• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BAHASA INDONESIA LANGKAH LANGKAH MENULIS ATAU MENGARANG SECARA EFEKTIF

N/A
N/A
Ashri Ramadhania

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH BAHASA INDONESIA LANGKAH LANGKAH MENULIS ATAU MENGARANG SECARA EFEKTIF"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BAHASA INDONESIA LANGKAH LANGKAH MENULIS ATAU

MENGARANG SECARA EFEKTIF

Dosen Pembimbing:

Drs. Maswardi,M.Kes

KELOMPOK 4 TK 1A

1. Ashri Ramadhania (233110345) 2. Dwi Nala Muli (233110352) 3. Syalwa Suci Widyartati (233110379) 4. Rizka Dj (233110374) 5. Nadya Afrilia (233110367) 6. Habibi Syarif (233110359)

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Langkah Langkah Menulis atau Mengarang Secara Efektif”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini.

Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Padang,18 Oktober 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan...4

BAB II PEMBAHASAN...5

2.1 Pengertian menulis...5

2.2 Teknik menulis yang efektif...7

2.3 Ciri dan Syarat Kalimat Efektif...11

2.4 Unsur Unsur Menulis Efektif...15

BAB III PENUTUP...20

3.1 Kesimpulan...20

3.2 Saran...20

DAFTAR PUSTAKA...21

BAB I

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan menulis merupakan tempat menuangkan ide atau gagasan yang ada dipikiran kita, menuangkan isi hati kita melalui bahasa yaitu tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis kita dapat mentransfer pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi sesame manusia kehidupan. Namun untuk melakukan kegiatan menulis yang satu ini tidak semua orang mudah melakukannya. Banyak diantara kita mengalami kesulitan pada waktu pertama kali hendak menulis.

Adapun tujuan menulis menurut Muhammad bin Hazm menyebutkan bahwa tujuan seorang muslim yang baik dalam membuat karya tulis adalah membuat inovasi baru, melengkapi sesuatu yang kurang, menjelaskan seuatu yang rumit, meringkas sesuatu yang panjang tanpa mengurangi intisarinya, menghimpun sesuatu yang berserakan, dan mengoreksi kesalahan penulis.

Ketentuan ini untuk karya tulis dalam bentuk penelitian dan buku. Menulis artikel bertujuan untuk memaparkan kebajikan, memperingatkan kejahatan, mengingatkan orang yang lupa, mengambil kasus-kasus dimasyarakat, memperkenalkan para ulama, dll.

1.2 Rumusan Masalah 1.Pengertian Menulis?

2.Teknik Menulis Efektif?

3.Ciri Dan Syarat Kalimat Efektif?

4.Unsur Unsur Menulis Efektif?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian menulis 2. Untuk mengetahui teknik menulis efektif

3. Untuk mengetahui ciri dan syarat kalimat efektif 4. Untuk mengetahui unsur unsur menulis efektif

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah salah satu kegiatan yang sangat menakjubkan. Dengan menulis, kita bisa menuangkan ide atau gagasan yang ada di pikiran kita, menuangkan isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis, kita bisa mentransfer pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi sesama musafir kehidupan. Menulis juga merupakan media aktualisasi diri.

Menulis adalah bentuk penggunaan bahasa tulis yang dijadikan alatkomunikasi sehingga dapat disetujui pembacanya (Dalman,2009 : 8) Dengan begituproses menulis dapat dikatakan sebagai proses pengungkapan pikiran seseorangmenjadi suatu karangan yang memiliki maksud dan tujuan tertentu.Menulis juga dapat dikatakan sebagai perantara media informasi, denganmenulis secara tidak langsung kita dapat saling bertukar pikiran, informasi, danpendapat dalam bentuk tulisan, yang kemudian dapat kita terbitkan lewat mediamasa.

