• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH “CHLOROPHYTA”

N/A
N/A
Vevi

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH “CHLOROPHYTA”"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“CHLOROPHYTA”

MATA KULIAH: BOTANI CRYPTOGAMAE

Oleh : Monica Fransisca NPM. 2184205003

Dosen Pengampu:

Drs. Carles Darwin, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

Chlorophyta ”

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.

Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.

Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.

Bengkulu, 29 April 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

A. Pengertian Chlorophyta... 2

B. Ciri-ciri Umum Chlorophyta... 4

C. Manfaat Chlorophyta dalam Kehidupan... 12

BAB III PENUTUP... 13

A. Kesimpulan... 13

B. Saran... 13 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chlorophyta adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009). Chlorophyta (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil.

Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni.

Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.

Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut.Cholophyta dapat bersifat uniseluler atau multiseluler.

Sering kita sebut dengan rumput laut yang berperan dalam hidup kita di gunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar, kosmetik dan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Chlorophyta?

2. Apa saja ciri-ciri umum dari Chlorophyta?

3. Apa Kegunaan Chlorophyta dalam kehidupan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Chlorophyta.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari Chlorophyta.

3. Untuk mngetahui Kegunaan Chlorophyta dalam kehidupan?

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Chlorophyta

Sumber: https://www.slideshare.net/adamharsono/bio-cholorphyta

Chlorophyta adalah salah satu divisi dari Alga. Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil (Tjitrosoepomo : 1994). Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose danamilopektin. Gangang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut,namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar. Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatangtmbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnya, selada laut (Ulva) dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran besar sekalipun. Gangang hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat. Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem.

(6)

Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton.

Sebagian besar fitoplankton adalah anggotaalga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesiss ehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Chlorella , salah satu anggota dari Chlorophyceae memiliki nilai gizi yang sangattinggi dibandingkan sengan nilai jasad yang lainnya. Di dalam sel Chlorella masih pula memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Beberapa anggota atau bagian yang tergabung dalam divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dansusunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa pigmen-pigmen photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan mengandung siphonaxanthin atau lutcin. Dan tempat penyimpanan makanan berupa pati.

Gangang hijau dapat tumpuan utama dalam mempelajari evolusi, khususnya sebagai titik tolak garis evolusi, karena tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di darat dan umumnya sedemikian terspesialisasinya, mungkin berasal dari ganggang hijau purba. Bentuk-bentuk ganggang hijau tertentu yang hidup sekarang ini mewakili tingkatan-tingkatan dalam evolusi tersebut, karena kemungkinan besar bahwa banyak ganggang yang hidup sekarang telah mengalami perubahan hanya sedikit dalam kurun waktu geologis yang panjang dan dan boleh dikatakan tetap tinggal primitive. Jenis-jenis seperti itu tidak membentuk tipe-tipe yang lebih maju dan hanya diwakili cabang-cabang rendah pada pohon evolusi.

Tetapi karena jenis ganggang itu juga mewakili peranan tumbuhan purba dalam sejarah kehidupan organisme, maka tumbuhan ini tetap berfaedah sebagai bahan studi. Maka dalam pembahasan tetang ganggang hijau ini, dapat kita pertimbangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya evolusi bagi jenis-jenis lain serta tipe-tipe ganggang yang lebih maju, dan perunjuk- petunjuk apa saja yang dapat memberikan sifat-sifat nenek moyang yang diturunkan kepada berbagai macam tumbuhan di muka bumi ini.

(7)

B. Ciri-ciri Umum

Adapun ciri-ciri Chlorophyta sebagai berikut:

1. Chlorophyte memiliki klorofil yang berwarna hijau. Di dalamnya terdapat kloroplas yang mengandung kloropil a, b, xantofil dan karoten.

2. Inti sel memiliki membrane, maka dari itu Chlorophyta bersifat eukarotik.

3. Chlorophyte mempunyai dinding sel yang mengandung selulosa di dalamnya.

4. Mempunyai fungsi sebagai sebagai plankton yaitu untuk sumber bahan pokok bagi organisme di perairan. Chlorophyta hidup dengan melayang di perairan.

