LINGKARAN MOHR DAN TEORI KERUNTUHAN
Oleh
Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD, IPU, AseanEng Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia
1
Gambar 1
(a)
(b)
F h H T cos N sin 0
F v V T sin N cos 0
Pada kondisi setimbang (equilibrium), jumlah semua gaya yang bekerja pada elemen adalah nol, sehingga:
Bagi persamaan di atas dengan luas bidang tempat gaya tersebut bekerja sehingga didapat tekanan normal dan geser. Tekanan normalnya adalah x (horizontal) dan y (vertikal). Pada bidang , bekerja tekanan normal dan tekanan geser . Persamaannya menjadi:
0 sin
cos
sin
x 0 cos
sin
cos
y
cos 2
2 cos 2
sin
2 y 2 x y x yx
sin 2
cos 2
sin
x yy x
Selesaikan persamaan di atas secara simultan dan untuk bidang didapat:
Apabila persamaan di atas dikuadratkan dan dijumlahkan, maka akan didapat persamaan lingkaran dengan radius
2
y
x
dan dengan titik tengah pada koordinat
0 2 ,
y
x
Apabila lingkaran ini diplot pada bidang - untuk elemen di
atas, seperti diperlihatkan pada Gambar 2, maka akan didapat
lingkaran tekanan Mohr (Mohr, 1887).
Gambar 2
Cara menggambarkan Lingkaran Mohr
1) Bila tekanan yang diketahui adalah tekanan utama mayor atau minor, maka tekanan geser = 0. Mulai dari titik tersebut, misalnya titik A atau titik B. Koordinat titik A atau B harus mengikuti tekanan yang diketahui yaitu dan .
2) Gambarkan garis paralel dengan bidang tekanan pada langkah (a).
3) Bila garis paralel dari titik A atau titik B di atas
memotong lingkaran Mohr, maka titik tersebut adalah
kutub P.
Diketahui:
Suatu elemen mendapat tekanan normal (1) dan tekanan keliling (3) seperti pada pada Gambar 3a.
Dihitung:
Tekanan normal ()dan tekanan geser () yang bekerja pada bidang miring .
0 2 ,
y
x
2
y
x
Jawab:
Pada elemen pada Gambar 3.a, tekanan yang bekerja pada bidang miring dapat dihitung besarnya dengan lingkaran Mohr. Langkah yang dilakukan adalah:
•Gambar lingkaran Mohr dengan skala seperti pada Gambar 3. Pusat lingkaran terletak pada koordinat
dan radius
.
kPa
39
18 . 6 kPa
•Tentukan titik kutub P dengan jalan sebagai berikut:
(i) Tekanan yang diketahui adalah tekanan utama mayor atau minor dengan tekanan geser = 0. Mulai dari titik tersebut, misal titik A. Koordinat titik A diketahui yaitu 1=50 kPa dan =0.
(ii) Gambarkan garis paralel dengan bidang tekanan 1=50 kPa, hasilnya adalah bidang datar yang melewati titik A.
(iii) Garis paralel dari titik A di atas memotong lingkaran Mohr di titik P, maka titik tersebut adalah kutub P.
(iv) Bila dimulai dari titik 3=10 kPa dan =0, maka garis sejajar bidang bekerjanya 3=10 kPa adalah garis vertikal pada titik ini. Jadi, perpotongannya dengan lingkaran Mohr pada titik itu juga yaitu titik P. Selanjutnya diperoleh besarnya tekanan normal dan geser pada bidang miring, yaitu
dan
.
Gambar 3
Hubungan Tegangan dan Regangan dan Kriteria Keruntuhan
Gambar 4
Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
Mohr (1900) membuat suatu hipotesa keruntuhan: suatu bahan akan gagal (runtuh) apabila tekanan geser pada bidang keruntuhan pada saat keruntuhan akan mencapai suatu fungsi yang unik terhadap tekanan normal pada bidang tersebut atau dapat dinyatakan dengan persamaan:
ff
ff f
dengan adalah tekanan geser, adalah tekanan normal.
Huruf f pertama menyatakan bidang gagal tempat
tekanan bekerja, dan f ke dua menyatakan keruntuhan.
Kriteria keruntuhan, dalam koordinat -, diperlihatkan pada Gambar 5.
Gambar 5
Gambar 6
Coulomb (1976) juga mempelajari kekuatan bahan dan membuat suatu hipotesis bahwa bahan yang menerima teganagn mempunyai suatu
parameter independen dan dependen. Parameter dependen disebut sudut friksi internal, yang diberi notasi dan komponen lain yaitu kohesi diberi notasi c. Persamaannya menjadi:
f c
tan
dengan
fadalah kekuatan geser tanah, adalah tekanan normal yang bekerja dan c dan adalah parameter kekuatan (strength). Persamaan
Coulomb ini dapat digambar seperti pada
Gambar 7.
Apabila persamaan Coulomb ini digabung dengan hipotesis Mohr maka didapat persamaan berikut:
ff c
ff
tan
Gambar 7
Hal penting yang perlu dipikirkan pada lingkaran Mohr atau kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb adalah bagaimana mendapatkan parameter kekuatan tanah dengan pengujian laboratorium. Untuk itu diperlukan penjabaran Lingkaran Mohr yang lebih rinci. Apabila kemiringan dari envelop keruntuhan Mohr bisa didapat (misalnya dengan pengujian geser) maka dapat diperoleh sudut dari bidang runtuh
fsebagai fungsi sudut dengan cara:
45 2
f
o
(persamaan ini perlu pembuktian)Apabila Tinggi Benda jauh lebih besar diameter, maka akan berlaku sebagai KOLOM
Apabila Tinggi Benda dibuat 2 kali diameter, maka sudut runtuh akan 45o dan sudut =0 Konsep ini dipakai pada uji UCT
Apabila tekanan dinaikkan maka lingkaran Mohr akan menyinggung kantong keruntuhan dengan sudut kemiringan f dan tekanan geser ff .
ff f
f
2
3 1
max
f adalah mobilised shear resistance pada bidang runtuh potensial dan ff adalah kekuatan geser yang dimiliki oleh elemen tersebut. faktor keamanan sebagai berikut:
) (
) ) (
( applied
available FS
Safety of
Factor
f ff
Kekuatan geser dengan nilai =0 berlaku untuk kondisi khusus dan bahan disebut kohesif murni.
Gambar 8
Rumusan kriteria Mohr-Coulomb, ff
dan ff .
Gambar 9
D
R
sin
2 cot sin 2
3 1
3 1
f c
f
f f
Apabila c=0 (tanah non-kohesif), maka
11ff 33ff
sin
Dengan penyusunan ulang, didapat:
13 1 1 sin sin
atau kebalikannya:
13 1 1 sin sin
13 tan
2 45
o 2
13 tan
2 45
o 2