• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AGAMA ISLAM DAN ETIKA

N/A
N/A
Fina Ayuniar

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH AGAMA ISLAM DAN ETIKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN ETIKA

SEMESTER GANJIL 2022/2023

Disusun Oleh:

1. Renu Suhasta 104120002 2. Fina Ayuniar Pratiwi 104120011 3. Muhammad Hasfi Nugraha 104120012

4. Tegar Gilang Prasetia 104120036 5. Sitti Fatimah 104120061 6. Julyan Fahrezy 104120085

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengibgat kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,Aamiin Yaa Robbal’Alamiin.

Jakarta,01 November 2022

Penulis

(3)

KEUTAMAAN PUASA DALAM MENUJU MANUSIA YANG BERTAKWA PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh manusia sebelum Islam.Islam mengajarkan antara lain agar manusia beriman kepada Allah SWT, kepada malaikat-malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada rosul-rosulNya, kepada hari akhirat dan kepada qodo qodarNya. Islam juga mengajarkan lima kewajiban pokok, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai pernyataan kesediaan hati menerima Islam sebagai agama, mendirikan sholat, membayar zakat, mengerjakan puasa dan menunaikan ibadah haji. Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat.

Salah satu ibadah yang dapat mencegah perbuatan maksiat dan menenangkan hati adalah ibadah puasa. Puasa yang artinya menahan lapar, haus, dan perbuatan-perbuatan tercela. Puasa juga mengurangkan kesempatan untuk makan dan minum pada seseorang, artinya berkurangnya makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut, maka akan berkurang otot dalam tubuh manusia. Sehingga dorongan hawa nafsu pada seseorang akan menurun pula.

Puasa juga merupakan salah satu ibadah yang bisa mendekatkan diri kita dengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Karena puasa merupakan satu diantara ibadah-ibadah yang paling utama disisi Allah SWT, bahkan Allah SWT sendiri menjanjikan pahala khusus buat orang yang berpuasa.Puasa juga bisa memperkuat, dan mendidik kesabaran.

Puasa menjadi salah satu rukun dari agama karena puasa termasuk ibadah yang berat dan media yang paling baik untuk memperbaiki akhlak. Allah memberitahu umat Islam bahwa puasa diwajibkan juga atas umat-umat sebelumnya untuk menunjukkan bahwa agama-agama itu satu asalnya dan tujuannya serta meneguhkan keadaan wajibnya, dan menyenangkan hati umat Islam menerima wajibnya. Sebab, suatu tugas yang memang sudah lazim berlaku sebelumnya lebih mudah diterima dari pada tugas yang baru dan belum pernah diwajibkan sebelumnya.

Ibadah puasa memiliki manfaat di antaranya penguatan iman, peningkatan ketaqwaan, dan pemantapan rasa solidaritas. Dengan keimanan yang tertanam dalam diri seorang muslim, maka individu merasa dikawal dan diawasi, sehingga keinginan melakukan perbuatan tercela

(4)

dan maksiat dapat dihindari. Melalui peningkatan ketaqwaan, seorang muttaqi berada dalam pemeliharaan dan preventisasi dari berprilaku bejat, untuk kemudian melakukan perbuatan terpuji sebagai implementasi dan ketaqwaan. Taqwa yang bermakna memelihara, yaitu memelihara diri dari jebakan dan kecenderungan berprilaku buruk dan fashya’. Dengan ketaqwaan yang dekat dan merasa bersama Allah, maka seorang muttaqi yang berpuasa membentengi diri dari kemaksiatan dan dosa.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana puasa dapat meningkatkan ketakwaan manusia?

