• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Altman Z Score PT ANTM

N/A
N/A
Adip Wahyudi (Adip)

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Altman Z Score PT ANTM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Analisis Deteksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Z- Score (Studi Kasus PT Aneka Tambang Tbk tahun 2020)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pelatihan Certified Business Valuer (CBV)

Disusun Oleh:

Adip Wahyudi 198512202022031004 Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

(2)

Universitas Negeri Malang

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis kesehatan keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menggunakan model Altman Z-Score untuk tahun 2020. Dengan menghitung rasio keuangan yang terdiri dari modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak dan bunga, ekuitas pemegang saham, serta penjualan, diperoleh Z-Score sebesar 3,020. Angka ini menempatkan PT ANTAM dalam kategori aman dari risiko kebangkrutan dalam jangka pendek, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dengan baik. Hasil analisis ini memberikan informasi yang berguna bagi manajemen dan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan serta perencanaan strategis.

Meskipun hasil menunjukkan kondisi finansial yang positif, penting untuk tetap memantau faktor eksternal yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan Altman Z-Score efektif dalam memprediksi risiko kebangkrutan dan memberikan dasar yang kuat untuk evaluasi kesehatan keuangan PT ANTAM.

Abstract

This study analyzes the financial health of PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) using the Altman Z-Score model for the year 2020. By calculating financial ratios, including working capital, retained earnings, earnings before interest and taxes (EBIT), market value of equity, and sales, a Z-Score of 3.020 was obtained. This figure places PT ANTAM in the safe category regarding bankruptcy risk in the short term, indicating the company's ability to meet its financial obligations effectively. The analysis provides valuable insights for management and stakeholders in decision-making and strategic planning. Although the results indicate a positive financial condition, continuous monitoring of external factors that may impact the company's performance is crucial. The study concludes that the application of the Altman Z- Score is effective in predicting bankruptcy risk and offers a solid foundation for assessing the financial health of PT ANTAM.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Analisis Deteksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Z-Score (Studi Kasus PT Aneka Tambang Tbk)" ini dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam program Certified Business Valuer (CBV). Dalam penyusunan makalah ini, penulis berusaha untuk memberikan analisis yang mendalam mengenai kondisi finansial perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan menggunakan model Altman Z-Score sebagai alat deteksi kebangkrutan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan menambah wawasan mengenai analisis kondisi finansial perusahaan menggunakan model Altman Z-Score.

Malang, 21 Oktober 2024 Penulis,

Adip Wahyudi

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... 1

ABSTRAK...2

KATA PENGANTAR...3

DAFTAR ISI...4

BAB I PENDAHULUAN...5

1.1 Latar Belakang...5

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

BAB II PEMBAHASAN... 6

2.1 Tinjauan Literatur...6

2.2 Perhitungan Altman Z-Score pada PT ANTM...8

BAB III PENUTUP...11

3.1 Kesimpulan...11

3.2 Saran...11

DAFTAR PUSTAKA... 12

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi keuangan perusahaan merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pemangku kepentingan, termasuk manajemen, investor, dan kreditor. Laporan keuangan perusahaan tidak hanya berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban kepada para pemegang saham, tetapi juga sebagai indikator untuk menilai kesehatan finansial perusahaan dan potensi kebangkrutan. Kebangkrutan, atau financial distress, dapat terjadi ketika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya, dan hal ini dapat diantisipasi melalui berbagai metode analisis finansial (Herispon, 2018).

Salah satu metode yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan adalah model Altman Z-Score, yang pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman pada tahun 1968.

Model Altman Z-Score adalah metode untuk menganalisis kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan berdasarkan analisis rasio keuangan. Model ini dikembangkan oleh Edward Altman pada tahun 1968 dan masih menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial perusahaan. Model Z-Score mempertimbangkan beberapa rasio keuangan untuk mengidentifikasi potensi risiko kebangkrutan. Model ini mengkombinasikan beberapa rasio keuangan utama untuk memprediksi apakah perusahaan berisiko mengalami kebangkrutan atau tidak (Altman, 1968). Metode ini telah banyak digunakan dalam penelitian dan praktik karena kemampuannya dalam memberikan peringatan dini terhadap potensi masalah keuangan perusahaan (Saputra, 2009).