Dengan menulis, pemikiran dan wawasan seseorang menjadi lebih terbuka dankritis, tentunya hal ini menjadi manfaat dari menulis itu sendiri.Menulis tidak hanya berupa suatu karangan baku yang dibuat berparagraf-paragraf dengan suatu bahasan yang umum, yang berisi konten opini dan mengkritik,namun menulis juga dapat berupa puisi atau syair, yang sifat kontennya lebihmenghibur. Di lihat dari hal tersebut, secara tidak langsung menulis juga memilikinilai jual apabila penulis mampu mengolah dan menguasai kosakata dan gagasannyamenjadi sebuah karya yang indah

Namun untuk melakukan kegiatan yang satu ini, tidak semua orang mudah melakukannya. Banyak di antara kita mengalami kesulitan pada waktu pertama

(6)

kali hendak menulis. Kadang merasa tidak ada ide/gagasan yang mau ditulis, enggan, merasa tidak bisa, takut, atau pikiran negatif lainnya.

Untuk itu, berikut ini saya uraikan beberapa tips yang efektif untuk memermudah proses menulis yang saya dapatkan dari buku "Quantum Learning" dengan tambahan dan perubahan seperlunya :

1. Mulailah Secepatnya

Apa pun yang akan Anda tulis, mulailah sesegera mungkin untuk menuliskannya, jangan tunggu lama-lama. Jika suatu gagasan datang, segeralah menuliskannya walau Anda sedang enggan untuk menulis. Lain lagi jika Anda merasa kosong dari ide, segera duduklah di depan komputer dan hentakkan jari-jemari Anda di atas papan tekan (keyboard) atau ambillah bolpoin dan selembar kertas, pasti akan ada saja ide atau gagasan yang muncul. Dengan begitu, Anda bisa segera mulai menulis.

2. Putarlah Musik

Sambil menulis, putarlah musik kesukaan Anda untuk memerlancar arus ide/gagasan Anda. Belahan otak kiri kita bekerja berdasarkan logika dan otak kanan kita bekerja berdasarkan emosi. Dengan memutar musik, otak kanan kita ikut terstimulasi sehingga bisa menghadirkan unsur emosi pada tulisan yang membuat isi tulisan lebih hidup.

3. Pilih Waktu yang Paling Sesuai

Di antara kita, ada yang menulis dengan sangat baik pada pagi hari, sementara yang lain bisa lancar menulis di keheningan malam saat orang lain tidur lelap.

Ada juga seorang penulis internasional yang aktivitas menulisnya seperti kelelawar, siang untuk istirahat, sedangkan malamnya ia habiskan untuk berkarya.

Jadi, tiap pribadi punya waktu tersendiri yang paling efektif untuk menulis. Oleh karena itu, pilihlah waktu Anda yang paling dapat Anda nikmati (enjoy) untuk menulis, yang paling sesuai dengan suasana hati (mood) menulis Anda.

4. Lakukan Olahraga

Menulis merupakan aktivitas pikiran yang cukup menguras energi. Maka bila otak Anda sudah cukup tegang, segera keluarlah. Lakukan olahraga ringan agar otak mendapat cukup suplai oksigen sehingga pikiran Anda segar kembali.

(7)

5. Pecahkan Menjadi Bagian Kecil

Bila apa yang kita tulis merupakan sebuah proyek besar (seperti menulis sebuah buku, novel, dan sebagainya), maka pecah-pecahlah bagian yang besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Lalu kerjakan satu bagian pada suatu saat. Seperti memecahkan sebuah batu sebesar kerbau, kita tidak mungkin menghantamnya sekaligus. Kita pecahkan satu per satu bagian kecil terlebih dahulu, pasti lama- lama semua akan terpecahkan juga.

6. Bacalah Apa Saja

Bacalah majalah, koran, novel, cerpen, lirik lagu, puisi, ensiklopedia, buku-buku nonfiksi, peribahasa, komik, atau apa saja. Hal ini dapat menambah wawasan Anda tentang kehidupan, penggunaan bahasa, dan gaya penulisan. Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Ahmad Tohari (penulis trilogi: Ronggeng Dukuh Paruk - Lintang Kemukus Dinihari - Jantera Bianglala) saat saya bersilaturahmi ke rumah beliau. Dikatakan juga, beliau bisa membaca sampai sepuluh novel sebelum menulis sebuah novel. Umumnya, seorang penulis adalah juga seorang pembaca yang "lahap" dan "rakus" (maksudnya dalam hal membaca).

7. Gunakan Warna-Warna

Pada saat Anda menulis draf kasar tulisan Anda, gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap bagian atau gagasan. Hal ini akan membantu Anda untuk melihat semua bagian kertas dengan lebih baik. Warna-warna yang menarik akan mengaktifkan kerja otak kanan kita yang imajinatif sehingga kedua belah otak kita bisa bekerja secara kongruen.

