• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Al-Qur'an Hadis Kelompok 8

N/A
N/A
Humaeroh Nur diana

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Al-Qur'an Hadis Kelompok 8"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KUSEIMBANGKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT DENGAN USAHA DAN IBADAH

Dosen Pengampu: Dr.Hj. Nurmaidah, M.Pd.I

Kelompok 8

1. Farudatul Hasanah (220101009) 2. Humaeroh Nur Diana (220101022) 3. Baiq Ninda Auliya (220101033)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kuseimbangkan Kehidupan Dunia dan Akhirat dengan Usaha dan Ibadah”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Al-Qur’an Hadis di Madrasah. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep infak dan sodaqoh dalam Islam, serta pentingnya melakukannya dengan ikhlas.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, khususnya dari Ibu Dr.Hj. Nurmaidah, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah ini, agar kami dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas makalah ini di masa mendatang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan menjadi amal jariyah bagi kami.

Mataram, 6 Mei 2025

Kelompok 8

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah... 2

B. Hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid...4

BAB III PENUTUP...8

A. Kesimpulan... 8 DAFTAR PUSTAKA...9s

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki dua dimensi kehidupan: dunia dan akhirat. Kehidupan di dunia bersifat sementara dan menjadi tempat untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan akhirat yang abadi.

Dalam Islam, tidak ada dikotomi antara urusan dunia dan akhirat; keduanya saling berkaitan dan harus dijalani secara seimbang. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surah Al-Qasas ayat 77 yang menyatakan, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia." Ayat ini menekankan pentingnya mengelola kehidupan dunia tanpa melupakan tujuan akhirat.

Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang terjebak dalam ekstremitas—baik terlalu fokus pada urusan dunia sehingga melalaikan ibadah, maupun terlalu eksklusif pada ibadah ritual sehingga mengabaikan peran dan tanggung jawab sosial serta ekonomi. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk aktif berusaha, bekerja keras, dan sekaligus taat dalam beribadah. Keseimbangan antara usaha (ikhtiar) dan ibadah adalah kunci menuju kehidupan yang bermakna dan diridhai Allah SWT.

Makalah ini disusun untuk mengkaji pentingnya menjaga keseimbangan antara usaha dalam kehidupan dunia dan pelaksanaan ibadah sebagai bekal akhirat, serta bagaimana prinsip ini dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan modern.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana isi kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah?

2. Bagaimana isi kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui isi kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah 2. Untuk mengetahui isi kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah

Artinya: Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: “Ya Allah, perbaiki bagiku agamaku yang menjadi penjaga urusanku, dan perbaiki bagiku duniaku yang di dalamnya ada penghidupanku, dan perbaiki bagiku akhiratku yang kesana tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan bagiku, dan jadikanlah kematian sebagai kebebasanku dari kejahatan”

(HR.Muslim) Isi kandungan

Allah Swt. adalah tempat meminta dan tempat bergantung. Tempat berkeluh kesah dari segala masalah. Tempat mencurahkan resah dan gundah setiap hambanya.

Dalam kondisi seperti itu maka berdoalah kepada-Nya. Allah mengisyaratkan dalam QS. Ghafir (40):60 sebagai berikut:

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan mengabulkan doa setiap hambaNya. Dan Allah melaknat orang-orang yang menyombongkan diri karena tidak mau berdoa kepada- Nya.

Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah tersebut mengisyaratkan lima hal penting yang harus menjadi permohonan kepada Allah dalam doa-doa kita.

1. “Ya Allah, perbaiki bagiku agamaku yang menjadi penjaga urusanku”.

Ini mengisyaratkan betapa pentingnya berpegang teguh pada agama Allah. Jika agama seseorang rusak, maka rusak pula kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat. Dan begitu pula jika agamanya baik, maka baik pula kehidupannya di dunia dan akhirat.

(6)

Sedemikian pentingnya berpegang teguh dengan agama. Dalam QS. Ali Imran (3):85 Allah berfirman:

Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orangorang yang rugi.”

Dengan demikian maka selayaknya kita memohon agar selalu dapat pertolongan Allah dalam perbaikan agama. Dengan semakin baik agama kita, maka menjalankan kehidupan dunia ini pun akan semakin baik. Kita akan menjadikan kehidupan dunia senantiasa sejalan dengan perintah-perintah Allah, tetapi sebaliknya semakin lemah agama kita maka akan semakin jauh pula dari ketaatan kepada Allah.

Sebagai jalan untuk perbaikan agama adalah memedomani al-Qur‘an dan hadis.