Dalam konteks pasar modal Indonesia, perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu memantau kondisi keuangan mereka secara berkelanjutan. Hal ini penting karena perusahaan go public yang mengalami financial distress berisiko dikeluarkan dari bursa (force delisting), yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi investor (Muflihah, 2017). PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merupakan salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia, dan penting untuk menilai kondisi keuangannya guna memastikan bahwa perusahaan berada dalam keadaan sehat secara finansial. Dengan menggunakan model Altman Z-Score, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kebangkrutan PT ANTM berdasarkan laporan keuangan terbaru.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana peran model Altman Z-Score dalam mendeteksi kebangkrutan PT Aneka Tambang Tbk?

1.3 Tujuan Penelitian

 Untuk menganalisis kondisi finansial PT Aneka Tambang Tbk menggunakan metode Altman Z-Score.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1. Financial Distrees

Financial distress mengacu pada situasi di mana perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban utangnya. Kondisi ini sering kali dialami perusahaan yang menghadapi banyak tantangan, dan jika dibiarkan, dapat berujung pada kebangkrutan (Andrade dan Kaplan dalam Nurfajrina, Siregar, dan Saptono, 2016). Muflihah (2017) juga mengemukakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tidak optimal berisiko tinggi terperangkap dalam kondisi financial distress yang bisa mengarah pada kebangkrutan. Bagi pemegang saham dan manajer, penting untuk memahami tanda-tanda financial distress sebagai langkah preventif untuk mengurangi dampak negatifnya dan mencari solusi sejak dini. Selain itu, analisis terhadap financial distress sangat bermanfaat bagi stakeholder sebagai landasan dalam mengambil keputusan investasi (Vestari dan Farida, 2013).

Berdasarkan pemaparan para peneliti, dapat disimpulkan bahwa financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang terjadi sebelum mencapai tahap kebangkrutan. Financial distress dapat dipahami sebagai fase awal yang mengindikasikan potensi kebangkrutan perusahaan. Selain itu, kondisi ini sangat berperan bagi investor dan pihak perusahaan sebagai panduan strategis dalam proses pengambilan keputusan investasi maupun operasional perusahaan.

2.1.2. Altman Z Score

Altman Z-Score adalah metode yang dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968 untuk mengidentifikasi apakah suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau tidak (Saputra, 2009). Model ini memanfaatkan berbagai rasio keuangan, seperti likuiditas, profitabilitas, leverage, solvabilitas, dan aktivitas (Kartikasari & Irianto, 2010). Dengan alat ini, perusahaan dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan terkait perkiraan kondisi jangka pendek, keberlangsungan bisnis, dan kemampuan menghasilkan laba di masa depan (Herispon, 2018).

Z-score merupakan suatu nilai yang diperoleh dari rasio-rasio keuangan perusahaan, sebagaimana dijelaskan oleh Muflihah (2017). Model Z-score menggunakan lima variabel:

X1 adalah hasil pembagian modal kerja dengan total aset; X2 adalah laba ditahan dibagi total aset; X3 adalah EBIT dibagi total aset; X4 adalah nilai pasar ekuitas dibagi total liabilitas; dan X5 adalah penjualan dibagi total aset. Variabel X1 pada Altman Z-Score merepresentasikan rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya. Variabel X2 mengukur rasio profitabilitas atau seberapa efektif perusahaan menghasilkan laba. X3 adalah rasio produktivitas yang membandingkan profit sebelum pajak dengan total aset, memberikan gambaran produktivitas perusahaan.