5. Chloropyta bersifat uniseluler maupun multiseluler.

6. Dikarenakan memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis

7. Chlorophyta memiliki sifat hidup soliter (sendiri), maupun berkoloni (berkelompok), terdapat pula yang bedrsimbiosis membentuk lichens bersama dengan fungi.

8. Memiliki banyak variasi bentuk, ada yang berfilamen, bulat, lembaran, lau ada juga yang mirip tumbuhan.

9. Khloroplasnya bermacam-macam bentuknya, yaitu ada yang mirip mangkuk, berbentuk bintang spiral, jala dan ada pula yang seperti busa.

10. Hasil fotosintesis yaitu amilum dan lemak disimpan dalam pirenoid.

11. Selain kloroplas, chloropyta memiliki bahan golgi, reticulum endoplasma, dan mitokondris.

12. Ganggang hijau motil memiliki bitnik mata merah yang disebut stigma berfungsi untuk fotosintesis yaitu mengarahkan ganggang ke cahaya.

13. Ganggang hijau motil juga mempunyai satu atau dua flagella yang berukuran sama.

14. Untuk mengatur tekanan osmosis, cloropytamempunyai vakuola kontraktil untuk untuk alat osmoregulase.

15. Bentuk tubuhnya tetap.

(8)

Ciri-ciri Chlorophyta lainnya yaitu:

1. Habitat

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Chlorophyta

Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan Siphonale (Langoy, dkk: 2011). Gangang hijau atau chlorophyta meliputi sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun yang hidup didarat, sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan inisecara keseluruhan lebih khas sebagai gangang air tawar.

Bahkan ada jenis-jenis Chlorophyta yang hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan diantaranya tahan akan kekeringan, sebagian juga lainnya hidup bersimbiosis dalam Lichenes, ada lagi yang interseluler pada binatang rendah. Jenis yang hidup di air tawar bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti: kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga hijau ditemukan pulapada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohin yang lembab (Protococcus dan Trentepolia). Beberapa anggotanya hidup di air mengapung tau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.

(9)

2. Bentuk dan Struktur Tubuh

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalamukuran maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel- sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yangbercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yangmenyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:

a. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas b. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella

c. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentusehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina

d. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora e. Berbentuk:

- Filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix,Oedogonium - Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora

 Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagimenjadi bagian yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium.

Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan selvegetatisnya terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva.

 Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekatmelintang, contoh: Caulerpa.

Dinding Sel

Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulosa dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa Volvoc ales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylhanatau mannan. Banyak jenis Chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.

Dinding sel selain disusn oleh selulosa sebagai penyusun utama, sel-sel terbut juga biasanya mengandung vakuola pusat yang besar yang diliputi

(10)

oleh selapis sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat butir kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga meupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati.

Kloroplas

Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta- karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin, zeaxanthin.

Kloroplas didalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), contoh: Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh : Muogothia.

Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siphonales, Zignematales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga merupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Bentuk kloroplas sangat bervariasi, oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan marga. Variasi bentuk kloroplas sebagai berikut :

a) Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas b) Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix c) Bentuk cakram, contoh : Chara

d) Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium e) Bentuk spiral, contoh : Spirogyra

Inti Sel

Inti dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi diselubungi membran inti dan terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal, tetapi beberapa anggota misalnya jenis yang tergolong dalam bangsa Siphonales memiliki inti lebih dari satu.

3. Alat gerak

Dua tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyceae, yaitu:

a. Pergerakan dengan flagella

(11)

Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagela pada kelas Chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat luas disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela disebut blepharoplas.Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2, flagela tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.

b. Pergerakan dengan sekresi lender

Dalam monografi tentang desmid, ditunjukan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanyasekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel.Selama pergerakan ke depan kutub belafadul dari satu sisi ke sisi yanglain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.