2.2 Teknik menulis yang Efektif

Tidak ada yang menangkal bahwa menulis adalah sesuatu yang penting,sebab tulisan dapat mengungkapkan pesan menulis, dan mengekspose pikiran-pikiran serta gagasan-gagasannya. Keterampilan menulis mutlakpamflet, koran, dan majalah.

1. Keterampilan Menulis

Tidak sedikit orang yang enggan menulis dengan dalih kesulitan, atau menganggap bahwa menulis adalah hobi dan bakat yang tidak dimiliki oleh setiap

(8)

orang Seorang penulis terkemuka berkata, "Jika ada penulis besar mengatakan bahwa menulis adalah bakat, maka penulis yang lain mengatakan bahwa faktor bakat sesuangguhnya hanya berperan 10% begi keterampilan menulis. Sedangkan 90% lainnya merupakan hasil dari latihan menulis yangdilakukan dengan tekun dan tidak mengenal lelah."

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis bagi seorang muslim.

a. Seorang muslim berbeda dengan non-muslim, karena ia merasa bertanggung jawab terhadap setiap kata yang ditulisnya.

b. Penulis yang bertakwa dan menghargai dirinya, tidak sepatutnya mencuri hasil karya orang lain dan mengklaimnya sebagai hasil karyanya sendiri.

c. Tujuan menguasai keterampilan menulis ini bukan semata-mata untuk mencari popularitas dan pujian orang.

d. Bahasa yang digunakan dalam karya tulis adalah bahasa yang jelas,ringkas, dimengerti oleh pembaca dan fokus.

e. Jangan berusaha menulis untuk memikirkan hasil yang terbaik pada karya tulis yang pertama, karena tujuan utama Anda adalah menuangkan gagasan dan pendapat Anda diatas kertas tanpa harus memedulikan kesalahan-kesalahan yang mungkin Anda lakukan

2. Tujuan Menulis

Muhammad bin Hazm menyebutkan bahwa tujuan seorang muslim yang baik dalam membuat karya tulis adalah membuat inovasi baru, melengkapi sesuatu yang kurang, menjelaskan seuatu yang rumit, meringkas sesuatu yang panjang tanpa mengurangi intisarinya, menghimpun sesuatu yang berserakan, dan mengoreksi kesalahan penulis. Ketentuan ini untuk karya tulis dalam bentuk penelitian dan buku. Menulis artikel bertujuan untuk memaparkan kebajikan, memperingatkan kejahatan, mengingatkan orang yang lupa, mengambil kasus- kasus dimasyarakat, memperkenalkan para ulama, dll.

3. Kaidah-Kaidah Tulisan yang Efektif

Karya tulis yang efektif harus berdasar pada kaidah-kaidah sehingga tampil dalam format yang efektif.

(9)

Kaidah-kaidah itu antara lain:

1. Lengkap

Teks yang ditulis memuat berbagai macam dan banyak informasi, fakta atau dalil syar'I yang diperlukan untuk mengantisipasi reaksi pembaca.

2. Simpel

Kesuksesan penyampaian pesan terletak pada pemilihan jalan

terpendek yang untuk bisa mencapai tujuan. Simpel disini maksudnya adalah suatu format antara singkat dan panjang. Jika suatu format terlalu singkat, maka akan terasa kurang, sedangkan jika terlalu

panjang, maka akan menjemukan. Sebaiknya, penulis selalu konsisten pada hal-hal dibawah ini:

a. Menghilangkan kalimat-kalimat yang tidak penting.

b. Menghilangkan kalimat-kalimat yang terulang-terulang.

c. Menghindarkan pembahasan yang melebar.

d. Menghindari kalimat yang didramatisasi secara berlebihan.

e. Menghindari kalimat yang samara tau sulit dipahami.

f. Menghindari pengantar atau pendahuluan yang terlalu panjang.