2. Apakah ada pengaruh amalan ibadah Puasa terhadap Tingkah laku di lingkungan masyarakat?

3. Bagaimana hasil melaksanakan puasa dalam meningkatkan Ketakwaan?

C.Tujuan Penelitian

1.Mengetahui peran puasa dalam meningkatkan ketakwaan

2. Mengetahui pengaruh amalan ibadah Puasa terhadap Tingkah laku di lingkungan masyarakat 3. Mengetahui hasil pelaksanaan puasa dan perbedaan dengan yang tidak melaksanakan puasa

(5)

PEMBAHASAN

Puasa adalah salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Beberapa keutamaan puasa sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah SAW. adalah sebagai berikut:

1. Mendapat balasan langsung dari Allah

Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW. bersabda: "Allah 'Azzawajalla berfirman dalam hadits qudsi: "Semua amal perbuatan anak Adam-yakni manusia itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya. Puasa adalah sebagai perisai dari kemaksiatan serta dari neraka. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang diantara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seorang atau dilawan dengan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah sedang berpuasa.”

Dalam hadis riwayat Imam Bukhari disebutkan: Allah berfirman dalam hadits qudsi: "Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena taat pada perintahKu Allah. Puasa adalah untukku (Allah) dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya."

2. Masuk surga melalui pintu rayyan

Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW., bersabda: "Barangsiapa yang menafkahkan sepasang binatang yakni dua ekor kuda, lembu ataupun unta dalam kepentingan fisabilillah maka ia akan dipanggil dari semua pintu surga dengan ucapan:

"Hai hamba Allah, inilah yang lebih baik." Maka jikalau seorang itu dari golongan ahli salat, ia akan dipanggil dari pintu salat. Barangsiapa yang termasuk dalam ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang termasuk dalam ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan. Artinya, puas atau kenyang minuman. Barangsiapa yang termasuk dalam ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu sedekah."

3. Sehari berpuasa dijauhkan 70 tahun dari neraka

Dari Abu Said RA.: "Rasulullah SAW., bersabda: "Tiada seorang hambapun yang berpuasa sehari dengan niat fisabilillah -yakni semata-mata menuju kepada

(6)

ketaatan kepada Allah-, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya -yakni dirinya- karena puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka," (muttafaq 'alaih).

4. Diampuni dosa-dosa terdahulu

Dari Abu Hurairah RA. bahwasanya Nabi SAW., bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu," (muttafaq 'alaih).

5. Ada keberkahan didalam makan sahur

Dari Anas RA. berkata: Rasulullah SAW., bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan,” (HR Muslim).

6. Senantiasa dalam kebaikan selama berbuka

Dari Sahal bin Saad RA: Bahwa Rasulullah SAW., bersabda: “Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” (HR Muslim).

Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW.

bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

7. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT

Puasa seperti yang diisyaratkan oleh Allah SWT. kepada hamba-Nya dapat mengubah diri kita menjadi pribadi yang bertaqwa. Sebagaimana yang termaktub dalam ayat wajibnya puasa, “La’allakum tattaqun”. Sebelum itu kita perlu mengetahui arti taqwa terlebih dahulu. Taqwa secara bahasa adalah pemeliharaan diri, tidak perlu pememliharaan kecuali terhadap apa yang ia takuti. Yang paling dia takuti adalah Allah SWT. Definisi takwa yang paling populer adalah “memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,” atau lebih ringkas lagi “mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Terdapat beberapa indikator bahwa seseorang telah bertaqwa diantaranya:

Pertama, al-khawf minal Jalīl (rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung). Orang bertaqwa semestinya merasa selalu diawasi, kapan pun dan dimanapun. Kedua, al-

‘Amal bi-t-tanzīl (beramal sesuai tuntunan Syari’ah). Disebut bertaqwa jika seseorang itu menjalankan apa yang menjadi perintah Allah swt, dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Puasa inilah latihan utama dalam menerapkannya. Indikator ketiga, ar- Ridhā bil qalīl (ridha dengan yang sedikit). Jiwa manusia menghendaki yang banyak, obsesi tinggi, namun seringkali tidak dibarengi dengan ridha atas ketetapan Allah swt.

(7)

Dengan puasa, kita diajarkan untuk menerima walaupun sedikit, bersyukur dengan apa yang didapat, serta berkeyakinan penuh bahwa Allah swt telah menciptakan segala sesuai dengan kadarnya. Indikator terakhir, al-isti’dād liyawmi-r-rahīl (menyiapkan untuk kehidupan akhirat). Ya, disebut bertaqwa jika seseorang itu memberikan prioritas untuk kehidupan yang kekal. Seperti yang digambarkan dalam sekian banyak ayat al- Qur’ān dan Hadis Nabi.

