• Tidak ada hasil yang ditemukan

makala etika profesi

N/A
N/A
Ishak Al kainar

Academic year: 2025

Membagikan "makala etika profesi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Pekerjaan, profesi dan profesionalisme dalam bidang TI

Mata Kuliah:

Etika profesi informatika

Dosen Pengampu:

Darmawati, S.Pd., M.Pd

— Disusun Oleh — Firli Ramadanu (2204411151)

Irayanti (2204411119) Siska (2204411164)

Nur Fadila Anasti Sya (2204411343) Paskal sakaria (2204411665)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul "Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalisme dalam Bidang Teknologi Informasi" ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk tugas untuk memperdalam pemahaman mengenai dunia kerja di bidang Teknologi Informasi (TI), terutama dalam hal perbedaan antara pekerjaan dan profesi, serta pentingnya sikap profesionalisme dalam menjalankan peran di bidang ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik atau sedang meniti karier di dunia TI.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun penyampaian. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan makalah ini.

Palopo, 11 April 2025

Kelompok 3

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...... i

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Materi...1

1.3 Tujuan...2

BAB 2 PEMBAHASAN......3

2.1 Pekerjaan di bidang TI...3

2.2 Profesionalisme...4

2.3 Profesi TI...5

2.4 Etika dan Kode Etik Profesi TI...6

2.5 Tantangan dalam Profesionalisme TI...7

BAB 3 PENUTUP... 9

3.1 Kesimpulan...9

DAFTAR PUSTAKA...... 10

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat pada era digital saat ini telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di dunia kerja. Berbagai sektor industri kini sangat bergantung pada teknologi, sehingga kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki kompetensi di bidang TI semakin meningkat. Hal ini menjadikan bidang TI sebagai salah satu bidang yang menjanjikan dari segi peluang kerja maupun perkembangan karier.

Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan bidang ini, muncul pula tantangan dalam membedakan antara sekadar pekerjaan, profesi, dan bagaimana seseorang bisa menjalani pekerjaannya secara profesional. Tidak sedikit individu yang bekerja di bidang TI tanpa memahami secara mendalam tanggung jawab profesinya dan pentingnya etika serta sikap profesional dalam bekerja.

Profesi di bidang TI bukan hanya menuntut kemampuan teknis, tetapi juga integritas, tanggung jawab, dan kesadaran etis yang tinggi. Seorang profesional TI dituntut untuk tidak hanya menyelesaikan tugasnya, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap teknologi yang digunakan, seperti menjaga keamanan data, menghormati privasi pengguna, dan menghindari penyalahgunaan teknologi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam apa itu pekerjaan dan profesi dalam konteks TI, serta bagaimana membentuk sikap profesionalisme dalam menjalani karier di bidang ini. Melalui makalah ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengenal lebih jauh tentang dunia kerja TI dan pentingnya profesionalisme dalam menunjang keberhasilan dan kredibilitas seorang tenaga TI di era digital.

1.2 Rumusan Materi

Adapun Rumusan Materi dalam makalah ini yaitu:

1. Pekerjaan di bidang TI 2. Profesionalisme 3. Profesi TI

4. Etika dan kode etik profesi TI 5. Tantangan dan profesionalisme TI

(5)

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep pekerjaan, profesi, dan profesionalisme khususnya dalam bidang Teknologi Informasi (TI). Melalui makalah ini, penulis ingin menjelaskan perbedaan antara pekerjaan dan profesi, serta pentingnya memiliki sikap profesional dalam menjalankan peran sebagai tenaga ahli di bidang TI. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya etika kerja, tanggung jawab, dan kompetensi dalam mendukung keberhasilan individu maupun organisasi yang bergerak di sektor teknologi.

Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami bahwa menjadi profesional di bidang TI tidak hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga melibatkan integritas, etika, dan komitmen terhadap kualitas kerja.

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pekerjaan di bidang TI

Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi (TI) secara umum merujuk pada segala jenis profesi yang berkaitan dengan penggunaan, pengembangan, pengelolaan, serta pemeliharaan sistem teknologi, perangkat lunak, dan jaringan komputer. Para profesional di bidang ini bertanggung jawab untuk memastikan sistem teknologi berjalan dengan baik, mendukung operasional perusahaan, dan menciptakan solusi inovatif berbasis digital.