Keduanya adalah pedoman hidup keselamatan dunia dan akhirat. Sabda Rasulullah Saw. dalam hadis riwayat Muslim:

Artinya: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur‟an ) dan sunnah Rasulullas Saw.”

2. “ Ya Allah perbaiki bagiku duniaku yang di dalamnya ada penghidupanku”.

Ini mengisyaratkan bahwa kita boleh meminta kepada Allah agar urusan dunia menjadi baik. Meminta rezeki yang halal, cukup, dan bermanfaat.

Meminta keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Meminta kebutuhan dunia baik sandang, papan, dan pangan serta pekerjaan untuk dekat dengan Allah Swt. Meminta ilmu yang bermanfaat untuk menuju akhirat. Sehingga dengan ketercukupan dunia tersebut menjadi tenang dan tentram. Dalam QS. An-Nahl (16): 97 Allah berfirman:

(7)

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Tujuan hidup seorang muslim adalah akhirat. Surga adalah puncak citacita seorang muslim. Maka seorang muslim berpendirian “Padahal kehidupan Akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” QS. Al-A‟la (87):17. Dan mereka yakin bahwa cinta dunia hanya akan membawa bencana.

3. “Ya Allah perbaiki bagiku akhiratku yang kesana tempat kembaliku.”

Ini permintaan kepada Allah agar selalu dapat beramal saleh sampai ajal menjemput. Apa pun yang kita miliki, mintalah kepada Allah agar dapat menghantarkan kita ke kebahagiaan akhirat.

4. “ Ya Allah jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan bagiku.”

Ini permintaan agar umur yang Allah berikan dapat digunakan untuk selalu berbuat baik. Dapat melaksanakan ibadah baik langsung kepada Allah melalui salat, puasa, dan haji ataupun melalui sesama manusia dengan infak dan sedekah.

5. “ Ya Allah jadikanlah matiku sebagai kebebasanku dari kejahatan.”

Dalam doa ini berisi harapan agar ketika kematian tiba Allah membebaskan, memaafkan atas kejahatan, kesalahan, kekeliruan selama hidup di dunia. Dengan datangnya kematian benar-benar dapat kembali kepada Allah dengan husnul khatimah. Dan dengan kemati, sebagai akhir perilaku yang tidak sesuai dengan perintah Allah.1

B. Hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qais, berkata: Aku mendengar Mustaurid, salah seorang dari bani Fihr berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi

1 Usup sidik. Al-Qur’an Hadis Kelas Viii. Jakarta. Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2020. Hal, 111-114.

(8)

wa Salam bersabda: "Demi Allah, tidaklah dunia di akhirat kecuali seperti sesuatu yang dijadikan oleh jari salah seorang dari kalian -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk di laut- maka perhatikanlah apa yang dibawa." (HR. Muslim).

Makna hadis ini: Jika engkau ingin mengetahui hakikat dunia bila dibandingkan akhirat, maka letakkan jari telunjukmu ke lautan, kemudian angkatlah, lalu lihat apa yang masih tersisa (di telunjukmu)?! Tidak ada artinya air yang tersisa dibandingkan lautan itu. Inilah arti dunia dibandingkan dengan akhirat dari sisi masanya yang pendek dan kelezatannya yang fana, serta kelanggengan akhirat dan kenikmatannya; hanya seperti air yang melekat pada telunjuk dibandingkan air laut yang tersisa. Allah -Ta'ālā- berfirman, “Maka tidaklah nikmat kehidupan dunia dibandingkan akhirat itu kecuali sedikit.” Sehingga, seluruh kenikmatan dan kelezatan dunia yang diberikan kepada seluruh makhluk, dinikmati oleh hamba dalam waktu singkat, diliputi dengan kekurangan dan dipenuhi oleh kekeruhan;

digunakan manusia berhias dalam masa yang sebentar demi kesombongan dan ria, lalu ia akan binasa dengan cepat dan diikuti dengan kerugian dan penyesalan. “Dan apapun yang diberikan kepada kalian, maka (itu) hanyalah nikmat kehidupan dunia dan perhiasannya, dan apa yang ada di sisi Allah jauh lebih baik dan abadi. Tidakkah kalian menggunakan akal kalian?” Maka apa yang ada di sisi Allah berupa kenikmatan abadi, kehidupan yang menyenangkan, istana dan kegembiraan, itu lebih baik dan abadi; baik kualitas dan kuantitasnya. Ia kekal untuk selamanya. 2

Isi kandungan

Hendaknya manusia berhati-hati dengan dunia, karena ia tampak menyenangkan dan menggiurkan. Jangan sampai karena terpesona dengan indahnya dunia kelak di akhirat yang kekal menjadi sengsara. Dalam QS. Ali-‗Imran (3):14 Allah berfirman:

2 Ensiklopedia Terjemahan Hadis-hadis Nabi https://hadeethenc.com/id/home di akses pada tanggal 5 Mei 2025, pukul 19.20

(9)

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Demikian menggiurkannya dunia, tetapi yang paling mulia adalah kembali kepada Allah dengan amal saleh. Dalam QS. Al-Hadid (57):20 Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.”