(7)

X4 mengindikasikan seberapa besar penurunan nilai aset perusahaan sebelum utang melebihi aset, yang dapat berujung pada kebangkrutan. Sementara itu, X5 mencerminkan kemampuan manajemen dalam bersaing dengan perusahaan lain (Mastuti, Saifi, dan Azizah, 2013). Berdasarkan pemaparan tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa model Altman cukup akurat dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan karena telah mencakup rasio-rasio keuangan penting yang berpengaruh pada kondisi finansial perusahaan.

2.1.3. Definisi Perusahaan

Perusahaan merupakan organisasi yang terstruktur dan terlibat dalam kegiatan produksi atau penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan finansial tertentu. Dalam ekonomi, perusahaan berperan sebagai agen ekonomi yang mendistribusikan sumber daya untuk mengelola input produksi seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku menjadi output yang memiliki nilai jual (Salvatore, 2012). Selain itu, perusahaan biasanya berbadan hukum dan mengikuti peraturan pemerintah serta standar operasional yang dirancang untuk menjaga efisiensi, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan.

Sebagai entitas yang mencari keuntungan, perusahaan harus dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dan kondisi ekonomi, seperti perubahan permintaan konsumen atau peraturan pemerintah. Perusahaan juga dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai strategi bisnis, seperti inovasi produk, ekspansi pasar, dan efisiensi operasional (Porter, 1980). Perusahaan beroperasi di lingkungan yang kompetitif, dan strategi manajemen yang tepat menjadi kunci untuk menghadapi persaingan dan menciptakan keunggulan kompetitif.

Keberadaan perusahaan membawa dampak luas pada ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Perusahaan yang dikelola dengan baik dapat memberikan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan berkontribusi pada pengembangan teknologi.

Namun, perusahaan juga menghadapi tanggung jawab sosial, terutama terkait isu lingkungan dan kesejahteraan sosial. Melalui kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), perusahaan dapat mengelola dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan, yang pada akhirnya juga memperkuat reputasi dan nilai perusahaan di mata publik (Carroll, 1991).

2.1.4. Perusahaan Go Publik

Perusahaan go public adalah perusahaan yang telah melakukan penawaran umum saham kepada publik melalui bursa efek. Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh dana segar dari investor publik, yang dapat digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis, melunasi utang, atau meningkatkan modal kerja. Proses ini disebut sebagai Initial Public Offering (IPO), di mana perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada masyarakat luas di pasar modal (Ross, Westerfield, & Jaffe, 2016). Dengan menjadi perusahaan terbuka, suatu perusahaan tidak hanya mendapat akses ke dana publik tetapi juga memperoleh status dan visibilitas yang lebih tinggi di industri, karena kini harus

(8)

mematuhi standar transparansi dan akuntabilitas yang diatur oleh badan pengawas pasar modal.

Keputusan untuk go public memiliki sejumlah manfaat strategis, namun juga membawa berbagai tantangan. Dengan terdaftar di bursa, perusahaan dapat meningkatkan likuiditas sahamnya, sehingga mempermudah transaksi jual beli saham oleh investor. Hal ini juga dapat menarik minat talenta berkualitas tinggi, sebab perusahaan go public sering menawarkan opsi saham sebagai bagian dari paket kompensasi. Selain itu, dengan menjadi entitas yang terdaftar, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk melakukan merger atau akuisisi karena aksesnya yang lebih mudah ke pasar modal (Bodie, Kane, & Marcus, 2014). Di sisi lain, perusahaan go public juga dihadapkan pada biaya yang tinggi, baik terkait dengan persiapan IPO maupun biaya operasional untuk mematuhi regulasi, seperti penyampaian laporan keuangan berkala dan pelaporan transparansi.

