• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logo, Symbol, Lagu Muhammadiyah

N/A
N/A
Cepcin@

Academic year: 2024

Membagikan "Logo, Symbol, Lagu Muhammadiyah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Septin Nadifa Putri Salma Nim :202210320311006

TUGAS KE 9

1. Logo, Symbol, Lagu Muhammadiyah:

a. Logo Muhammadiyah

Logo Muhammadiyah diciptakan oleh KH Siraad Dahlan, anak pertama KH Ahmad Dahlan, ketika awal organisasi tersebut didirikan sekitar tahun 1912. Logo ini mencerminkan beberapa nilai dan filosofi yang terkait dengan Muhammadiyah, seperti keinginan, kesejahteraan, dan moderat. Berikut adalah beberapa komponen logo Muhammadiyah:

1. Matahari: Logo ini menggunakan matahari sebagai simbol keinginan KH Ahmad Dahlan yang berharap. Matahari juga menjadi dasar logo persyarikatan Muhammadiyah.

2. Tulisan "Muhammadiyah": Dengan dua kalimat syahadat yang melingkari dan dasarnya berwarna hijau, tulisan ini menunjukkan visi pencerahan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.

3. Sinar: Logo ini memiliki 12 sinar berwarna putih di tengah matahari, yang mengarah ke segala arah. Sinar ini menggambarkan harapan KH Ahmad Dahlan yang ingin Lambang Muhammadiyah berbentuk matahari yang memancarkan dua belas sinar ke segala arah.

4. Warna hijau dan putih: Kombinasi warna hijau dan putih dalam logo ini mencerminkan kedamaian dan kesejahteraan. Warna hijau juga menggambarkan kedalaman dan kesadaran dalam ajaran Islam. Logo Muhammadiyah memiliki makna simbolis yang menunjukkan visi, identitas, dan ciri dari pergerakan Muhammadiyah dalam menjajaki Islam yang moderat, mendorong pendidikan Islam yang baik, dan memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi Muslim.

b. Bendera Muhammadiyah

Bendera Muhammadiyah terdiri dari tiga pita horizontal dengan warna hitam, putih, dan hitam. Pita hitam di bagian atas melambangkan "La Ilaha

(2)

Illallah" (Tiada Tuhan selain Allah), pita putih di tengah melambangkan

"Muhammad Rasulullah" (Muhammad adalah Utusan Allah), dan pita hitam di bawahnya melambangkan "Hizbul Wathan" (Partai Kebangsaan). Bendera ini melambangkan kesatuan umat Islam dalam Muhammadiyah, serta komitmen terhadap ajaran Islam dan nasionalisme.

c. Mars Muhammadiyah

Lagu Muhammadiyah mengandung makna tentang keyakinan akan ajaran Islam, semangat untuk mengusir kegelapan dan kabut hitam, serta seruan untuk selalu mendengar dan taat kepada perintah Allah. Melalui liriknya, Mars Muhammadiyah menggambarkan semangat, keyakinan, dan perjuangan dalam mengemban ajaran Islam.

2. Struktur Organisasi a. Majelis

Struktur organisasi Kemuhammadyahan, yaitu Organisasi Muhammadiyah, terdiri dari berbagai majelis dan lembaga yang menjadi pondasi utama dalam organisasi. Berikut adalah beberapa majelis dan lembaga yang ada di Kemuhammadyahan:

1. Majelis Tarjih dan Tajdid: Menjaga pengajaran ajaran Islam dan pendidikan agama.

2. Majelis Tabligh: Mengatur pelatihan dan kegiatan pendidikan agama.

3. Majelis Pendidikan Tinggi: Mengembangkan pendidikan tinggi dalam organisasi.

4. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah: Mengatur pelatihan dan kegiatan pendidikan dasar dan menengah.

5. Majelis Pendidikan Kader: Mengembangkan pendidikan kader dalam organisasi.

6. Majelis Pelayanan Sosial: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang sosial.

(3)

7. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan: Mengembangkan kegiatan ekonomi dan kewirausahaan dalam organisasi.

8. Majelis Pemberdayaan Masyarakat: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

9. Majelis Pembina Kesehatan Umum: Mengembangkan kegiatan dalam bidang kesehatan umum.

10. Majelis Pustaka dan Informasi: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang pustaka dan informasi.

11. Majelis Lingkungan Hidup: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup.

12. Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang hukum dan hak asasi manusia.

13. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan: Mengatur pelatihan dan kegiatan dalam bidang wakaf dan kehartabendaan

b. Lembaga

beberapa lembaga yang membantu dalam mengembangkan organisasi, seperti:

1. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting: Mengembangkan cabang dan ranting organisasi.

2. Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan: Mengembangkan keuangan dan pengawasan organisasi.

3. Lembaga Penelitian dan Pengembangan: Mengembangkan pelatihan dan kegiatan penelitian dan pengembangan.

4. Lembaga Penanganan Bencana: Mengembangkan kegiatan penanganan bencana.

5. Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh: Mengembangkan kegiatan zakat infaq dan shodaqqoh.

6. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik: Mengembangkan hikmah dan kebijakan publik.

7. Lembaga Seni Budaya dan Olahrarga: Mengembangkan seni budaya dan olahrarga.

8. Lembaga Hubungan dan Kerjasama International: Mengembangkan hubungan dan kerjasama internasional

3. Struktur Kepemimpinan

a. Ketua PP Muhammadiyah Dari Masa Ke Masa

Struktur kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) dari masa ke masa melibatkan berbagai posisi kepemimpinan yang bertugas mengatur dan mengelola berbagai aspek organisasi. Namun, informasi terperinci mengenai susunan kepemimpinan PP Muhammadiyah dari masa ke masa tidak ditemukan dalam sumber yang tersedia.

b. Struktur PP, PWM, PDM, PCM, PCIM, PRM

 Pimpinan Pusat (PP): Pimpinan tertinggi yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan organisasi di seluruh Indonesia.

 Pimpinan Wilayah (PWM): Bertanggung jawab memimpin Muhammadiyah di wilayahnya masing-masing, dan melaksanakan kebijakan pimpinan yang lebih tinggi.

(4)

 Pimpinan Daerah (PDM): Pimpinan daerah yang bertugas memimpin Muhammadiyah di tingkat kabupaten.

 Pimpinan Cabang (PCM): Pimpinan cabang, yang beroperasi pada tingkat lebih lokal dibandingkan PDM.

 PCIM merupakan cabang khusus Muhammadiyah yang bergerak di wilayah tertentu, seperti universitas atau rumah sakit. Proses pengambilan keputusan di Muhammadiyah bersifat demokratis dan melibatkan permusyawaratan, dengan yang tertinggi adalah Muktamar Muhammadiyah.

 Pimpinan Ranting (PRM): Pimpinan tingkat paling bawah, bertanggung jawab atas kegiatan di tingkat akar rumput.

c. AUM

AUM merujuk pada Yayasan Amal Muhammadiyah yang merupakan bagian dari kegiatan sosial Muhammadiyah. Penelitian bertujuan untuk merancang model penyelesaian permasalahan pada Yayasan Amal Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan di Bangka Belitung. Solusi permasalahan AUM di Bangka Belitung berupa pola berpikir sistem pada pengontrol, pelaksana, pemantau, dan evaluator, dengan melibatkan seluruh unsur dalam sistem pendidikan Muhammadiyah.

4. Ortom Muhammadiyah a. Aisyah

Pendirian ‘Aisyiyah diawali dengan pertemuan yang digelar di rumah Kyai Dahlan pada 1917, yang dihadiri K.H. Dahlan, K.H. Fachrodin, K.H.

Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo, bersama enam gadis kader Dahlan, yaitu Siti Bariyah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, dan Siti Badilah. Pertemuan tersebut memutuskan berdirinya organisasi perempuan Muhammadiyah, dan disepakati nama ‘Aisyiyah yang diajukan K.H.

Fachrodin. Nama itu terinspirasi dari istri nabi Muhammad, yaitu ‘Aisyah yang dikenal cerdas dan mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad, maka Aisyiyah bermakna pengikut ‘Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam berdakwah, seperti figur Muhammad dan

‘Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang berdampingan bersama Muhammadiyah. Harapannya, profil Aisyah juga menjadi profil orang-orang Aisyiyah.

b. Hizbul Wathan

Hizbul Wathan merupakan organisasi ekstrakurikuler di lingkungan Muhammadiyah yang fokus pada kepanduan dan pengembangan karakter peserta didik, memberikan pembinaan dan kegiatan nonformal baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan. Organisasi ini bertujuan untuk menjunjung tinggi dan menegakkan agama Islam serta mewujudkan pedoman Islam yang akurat, dengan berbagai acara dan kompetisi yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota.

c. Pemuda Muhammadiyah

Pemuda muhammadiyah merupakan salah satu organisasi otonom di lingkungan muhammadiyah yang merupakan gerakan islam yang menjunjung tinggi prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar. Didirikan dengan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan generasi muda Islam serta meningkatkan peran mereka sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. Pemuda Muhammadiyah mempunyai sejarah yang dapat ditelusuri dari keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), sebuah gerakan yang

(5)

diharapkan dapat melakukan kegiatan untuk membina generasi muda Islam.