Maka dalam hadis Riwayat Muslim dari Mustaurid memberikan peringatan kepada kita bahwa dunia ini bagai air diujung jari yang dicelupkan kelautan. Dunia ini sangat sedikit, kecil dan sementara yang kekal dan abadi adalah kehidupan akhirat. Sebagai orang yang beriman harus memiliki pandangan bahwa yang ada di dunia ini, baik harta, kekuasaan, dan kekuatan materi apapun hanyalah sebagai sarana untuk amal akhirat. Dunia ini adalah jembatan penyebrangan menuju akhirat untuk menuju surga. Dan surga hanya diperuntukan bagi orang-orang senantiasa beramal saleh selama di dunia. Rasulullah Saw. bersabda:

(10)

“Dari Abdullah bin Umar Ra. Ia Berkata: “ Rasulullah Saw. memegang pundakku lalu bersabda: “ Jadilah engkau di dunia laksana orang asing, atau orang yang menyebrangi suatu jalan. Ibnu Umar Ra. Berkata: “ Bila engkau di sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi hari dan bila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaakan waktu sehatmu sebelum sakitmu,dan waktu hidupmu sebelum matimu”.( HR. Bukhari)3

3 Usup sidik. Al-Qur’an Hadis Kelas Viii. Jakarta. Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal

(11)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Makalah ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat dalam perspektif Islam. Islam tidak memisahkan antara urusan dunia dan akhirat, melainkan mendorong umatnya untuk aktif berusaha di dunia sembari tetap taat dalam beribadah sebagai bekal akhirat. Hadis riwayat Abu Hurairah mengajarkan doa agar diperbaiki aspek agama, dunia, dan akhirat, serta memohon umur yang bermanfaat dan kematian yang membawa keselamatan. Sementara itu, hadis riwayat Mustaurid menekankan bahwa dunia hanyalah sementara dan sangat kecil dibandingkan akhirat, sehingga kehidupan dunia seharusnya digunakan sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim harus menjadikan hidupnya sebagai ladang amal dengan senantiasa berikhtiar dan beribadah secara seimbang.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedia Terjemahan Hadis-hadis Nabi, https://hadeethenc.com/id/home di akses pada tanggal 5 Mei 2025, pukul 19.20

Usup Sidik. (2020). Kuseimbangkan Kehidupan Dunia Dan Akhirat Dengan Usaha Dan Ibadah. Al-Qur’an Hadis Kelas Viii.

Referensi

Dokumen terkait

Menggali informasi dari berbagai sumber tetang tentang perilaku keseimbangan hidup di dunia dan akhirat sesuai hadis riwayat Ibnu Asakir dari Anas, hadis riwayat Muslim dari

Disajikan potongan terjemah hadis riwayat Ibnu Asyakir tentang keseimbangan hidup , siswa dapat menentukan bacaan dari hadis tersebut. PG

Menggali informasi dari berbagai sumber tetang tentang perilaku keseimbangan hidup di dunia dan akhirat sesuai hadis riwayat Ibnu Asakir dari Anas, hadis riwayat Muslim dari

Namun sekelompok ulama yang sepakat dengan Muslim menilai bahwa hadis di atas adalah sahih. Hadis di atas juga tidak bertentangan dengan al- Qur’a>n. Al-Qur’a>n

hadis Observasi • Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Kejelasan dan kedalaman informasi yg diperoleh Keaktifan dalam diskusi

Karenanya tulisan ini mencoba untuk mengekplorasi bagaimana kelompok salafi Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur’an Harun as-Syafi’i, Karangkajen, Yogyakarta meresepsi hadis-

seterusnya menjadi pegangan oleh orang muslim dalam beramal. Dalam penelitian normatif, tidak dikenal adanya data, karena dalam penelitian ini sumber penelitian

Dari penelitian yang dilakukan terhadap riwayat Abū Hurairah dan ‘Āisyah dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim didapatkan enam tema hadis mukhtalif, yakni riwayat mengenai