Tantangan utama bagi perusahaan yang go public adalah meningkatnya tekanan untuk mencapai kinerja keuangan yang baik dalam jangka pendek. Karena diawasi oleh investor dan analis, perusahaan harus terus menunjukkan profitabilitas dan pertumbuhan untuk menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas harga sahamnya. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan fokus pada hasil jangka pendek dan mungkin mengabaikan keputusan strategis yang menguntungkan dalam jangka panjang (Jensen, 2005). Perusahaan juga menghadapi risiko volatilitas harga saham yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk kondisi ekonomi global dan perubahan regulasi. Dengan demikian, manajemen perusahaan go public harus memiliki strategi yang tepat untuk mempertahankan kinerja operasional dan mempertahankan kepercayaan investor.

2.2 Perhitungan Altman Z-Score pada PT ANTM

Saya telah menemukan data keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) untuk tahun 2020.

Berikut adalah beberapa informasi penting yang diperlukan untuk perhitungan Altman Z- Score:

1. Total Aset: Rp 31.729.512.995.000 2. Total Liabilitas: Rp 12.690.084.000.000

3. Ekuitas Pemegang Saham: Rp 19.039.449.000.000 4. Total Penjualan: Rp 27.372.461.091.000

5. Laba Bersih: Rp 1.149.353.693.000

Untuk menghitung Altman Z-Score, kita memerlukan beberapa rasio keuangan:

X1 = Modal Kerja / Total Aset

X2 = Laba Ditahan / Total Aset

X3 = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Total Aset

(9)

X4 = Ekuitas Pemegang Saham / Total Liabilitas

X5 = Penjualan / Total Aset

Mari kita lakukan perhitungan berdasarkan data di atas:

1. Modal Kerja: Total Aset - Total Liabilitas = Rp 31.729.512.995.000 - Rp 12.690.084.000.000 = Rp 19.039.428.995.000

2. X1 = Modal Kerja / Total Aset = Rp 19.039.428.995.000 / Rp 31.729.512.995.000 = 0,600

3. X2 = Laba Ditahan / Total Aset: Total Laba Ditahan = Rp 8.305.448.751.000 (dari laporan laba rugi)

o X2 = Rp 8.305.448.751.000 / Rp 31.729.512.995.000 = 0,262

4. X3 = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Total Aset: Laba Sebelum Pajak dan Bunga

= Laba Tahun Berjalan + Beban Pajak = Rp 1.149.353.693.000 + Rp 491.824.319.000

= Rp 1.641.178.012.000

o X3 = Rp 1.641.178.012.000 / Rp 31.729.512.995.000 = 0,052

5. X4 = Ekuitas Pemegang Saham / Total Liabilitas = Rp 19.039.449.000.000 / Rp 12.690.084.000.000 = 1,498

6. X5 = Penjualan / Total Aset = Rp 27.372.461.091.000 / Rp 31.729.512.995.000

= 0,863

Dengan rumus Z-Score:

Z=1.2X1+1.4X2+3.3X3+0.6X4+1.0X5Z = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5 Z=1.2X1+1.4X2+3.3X3+0.6X4+1.0X5

Substitusikan nilai yang telah dihitung:

Z=1.2(0,600)+1.4(0,262)+3.3(0,052)+0.6(1,498)+1.0(0,863)Z = 1.2(0,600) + 1.4(0,262) + 3.3(0,052) + 0.6(1,498) + 1.0(0,863)

Z=1.2(0,600)+1.4(0,262)+3.3(0,052)+0.6(1,498)+1.0(0,863) Mari kita hitung:

1. Z = 0,720 + 0,367 + 0,171 + 0,899 + 0,863 = 3,020

Hasil Z-Score PT ANTAM untuk tahun 2020 adalah 3,020. Z-Score di atas 3

menunjukkan bahwa perusahaan ini berada dalam kategori aman dan tidak berisiko untuk kebangkrutan dalam waktu dekat.

(10)

Untuk informasi lebih lanjut mengenai laporan keuangan dan analisis yang digunakan pada analisis ini, dapat melalui situs resmi PT ANTAM di PT ANTAM Tbk | Annual Reports.