Contoh jenis pekerjaan di bidang TI antara lain adalah Programmer, yang bertugas menulis, menguji, dan memelihara kode untuk membangun aplikasi atau perangkat lunak sesuai kebutuhan pengguna atau perusahaan. Network Engineer memiliki tanggung jawab dalam merancang, mengelola, dan menjaga stabilitas serta keamanan jaringan komputer dalam suatu organisasi. Kemudian ada Data Analyst, yang berperan dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data untuk membantu pengambilan keputusan berbasis informasi yang akurat dan relevan.

Selain itu, UI/UX Designer berfokus pada menciptakan antarmuka dan pengalaman pengguna yang intuitif, menarik, dan mudah digunakan, sehingga aplikasi atau situs web lebih efektif dalam menjangkau pengguna. Cybersecurity Specialist bertanggung jawab dalam melindungi sistem dan data dari ancaman digital, seperti peretasan, malware, dan serangan siber lainnya. Terakhir, IT Support merupakan profesi yang memberikan bantuan teknis kepada pengguna, baik dalam menyelesaikan masalah perangkat keras, perangkat lunak, maupun konektivitas jaringan, agar sistem dapat berfungsi dengan baik setiap saat.

Pekerjaan di bidang TI memiliki cakupan yang sangat luas dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Setiap peran memiliki spesialisasi masing-masing, namun tetap saling berkaitan untuk mendukung sistem teknologi yang handal dan efisien dalam suatu organisasi. Misalnya, seorang Programmer tidak hanya membuat aplikasi, tetapi juga bekerja sama dengan UI/UX Designer untuk memastikan tampilan dan alur aplikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Begitu juga Data Analyst yang membutuhkan dukungan dari IT Support dan sistem jaringan yang stabil agar proses pengolahan data berjalan lancar.

Profesi seperti Cybersecurity Specialist semakin penting karena ancaman siber terus meningkat. Mereka harus selalu memperbarui pengetahuan dan sistem keamanan untuk menjaga data perusahaan tetap aman. Di sisi lain, Network Engineer juga harus mampu mengelola infrastruktur jaringan yang kompleks, baik dalam skala lokal maupun global, serta memastikan konektivitas antar perangkat dan sistem berjalan optimal.

(7)

Secara keseluruhan, pekerjaan di bidang TI tidak hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kerja sama tim, dan adaptasi terhadap perubahan teknologi yang cepat. Profesi-profesi ini memainkan peran penting dalam mendukung digitalisasi di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, industri, hingga pemerintahan. Oleh karena itu, bidang TI menjadi salah satu pilihan karier yang menjanjikan dan penuh tantangan di era digital saat ini.

2.2 Profesionalisme

Profesionalisme adalah sikap, perilaku, dan etika yang ditunjukkan seseorang dalam menjalankan profesinya secara konsisten dan bertanggung jawab.

Dalam konteks dunia kerja, profesionalisme mencerminkan komitmen seseorang terhadap standar dan nilai-nilai yang berlaku di bidang pekerjaannya, termasuk dalam menyelesaikan tugas secara efektif, menjaga sikap positif, dan menghormati rekan kerja maupun klien.

Di bidang Teknologi Informasi (TI), profesionalisme sangat penting karena pekerjaan seringkali menyangkut sistem dan data yang sensitif serta berdampak besar terhadap operasional organisasi. Salah satu nilai utama profesionalisme di bidang TI adalah integritas, yaitu kejujuran dan konsistensi dalam bertindak, misalnya tidak memanipulasi data atau menyalahgunakan akses sistem. Nilai berikutnya adalah tanggung jawab, di mana seorang profesional TI harus mampu mempertanggungjawabkan pekerjaan yang dilakukannya, termasuk ketika terjadi kesalahan atau gangguan sistem.

Kompetensi juga menjadi bagian penting dari profesionalisme, yaitu kemampuan dan pengetahuan teknis yang terus dikembangkan agar dapat menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan sesuai standar industri. Terakhir, etika kerja mencakup sikap disiplin, menghargai waktu, dan menjaga kerahasiaan informasi yang menjadi bagian dari tanggung jawab profesi. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme tersebut, seorang profesional TI dapat membangun reputasi yang baik dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan teknologi dan organisasi tempatnya bekerja. Menjaga profesionalisme dalam bidang TI juga berarti mampu bekerja secara kolaboratif dan komunikatif, terutama karena banyak proyek teknologi melibatkan tim lintas disiplin. Seorang profesional TI harus mampu menghargai pendapat rekan kerja, terbuka terhadap kritik, serta menjalin kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Dalam lingkungan yang serba cepat seperti dunia TI, kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan sambil tetap menjaga kualitas kerja adalah wujud nyata dari profesionalisme.

