan-tantangan modern.
2. Faktor Penyebab Kurangnya Pemahaman
- Faktor Diri Siswa: Kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya pengamalan nilai-nilai Pancasila adalah salah satu faktor utama. Hal ini dapat dilihat dari
penelitian yang menyebutkan bahwa kurangnya kesadaran siswa sendiri merupakan penyebab utama kurangnya pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam sikap dan perilaku siswa.
- Faktor Sekolah dan Keluarga: Fasilitas sekolah yang kurang memadai dan kurangnya perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi kurangnya pemahaman filosofis tentang Pancasila. Sekolah yang tidak melakukan sosialisasi yang efektif dan tidak memberikan ketauladanan yang baik dapat mengurangi kesadaran siswa tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila .
3. Dampak Kurangnya Pemahaman Filosofis
- Inkonsistensi dalam Penerapan: Kurangnya pemahaman filosofis tentang Pancasila dapat menyebabkan inkonsistensi dalam penerapan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, jika tidak ada pemahaman yang mendalam tentang sila-sila Pancasila, maka
implementasinya dapat berbeda-beda tergantung pada individu atau kelompok yang melaksanakannya.
- Tidak Adanya Pemaknaan yang Tetap: Pancasila seringkali dimaknai secara berbeda-beda oleh setiap individu atau kelompok, sehingga tidak ada pemaknaan yang tetap dan abadi. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dalam memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip dasar negara.
4. Solusi untuk Mengatasi Kurangnya Pemahaman Filosofis
- Pengajaran yang Efektif: Pengajaran yang efektif tentang Pancasila harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Sekolah harus melakukan sosialisasi yang baik dan memberikan ketauladanan yang efektif untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila .
- Pemberian Bimbingan dan Pengarahan: Sekolah harus memberikan bimbingan dan pengarahan yang baik untuk meningkatkan pemahaman filosofis tentang Pancasila.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh perilaku yang baik dan memberikan hukuman yang efektif untuk menghindari perilaku negatif.
Dengan demikian, kurangnya pemahaman filosofis tentang Pancasila dapat menjadi permasalahan yang signifikan dalam penerapan Pancasila sebagai dasar negara. Solusi untuk mengatasi kurangnya pemahaman filosofis ini adalah dengan melakukan pengajaran yang efektif, memberikan bimbingan dan pengarahan yang baik, serta meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila.
BAB IV
SOLUSI DAN REKOMENDASI
A. Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila dapat menjadi solusi untuk mengatasi inkoherensi antar sila dengan cara berikut:
1. Pengintegrasian Kurikulum: Mengembangkan kurikulum yang menekankan nilai-nilai Pancasila, sehingga siswa memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pendidikan Karakter: Memperkuat pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan moral yang berlandaskan Pancasila, untuk membentuk sikap nasionalis dan toleran.
3. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan tokoh masyarakat dan orang tua dalam proses pendidikan, guna menciptakan lingkungan yang mendukung penghayatan nilai-nilai Pancasila.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat koherensi antar sila dalam Pancasila.
B. Keterlibatan Tokoh Masyarakat
Keterlibatan tokoh masyarakat dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman filosofis Pancasila melalui beberapa pendekatan:
1. Inspirasi dan Motivasi: Tokoh masyarakat yang memahami nilai-nilai Pancasila dapat menginspirasi generasi muda untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung pemahaman yang lebih dalam.
2. Pendidikan dan Pembinaan: Mengadakan program pendidikan yang melibatkan tokoh masyarakat untuk memberikan pembinaan langsung kepada siswa, menjelaskan makna filosofis dari setiap sila Pancasila.
3. Dialog Terbuka: Mendorong dialog antara tokoh masyarakat dan masyarakat luas tentang relevansi Pancasila dalam konteks kehidupan modern, sehingga mendorong pemikiran kritis dan analitis.
Implementasi langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman filosofis masyarakat terhadap Pancasila.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memiliki peran yang fundamental dan integral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
*falsafah dan ideologi*, Pancasila mencakup lima sila yang mencerminkan nilai- nilai luhur:
1. *Ketuhanan Yang Maha Esa*,
2. *Kemanusiaan yang Adil dan Beradab*, 3. *Persatuan Indonesia*,
4. *Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan*,
5. *Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia*.