Begitulah puasa mendidik seseorang untuk menjadi manusia yang lebih bertaqwa kepada Allah SWT.

Salah satu ibadah yang dapat mencegah perbuatan maksiat dan menenangkan hati adalah ibadah puasa. Puasa yang artinya menahan lapar, haus, dan perbuatan- perbuatan tercela. Puasa juga mengurangkan kesempatan untuk makan dan minum pada seseorang, artinya berkurangnya makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut, maka akan berkurang otot dalam tubuh manusia. Sehingga dorongan hawa nafsu pada seseorang akan menurun pula. Puasa juga merupakan salah satu ibadah yang bisa mendekatkan diri kita dengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Karena puasa merupakan satu diantara ibadah-ibadah yang paling utama disisi Allah SWT, bahkan Allah SWT sendiri menjanjikan pahala khusus buat orang yang berpuasa. 3 Puasa juga bisa memperkuat, dan mendidik kesabaran.

Puasa menjadi salah satu rukun dari agama karena puasa termasuk ibadah yang berat dan media yang paling baik untuk memperbaiki akhlak. Allah memberitahu umat Islam bahwa puasa diwajibkan juga atas umat-umat sebelumnya untuk menunjukkan bahwa agama-agama itu satu asalnya dan tujuannya serta meneguhkan keadaan wajibnya, dan menyenangkan hati umat Islam menerima wajibnya. Sebab, suatu tugas yang memang sudah lazim. Berlaku sebelumnya lebih mudah diterima dari pada tugas yang baru dan belum pernah diwajibkan sebelumnya.

Ibadah puasa memiliki manfaat di antaranya penguatan iman, peningkatan ketaqwaan, dan pemantapan rasa solidaritas. Dengan keimanan yang tertanam dalam diri seorang muslim, maka individu merasa dikawal dan diawasi, sehingga keinginan melakukan perbuatan tercela dan maksiat dapat dihindari. Melalui peningkatan ketaqwaan, seorang muttaqi berada dalam pemeliharaan dan preventisasi dari berprilaku bejat, untuk kemudian melakukan perbuatan terpuji sebagai implementasi dan ketaqwaan. Taqwa yang bermakna memelihara, yaitu memelihara diri dari jebakan dan

(8)

kecenderungan berprilaku buruk dan fashya’. Dengan ketaqwaan yang dekat dan merasa bersama Allah, maka seorang muttaqi yang berpuasa membentengi diri dari kemaksiatan dan dosa.

Puasa merupakan proses pembelajaran yang sangat baik mengenai akhlak, dimana seorang mukmin dapat mempelajari berbagai hal, karena puasa merupakan jihad diri untuk melawan hawa nafsu dari godaan syaitan yang kerap memperdaya, membiasakan seseorang berperilaku sabar untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang, sabar terhadap cobaan dan penderitaan yang mungkin terkadang dijumpainya. Puasa juga mengajarkan pola hidup disiplin dan konsekuen, serta menimbulkan rasa kasih sayang dan persaudaraan terhadap sesama, sikap tolong menolong dan saling bahu-membahu yang dapat menyatukan umat Islam. Oleh karena itu, salah satu puasa yang menjadi pembentukan tingkah laku ialah puasa Ramadhan.

Puasa pada bulan Ramadhan merupakan momentum untuk tingkah laku seseorang agar menjadi pribadi baik. Puasa ini akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki prinsip tangguh, kesabaran, keikhlasan dan tidak pantang menyerah serta memiliki solidaritas dan saling mengasihi satu sama lain. Puasa Ramadhan mengubah seseorang tampil menjadi insan yang berakhlak mulia dan baik tingkah lakunya, serta meninggalkan apa saja kebiasaan tidak baik lalu menggantikannya dengan akhlak mulia. Ini lebih bermakna suatu latihan bagi umat Islam untuk dijadikan amal selanjutnya, sehingga mereka akan menjadi manusia yang bertakwa di hadapan Allah SWT. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan, puasa tidak terlepas dari pengaruh tingkah laku orang itu sendiri. Dimana seseorang yang bagus dalam amalan beribadah puasa akan menunjukkan tingkah laku yang baik, sehingga dapat diasumsikan bahw seseorang yang sedang berpuasa memiliki tingkah laku yang lebih baik dari yang tidak puasa.

Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.

Sikap keagamaan tersebut oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi, sikap keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.

(9)

Allah SWT telah mewajibkan orang-orang yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, yaitu pada bulan Ramadhan disamping itu umat Islam dianjurkan (disunnahkan) melaksanakan puasa pada waktu-waktu yang lain. Puasa Ramadhan merupakan proses pembelajaran yang sangat baik mengenai akhlak, dimana seorang mukmin dapat mempelajari berbagai hal, karena puasa merupakan jihad diri untuk melawan hawa nafsu dari godaan syaitan yang kerap memperdaya, membiasakan seseorang berperilaku sabar untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang, sabar terhadap cobaan dan penderitaan yang mungkin terkadang dijumpainya. Puasa Ramadhan juga mengajarkan pola hidup disiplin dan konsekuen, serta menimbulkan rasa kasih sayang dan persaudaraan terhadap sesama, sikap tolong menolong dan saling bahumembahu yang dapat menyatukan umat Islam.

Puasa pada bulan Ramadhan merupakan momentum untuk tingkah laku seseorang agar menjadi pribadi baik. Puasa ini akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki prinsip tangguh, kesabaran, keikhlasan dan tidak pantang menyerah serta memiliki solidaritas dan saling mengasihi satu sama lain

Puasa Ramadhan sebagai ibadah memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap tingkah laku, kesehatan tubuh, kematangan jiwa serta meningkatkan keakraban sosial. Selain itu, puasa juga memberikan hikmah pada aspek rohaniyah, yaitu berupa latihan, pembersihan dan peningkatan ruh. Ditinjau dari terbentuknya perilaku dalam konsep psikologi, salah satunya adalah insight atau pengertian, maka perilaku menahan diri dari makan, minum, berhubungan seksual, melakukan keburukan dan menundukkan pandangan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa, merupakan insight yang terbentuk dalam pemikirannya tentang konsep puasa. Jadi, insight yang berkaitan dengan puasa akan melahirkan perilaku dalam bentuk menahan diri baik pada aspek fisik (makan, minum dan melakukan hubungan seksual pada siang hari), maupun pada aspek psikis (menahan diri untuk melakukan keburukan dan menahan pandangan).

Efek ibadah puasa, baik secara biologis, psikologis maupun perilaku akan dirasakan dimulai dari menahan diri dari makan, minum dan berhubungan seksual, lalu disempurnakan dengan menahan diri dari melakukan keburukan dan menundukkan pandangan. Ketika seseorang menjalankan puasa yang seperti itu, maka ia akan memiliki pemikiran dan tubuh yang sehat. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa siapa saja yang bersedia menjalankan ibadah puasa dengan tulus dan ikhlas karena Allah, ia akan

(10)

dimasukkan kedalam golongan orang yang mulia dan dimuliakan Allah. Disamping itu Allah juga menyiapkan sebuah pintu disurga yang diperuntukkan khusus bagi orang- orang yang bersedia menjalankan ibadah puasa.

Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa, puasa Ramadhan tidak terlepas dari pengaruh tingkah laku di lingkungan masyarakat. Dimana sesorang yang bagus dalam amalan beribadah puasa Ramadhan akan menunjukkan tingkah laku yang baik, sebaliknya seseorang yang tidak melakukan amalan ibadah puasa Ramadhan maka masih adanya terbentuk tingkah laku yang kurang baik.

