• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISIS AUDIT FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI

N/A
N/A
Salvina Nurhaeni

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ANALISIS AUDIT FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ANALISIS AUDIT FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI (Studi Kasus Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah

pada PT Jayabrix Indonesia)

DISUSUN OLEH:

1. Dwi Cahyaningrum 2. Lulu Aulia Harzu 3. Nugroho Priyo W 4. Tri Utami

(4.44.18.0.07) (4.44.18.0.13) (4.44.18.0.16) (4.44.18.0.24)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada 2015 ini negara Indonesia mulai dilaksanakannya perdagangan bebas dalam regional ASEAN, yang mana perdagangan barang dari negara-negara ASEAN bebas memasuki wilayah tertentu negara Indonesia. Secara tidak langsung menyebabkan tingkat persaingan usaha semakin sulit dan ketat.

Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan harus mempunyai keunggulan bersaing agar mampu berkompetitif dengan perusahaan yang lainnya. Faktor desain, mutu barang, pengembangan produk, input teknologi, nilai tambah, harga, penyerahan tepat waktu dan layanan purna jual sangat menentukan keunggulan daya saing suatu perusahaan. Dalam hal ini mengharuskan suatu perusahaan dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk memungkinkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan usaha perusahaan.

Pihak manajemen perusahaan dituntut untuk lebih bertanggung jawab agar cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan yang nantinya akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan harus memiliki alat yang mampu mengukur seberapa baik penggunaan sumber daya yang dimilikinya untuk mengelola manajemen agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Alat yang dimaksud adalah pemeriksaan atau audit fungsi produksi dan operasi. Audit fungsi produksi dan operasi merupakan pemeriksaan terhadap kegiatan fungsi produksi dan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis (Agoes, 2012:158). Dari aktifitas ini akan memberikan manfaat bagi kontinuitas perusahaan karena dapat menunjang kelangsungan dari proses produksi perusahaan.

Audit fungsi produksi dan operasi dapat dilaksanakan oleh berbagai macam

(3)

perusahaan manufaktur. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan industri tidak terlepas dari proses produksi karena bagian produksi merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan. Masalah umum sebuah perusahaan dalam pengelolaan proses produksinya adalah rendahnya tingkat pengawasan fungsi produksi dan rendahnya pengawasan atas standar dan target yang ditetapkan, sehingga proses produksi tidak berjalan dengan maksimal dan target awal yang ditetapkan perusahaan tidak dapat tercapai dengan baik. Pada penelitian ini, audit fungsi produksi dan operasi difokuskan pada ruang lingkup produktivitas dan peningkatan nilai tambah di PT. Jayabrix Indonesia, yang kegiatannya adalah memproduksi batu bata ringan (ACC Block) dan Papan Semen (Mega Board).

Pemeriksaan yang berkesinambungan perlu dilakukan guna mengetahui efisiensi dan efektifitas proses produksi. Tujuan audit fungsi produksi dan operasi adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Sehingga membantu manajer agar tanggung jawab masing-masing bagian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Audit Fungsi Produksi dan Operasi (Studi Kasus Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah pada PT Jayabrix Indonesia)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana pelaksanaan efektivitas pada ruang lingkup produktivitas dan peningkatan nilai tambah yang telah ditetapkan oleh PT Jayabrix Indonesia?

1.3. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan efektivitas pada ruang lingkup produktivitas dan peningkatan nilai tambah yang telah ditetapkan oleh PT Jayabrix Indonesia.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Audit Manajemen

Pengertian Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan (IBK Bayangkara, 2008: 2).

Management audit adalah suatu teknik yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektivitas unit atau pekerjaan dibandingkan dengan standar-standar perusahaan dan industri, dan menggunakan petugas yang bukan ahli dalam lingkup objek yang dianalisis, untuk menyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan, dan keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan (Amin Widjaja Tunggal, 2000). Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program, yangdiselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efesien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakanyang telah ditetapkan perusahaan.