Pancasila bukan hanya sebagai pedoman hukum, tetapi juga sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, menciptakan tatanan sosial yang adil dan demokratis. Dalam konteks ini, Pancasila berfungsi untuk melindungi hak asasi manusia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, pemahaman dan implementasi Pancasila secara konsisten sangat penting untuk menjaga keutuhan dan identitas bangsa Indonesia.
B. Saran
Saran untuk menyelesaikan permasalahan Pancasila sebagai dasar negara meliputi beberapa langkah strategis:
1. Penguatan Pendidikan Pancasila: Memasukkan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan dengan pendekatan yang relevan dan menarik bagi generasi muda, agar mereka memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keterlibatan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila, seperti dialog antarbudaya dan kegiatan sosial yang mengedepankan gotong royong serta toleransi.3. Revitalisasi Budaya:
Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan budaya lokal untuk
memperkuat identitas nasional dan menciptakan rasa memiliki terhadap Pancasila sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
4. Penegakan Hukum: Menegakkan hukum terhadap tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, termasuk radikalisme dan diskriminasi, untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
5. Penggunaan Media Sosial: Memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan informasi dan kampanye tentang pentingnya Pancasila, sehingga dapat menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih modern dan efektif.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Pancasila dapat kembali menjadi pegangan hidup yang kuat bagi seluruh warga negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/4807/2959/12364 https://fisib.unpak.ac.id/berita/strategi-menyelamatkan-pancasila https://journal.actual-insight.com/index.php/decive/article/view/1655
https://www.kemhan.go.id/2017/05/24/pancasila-merupakan-solusi-untuk-perbaiki- berbagai-masalah-yang-ada.html
https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/987-membumikan- pancasila-tantangan-hambatan-dan-solusinya https://www.kompasiana.com/
raninissakhansa1755/60ac547bd541df59033f0ff2/pancasila-dan-dekadensi-moral http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=860420&title=Harmonization+of+Regulation+Based+on+Pancasila+Values+
Through+the+Constitutional+Court+of+Indonesia&val=11786 https://pusdik.mkri.id/materi/materi_92_Makalah%20Negara%20Hukum%20Berwatak
%20Pancasila_Hakim%20Konstitusi%20Prof.%20Arief%20Hidayat.pdf
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/4807/2959/12364 https://radarjember.jawapos.com/opini/791119325/memahami-pancasila-secara-
filosofis
https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/42521/31083
https://lsfdiscourse.org/filsafat-plato-teori-ide-dan-kegunaannya-dalam-pemahaman- realitas/
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=111737 https://berita.upi.edu/memilih-pemimpin-jangan-karena-hutang-budi/
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/1439/pdf/3689
https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negara- lt61f23142a7e13/
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_92_Makalah%20Negara%20Hukum
%20Berwatak%20Pancasila_Hakim%20Konstitusi%20Prof.%20Arief
%20Hidayat.pdf
https://jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/download/895/662 https://jdih.sukoharjokab.go.id/berita/detail/makna-dan-kedudukan-pancasila-
sebagai-dasar-negara
https://fkip.umsu.ac.id/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-dan-dasar-negara/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai- Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-
Stafenufbau-Der-Rechtsordnung.html
https://staff.universitaspahlawan.ac.id/upload/pengabdian/125-pengabdian.pdf https://fisib.unpak.ac.id/berita/strategi-menyelamatkan-pancasila
https://unpar.ac.id/pancasila-merupakan-solusi-bangsa/
https://www.kemhan.go.id/2017/05/24/pancasila-merupakan-solusi-untuk-perbaiki- berbagai-masalah-yang-ada.html
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/1439/pdf/3689 https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/1452/pdf https://pusdik.mkri.id/materi/materi_92_Makalah%20Negara%20Hukum
%20Berwatak%20Pancasila_Hakim%20Konstitusi%20Prof.%20Arief
%20Hidayat.pdf
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=111737 http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=860420&title=Harmonization+of+Regulation+Based+on+Pancasila+Values+
Through+the+Constitutional+Court+of+Indonesia&val=11786