3. Akurat

Akurat dalam arti, tulisan itu konkrit dan tidak

berputar-putar pada kata-kata atau topik-topik yang umum. Ciri-ciri tulisan yang akurat yaitu:

a. Ada penjelasan tentang istilah-istilah dan paham-paham.

b. Akurat dalam menerjemahkan kutipan dari bahasa asing.

c. Akurat dalam menyebut nama.

d. Akurat dalam menyebut tanggal dan angka.

e. Membedakan dengan jelas antara kalimat kutipan dengan kalimat penulis dengan mencantumkan tanda petik.

f. Akurat dalam mengutip ayat, menyebutkan sumber hadits, dan pemilik suatu pendapat secara tepat.

(10)

4. Objektif

Penulis harus membedakan antara pendapat dan fakta, netral dan tidak memihak kecuali pada kebenaran yang didasarkan pada dalil-dalil syar'I yang otentik.

Contoh-contoh tindakan yang tidak objektif:

a. Memberikan predikat kepada orang lan dengan predikat-predikat yang negatif yang tidak sesuai dengan realitanya.

b. Mengabaikan peristiwa-peristiwa yang penting atau keberhasilan- keberhasilan positif karena pelaku dan pemiliknya adalah orang yang tidak disukai.

c. Menyajikan opini sebagai fakta.

d. Menyebutkan sisi positif tanpa menyebutkan sisi negatifnya, dan sebaliknya.

e. Menampilkan aktivitas tertentu secara berulang-ulang sebagai sarana promosi.

5. Jelas.

Jelas disini ada dua macam, yakni jelas redaksional dan jelas isinya.

a. Jelas redaksional, artinya susunan bahasanya sederhana dan tidak berbelit-belit.

Hal-hal yang dapat membantu kejelasan redaksional:

- Konsisten terhadap kaidah gramatika (tata bahasa).

- Konsisten terhadap kaidah penulisan huruf.

- Konsisten terhadap kaidah penggunaan tanda baca.

b. Kejelasan isi, maksudnya adalah sebuah topik tidak mungkin dijelaskan dengan baik, kecuali apabila topik tersebut sudak dipahami dengan baik dan benar, sebab orang yang tidak memahami suatu masalah tidak mungkin bisa mengungkapkannya dengan jelas dan benar

Kejelasan karya tulis ditentukan oleh hal-hal berikut ini:

a. Kosakata

- Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki lebih dari satu makna (homonim).

- Menghindari kosakata yang sulit.

- Menghindari kosakata yang asing bagi pembaca.

(11)

- Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki kesamaan makan secara berlebihan.

- Boleh menggunakan kosakata yang popular seperti strategi, demokrasi, dll.

b. benar menurut kaidah tata bahasa.

- Tidak mengulangi kata kecuali terpaksa.

- Kata-kata yang ada dalam satu kalimat harus saling terkait secara harmonis.

- Simpel tapi lengkap.

- Menggunakan susunan kalimat aktif dan bukan pasif, sebab ungkapan langsung lebih baik daripada ungkapan tidak langsung.

- Sebaiknya, setiap kalimat hanya memuat satu gagasan saja secara lengkap.

c. Paragraf

Kumpulan dari kalimat membentuk paragraf. Kumpulan paragraf akan membentuk artikel atau topk. Untuk Membuat paragraf yang jelas, diperlukan rambu-rambu berikut ini:

- Gaya bahasa yang benar, menurut tata bahasa dan gaya bahasa yang harus sesuai dengan karakter materi yang dipilih, terutama jika topiknya adalah disiplin ilmu yang spesifik.

- Panjang paragraf harus disesuaikan dengan panjan topic.

- Pembaca merasa ada informasi baru pada tiap paragraph.

- Tidak mengulangi pesan yang sama pada paragraph-paragraf yang berdekatan.

- Tidak ada kontradiksi antara satu paragraph dengan paragraph yang lain.

- Tidak berlebihan dalam menggunakan gaya bahasa sastra.

- Membuat perumpamaan, menyebutkan kejadian, dan kisah-kisah yang relevan.

6. Relevan. Maksudnya, topik yang kita angkat harus relevan dengan kepentingan pembaca.

2.3 Ciri dan Syarat Kalimat Efektif

Meskipun kalimat efektif terdiri dari SPOK, tidak berarti bahwa wujud kalimatnya harus pendek-pendek. Bisa jadi kalimatnya singkat, tetapi

(12)

membingungkan dan bisa jadi kalimatnya panjang, tetapi informasinya mudah dipahami. Untuk itulah, supaya bisa menggunakan kalimat efektif dengan baik, ayo pelajari ciri-ciri serta syarat kalimat efektif.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).

