MAKALAH
AKIDAH ISLAM TENTANG KITAB-KITAB ALLAH
Mata Kuliah : Materi PAI (Akidah Akhlak) Dosen Pengampu : Ahmad Sayuti, MM
Disusun untuk memenuhi tugas Oleh Kelompok 6 :
1. Fajar Ardian 2. Sodik Hidayatullah 3. Heriyanto
4. Yuda Aditama 5. Eriyana
6. Fadila Ilmi Qur'ani 7. Yusni Kustiyah 8. Fitria Hardiyanti
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG 2023/2024
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Akidah Islam Tentang Kitab-Kitab Allah”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Sayuti, MM selaku Dosen Pengampu. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...iii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar belakang ...1
1.2 Rumusan masalah ...1
1.3 Tujuan ...1
BAB II PEMBAHASAN ...2
BAB III PENUTUP ...6
2.1 Kesimpulan...6
DAFTAR PUSTAKA ...7
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Adalah mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berisi ajaran Allah SWT. Untuk di sampaikan kepada umatnya masing-masing.
Mengimani kitab Allah SWT, wajib hukumnya. Mengingkari salah satu kitab Allah SWT sama saja mengingkari seluruh kitab-kitab Allah SWT dan mengingkari para Rasul-Nya, malaikat dan mengingkari Allah SWT sendiri. Iman kepada kitab-kitab suci dalam islam, merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan iman kepada Allah Yang Maha Esa, Malaikat dan Rasul.
Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari rukun iman. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya, sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah.
Sebab itulah kita wajib beriman kepada kita yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan yang terakhir kitab al-qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kitab dan shuhuf?
2. Bagaimana iman kepada kitab-kitab Allah?
3. Apa saja pokok-pokok ajaran kitab-kitab Allah?
4. Bagaimana kedudukan Al-Quran terhadap kitab-kitab sebelumnya?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian kitab dan shuhuf 2. Memahami iman kepada kitab-kitab Allah
3. Memahami pokok-pokok ajaran kitab-kitab Allah
4. Memahami kedudukan Al-Quran terhadap kitab-kitab sebelumnya
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Kitab dan Shuhuf
Secara etimologi, kata al-kutub adalah bentuk jamak dari kata al-kitab. Dan al- kitab adalah sebuah kata untuk menyebut tulisan yang ada di dalamnya (kitab). Pada asalnya, ia (kitab) adalah sebutan untuk lembaran berikut tulisan yang ada di dalamnya. Secara terminologi, kitab ialah kalam Allah Ta’ala yang diwahyukan kepada para Rasul untuk disampaikan kepada umat manusia dan membacanya bernilai ibadah.
Sementara suhuf atau sahifah adalah wahyu yang diterima oleh nabi-nabi dan rasul Allah SWT yang dikumpulkan, yaitu semacam lembaran atau brosur-brosur kecil. Kumpulan suhuf itulah yang dinamakan kitab, bentuknya lebih besar dari suhuf.
Di antara yang ditulis itu ada yang juga dikumpulkan dan dibukukan menjadi kitab.
Meski demikian, suhuf terkadang diartikan juga dengan kitab. Para rasul Allah SWT yang menerima suhuf-suhuf tersebut ialah Nabi Ibrahim Alaihi Salam dan Nabi Musa Alaihi Salam.
Dalam berbagai segi terdapat perbedaan antara kitab dengan suhuf. Dalam segi bentuk, Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an sering disebut kitab. Sementara suhuf dalam arti lembaran lebih tepat digunakan untuk menyebut kitab yang diturunkan kepada kepada Nabi Adam, Nabi Siyts, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim. Jadi suhuf lebih sederhana dari kitab.
Namun, al-Thabari dalam kitab tafsirnya memahami bahwa suhuf berarti kitab yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Al-Qur’an memperjelas,
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab- kitab Ibrahim dan Musa (QS. al-A’la/87:18-19). Suhuf dalam ayat ini dimaknai sebagai kitab.
Allah SWT kembali menyebut kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Ibrahim sebagai suhuf. Misalnya, “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. al-Najm/53:36-37). Jadi Taurat itu lebih berarti suhuf, namun sering disebut kitab.
Salah satu perbedaan suhuf dengan kitab adalah bahwa suhuf tidak membahas persoalan hukum. Dengan demikian, kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud
juga lebih tepat disebut sebagai suhuf. Bila demikian, maka yang paling layak disebut sebagai kitab adalah hanyalah Injil dan al-Qur’an, sementara Taurat dan Zabur adalah suhuf.
Namun kalau perbedaan kitab dan suhuf dilihat dari skala lokal dan universal wahyu Allah SWT diturunkan, dapat dikatakan yang masuk dalam kategori kitab itu hanya al-Qur’an. Seperti dipahami, Injil diturunkan kepada Nabi Isa untuk Bani Israil dalam skala lokal setelah mereka mendapat pengajaran dari dua kitab sebelumnya, yakni Taurat dan Zabur.
Persamaan kitab dan suhuf adalah sama-sama diturunkan kepada para nabi dan rasul. Nabi adalah orang pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya di kalangan orang-orang yang telah beriman. Sementara rasul adalah orang pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk umatnya yang masih kafir.
2. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman kepada kitab Allah berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul-Nya. Ajaran yang terdapat di dalam kitab tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diturunkannya kitab-kitab Allah ini merupakan anugerah bagi manusia, karena manusia dikaruniai akal dan pikiran sehingga dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya.