4. Perkembangbiakan / Reproduksi

Reproduksi seksual merupakan salah satu ciri yang paling terkemuka pada tumbuhan darat. Sudah barang tentu aspek tunbuhan inimerupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena buah dan biji sebagai bahan makananya hanya dihasilkan sebagai akibat proses seksual. Karena itulah sangat menarik untuk mencoba mengenali tingkatan-tingkatan yang menuju ke arah metode pembiakan secara sexual yang telah sedemikian terspesialisasinya dan sekarang hal ini merupakan ciri khas bagi tumbuhan tingkat tinggi. Kita dapat mencari diantara ganggang ini bentuk–bentuk yang mewakili tingkatan evolus iyang dijalani tumbuhan dalam hal metode reproduksi sexual yang lebih maju.

Dalam hubungan ini, baik Ulothrix maupun Oedogonium, kedua-duanya mempunyai arti yang memadai. Ulothrix mewakili metode reproduksi sexual yang primitif, yaitu gamet–gamet motil yang bentukluarnya serupa keluar dari sel-sel induknya yang tidak bersifat khusus danakhirnya saling melebur

(12)

diri dalam air. Oedogonium sebaliknya, memperlihatkan adanya evolusi dalam hal dierensiasi seksual (oogami), yaitu terbentuknya gamet-gamet yang tidak serupa, telur besar nonmotildan sperma motil yang lebih kecil.

Tambahan lagi tumbuhan ini mempunyai alat kelamin oogonium dan anteridium yang terbentuk secara khusus dan dapat dibedakan dari sel-sel vegetatif tubuh ganging tersebut. Proses peleburan gamet tidak lagi berlangsung dalam airsetelah gamet itu dilepaskan dari sel-sel induknya.

Telur yang nonmotil tetap dipertahankan pada sel tetuanya, dan sperma harus berenang menuju telur agar pembuahan dapat berlangsung. Janganlah diduga bahwa Ulothrix dan Oedogonium itu sendiri merupakan nenek moyangtumbuhan tingkat tinggi, namun memang terdapat ciri – ciri dalam siklushidupnya yang menunjukan tingkatan evolusi tumbuhan biji yang hidup dewasa ini.

Pada tumbuhan tingkat tinggi biji tertutup, tumbuhan biji terbuka, dan lain-lainnya, oogami merupakan ciri tetap. Tumbuhan dapat yang paling primitive berpembuluh ataupun tidak, kesemuanya mengadakan oogami.

Karena Oedogonium, dapat mewakili suatu tingkatan evolusi yang prosesnya boleh jadi dicapai selama perpindahancara hidup dari tumbuhan dalam air menuju tumbuhan darat, namun halitu juga sekaligus memperlihatkan adanya potensi untukmengembangkan diferensiasi seksual, yaitu suatu sifat yang hakiki pada gangang.

Berdasarkan berbagai pengertian dan pembahasan diatas maka secara umum perkembangbiakan ganging hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu:

a. Secara vegetative

Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan pembelahan sel.

b. Secara Asexual

Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yangmampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan selkelamin. Pada umumnya terjadi dengan perantara spora, oleh karena

(13)

olehsel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khususdisebut sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktuberhenti pada substrat yang sesuai. Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama poses ini algamensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.

Menurut litelatur yang lain perkembangbiakan secara asexual terjadidengan pembentukan zoospore, yang berbentuk buah per dengan 2 –4 bulu cambuk tanpa rambut- rambut mengkilap pada ujungnya, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik matamerah, dengan kloroplas di bagian bawah yang berbentuk piala atau pot.Selain dengan zoospora, perkembangbiakan secara asexual dilakukan dengan pembentukan :

1) Aplanospora 2) Hipnospora 3) Autospora c. Secara sexual

Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu: isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet.

Daurhidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diolohaplonthik. Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukan kea rah anisogami. Pada tipe anisogami masing –masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yangle bih maju yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing–masing jenis telah menunjukan perbedaan baik ukuran maupun bentuknya.