2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

3. Menggunakan diksi yang tepat.

4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.

5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

6. Melakukan penekanan ide pokok.

7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

8. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-syarat Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat atau prinsip agar suatu kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif. Apa saja? Berikut ini 8 (delapan) syarat-syarat kalimat efektif beserta contoh dan perbaikannya.

1. Kelogisan

Suatu kalimat dapat dipahami apabila penulisan yang digunakan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.

Berikut contoh kalimatnya:

-Kalimat tidak efektif: “Untuk mempersingkat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”

-Kalimat efektif: “Untuk menghemat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”

2. Ketegasan

Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:

 Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya:

(13)

“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing individu.”

Penekanan: Presiden mengharapkan

 Membuat urutan kata yang logis, contohnya:

a. Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah”

b. Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”

 Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti:

“Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.”

 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya:

“Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi baik dan penyabar.”

 Menggunakan partikel penekan/penegas, seperti:

“Jihanlah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.”

3. Kehematan

Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:

 Hindari pengulangan subjek

Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu diulang.

Sebagai contoh:

a. Kalimat tidak efektif: “Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.”

b. Kalimat efektif: “Karena rajin, dia menjadi juara satu.”

 Hindari sinonim kata

(14)

Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa, cukup gunakan salah satu saja. Sebagai contoh:

a. Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin olahraga agar supaya sehat.”

b. Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”

 Perhatikan bentuk kata jamak

JIka sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:

a. Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.”

b. Kalimat efektif: “Hadirin dimohon berdiri.”

4. Ketepatan

Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.

Berikut contohnya:

 Kalimat tidak efektif: “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.”

 Kalimat efektif: “Jam tangan antik milik Ayah itu dijual dengan harga murah.”

5. Kecermatan

Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang ambigu.

Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun ambigu.

Sebagai contoh:

 “Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.”

Kalimat tersebut terkesan ambigu karena tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah ‘mahasiswa’ atau ‘perguruan tinggi’?

Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang dituju:

(15)

 “Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.”

 “Mahasiswa dari perguruan tinggi itu menerima hadiah.”

6. Kepaduan

Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contohnya yaitu:

 Kalimat tidak efektif: “Novel ini membahas tentang persahabatan di sekolah.”

 Kalimat efektif: “Novel ini membahas persahabatan di sekolah.”

7. Kesejajaran

Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.

Sebagai contoh:

 Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”

 Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.”

8. Kesepadanan

Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).

Contoh: “Johan belajar di kelas.”

Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah ‘belajar.’

2.4 Unsur-unsur Kalimat Efektif

Beberapa unsur perbentuk kalimat efektif yaitu subjek, prudikat, objek, dan keterangan

(16)

A. Subjek

Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokob, benda, atau suatu hal yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek dapat berbentuk kata benda frasa kata benda, atau kata kerja

Contoh:

1. Dina membaca buku di perpustakaan 2.ayam nenek bertelur

3.ibuku sedang melukis

4. Memasak nasi goreng sangat mudah dilakukan

B. Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menyatakan suatu tindakan atau keadaan yang dilakukan oleh subjekPredikat biasanya berbentuk kata kerjafrasa kata kerjafrasa numeralkata benda.frasa kata bendakata depankata sifatdan frasa kata sifat

Contoh:

1.Katak melompat

2.Paman memetik mangga 3.Mangga paman lima buah.

4.Budi mahasiswa baru

C.Objek

Objek adalah unsur kalimat yang melengkapi kata kerja sehingga terletak langsung di belakang predikatObjek dapat berbentuk kata benda atau frasa kata benda.

Contoh:

1.Ibu berbelanja sayuran di pasar 2.Ayah makan pisang

3.Bu Guru menulis soul di papan tulis

(17)

D.Pelengkap

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Pletak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verbaPosisi seperti itu juga ditempati oleh Odan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga samayaitu dapat berupa nominafrasa nominalatau klausaNamunantara Pel dan O terdapat perbedaanPerhatikan contoh di bawah ini:

 Ketua MPR membacakan Pancasila

S P O

 Banyak orpospol berlandaskan Pancasila S P Pel

Di samping ituletak Pelengkap tidak selalu persis di belakang PApabila dalam kalimatnya terdapat Oletak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S. P-O-PelBerikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat

 Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer

 Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil

 Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum

 Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru

 Pamanku membelikan anaknya rumah mungil

E.Keterangan

Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang makna subjek atau predikatKeterangan dibagi menjadi empat yaitu keterangan waktu, tempat, suasana dan cara

(18)

1.Keterangan tempat

Keterangan tempat merupakan kata yang menerangkan tempat terjadinya peristiwa atau kegiatan tertentu

Contoh:

1.Ibu memasak di dapur.