Selain itu, perkembangan teknologi yang sangat pesat menuntut para profesional TI untuk selalu update terhadap tren dan inovasi terbaru. Hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab profesional, agar solusi yang ditawarkan tetap relevan dan efisien. Seorang yang profesional tidak hanya mengandalkan ilmu yang sudah dimiliki, tetapi terus belajar dan meningkatkan keterampilan, baik melalui pelatihan, sertifikasi, maupun pengalaman langsung di lapangan.

(8)

Dalam praktik sehari-hari, profesionalisme juga tampak dari cara seseorang menangani konflik, menyampaikan pendapat secara bijaksana, dan menjaga kepercayaan klien atau pengguna. Terutama dalam menangani data pribadi atau sistem penting, etika menjadi landasan utama. Profesional TI yang memiliki integritas tinggi akan menolak menggunakan pengetahuan atau akses teknologi untuk tujuan yang merugikan orang lain, seperti meretas sistem atau menyebarkan data tanpa izin.

Dengan menerapkan nilai-nilai profesionalisme secara konsisten, individu di bidang TI tidak hanya membangun karier yang sukses, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan penuh kepercayaan. Profesionalisme menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan dan perkembangan industri TI yang semakin kompleks dan strategis di era digital ini.

2.3 Profesi TI

Profesi merupakan suatu bentuk pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, pelatihan formal, dan pemahaman mendalam terhadap bidang tertentu. Dalam bidang Teknologi Informasi (TI), profesi mencakup berbagai peran seperti programmer, data analyst, cybersecurity specialist, hingga system administrator.

Para profesional TI harus memiliki pengetahuan teknis, keterampilan praktis, serta etika kerja yang tinggi untuk dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

Profesi memiliki beberapa ciri utama. Pertama, memiliki kode etik, yaitu seperangkat prinsip dan pedoman moral yang mengatur perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya. Kode etik ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat serta memastikan bahwa pekerjaan dilakukan secara jujur, bertanggung jawab, dan profesional. Kedua, profesi diakui oleh masyarakat, artinya keahlian yang dimiliki oleh para profesional dihargai dan dibutuhkan oleh berbagai sektor, karena kontribusinya yang nyata dalam menyelesaikan permasalahan berbasis teknologi. Ketiga, terdapat organisasi profesi yang mewadahi para tenaga ahli, seperti IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing Machinery). Organisasi ini berperan dalam pengembangan standar, pelatihan, sertifikasi, dan penyusunan kode etik di bidang TI.

Adapun perbedaan antara pekerjaan dan profesi terletak pada tingkat keahlian dan tanggung jawab yang melekat. Pekerjaan adalah aktivitas atau tugas yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, dan tidak selalu membutuhkan pelatihan atau pendidikan formal. Sementara itu, profesi menuntut keahlian mendalam, standar kompetensi tertentu, serta tanggung jawab moral dan sosial terhadap pekerjaan yang dilakukan. Oleh karena itu, seseorang yang berprofesi di bidang TI bukan hanya dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas teknis, tetapi juga menjunjung tinggi etika, menjaga integritas, serta terus mengembangkan diri secara profesional.

(9)

2.4 Etika dan Kode Etik Profesi TI

Etika dalam dunia Teknologi Informasi (TI) sangat penting karena menyangkut dampak besar terhadap individu, organisasi, dan masyarakat secara luas. Para profesional TI memiliki akses terhadap sistem, data pribadi, dan informasi sensitif, sehingga perlu menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral.

Contoh pentingnya etika dalam TI antara lain adalah menjaga keamanan data, menghormati privasi pengguna, tidak menyalahgunakan akses sistem, serta menghindari plagiarisme dan manipulasi data. Tanpa etika, teknologi yang seharusnya memberikan manfaat justru bisa menimbulkan kerugian besar.

Organisasi profesi seperti ACM (Association for Computing Machinery) dan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) memiliki kode etik yang menjadi pedoman perilaku bagi para anggotanya. Beberapa prinsip dasar dalam kode etik ACM/IEEE antara lain:

Menjunjung tinggi kesejahteraan publik.