Kitab-kitab Allah tersebut juga dapat memberi jalan keluar terhadap setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Dengan adanya kitab-kitab Allah ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat. Hal ini seperti terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:
مٍيۡقِتَ يۡمّ مٍا تَ قِ ىلٰقا يٍقِيۡقِ يِتۡ تَ هٖقِيۡقِقِ قِ يۡمّٰا ىتٰقا قِ لٰلُمّٰا تَقّّ يٍلِلُ قَ يۡلۡ تَ قٍلُسٰۡا تَلُلُ هٖتِا تۡ يۡ قِ تَتُسّا قَتّ ل لل قٖقِ يۡقِ يِسۡ
Artinya:"Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus". (QS. Al-Maidah: 16)
3. Pokok-Pokok Ajaran Kitab-Kitab Allah
Dalam menjalani kehidupan, umat Muslim harus berpedoman pada kitab suci Al Quran. Namun, seorang Muslim juga perlu tahu bahwa ada kitab-kitab lain yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebelum Alquran. Memercayai keberadaan kitab-kitab tersebut juga termasuk ke dalam rukun iman yang ketiga, yakni iman kepada kitab-kitab Allah. Allah juga kembali menegaskan hal tersebut dalam surat An Nisa ayat 136 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas V oleh Sa'ronih dan Lia Syukriyah Sahroni (2011: 14), kitab-kitab Allah menjelaskan tentang peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang harus dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Segala perintah dan larangan tersebut dijalankan agar manusia mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut kitab-kitab Allah selengkapnya yang dapat disimak.
Kitab-kitab Allah turun pada masa yang berlainan, tetapi mengandung pokok ajaran yang sama, yakni ajaran tauhid atau ke-Esaan Allah SWT.
4. Kedudukan Al-Quran Terhadap Kitab-Kitab Sebelumnya
Al Quran adalah kitab suci yang paling penting bagi umat Islam. Kitab ini merupakan mukjizat Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panduan hidup bagi umat manusia. Berdasarkan ayat-ayat Al Quran, para ulama telah berusaha untuk memahami kedudukan Al Quran terhadap kitab-kitab suci sebelumnya.
Menurut para ulama, Al Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT ke dunia, dan ia menggantikan semua kitab sebelumnya. Oleh karena itu, Al Quran menjadi sumber utama hukum Islam, dan semua hukum yang ditetapkan harus sesuai dengan ayat-ayat Al Quran. Kitab-kitab sebelumnya hanya digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran dan untuk mengungkapkan makna yang tersembunyi di balik teks.
Selain itu, para ulama juga menekankan bahwa Al Quran adalah satu-satunya sumber yang dianggap benar dan sahih sebagai kitab suci. Kitab-kitab sebelumnya dianggap sebagai pengingat, dan tidak boleh dijadikan sebagai aturan utama. Ini berarti bahwa setiap kali ada perbedaan pendapat antara Al Quran dan kitab-kitab sebelumnya, Al Quran harus menjadi pedoman utama.
Kesimpulannya, Al Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT dan menggantikan semua kitab-kitab sebelumnya. Al Quran menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam, dan tidak boleh dipertentangkan dengan kitab- kitab sebelumnya. Oleh karena itu, Al Quran harus menjadi pegangan utama bagi setiap Muslim dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Kedudukan Al-Quran terhadap kitab kitab sebelumnya:
1. Al Quran adalah kitab suci yang paling penting bagi umat Islam yang diturunkan sebagai panduan hidup bagi umat manusia.
2. Al Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT dan menggantikan semua kitab-kitab sebelumnya.
3. Al Quran menjadi sumber utama hukum Islam, dan semua hukum yang ditetapkan harus sesuai dengan ayat-ayat Al Quran.
4. Kitab-kitab sebelumnya hanya digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran dan untuk mengungkapkan makna yang tersembunyi di balik teks.
5. Al Quran adalah satu-satunya sumber yang dianggap benar dan sahih sebagai kitab suci.
6. Kitab-kitab sebelumnya dianggap sebagai pengingat, dan tidak boleh dijadikan sebagai aturan utama.
7. Setiap kali ada perbedaan pendapat antara Al Quran dan kitab-kitab sebelumnya, Al Quran harus menjadi pedoman utama.
8. Al Quran harus menjadi pegangan utama bagi setiap Muslim dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
BAB III PENUTUP 2.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah adalah kitab-kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran wahyu) yang di dalamnya tertulis firman Allah Ta’ala yang diwahyukan kepada rasul-rasulNya.
Adapun beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala maksudnya adalah membenarkan dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasulNya yang berisi kalamullah (firman Allah) dengan kebenaran yang nyata dan cahaya petunjuk yang jelas untuk disampaikan kepada hamba-hamba-Nya
Di antara kitab-kitab Allah yang wajib kita imani secara khusus adalah kitab- kitab yang telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an dan oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam as-Sunnah.
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang di Wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril. Para ulama’ banyak yang berbeda menafsirkan ma’na Al-Qur’an tetapi semuanya mempunyai tujuan yang sama dan semuanya mensepakati bahwa Al-Qur’an itu memang benar di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat besar bagi manusia untuk memahami tentang jati diri dan hakikat hidupnya di permukaan bumi ini.Al- Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia setelah yang keduanya hadis, yang merupakan sumber hukum pertama bagi manusia dan tidak ada satupun yang dapat mengganti kedudukan Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
ika febiana: makalah iman kepada kitab allah (febiana-ika.blogspot.com) https://tirto.id/gaAC
Mengenal Kitab-kitab Allah dan Para Rasul yang Menerimanya | kumparan.com Bagaimana Kedudukan Al Quran Terhadap Kitab Kitab Sebelumnya - Good Doctor ID
“Al-Qur’an; Pengertian, kedudukan dan Fungsi serta Sejarah Kodifikasi” Jakarta, 2001.As-Shalih. Subhi, Dr. 1996.