2.Ayah membaca koran di ruang tamu 3.Adik bermain sepak bola di lapangan

2.Keterangan waktu

Keterangan waktu merupakan kata yang menerangkan waktu terjadinya peristiwa atau kegiatan yang dilakukan subjek

Contoh:

1.Dita berangkat ke kebun binatang tadi pagi

2.Dua minggu yang laluSiti berkunjung ke rumah nenek 3.Sebelum makankita harus mencuci tangan

3.Keterangan suasana

Keterangan suasana merupakan kata yang menerangkan suasana atau situasi dari suatu perbuatan

Contoh:

1.Suasana malam itu sangat sepi.

2.Kami melihat pemandangan pantai yang sangat indah.

3.Dinda merasa senang atas kelahiran adiknya

4.Keterangan cara

Keterangan cara merupakan kata keterangan yang menjelaskan cara pada suatu aktivitas atau kegiatanKata keterangan cara biasanya diikuti kata "dengan" atau

"secara"

(19)

Contoh:

1.Pelari itu berlari dengan kencang

2.Perselisihan antara Bayu dan Bima diselesaikan secara damai.

3.Ana menyeberang jalan dengan hati-hati

(20)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menulis efektif sangat diperlukan guna menuangkan apa yang di pikirkan dan juga sangat berguna bagi sesama manusia.Menulis adalah salah satu kegiatan yang sangat menakjubkan. Dengan menulis, kita bisa menuangkan ide atau gagasan yang ada di pikiran kita, menuangkan isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis, kita bisa mentransfer pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi sesama musafir kehidupan. Menulis juga merupakan media aktualisasi diri.

Namun untuk melakukan kegiatan yang satu ini, tidak semua orang mudah melakukannya. Banyak di antara kita mengalami kesulitan pada waktu pertama kali hendak menulis. Kadang merasa tidak ada ide/gagasan yang mau ditulis, enggan, merasa tidak bisa, takut, atau pikiran negatif lainnya

3.2 Saran

Jika dari salah satu pembaca ingin menambahkan dan memperbaiki makalah kami persilahkan demi memperbaiki makalah ini.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Tiara syabanira dewantari (2022). Apa itu Kalimat Efektif? Pahami Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya, Diakses 18 Oktober 2023 dari

https://www.brainacademy.id/blog/cara-memahami-kalimat-efektif Dalman.keterampilan menulis, bandar Lampung

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sumatera-utara/bahasa- indonesia/makalah-bindo/28967511

http://kumpulan-makalah123.blogspot.com/2017/08/makalah-menulis- efektif.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

“Meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas VI SD Negeri I

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran kemampuan menulis narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pemanfaatan metode kooperatif

dayang sumbi. Konjungsi dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V Bentuk Tulis. Hasil konjungsi yang digunakan siswa kelas V, Konjungsi koordinatif. berjumlah 104,

Berdasarkan hasil deskripsi tiap aspek pada tahap penulisan puisi dapat dikatakan bahwa kemampuan menggunakan gaya bahasa perbandingan dalam menulis puisi siswa

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran kemampuan menulis narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pemanfaatan

Temuan penelitian ini adalah (1) rata-rata perolehan skor sesi menulis dalam karya tulis guru adalah 439,89 (taraf madya), (2) pemakaian bahasa Indonesia dalam

menuliskan perasaan kita. 8) dalam menulis puisi ada beberapa hal yang dapat diperhatikan agar tulisan yang dihasilkan menjadi puisi yang indah : suasana hati,

Prinsip-prinsip korespondensi telah digunakan sebagai landasan untuk menulis surat di Yayasan Karmel Malang, hanya pada penggunaan bahasa surat dan bentuk surat, serta penulisan