Keputusan untuk membentuk Muhammadiyah Bagian Pemuda, yaitu bagian dari Muhammadiyah yang secara khusus bertugas membina dan mendidik generasi muda dari keluarga Muhammadiyah, diambil pada Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar pada tahun 1932. Tanggung jawab pembinaan Pemuda Muhammadiyah dilimpahkan kepada pimpinan Muhammadiyah. di setiap tingkat. Misalnya saja pada tingkat pimpinan pusat, tanggung jawab membina, mendidik, dan membimbing Pemuda Muhammadiyah dipercayakan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang membantu pimpinan pusat dalam memimpin gerakan pemuda. Dengan persetujuan Majelis Tanwir, dibentuklah Bagian Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang berwenang mengurus urusannya sendiri d. Nasyiatul Aisyiyah

Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dalam lingkungan Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 1931 di Yogyakarta.

Merupakan organisasi perempuan muda yang bergerak di bidang feminitas, sosial, dan agama. Organisasi tersebut bertujuan untuk membina wanita Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa, masyarakat, dan agamanya, menuju terwujudnya masyarakat Islami yang sesungguhnya. Anggota Nasyiatul Aisyiyah adalah muslimah, warga negara Indonesia berusia 17-40 tahun, yang setuju dan mendukung tujuan organisasi. Motto organisasi ini adalah

“ALBIRRU MANITTAQAA” yang artinya “Kebaikan itu bagi orang-orang yang bertaqwa dan bertaqwa kepada Allah”. Nasyiatul Aisyiyah pada awalnya merupakan bagian dari Aisyiyah, sayap perempuan Muhammadiyah, dan menyerukan status otonomi, yang dicapai pada tahun 1965. Organisasi ini menghadapi hambatan dan kesulitan dalam menerapkan visinya tentang remaja putri, namun berhasil memperluas perannya. perempuan dalam gerakan Muhammadiyah

e. Tapak Suci

Tapak Suci Putera Muhammadiyah, atau Tapak Suci, adalah organisasi pencak silat otonom di lingkungan Muhammadiyah yang fokus pada pencak silat. Didirikan pada tanggal 31 Juli 1963 di Yogyakarta dan merupakan salah satu dari sepuluh 'sekolah bersejarah' Persatuan Pencak Silat Indonesia. Organisasi ini melatih anggotanya teknik fisik silat dan latihan pernapasan, dengan fokus menegakkan agama Islam dan mewujudkan pedoman Islam yang akurat. Keanggotaan Tapak Suci terbuka tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi siapa saja yang berminat, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Merupakan bagian dari Muhammadiyah dan beroperasi sebagai organisasi otonom dalam kerangka Muhammadiyah, dengan tanggung jawab membina dan mendidik anggotanya untuk menjadi kader Muhammadiyah.

f. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa Islam dan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. IMM Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964 M/ 29 Syawal 1384. Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya ilmuwan Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. IMM memiliki beberapa tokoh-tokoh terkemuka dalam pendirian organisasi, seperti Djazman Al- Kindi, Soedibjo Markus, dan Rosyad Saleh.

g. Ikatan Pejalar Muhammadiyah

(6)

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang berfungsi sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar di kalangan pelajar. IPM Didirikan di Surakarta pada tanggal 18 Juli 1961, sejak konferensi pemuda Muhammadiyah yang diadakan pada tahun 1958 di Garut. IPM merupakan konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Tujuan IPM adalah untuk menghasilkan pelajar muslim yang berilmu, berakhlaq mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam.

Referensi

Dokumen terkait

terkait Peran Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah kabupaten Sukoharjo dalam pembinaan Organisasi Otonom di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah

tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan. Untuk mendeskripsikan siapa yang terlibat dalam pembinaan karakter. mandiri dan tanggung jawab siswa SD Muhammadiyah 8 Jagalan.

Muhammadiyah dalam melakukan kaderisasi ber- beda dengan organisasi yang lain, karena kader-kader yang diciptakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan internal persyarikatan

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak

Dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar disekolah yakni sebagaimana membina dan mendidik siswanya

Abstract – Guru yang profesional adalah memiliki tanggung jawab dalam membina, membimbing, mendidik, menilai dan mengevaluasi para peserta didiknya untuk dapat

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang dilakukan tidak

9 judul peran Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan Islam di masyarakat pendekatan sosiologis di Kelurahan salaka yaitu suatu penelitian tentang usaha atau kiprah organisasi