2.2 Lingkup dan Tujuan Audit Manajemen

Lingkup dan Tujuan Audit Manajemen Ruang lingkup audit manajemen meliputiseluruh aspek kegiatan manajemen. Ruanglingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yangdilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan untuk beberapa tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut IBK.

(5)

Bayangkara (2008:4) ada 3 elemenpokok dalam tujuan audit yaitu kriteria, penyebab, akibat.Penjelasan mengenai tiga (3)elemen pokokadalah sebagai berikut:

1. Kriteria (Criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/

kelompok didalam perusahaan dalam melakukanaktivitasnya.

2. Penyebab (Cause)

Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif, program-program/ aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efesiensi yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.

3. Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kritria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.Akibat negative menunjukan program/aktivitas berjalandengan tingkat pencapaian yang lebihrendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telahterselenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteriayang ditetapkan.

2.3 Jenis-jenis Audit

Menurut Boynton, Jhonson dan Kell (2006:6), audit dibagi menjadi tiga bidang yang masing-masing memiliki spesialisasi yang berbeda-beda, yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan yaitu audit yang dilakukan atas laporan keuangan suatu organisasi badan usaha secara keseluruhan dengan tujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut dengan kriteria yang berlaku.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan merupakan suatu proses audit atas ketaatan terhadap pelaksanaan suatu kriteria yang dapat berupa kontrak, peraturan maupun prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang, seperti pemerintah atau pimpinan badan usaha.

(6)

3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap prosedur, metode dan operasi kegiatan suatu entitas tertentu untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhirnya suatu audit operasional akan memberikan saran dan rekomendasi kepada pimpinan maupun manajemen yang meminta dilaksanakannya audit operasional.

Pada penelitian ini akan menggunakan Audit Operasional yaitu audit fungsi produksi dan operasi pada perusahaan PT Jayabrix Indonesia.

2.4 Audit Fungsi Produksi dan Operasi

2.4.1 Pengertian Audit Fungsi Produksi dan Operasi

Audit fungsi produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas. Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini, antara lain (Bayangkara, 2008:177):

1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Kekurangan atau kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga dapat diperbaiki.

3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.

4. Pendekatan proaktif harus men-jadi dasar dalam peningkatan proses.

5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

2.4.2 Prinsip Umum Audit Fungsi Produksi dan Operasi

Prinsip Umum Audit Manajemen Fungsi Produksi dan Operasi

(7)

sebagai berikut:

1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan kriteria (peraturan, kebijakan, tujuan, rencana, standar).

2. Auditor harus secara objektif dan sistematif mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktifitas produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk peningkatan.

2.4.3 Manfaat Audit Fungsi Produksi dan Operasi

Manfaat Audit Manajemen Fungsi Produksi dan Operasi sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.

2. Memberikan informasi tentang usaha–usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan – hambatan yang dihadapi.

3. Menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2.4.4 Tahap-tahap Audit Fungsi Produksi dan Operasi

Dalam melakukan Audit Fungsi Produksi dan Operasi harus sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada. Ada lima tahapan audit fungsi produksi dan operasi, yaitu:

(8)

1. Audit Pendahuluan

Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produkyang dihasilkan, proses produksi danoperasi yang dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik (fasilitas produksi), layout pabrik, sistem computer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhnasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Setelah melakukan tahapan ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan–kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan ini dirumuskan kedalam bentuk tujuan audit sementara(tentative audit objective) yang akandibahas lebih lanjut pada proses auditberikutnya.

2. Review dan Pengujian TerhadapPengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan–gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksidan operasi.

3. Audit Lanjutan (terinci)

Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan beberapa fasilitas, prosedur, catatan (dokumen) yang berkaitan denganproduksi dan operasi.

4. Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahap audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan–kekurangan yang masih di temukan.

5. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang disajikan auditordalam laporannya merupakan

(9)

alternative perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dariyang sebelumnya. Dalam rangkaperbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan program–program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

2.4.5 Ruang Lingkup Audit Fungsi Produksi dan Operasi

Ruang lingkup audit fungsi produksi danoperasi meliputi keseluruhan danprogram/aktivitas yang dikelola padafungsi ini yang meliputi : 1. Rencana produksi dan operasi

2. Produktivitas dan peningkatan nilaitambah 3. Pengendalian produksi dan operasi

Fokus penelitian dalam makalah ini adalah pada ruang lingkup produktivitas dan peningkatan nilai tambah.

Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu sistem produksi. Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio output dibagi input. Jika lebih banyak output yang dihasilkan dengan input yang sama, maka disebut terjadi peningkatan produktivitas. Begitu pula kalau input yang lebih rendah dapat menghasilkan output yang tetap, maka produktivitas dikatakan meningkat (Arman Hakim Nasution, 2006 : 421).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian produktivitas dalam hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas adalah sebagai berikut :

1. Perubahan efektivitas menghasilkan keluaran.

2. Perubahan efisiensi penggunaan masukan.

(10)

Peningkatan Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpan, pengangkutan dalam suatu proses produksi. Menurut Hayami, et al.(1987) definisi dari nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena adanya input fungsional yang diberlakukan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses pengubahan bentuk (form utility), pemindahan tempat (place utility), maupun proses penyimpanan (time utility). Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen.

(11)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

3.1 Latar Belakang PT Jayabrix Indonesia

PT. Jayabrix Indonesia adalah perusahaan asal Singapura yang berdiri di Indonesia sejak tahun 2011 di kota Lamongan dengan luas tanah 56.850 m², mulai memproduksi bata ringan pada tahun 2014 dan terus melakukan inovasi-inovasi dan pengembangan-pengembangan. Selanjutnya di tahun yang sama juga PT Jayabrix Indonesia memproduksi papan semen.

Dengan komitmen untuk selalu menjunjung kepuasan pelanggan, PT.

Jayabrix Indonesia dengan total karyawan ± 400 orang selalu memberikan hasil terbaik, dan memastikan untuk selalu menggunakan material berkualitas serta pemeriksaan yang ketat agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai standart yang berlaku.

PT Jayabrix Indonesia berupaya untuk terus unggul di dalam persaingan bisnisnya, dan selalu memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang bagi penggunanya, serta menyediakan bahan konstruksi yang ramah lingkungan.

Produk-produk PT Jayabrix Indonesia dapat digunakan untuk berbagai jenis proyek, mulai dari perumahan hingga bangunan pencakar langit, untuk fasilitas umum dan aplikasi lainnya.

3.2 Visi dan Misi Visi

Menjadi Perusahaan Produsen Bata Ringan, Papan Semen, dan Bahan Bangunan lainnya dengan mutu, efisiensi, dan produktifitas terbaik yang dapat diterima market dunia.

Misi

Meningkatkan mutu kerja yang transparan, ahli, berdisiplin, professional dan cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada di tingkat national &

(12)

internasional.

3.3 Kebijakan Mutu dan Produk

Dalam meningkatkan efektivitas manajemen mutu ISO 9001, PT Jayabrix Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia, dengan:

1. Menghasilkan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan persyaratan.

2. Memenuhi peraturan dan persyaratan yang berlaku.

3. Memberikan pelayanan yang dapat diandalkan.

4. Mengoperasikan perusahaan dengan biaya dan cara kerja yang paling efisien.

Untuk itu seluruh karyawan yang ada memiliki komitmen dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, secara konsisten dan secara terus menerus mengadakan perbaikan dan peningkatan diri.

Produk yang dihasilkan PT Jayabrix Indonesia meliputi:

1. Bata Ringan Jayabrix 2. Papan Silika Jayabrix 3. Semen Jayabrix 4. Secrew Jayabrix B. Hasil dan Pembahasan

3.4 Audit Manajemen atas Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah Laporan Audit Manajemen Atas Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah pada PT. Jayabrix Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Survey Pendahuluan

Pelaksanaan survei pendahuluan yang telah dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai fungsi produksi pada PT. Jayabrix Indonesia adalah sebagai berikut: mendapatkan informasi umum mengenai perusahaan seperti profil perusahaan, tujuan umum perusahaan, dan menjelaskan secara garis besar penelitian yang akan dilaksanakan. Mengumpulkan data dan informasi meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi perusahaan, proses produksi, observasi langsung kondisi perusahaan dan membagikan

(13)

kuesioner untuk menilai penetapan tujuan produksi perusahaan PT. Jaya Brix Indonesia.