4. Pergiliran keturunan

Tidak hanya asal usul reproduksi sesual tetapi juga tentang asal–usul pergiliran generasi yang erat hubunganya dengan proses seksual,pada ganging pun dapat diikuti jejaknya. Pada siklus hidup tumbuhan biji tertutup, fase yang paling terkemuka dan dominan yaitu tumbuhan itusendiri termasuk generasi sporofit atau generasi diploid. Hal ini jugaberlaku bagi semua

(14)

tumbuhan berpembuluh lainnya. Generasi gametofit yang berikutnya merupakan fase dalam siklus hidupnya yang tidak menonjol dan fase tereduksi (berumur singkat). Meskipun demikian,tubuh tumbuhan tidak selalu merupakan gase diploid. Pada gangangterdapat hal yang sangat beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh tumbuhan kebanyakan koloni gangang hijau yang berfilamen dan yangtidak termasuk generasi haploid atau gametofit. Tumbuhan tersebutmenghasilkan gamet –gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhantersebut menghasilkan gamet–gamet haploid yang dapat saling meleburdiri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena meiosis terjadipada zigot berkecambah. Pada Oedogonium misalnya, telur yang telah dibuahi merupakan satu–satunya sel diploid, sedangkan kesemua struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual, gamet, dan spora–spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasukgenerasi gametofit. Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan, nucleus zigospora berkembang menjadi empat nucleus, masing– masingdengan jumlah kromosom (haploid). Tiga dari keempat nucleus itugugur, namun nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertamafilament yang baru. Asal– usul tubuh tumbuhan tinggi yang bersifatdiploid tidak dapat di cari diantara spesies semacam itu, karena semuastruktur vegetatifnya termasuk generasi gametofit (Tjitrosomo : 2010).

Di antara tipe –tipe siklus hidup yang dijumpai pada ganging ialah yang generasi diploidnya merupakan fase menyolok dalam siklus hidupnya, sedang generasi haploid menjadi terdesak dan ada kemungkinan sangat tereduksi. Siklus hidup semacam itu, yang mendekati daur hidup tumbuhan biji, terutama ditemukan di antara gangang coklat. Pada tipe ketiga kedua generasi tidak tergantung sesamanya, dan banyak persamaanya sampai kepada ukurannya. Siklushidup semacam itu dijumpai pada gangang hijau tertentu, beberapa jenis gangang coklat, dan kebanyakan gangang merah.

Bagaimanapun, gangang mrah dan coklat tidak dapat diterima sebagai nenek moyang suatu bentuk kehidupantumbuhan tingkat tinggi. Perlengkapan untuk fotosintesis golongan gangang tersebut tidak serupa dengan

(15)

yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi, dan kedua macam algae tersebut telah menjadi sedemikian terspesialisasinya sesuai dengan kehidupan di laut.

Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau keturunan dari gangang hijau dapat dibedakan menjadi:

1) Isomorf (tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit).

2) Heteromorf (tumbuhan sporofit tidak sama dengan tumbuhangametofit).

5. Cadangan Makanan

Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhantinggi tersusun sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose danrantai yang bercabang amilopektin. Seringkali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut piretinoid, Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.

Tetapibeberapa jenis tidak mempunyai pirenoid dan jenis yang demikian ini golongan Chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya. Jumlah pirenoidumumnya dalam tiapel tertentu dan alat digunakan sebagai taksonomi.

6. Peranan

Chlorophyta mempunyai peranan di dalam kehidupan sebagai:

a. Produsen dari ekosistem air.

b. Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesieschlorela (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E).

c. Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat dimanfaatkan sebagaisumber makanan alternative, misalnya Spirulina sp.

d. Beberapa spesies ganggang hijau–biru yang bersimbiosis dapatmenambat (fiksasi) nitrogen bebas , sehingga menambah kesuburantanah, misalnya: Anabaena azollae.

e. Chlorella digunakan untuk makanan suplemen, obat-obaatn, dankosmetik.

(16)

C. Klasisfikasi Chlorophyta

Cholorophyta merupakan bagian dari kindom plantae. Chlorophyte hanya memiliki satu kelas yaitu chloropycaea dengan embilan ordo sebagai berikut.