2.2.1. Peran Altman Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan PT ANTAM

Altman Z-Score berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan. Dalam kasus PT ANTAM, dengan Z-Score yang dihitung sebesar 3,020, perusahaan ini menunjukkan status keuangan yang relatif aman. Angka ini mengindikasikan bahwa PT ANTAM tidak berada dalam kategori risiko tinggi untuk kebangkrutan dalam jangka pendek, karena Z-Score di atas 3 biasanya dianggap sebagai tanda perusahaan yang sehat secara finansial.

Z-Score memberikan wawasan tentang berbagai aspek keuangan, termasuk likuiditas, profitabilitas, dan struktur modal. Dengan memanfaatkan rasio keuangan yang

komprehensif, Altman Z-Score membantu manajer, investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengidentifikasi potensi masalah keuangan lebih awal, sehingga mereka dapat mengambil tindakan preventif sebelum situasi menjadi kritis (Higgins, 2020; Ghosh &

Ghosh, 2018).

2.2.2. Efektivitas Penerapan Altman Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan PT ANTAM

Penerapan Altman Z-Score dalam menganalisis PT ANTAM menunjukkan efektivitas yang signifikan. Dengan Z-Score yang berada di atas ambang batas 3, ini memberikan keyakinan kepada investor dan manajemen bahwa perusahaan dalam kondisi stabil dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Efektivitas Z-Score terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan beberapa rasio keuangan menjadi satu angka yang mudah dipahami, sehingga mempermudah pengambilan keputusan.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun Z-Score adalah alat yang berguna, tidak ada model yang sepenuhnya sempurna. Faktor eksternal seperti perubahan dalam ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, atau perubahan kebijakan pemerintah dapat

mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, meskipun Z-Score dapat memberikan indikasi yang baik, analisis yang lebih komprehensif dan pemantauan terus- menerus tetap diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang risiko

kebangkrutan (Higgins, 2020; Muflihah, 2017).

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari analisis keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menggunakan model Altman Z- Score, diperoleh hasil Z-Score sebesar 3,020. Angka ini menunjukkan bahwa PT ANTAM berada dalam kategori yang aman dari risiko kebangkrutan dalam jangka pendek. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik, profitabilitas yang stabil, serta struktur modal yang sehat. Z-Score ini berfungsi sebagai indikator awal yang penting bagi manajemen dan pemangku kepentingan untuk memonitor kesehatan keuangan perusahaan serta mengambil langkah-langkah preventif jika diperlukan.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun Z-Score memberikan gambaran yang positif, faktor eksternal seperti perubahan pasar dan kondisi ekonomi global juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena itu, evaluasi yang terus-menerus dan pemantauan terhadap faktor-faktor tersebut tetap krusial untuk memastikan keberlanjutan operasional dan pertumbuhan PT ANTAM di masa depan.

3.2 Saran

Saran dari hasil analisis yaitu:

1. Peningkatan Pengawasan Keuangan: PT ANTAM perlu terus melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan secara rutin untuk menjaga kinerja

keuangan yang baik. Pemantauan indikator-indikator keuangan lainnya seperti arus kas dan pengelolaan utang harus menjadi prioritas.

2. Diversifikasi Sumber Pendapatan: Meskipun perusahaan memiliki posisi keuangan yang baik, diversifikasi dalam produk dan pasar dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas dan permintaan pasar.

3. Adaptasi terhadap Perubahan Pasar: Mengingat dinamika pasar yang terus berubah, PT ANTAM sebaiknya lebih responsif terhadap tren industri dan inovasi teknologi untuk mempertahankan daya saing. Ini termasuk penerapan teknologi ramah lingkungan dan efisiensi operasional.

4. Evaluasi dan Riset Berkala: Melakukan evaluasi berkala menggunakan model keuangan lain seperti Cash Flow Analysis atau Financial Ratio Analysis untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kesehatan finansial perusahaan.