2. Review dan pengujian pengendalian manajemen

Pada penilaian produktivitas dan nilai tambah Perusahaan telah memiliki standar produktivitas yang dijadikan sebagai pedoman oleh karyawan bagian produksi dan perusahaan juga telah memberikan tanggung jawab kepada karyawan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktivitasnya masing-masing. Kelemahan yang didapat adalah masih sering terjadi pengerjaan ulang, pemborosan bahan dan kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasi standar produk yang harus dicapai.

3. Audit Terinci

Berdasarkan hasil dari evaluasi atas fungsi produksi pada PT. Jayabrix Indonesia, berikut disusun tujuan dan prosedur audit yang dapat digunakan untuk melaksanakan tahap audit terinci:

Nama Perusahaan PT Jayabrix Indonesia Program yang Diaudit Fungsi Produksi dan Operasi

Tahun Audit 2016

No Kuesioner Jawaban Komentar

Ya Tidak 1 Apakah di dalam proses produksi

dan operasi sering terjadi pengerjaan ulang, pemborosan bahan dan kegagalan produk dalam memenuhi spesialisasinya?

Jika Ya:

Ikuti pengendalian proses produksi dan operasi dalam

perusahaan tersebut.

Jika Tidak:

Periksa program peningkatan

(14)

kwalitas yang dilakukan perusahaan

4. Pelaporan Audit

Laporan hasil audit produktivitas dan peningkatan nilai tambah adalah sebagai berikut:

Sering terjadi pengerjaan ulang, pemborosan bahan baku dan kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasi standar produk yang harus dicapai.

Kondisi:

Setiap produk yang akan diproduksi memiliki standar spesifikasi produk masing-masing yang harus dicapai atau telah dinyatakan lulus uji akhir sehingga produk tersebut siap dijual ke pasaran. Ternyata ada beberapa produk yang gagal atau tidak memenuhi standar kualitas produk sehingga harus dilakukan pengerjaan ulang yang mengakibatkan adanya pemborosan bahan baku dan waktu.

Kriteria:

Seharusnya tidak ada terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi standar spesifikasi sehingga tidak terjadi pengerjaan ulang yang mengakibatkan pemborosan bahan baku dan waktu.

Sebab:

Terjadinya kegagalan produk yang dihasilkan karena tidak sesuai dengan spesifikasi produk sehingga dilakukan pengerjaan ulang terhadap produk gagal tersebut. Seringkali produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ukuran atau terjadi goresan pada papan semen yang mengakibatkan papan semen rusak (pecah).

Akibat:

Pada saat akan dilakukan pemeriksaan sebelum produk dipasarkan ditemukan adanya beberapa produk yang tidak sesuai atau tidak memenuhi standar kualitas produk. Hal ini mengakibatkan produk papan semen tersebut tidak dapat dijual kepasaran sehingga adanya

(15)

pengerjaan ulang terhadap produk tersebut. Pengerjaan ulang terhadap produk gagal inilah yang berdampak adanya pemborosan bahan baku dan waktu.

Rekomendasi:

Sebaiknya peralatan yang ada harus dimaksimalkan penggunaannya atau ada beberapa peralatan yang harus diperbaiki yang seringkali membuat kemacetan. Dengan memiliki peralatan yang bekerja secara efisien dan efektif akan menghasilkan produk papan semen dengan kualitas yang terbaik. Dengan demikian, diharapkan mengurangi kemungkinan adanya kegagalan produk yang berujung pada pengerjaan ulang produk.