1. Volvocales: berkembang biak secara aseksual, berbentuk rongga bulat, lebih sering hidup berkoloni hingga membentuk dinding.

2. Chlorococcales: hanya mempunyai satu inti dan satu klorplas, sel vegetative tidak memiliki bulu cambuk sehingga tidak dapat bergerak, habitatnya diperairan tawar atau pada kulit pohon dan tembok yang basah.

3. Ulotrichales: selnya hanya memiliki satu chloroplasdan satu ini masih sederhanamembentuk koloni serupa benang yang bercabang pada tingkatan yang lebih tinggi memiliki talus yang lebar dan melekat pada substat.

4. Cladoporales: sel vegetative tidak memiliki bulu cambuk sehingga tidak dapat bergerak, sebagian hidupnya simbiosis dengan fungi, merupakan satu koloni yang mempunyai bentuk bermacam-macam.

5. Chaetophorales: mengandung kloroplas yang berbentuk korset parietal tunggal, memiliki benang yang bercabang.

6. Oedogoniales: mempunyai kloroplas berbentuk jala dan satu inti, umumnya berkoloni membentuk benang.

7. Conjugales: mempunyai kloroplas berbentuk pita, mempunyai gamet yang tidak berflagella, memiliki dua benang yang saling berdekatan.

8. Siphonales: memiliki bulu yang tidak bersekat, sitiplasma hanya muncul ketika berkembang biak, sitiplasma terletak pada bagian parifer dari sel.

9. Charales: memiliki cabang dan batang yang beruas, tubuhnya berbentuk seperti tumbuhan tinggai, habitatnya di perairan tawar.

Sedangkan berdasarkan bentuk selnya, chloropyta dibagi menjadi 4 macam yaitu:

1. Bersel Tunggal

a. Chlorococcum: biasa ditemukan di perairan tawar dan di tanah yang basah. Pembentuk tubuhnya mikropis dan bersel satu. Bentuk selnya bulat telur, tiap sel mempunyai satu kloroplas yang berbentuk seperti mangkuk dengan pirenoid. Berproduksi secara aseksual, melaui

(17)

membentuk zoosprora. Didalam satu sel terdapat 8 hingga 16 zoospora.

Zoozspora bergerak menggunakan dua flagella.

b. Chlorella: umumnya ditemukan sebagai plankton di perairan tawar.

Tubuhnya berukuran mikropis. Selnya berbentuk bulat dan mempunyai kloroplas yang berbentuk seperti mangkuk. Berkembang biak secara vegetative.

c. Chlanydomonas: bentuknya bulat dan memiliki 2 flagel tubuhnya memiliki vakuola kontraktil, inti sel dan kloroplas berbentuk mangkok.

Memiliki stigma dan prenoid. Berkembang biak secara vegetative 2. Bentuk berkoloni

a. Hydrodictyon: biasa didalam perairan tawar dan berkoloni membentuk jala. Berproduksi secara vegetative dengan memproduksi zoospore dan fragmentasi.

b. Voivox: umumnya diperairan tawar. Berkoloni membentuk seperti bola dengan jumlah sel sekitar 500-50.000 sel berukuran mikropis. Setiap sel mempunyai dua flagella.

c. Pediastrum: sel berbentuk datar seperti pirang. Berkoloni dan melingkar bebas mengapung. Koloni sel terdiri atas 4-64 individu sel. Umumnya berada pada perairan danau yang dangkal.

d. Scendesmus: bentuk sel silinder memanjang, bergabung, berkoloni, dan berdampingan satu sama lain membentuk segiempat datar pada beberapa jenis ada yang memiliki duri dibagian ujung koloni. Umumnya ditemukan pada perairan danau, kolam, atau sungai.

3. Berbentuk filament

a. Spyrogira: biasa hidup di perairan tawar yang jernih dan tenang. Sel penyusun tubuhnya akan membentuk rangkaian memanjang layaknya benang. Bereproduksi secara vegetative dengan fragmentasi.

b. Oedogorium: biasa hidup di perairan tawar dan menempel di dasar perairan. Setiap sel hanya mempunyai satu nucleus dan kloroplas yang membentuk seperti jala. Bereproduksi secara vegetative.

c. Ulothrix: bentuk sel silinder, tidak bercabang. Dinding sel tipis atau tebal, memiliki kloroplas berbentuk parietal yang mengisi sekitar tiga

(18)

per-empat sel atau mengisi seluruh sel biasa ditemukan pada perairan danau.

