Praktikum Pengolahan Bahan Galian Laboratorium Tambang
M - III
KOMINUSI II (Secondary Crushing)
Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Shafa S F
NPM : 10070119031
Shift : I (Satu)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin / 26 Februari 2024 Hari/Tanggal Laporan : Senin / 26 Februari 2024
Assisten : 1. M Alfan Sanjaya
2. Urfan Fatin Haq
Acc Laporan Nilai Akhir
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR
Assaamu’alaikum Warahmatuullahi Wabarakatuh Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada jungjunan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya yang senantiasa tunduk akan ajarannya sampai akhir zaman.
Penyusun Laporan Awal Praktikum ini merupakan syarat untuk mengikuti kegiatan praktikum selanjutnya dalam praktikum Pengolahan Bahan Tambang.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan semangat untuk menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, unutk itu kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulisn khususnya dan bagi yang membaca umumnya. Aamiin
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, 25 Februari 2024 Mahasiswa
Muhamad Shafa S F
NPM 10070119031
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i DAFTAR ISI ... ii M-I KOMINUSI ... 3
1.1 Tujuan ... I-1 1.2 Landasan Teori ... I-1 1.2.1 Kominusi ... I-1 1.2.2 Jaw Crusher ... I-5 1.3 Alat dan Bahan ... I-61.3.1 Alat ... I-6 1.3.2 Bahan ... I-6 1.4 Prosedur Pengujian ... I-6 1.5 Rumus Yang Digunakan ... I-6 DAFTAR PUSTAKA
M – III
KOMINUSI II (SECONDARY CRUSHING)
2.1 Tujuan
Adapun untuk tujuan dari pembuatan laporan awal ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui tahapan-tahapan secondary crushing.
2. Dapat memperkecil ukuran sampel dari tahap sebelumnya.
3. Dapat meengetahui alat-alat yang digunakan dalam secondary crushing.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 KominusiKominusi merupakan suatu proses pengecilan ukuran dari bahan galian, yang mana bertujuan untuk melepaskan mineral-mineral yang diinginkan dari mineral yang tidak diinginkan. Dalam proses pelepasan mineral-mineral tersebut biasanya sering disebut sebagai liberasi. Pada umunya ukuran bahan galian yang didapatkan dalam proses penambangan masih berukuran besar, sehingga perlu adanya pengecilan ukuran.
Sumber : Andri, 2017
Gambar 2.1 Tahapan Kominusi
Dalam kominusi sendiri biasanya terdapat dua tahap, takni crushing dan grinding, berikut penjelasannya:
1. Crushing
Crushing merupakan suatu proses penghancuran mineral untuk memisahkan mineral yang diinginkan dan biasanya proses crushing ini dilakukan dalam keadaan kering. Dalam crushing sendiri terdapat beberapa macam penghancuran, yakni sebagai berikut:
a. Primary Crushing
Primary crushing merupakan suatu tahapan penghancuran dengan material berukuran antara 84 x 60 inchi. Pada tahapan ini alat yang digunakan biasanya jaw crusher dan gyratori crusher.
Sumber : Ahmad, 2016
Gambar 2.2 Primary Crushing b. Secondary Crushing
Secondary crushing merupakan lanjutan tahapan dari tahapan sebelumnya yakni primary crushing. Dalam proses ini material yang dihancurkan berkisar 6 inchi dengan produk yang dihasilkan biasanya o,5 inchi. Kemudian untuk alat yang digunakan dalam proses ini yakni jaw crusher, gyratori crusher dan cone crusher.
Sumber : Ahmad, 2016 Gambar 2.3 Secondary Crushing
c. Fine Crushing
Fine crushing ini merupakan proses lanjutan dari setalah primary crushing dan secondary crushing. Adapun alat yang digunakan dalam proses ini yakni shearing stress.
Sumber : Ahmad, 2016 Gambar 2.4 Fine Crushing 2. Grinding
Grinding merupakan suatu proses penggerusan bahan galian dan pada proses ini pun bisa dilakukan ketika bahan galian dalam keadaan basah ataupun kering. Dalam proses grinding ini terbagi menjadi beberpa cara penghancuran, yakni sebagai berikut:
a. Ball Mill
Ball mill merupakan suatu silinder horizontal dengan diameter sama dan untuk panjang dan platnya sendiri sebagai pelapis yang didalamnya berisi bola baja. Untuk cara kerja dari ball mill sendiri yakni dengan diputar bola-bolanya sehingga material yang dimasukkan hancur.