(16)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan tahap-tahap audit operasional

disertai dengan melakukan analisis data dengan dilandasi dengan teori yang relevan dengan masalah yang diteliti pada PT. Jayabrix Indonesia, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: Produktivitas dan nilai tambah pada PT. Jayabrix Indonesia, perusahaan telah memiliki standar produktivitas yang dijadikan sebagai pedoman oleh karyawan bagian produksi dan perusahaan juga telah memberikan tanggung jawab kepada karyawan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aktivitasnya masing-masing. Kelemahan yang didapatkan adalah sering terjadinya pengerjaan ulang, pemborosan bahan dan kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasi standar produk yang harus dicapai. Untuk Peralatan dan fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Jayabrix Indonesia.

Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi telah sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan. Peralatan dan fasilitas produksi yang ada cukup efisien tetapi ada beberapa peralatan yang belum terdapat instruksi tertulis pemeliharaan dan perawatan peralatan produksi. Sehingga diharapkan dengan adanya instruksi tertulis pada setiap peralatan maka efisiensi dan efektivitas peralatan dapat dirasakan jangka panjang.

4.2 Saran

Perusahaan sebaiknya memaksimalkan penggunaan peralatan yang ada harus atau ada beberapa peralatan yang harus diperbaiki yang seringkali membuat kemacetan. Dengan memiliki peralatan yang bekerja secara efisien dan efektif akan menghasilkan produk papan semen dengan kualitas yang terbaik. Dengan demikian, diharapkan mengurangi kemungkinan adanya kegagalan produk yang berujung pada pengerjaan ulang produk.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arifa, S. (2013). Audit Operasional Untuk Menilai Efektivitas Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada Pabrik Kerta PT Setia Kawan Makmur

Sejahtera). Jurnal Imiah Mahasiswa FEB.

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/454/399, diakses pada

09 Januari 2022 pukul 21.07 WIB.

Bhayangkara, I. (2008). Management Audit: Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Hamidah, M. Y. (2015). Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kripik Ubi di Kota Pontianak. Journal Social Economic of Agriculture, Vol. 4 No 2, Hal 60- 73.

Kusmindari, D. &. (20019). Produktivitas dan Pengukuran Kerja Proses Produksi Medium Dencity Fibreboard (MDF). Jurnal Ilmiah Tekno, Vol. 6 No 2, Hal 85-96.

Rosdiyati. (2016, Februari). Audit Operasional atas Fungsi Produksi Perusahaan.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 1 No. 1, Hal 57-73.

Susanto, M. E. (2018). Perancangan Audit Berbasis Risiko Terhadap Divisi Produksi Pada CV. Bintang Mutiara Gemilang Di Mojokerto.

Undergraduate Thesis, Universitas Katolik Darma Cendika.

Referensi

Dokumen terkait

From the analysis of the internal audit function at PT Puhan Indonesia, it can be concluded that in general the application of the internal audit function at PT

DAMPAK AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PRODUKSI TERHADAP PRODUKTIVITAS (STUDI KASUS PADA PT. INDO BERAS UNGGUL).

Adapun simpulan dan saran yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut: (1)Audit operasional terhadap fungsi pemasaran PT MNC Finance, Tbk Cabang Tulungagung

Dari penjelasan diatas dengan dilakukannya audit operasional atas fungsi produksi pada PT. Pupuk Sriwidjaja diharapkan permasalahan yang ada dapat diidetifikasi dan dianalisa

Efektivitas audit internal AIESEC Indonesia diukur dengan penerapan rekomendasi yang disarankan oleh pihak auditor kepada pihak auditee, apakah rekomendasi

Pardic Jaya Chemicals sebaiknya melakukan prosedur audit pemasaran secara menyeluruh pada lingkungan pemasaran yang sedang dihadapi agar dapat menghasilkan hasil

Hasil penelitiannya mennjukan bahwa audit operasional berperan dalam meningkatkan efektivitas kegiatan perkreditan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk cabang utama Pinrang dimana hasil

viii ABSTRAK Nama : Nanang Dwi Setiawan Program Studi : S1 Reguler Akuntansi Judul : Analisis Perlakuan Akuntansi dan Prosedur Audit atas Aset Tetap pada PT EXPRESS Berdasarkan