Menghindari menyebabkan bahaya secara langsung maupun tidak langsung.

Menghargai privasi dan kerahasiaan informasi.

Bertindak dengan integritas dan jujur dalam semua aktivitas profesional.

Terus mengembangkan keahlian dan berbagi ilmu secara bertanggung jawab.

Sebagai contoh nyata, banyak studi kasus pelanggaran etika di bidang TI yang memberikan pelajaran penting. Salah satunya adalah kasus kebocoran data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, di mana data pribadi jutaan pengguna digunakan tanpa izin untuk keperluan politik. Contoh lain adalah aksi hacking atau peretasan, seperti serangan ransomware yang mengunci data rumah sakit atau institusi pemerintahan, dan menuntut tebusan agar data bisa diakses kembali. Kasus-kasus ini menunjukkan bagaimana pelanggaran etika TI dapat berdampak luas, mulai dari kerugian finansial hingga hilangnya kepercayaan publik.

Oleh karena itu, setiap profesional TI harus memahami dan menerapkan etika serta kode etik dalam setiap aspek pekerjaan, agar teknologi benar-benar digunakan untuk kebaikan dan kemajuan bersama.

Melanjutkan penjelasan sebelumnya, etika dan kode etik dalam profesi TI tidak hanya penting untuk menjaga keamanan dan privasi, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang profesional, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Dunia TI berkembang sangat cepat, dan seringkali inovasi yang dihasilkan melibatkan dilema moral, seperti penggunaan kecerdasan buatan (AI), pemrosesan big data, atau sistem pengenalan wajah yang dapat menimbulkan pertanyaan mengenai batas penggunaan teknologi terhadap hak-hak individu.

Dalam konteks tersebut, kode etik menjadi pedoman untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan teknologi, memastikan bahwa keputusan yang

(10)

diambil tetap berpihak pada kepentingan umum, serta mendorong transparansi dan keadilan. Misalnya, seorang programmer yang mengetahui adanya celah keamanan dalam sistem harus melaporkannya dan memperbaikinya, bukan malah memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi.

Selain itu, kode etik mendorong profesional TI untuk terus belajar dan berkembang, agar keahliannya tetap relevan dan digunakan dengan cara yang etis.

Mereka juga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat tentang penggunaan teknologi yang aman dan bertanggung jawab.

Pelanggaran terhadap etika dalam dunia TI bisa berdampak sangat besar.

Contoh lainnya termasuk karyawan perusahaan teknologi yang dengan sengaja membocorkan data pelanggan kepada pihak ketiga, atau membuat perangkat lunak yang mengandung malware tersembunyi. Tindakan seperti ini tidak hanya mencemari reputasi individu, tetapi juga perusahaan dan industri secara keseluruhan.

Kesimpulannya, etika dan kode etik dalam profesi TI bukan hanya sebagai aturan formal, tetapi sebagai kompas moral yang harus dijunjung tinggi oleh setiap profesional. Dengan berlandaskan etika, para pelaku industri TI dapat menjaga kepercayaan publik, mendorong inovasi yang bertanggung jawab, serta menciptakan kemajuan teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga manusiawi dan bermartabat.

2.5 Tantangan dalam Profesionalisme TI

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi, profesionalisme dalam bidang Teknologi Informasi (TI) dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks yang menuntut kesiapan dan komitmen tinggi dari para profesional. Salah satu tantangan utama adalah perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Teknologi baru terus bermunculan, mulai dari kecerdasan buatan (AI), cloud computing, hingga Internet of Things (IoT), sehingga para profesional TI harus mampu terus belajar dan beradaptasi agar tidak tertinggal. Pengetahuan yang relevan saat ini bisa jadi sudah usang dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Tantangan kedua adalah pentingnya sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan. Untuk menjaga kompetensi dan standar profesionalisme, para pelaku TI perlu mengikuti pelatihan, workshop, serta mendapatkan sertifikasi resmi dari lembaga-lembaga terpercaya. Namun, tidak semua individu atau organisasi mampu mengakses pembelajaran ini dengan mudah, baik karena biaya, waktu, maupun kurangnya fasilitas.

Selain itu, ancaman keamanan siber juga menjadi tantangan besar.