Selain berpengaruh terhadap tingkah laku di lingkungan masyarakat, dalam pelaksanaannya, puasa juga memiliki pengaruh terhadap lingkup yang lain, salah satunya terhadap kesehatan tubuh manusia. Pengaruh tersebut antara lain:

1. Mengobati kegemukan (obesitas)

Obesitas merupakan sebuah kondisi dimana berat badan manusia melebihi batas normal yang disebabkan oleh penumpukan lemak. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan berpuasa, kuantitas makanan yang dimakan oleh seseorang menjadi lebih sedikit dibanding pada hari biasa. Tidak hanya makanan berat, namun manusia juga akan mengurangi keinginannya untuk makan makanan ringan, terutama pada waktu berbuka puasa. Manusia cenderung memilih makanan berat untuk berbuka puasa.

Dengan kecenderungan tersebut, keinginan manusia untuk memakan makanan junk food menjadi berkurang. Hal-hal tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah lemak yang mengendap di dalam tubuh, sehingga obesitas dapat diatasi

Pada suatu tinjauan ilmiah, puasa di bulan Ramadhan terbukti mengurangi berat badan sebanyak 5kg apabila dilakukan penuh pada bulan Ramadhan. Hal itu terjadi karena pada umumnya manusia memiliki kebutuhan kalori sebanyak 2.000-2.700 cal.

Dengan berpuasa, manusia dapat mengurangi asupan kalori masuk hingga 1.200 cal.

2. Pengaruhnya terhadap Diabetes Melitus Tipe II

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh glukosa darah yang melebihi nilai normal. Kadar normal dari glukosa di dalam darah memiliki rentang antara 70-110 mg/100 ml. Kadar normal tersebut akan mengalami peningkatan setelah manusia mengkonsumsi karbohidrat, kemudian 2-3 jam kemudian, kadar tersebut akan kembali ke nilai normal. Pada saat berpuasa, kadar gula darah akan mengalami penurunan hingga ke nilai 60-70 mg/100 mL.

(11)

Selain itu, puasa juga memberikan kesempatan pancreas untuk beristirahat.

Pankreas mengeluarkan hormone insulin yang fungsinya untuk mengubah gula menjadi lemak. Hormon insulin ini yang membuat tubuh manusia tidak kelebihan glukosa.

Dengan berpuasa, pancreas dapat memiliki waktu beristirahat sehingga pancreas selalu dalam kondisi optimal dan berfungsi dengan baik

3. Suplai Nutrisi Melalui Darah

Pada keadaan umum, dimana sistem pencernaan berjalan, aliran darah akan terfokus pada saluran pencernaan. Ketika menjalani puasa, system pencernaan tidak akan bekerja selama waktu yang relative panjang, sehingga aliran darah tidak akan terfokus pada saluran pencernaan. Volume darah yang dibagikan ke dalam system pencernaan akan dikurangi, sehingga suplai darah ke organ lain menjadi lebih banyak.

Secara tidak langsung, puasa dapat meningkatkan kinerja otak. Hal tersebut terjadi karena aliran darah yang seharusnya banyak terfokus pada saluran pencernaan, akan berubah dan terfokus mengalir ke otak. Dapat diketahui juga bahwa dengan berpuasa, tubuh akan melakukan proses yang disebut sebagai proses detoksifikasi racun. Racun tersebut berpotensi menyumbat aliran darah, sehingga ketika berpuasa, racun tersebut tidak memiliki ruang untuk menyumbat aliran darah. Selain akibat aliran darah, otak juga akan mengurangi koordinasi nya ke dalam organ pencernaan. Otak tidak akan bekerja terlalu keras dan fungsinya menjadi lebih efektif

4. Terapi Penyakit Mental

Poin ini memiliki kaitannya dengan poin-poin sebelumnya, dimana otak akan memiliki akses aliran darah yang lebih banyak dibanding pada hari biasanya. Puasa juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin yang memiliki fungsi untuk mencegah naiknya gula darah. Gula darah memiliki hubungan dengan system kerja hippocamus yang berfungsi dalam mengendalikan mood. Puasa akan membuat hormon-hormon diproduksi dengan efektif sesuai dengan kebutuhan tubuh, contohnya hormone endorphin. Hormon endorphin akan diproduksi lebih banyak di otak yang membuat seseorang memiliki mood yang lebih baik dan menjadi lebih Bahagia

(12)

PENUTUP

Dimana seseorang yang bagus dalam amalan beribadah puasa akan menunjukkan tingkah laku yang baik, sehingga dapat diasumsikan bahw seseorang yang sedang berpuasa memiliki tingkah laku yang lebih baik dari yang tidak puasa.

Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.

Allah SWT telah mewajibkan orang-orang yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan, yaitu pada bulan Ramadhan disamping itu umat Islam dianjurkan (disunnahkan) melaksanakan puasa pada waktu-waktu yang lain. Puasa Ramadhan merupakan proses pembelajaran yang sangat baik mengenai akhlak, dimana seorang mukmin dapat mempelajari berbagai hal, karena puasa merupakan jihad diri untuk melawan hawa nafsu dari godaan syaitan yang kerap memperdaya, membiasakan seseorang berperilaku sabar untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang, sabar terhadap cobaan dan penderitaan yang mungkin terkadang dijumpainya.

Puasa Ramadhan juga mengajarkan pola hidup disiplin dan konsekuen, serta menimbulkan rasa kasih sayang dan persaudaraan terhadap sesama, sikap tolong menolong dan saling bahumembahu yang dapat menyatukan umat Islam. Puasa pada bulan Ramadhan merupakan momentum untuk tingkah laku seseorang agar menjadi pribadi baik. Puasa Ramadhan sebagai ibadah memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap tingkah laku, kesehatan tubuh, kematangan jiwa serta meningkatkan keakraban sosial. Ditinjau dari terbentuknya perilaku dalam konsep psikologi, salah satunya adalah insight atau pengertian, maka perilaku menahan diri dari makan, minum, berhubungan seksual, melakukan keburukan dan menundukkan pandangan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa, merupakan insight yang terbentuk dalam pemikirannya tentang konsep puasa.

Jadi, insight yang berkaitan dengan puasa akan melahirkan perilaku dalam bentuk menahan diri baik pada aspek fisik (makan, minum dan melakukan hubungan seksual pada siang hari), maupun pada aspek psikis (menahan diri untuk melakukan keburukan dan menahan pandangan). Efek ibadah puasa, baik secara biologis, psikologis maupun perilaku akan dirasakan dimulai dari menahan diri dari makan, minum dan berhubungan seksual, lalu disempurnakan dengan menahan diri

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Cahya. Afifatuc. Rahma., 2015. Pengaruh Puasa Dalam Kestabilan Gula Darah Normal Pada Penderita Diabetes Melitus. Universitas NU Surabaya: Surabaya

Nurfatihah. Mira. Baiq., 2018. Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Suplai Nutrisi Melalui Darah Untuk Sistem Kinerja Otak. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta

Rahman. Yusuf., 2015. Dampak Puasa Terhadap Kesehatan. Universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim: Riau

Ulfah. Zakiah., Manfaat Puasa Dalam Perspektif Sunnah dan Kesehatan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Medan

Jalaludin, 2016, Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Pers

Jamal El Zaky, 2011, Buku Pintar Mukjizat Kesehatan Ibadah, Jakarta: Zaman

Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, 2006, Shahih Fikih Sunnah Lengkap, Jakarta: Pustaka Azzam

Agus Nur Cahyo, 2013, Bukti-bukti Ilmiah Manfaat Ajaib Ibadah Sehari-hari, Jogjakarta: Sabil Oki Dermawan, 2013, Pendidikan Karakter Siswa melalui Ibadah Puasa, Jurnal Edukasi, Vol.

8 No. 2, Agustus

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam puasa ramadhan terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.. Adapun

Hakikat dari akal filsafat adalah sebagai mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan

terpraktikanlah akhlak mulia di tengah masyarakat. “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat

Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang

lainnya, setelah bulan Ramadhan disaat Rasulullah berpuasa di pada tanggal sepuluh di bulan muharram atau yang di sebut dengan puasa ‘a>shu>>ra’> kemudian

Menurut syara’, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, karena perintah Allah semata-mata, yang disertai

Hal itu terjadi karena dengan berpuasa, seorang Muslim diwajibkan untuk menahan dirinya dari kebiasaan buruk yang dilakukannya setiap hari Berikut merupakan dalil Al-Qur’an yang