4. Berbentuk lembaran atau tumbuhan tinggi

a. Ulva: biasa disebut sebagai ganggang mikrospis. Berbentuk seperti lembaran daun. Hidupnya melekat pada dasar perairaan laut.

Berkembang biak melalui vegetative dengan cara menghasilkan spora.

b. Chara: umumnya ditemukan pada peraitran tawar, menempel pada batu bebatuan. Talusnya berbentuk semacam tumbuhan yang menjukang tinggi. Berkembang biak dengan cara generative dan vegetative.

D. Peran Chlorophyta Bagi Kehidupan

Sifat alga yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, dimana pun habitatnya. Contohnya :

d. Spirogyra

Sumber: https://sel.co.id/alga-hijau/

Habitatnya adalah di air tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki kloroplas besar berbentuk pita melingkar didalam sel. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual secara konjugasi.

(19)

e. Ulva

Sumber: https://sel.co.id/alga-hijau/

Koloni ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan panjang 30 cm atau lebih. Ulva ditemukan di air asin dan air payau, menempel pada kayu-kayuan atau batu-batuan karang sepanjang pantai.

f. Chlorella

Chlorella hidup di air tawar, air laut dan tempat yang basah. Bentuk chlorella seperti bola dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Chlorophyta adalah salah satu divisi dari Alga. Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil. Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut.

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan susunanya.

Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yangbercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yangmenyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Secara umum perkembangbiakan ganging hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu: Secara vegetative, Secara Asexual dan Secara sexual. Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu: isogami Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau keturunan dari gangang hijau dapat dibedakan menjadi: a).

Isomorf (tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit), b). Heteromorf (tumbuhan sporofit tidak sama dengan tumbuhangametofit).

B. Saran

Makalah ini masih banyak sekali kekurangan, jadi penulis menyarankan pembaca membaca literature lain agar dapat menambah wawasan pembaca tentang chlorophyte atau ganggang hijau.

(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Biologi Online.http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/modul-algae-2/(Diaksespada Rabu, 5 Mei 2023 pukul 17.00 WIB).

Https://www.studocu.com/id/document/universitas-palangka-

raya/planktonologi/makalah-chlorophyta-kelompok-1-planktonologi/46311924

Langoy, Marnix L.D. ; dkk. 2011. Deskripsi Alga Makro Di Taman Wisata AlamBatuputih, Kota Bitung. Program Studi Biologi FMIPA Universitas SamRatulangi. Manado.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi; dkk. 2010. Botani Umum 3. Bandung: PT Angkasa.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka

sedangkan pada sel hewan tidak memiliki vakuola, namun pada sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola tapi tidak sebesar yang terdapat pada sel tumbuhan.. Sel tumbuhan

Sel dari stratum basal berbentuk kuboid dan Sel dari stratum basal berbentuk kuboid dan silindris pendek dan membentuk lapisan silindris pendek dan membentuk

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat

Isolat SP2 mempunyai ciri – ciri morfologi bentuk koloni bulat (sirkular), warna koloni krem, sel berbentuk batang panjang dan besar (basil), mempunyai dinding yang

Tersusun dari rangkaian sel yang membentuk benang dengan atau tanpa sekat melintang yang disebut dengan Hifa.. Hijau = hifa/benang Sporangium = kuning Spora

Genus Enterobacter memiliki karakteristik koloni berbentuk bulat dengan tepian rata, berwana putih dengan permukaan rata dan tebal, sel bakteri berbentuk batang gram

Empat morfospesies dibedakan berdasarkan warna koloni, tetapi bentuk koloninya memiliki kemiripan, yaitu bulat memenuhi medium kultur, hifa berbentuk seperti benang, dan