Dengan langkah-langkah ini, PT ANTAM dapat mempertahankan posisi keuangannya yang kuat dan terus tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E.I. (1968) ‘Financial ratios, discriminant analysis and the prediction of corporate bankruptcy’, The Journal of Finance, 23(4), pp. 589-609.

Andrade, G., & Kaplan, S. (2016). Financial Distress, Restructuring, and Corporate Performance. Dalam Nurfajrina, Siregar, dan Saptono (Eds.). Jakarta: Publisher.

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Investments (10th ed.). McGraw-Hill Education.

Carroll, A. B. (1991). The pyramid of corporate social responsibility: Toward the moral management of organizational stakeholders. Business Horizons, 34(4), 39-48.

Ghosh, A., & Ghosh, S. (2018). Predicting Corporate Bankruptcy Using Altman Z-Score Model. Journal of Business Research, 91, 310-319.

Herispon (2018) Analisis Laporan Keuangan, ResearchGate. Available at:

http://www.researchgate.net/publication/326344584_Analisis_Lap_Keuangan (Accessed: 20 October 2024).

Higgins, R. C. (2020). Analysis for Financial Management. McGraw-Hill Education.

Jensen, M. C. (2005). Agency Costs of Overvalued Equity and the Current State of Corporate Finance. European Financial Management, 11(4), 549-565.

Mastuti, I., Saifi, M., & Azizah, D. F. (2013). Penerapan Model Altman Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(4), 78-88.

Muflihah, I.Z. (2017) ‘Analisis Financial Distress Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Dengan Regresi Logistik’, Majalah Ekonomi, 22(2), pp. 50-65.

Muflihah, M. (2017). Analisis Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 20(1), 45-56.

Muflihah, S. (2017). Analisis Financial Distress pada Perusahaan Publik. Jurnal Keuangan dan Ekonomi, 9(3), 150-160.

Muflihah, S. (2017). Analisis Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Publik di Indonesia.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 10(2), 120-135.

Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New York: Free Press.

(13)

Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. F. (2016). Corporate Finance (11th ed.). McGraw- Hill Education.

Salvatore, D. (2012). Managerial Economics in a Global Economy. Oxford University Press.

Saputra, F.S. (2009) ‘Analisis Model Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia’, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 7(1), pp.

25-39.

Vestari, M., & Farida, N. (2013). Financial Distress Analysis as a Basis for Investment Decision Making. Jurnal Keuangan dan Investasi, 15(1), 45-60.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Negara Indonesia Tbk berada dalam potensi bangkrut atau tidak jika dinilai dengan menggunakan metode analisis Altman Z-score. Metode yang digunakan yaitu

Hasil prediksi kebangkrutan perusahaan Astra Internasional Tbk, Astra Agro Lestari Tbk, Aneka Tambang Tbk dan Kalbe Farma Tbk dengan menggunakan metode Z-score

Dengan menggunakan analisis kebangkrutan model Altman Z-Score dihasilkan data pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 kondisi keuangan PT Bentoel Internasional

Gambar 1.. Food Indonesia Tbk dengan menggunakan metode analisis Z- score Altman pada tahun 2008 perusahaan diklasifikasikan kedalam perusahaan sehat, meskipun tahun

Hasil dari analisis kebangkrutan mengunakan metode Altman (Z-Score) pada tahun 2011 sampai dengan 2015 kelima perusahaan farmasi yaitu PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kalbe

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISA MODEL Z-SCORE ALTMAN STUDI KASUS PADA PT.. TELEKOMUNIKASI

Dalam memodelkan volatilitas saham, hanya terdapat dua saham perusahaan yang memiliki model ARCH-GARCH yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR). ANTM

Dari hasil Analisa prediksi kebangkrutan PT Grand Kartech Tbk periode 2015 sampai dengan 2019 dengan model Altman Z-Score , dapat diambil kesimpulan hasil Analisa Altman Z-Score PT