Sumber : Suryadi, 2017 Gambar 2.5
Ball Mill
b. Hammer Mill
Hammer mill merupakan alat penggiling yang mana memiliki rotor dengan cara kerjanya sendiri yakni berputar dalam kecepatan tinggi di dalam sebuah casing berbentuk silinder. Untuk bahan galian yang masuk akan dihancurkan oleh palu ayun yang berada dalam hammer mill atau tepatnya di piring kotor.
Sumber : Suryadi, 2017 Gambar 2.6 Hammer Mill c. Impactor
Impactor sendiri hampir mirip dengan hammer mill, tetapi yang membedakannya di impactor sendiri tidak terdapatnya ayakan. Untuk impactor sendiri merupakan mesin pemecah atau penghancur primer yang digunakan untk batuan ataupun bijih. Pada alat ini hanya terjadinya aksi pukulan dengan rotornya sendiri dapat dijalakan kedua arah yang sama.
Sumber : Suryadi, 2017 Gambar 2.7
Impactor
d. Rod Mill
Rod mill merupakan batang-batang baja dan unutk umpan yang dimasukannya sendiri ukurannya berkisar ¾ inchi. Dalam rod mill sebdiri umpan yang dimasukkan atau bahan galian yang dimasukkan harus berukuran kecil, karena jika bahan galian atau umpan tersebut berukuran besar akan menyebabkan baja yang berada di rod mill tersebut akan patah.
Sumber : Suryadi, 2017
Gambar 2.8 Rod Mill 2.2.2 Cone Crusher
Cone crusher merupakan sebuah alat yang mana digunakan dalam tahap kominusi tingkat ke dua atau secondary crushing. Alat ini sendiri adalah alat yang dimodif dari gyratory crusher. Untuk sumbu tunjang yang ada di cone crusher ini ditempatkan di bawah kepala remuk. Cone crusher ini memiliki kelebihan, yakni ketika umpan yang dimasukkan terlalu keras maka umpan tersebut akan bergerak secara otomatis keluar dari alat tersebut dan alat tersebut adalah bowl.
Sumber : Bakti, 2017 Gambar 2.9 Cone Crusher
Adapun untuk tipe dari cone crusher ini adalah sebagai berikut:
1. Standard Cone Crusher
Tipe ini mempunyai rongga remuk bertangga dan untuk rongga ini sendiri akan cenderung membesar ke arah umpannya masuk. Akibat dari rongga tersebut menghasilkan umpan menjadi remuk, tetapi dengan ukuran yang relatif besar.
2. Standard Head Crusher
Tipe ini mempunyai rongga remuk yang sempit dan mulut untuk masuk umpan pun lebih kecil.
2.3
Alat dan Bahan 2.3.1 AlatAdapun untuk alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Nampan 2. Sendok
3. Kantong plastic 4. Penggaris 5. Cone crusher 6. Double roll crusher 7. Timbangan
8. Sieve shaker
9. Screen (8#, 12#, 14#, 16#, 20#, 30#, 40#, 70#, 80#) 2.3.2 Bahan
Adapun untuk bahan yang dipakai pada praktikum kali ini adalah batugamping yang sebelumnya sudah melalui tahap primary crushing.
2.4 Prosedur Percobaan
Adapun untuk prosedur pengujian pada tahap secondaru crushing ini adalah sebagai berikut:
1. Cone crusher dihidupkan lalu umpan dimasukkan ke dalam feeder sedikit demi sedikit.
2. Ketika pengumpanan tersebut selesai, motor cone crusher dimatika dan hitung produkta dengan menggunakan jangka sorong.
3. Untuk motor double roll crusher dan untuk umpan dimasukkan ke dalam feeder sedikit demi sedikit.
4. Ketika pengumpanan tersebut telah selesai, matikan double roll crusher lalu ukuran produkta dihitung dengan menggunakan alat screen.