Serangan siber semakin kompleks dan terorganisir, seperti ransomware, phishing, dan pencurian data pribadi yang bisa menyebabkan kerugian besar bagi organisasi.

Profesional TI dituntut untuk tidak hanya memiliki keahlian teknis dalam pertahanan sistem, tetapi juga memiliki kewaspadaan dan tanggung jawab etis terhadap informasi yang mereka kelola.

(11)

Tak kalah penting, profesionalisme di bidang TI juga diuji dengan dilema etika, terutama dalam pengembangan dan penggunaan teknologi seperti AI, big data, dan sistem pelacakan digital. Misalnya, bagaimana data pengguna dikumpulkan dan digunakan? Apakah sistem AI memperlakukan semua orang secara adil tanpa diskriminasi? Apakah penggunaan data besar melanggar hak privasi individu? Dilema-dilema ini memerlukan keputusan yang tidak hanya logis, tetapi juga etis dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.

Dengan adanya tantangan-tantangan tersebut, profesional TI tidak hanya perlu menjadi ahli dalam teknologi, tetapi juga harus memiliki integritas, etika, dan semangat belajar yang tinggi. Hanya dengan cara itulah profesionalisme dapat terjaga di tengah perubahan zaman yang dinamis.

BAB 3

PENUTUP

(12)

3.1 Kesimpulan

Profesionalisme dalam bidang Teknologi Informasi (TI) merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan tanggung jawab, etika, dan integritas dalam menjalankan pekerjaan yang berdampak luas pada masyarakat dan organisasi. Pekerjaan di bidang TI seperti programmer, network engineer, data analyst, UI/UX designer, cybersecurity specialist, dan IT support, menuntut keahlian khusus serta pemahaman mendalam terhadap teknologi dan solusi yang diterapkan.

Profesi TI memiliki ciri khas sebagai profesi yang diatur oleh kode etik, diakui oleh masyarakat, dan didukung oleh organisasi profesi seperti ACM dan IEEE. Etika dan kode etik menjadi landasan moral dalam menjalankan tugas, terutama dalam hal menjaga privasi pengguna, keamanan data, dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Studi kasus seperti kebocoran data dan peretasan menunjukkan pentingnya penerapan etika dalam praktik TI sehari-hari.

Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para profesional TI, seperti perkembangan teknologi yang sangat cepat, kebutuhan akan sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan, ancaman keamanan siber yang semakin kompleks, serta dilema etika dalam penggunaan AI, big data, dan privasi.

Oleh karena itu, untuk menjaga profesionalisme di bidang TI, dibutuhkan tidak hanya kompetensi teknis, tetapi juga komitmen terhadap nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan semangat belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, teknologi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan solusi yang aman, adil, dan membawa manfaat positif bagi semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

 Adi, K. (2018). Etika Profesi Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

 Nugroho, Y. (2016). Pengantar Teknologi Informasi. Bandung:

Informatika.

 Wahana Komputer. (2020). Mengenal Profesi dan Etika di Bidang TI.

Yogyakarta: Andi.

 Suyanto, M. (2015). Etika dan Profesionalisme TI dalam Dunia Kerja.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

 Darmawan, D. (2021). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 Santosa, P. I. (2017). Keamanan Sistem Informasi: Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Gava Media.

 ACM (Association for Computing Machinery). (2022). Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Diakses dari: https://www.acm.org/code-of-ethics

 IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). (2020). Kode Etik IEEE. Diakses dari: https://www.ieee.org/about/corporate/governance/p7- 8.html

Referensi

Dokumen terkait

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.. Tujuan diterapkannya

Etika profesi sagatlah dibutuhkan dalam berbegai bidang khususnya bidang teknologi inormasi.kode etik sagat dibutuhkan dalam bidang teknologi informasi karena kode etik

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan

Seorang sistem administrator umumnya memiliki kode etik sama seperti kode etik profesi lainnya, karena ketika berhubungan dengan profesi seseorang akan selalu

masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip– prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional... Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada

RINGKASAN Lembar ini berisi ringkasan terkait pengalaman mahasiswa dalam praktik keinsinyuran yang berkaitan dengan topik kode etik dan etika profesi insinyur.. Sebaiknya ringkasan

Quiz Lanjutan: Etika Profesi dalam Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga 8.. Apa yang dimaksud dengan kredibilitas dalam kode etik