• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Infeksi Mawar

N/A
N/A
Rosalia Pertiwi

Academic year: 2025

Membagikan "LP Infeksi Mawar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN INFEKSI SETELAH OPERASI

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. NENGAH BUDIAWAN (2411515011) 2. SONIA ZHEPANIE MANULANG (2411515008) 3. ROSALIA PERTIWI (2411515013) 4. BRUNAI DWI AGUNG J. (2411515075)

5. DESNALIANI (2411515017)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2024

(2)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter& Perry, 2005). Infeksi pasca operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi. Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup maupun pada luka yang terbuka.

Data surveilans infeksi daerah operasi Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan bahwa proporsi kejadian di rumah sakit pemerintah dan swasta tidak jauh berbeda. Rumah sakit pemerintah mencatat 1.598 kasus infeksi dari 160.417 pasien yang berisiko, atau 55,1%, sedangkan rumah sakit swasta mencatat 991 kasus infeksi dari 1.672 pasien yang berisiko, atau 9,1%. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa rumah sakit pemerintah di Indonesia masih menghadapi kekurangan dalam pengawasan, pencegahan yang tidak memadai, keterbatasan peralatan, yang berakibat pada perawatan yang tidak optimal, serta masalah kelebihan jumlah pasien. (Depkes RI, 2021).

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2018).

Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan penilaian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control Policies. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung promosi kualitas pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien, petugas kesehatan, dan orang lain dalam perawatan kesehatan dan lingkungan dengan cara yang hemat biaya (WHO, 2014).

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisma yang mampu

(3)

menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal (Potter & Perry.

Fundamental keperawatan. Hal: 933-942:2017). Infeksi merupakan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intra seluler, atau respon antigen-antibodi. In feksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri gram negatif (E.coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob yang dapat berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi. Bakteri yang paling banyak adalah Staphylococcus (Santoso, 2009).

Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan infeksi setelah operasi dapat ditingkatkan. Dengan demikian, penyuluhan ini dapat berfungsi secara optimal dalam membantu keluarga Indonesia menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera dan meningkatkan kualitas generasi mendatang.

2 Proses Keperawatan A. Diagnosa Keperawatan

Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Efek Prosedur Invasif (SDKI, D.0142) B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang pencegahan infeksi setelah operasi.

b. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien di ruangan mawar mampu :

1. Menyebutkan pengertian infeksi 2. Menyebutkan penyebab infeksi 3. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi

4. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi pasca operasi 5. Menyebutkan hal yang perlu diperhatikan pasca operasi

6. Menyebutkan langkah-langkah mengganti perban 7. Menyebutkan kapan harus segera periksa ke dokter

(4)

3. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien di ruangan mawar

4. Rancangan Kegiatan a. Nama Kegiatan

Penyuluhan Kesehatan Tentang Pencegahan infeksi setelah operasi b. Hari, Tanggal, Tempat

Hari / Tanggal : Jumat, 20 Desember 2024 Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Ruangan Mawar c. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab dan diskusi d. Media

- Lembar balik - Leaflet 5. Pelaksanaan

a. Pengorganisasian

- Moderator : Nengah Budiawan

- Penyaji : Sonia Zephanie Manulang - Observer : Rosalia Pertiwi

- Dokumentator : Brunai Dwi Agung - Fasilitator : Desnaliani

(5)

Keterangan

Penanggung Jawab :

Moderator :

Pemateri :

Observer :

Fasilitator :

Audiens :

(6)

6. EVALUASI Evaluasi Struktur

1. 80% klien menghadiri penyuluhan.

2. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.

3. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

Evaluasi Proses

1. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.

2. 80 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan infeksi setelah operasi diharapkan 80%

peserta mampu :

1. Menyebutkan pengertian infeksi 2. Menyebutkan penyebab infeksi 3. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi

4. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi pasca operasi 5. Menyebutkan hal yang perlu diperhatikan pasca operasi

6. Menyebutkan langkah-langkah mengganti perban 7. Menyebutkan kapan harus segera periksa ke dokter

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen pada penelitian ini adalah Pasien yang mengalami HAIs (Healthcare Associated Infection), yaitu terdiri dari : a) Kejadian Infeksi Saluran Kemik

PPI dibentuk untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial atau yang sejak tahun 2007 telah diubah oleh WHO menjadi Healthcare-Associated Infections

Jenis infeksi nosokomial yang paling banyak ditemukan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan jumlah 30 kasus (51,7%).. Asal spesimen yang paling banyak

Cara penularan infeksi nosokomial bisa berupa infeksi silang (Cross infection) yaitu disebabkan oleh kuman yang didapat dari orang atau penderita lain di rumah

Saat ini penyebutan tersebut diubah menjadi infeksi terkait pelayanan kesehatan atau “HAIs” (Healthcare Associated Infections) dengan pengertian yang lebih luas,

Abbreviations ASH, Alice Springs Hospital; CA-MRSA, community acquired methicillin- resistantStaphylococcus aureus; CC, clonal complex; HA-MRSA, healthcare associated